Ad ideas for BestStory on Meta.

💯👀Aku memegang sebilah pedang, yang begitu keluar dari sarungnya, seketika menjadi tak terkalahkan!
---------------------------------------------
Kota Huanggu, Keluarga Ye.

"Aku tidak setuju!"

Di dalam aula utama Keluarga Ye, pemimpin Keluarga Ye, Irfan Ye, menatap pemuda di depannya dengan marah, "Kamu ingin melepaskan posisi pemimpin muda, aku beri tahu kamu, lupakan pemikiran seperti itu!"

Wajah pemuda itu penuh dengan kepahitan, ia berkata dengan tak berdaya, "Ketua, saat ini kultivasiku sudah lenyap, benar-benar tidak cocok untuk menjadi pewaris Keluarga Ye!"

Irfan Ye menghela napas pelan, dan berkata dengan lembut, "Nak, sejak usiamu dua belas tahun, kamu sudah mulai membantu keluarga dalam merebut tambang spiritual, dan sampai saat ini, kamu telah merebut tiga puluh enam tambang spiritual, tiga puluh enam loh! Dulu di era berjaya leluhur Keluarga Ye, hanya ada sembilan tambang spiritual, dan kamu telah merebut dua puluh tujuh untuk keluarga kita! Kamu dapat dikatakan sebagai pahlawan terbesar Keluarga Ye saat ini! Meskipun kamu kehilangan kultivasimu sekarang, kamu masih tetap menjadi kontributor utama di Keluarga Ye! Jika aku mencabut posisimu sekarang, itu akan membuat hati orang-orang Keluarga Ye hancur! Ini juga akan membuat Keluarga Ye dicemooh oleh keluarga lain, orang luar mungkin akan mengatakan bahwa Keluarga Ye tidak tahu terima kasih! Mereka akan mengatakan bahwa aku, Irfan Ye, adalah orang yang kejam dan tidak punya hati nurani!"

Pemuda itu berkata dengan serius, "Ketua, saat ini aku tidak lagi memiliki kekuatan, aku benar-benar tidak bisa mengemban tanggung jawab besar ini! Tolong pertimbangkan situasiku dan izinkan aku untuk hidup sederhana!"

Irfan Ye tersenyum, "Mengenai masalah kekuatan, jangan tergesa-gesa, kamu bisa memulihkannya perlahan. Keluarga Ye akan selalu menunggumu, tidak masalah berapa lama waktu yang kamu butuhkan!"

Pemuda itu tidak bisa berkata-kata, juga merasa tak berdaya.

Setelah pemuda itu pergi, Irfan Ye melihat ke arahnya yang menjauh dengan ekspresi khawatir.

Pemuda itu kehilangan kekuatannya, ia juga merasakan tekanan yang besar!

...

Setelah pergi dari aula utama, pemuda itu belum pergi jauh, di kejauhan tiba-tiba ada dua pria yang mendekat!

Saat pria berpakaian putih yang memimpin melihat pemuda itu, ia segera mendekat dan memberi hormat, "Kak Xander!"

Pemuda yang bernama Xander Ye menarik kembali pikirannya, ia tersenyum dan berkata, "Rizal, eh... kamu sudah mencapai puncak tingkat sembilan?"

Rizal Ye tersenyum dan berkata, "Ya!"

Xander Ye tiba-tiba berkata, "Bagaimana jika kamu yang menjadi pewaris Keluarga Ye?"

Ketika mendengar ini, Rizal Ye terkejut dan segera menggelengkan kepala, "Tidak, tidak! Kak Xander, tolong jangan bercanda!"

Xander Ye dengan serius berkata, "Kamu dan Faisal saat ini sudah mencapai puncak tingkat sembilan, mencapai Ranah Xiantian seharusnya tidak terlalu sulit, kalian berdua benar-benar bisa menjadi pewaris Keluarga Ye!"

Rizal Ye sekali lagi menggelengkan kepala, dan melambaikan tangannya, "Kak Xander, aku tahu kamu merasa putus asa karena kehilangan kekuatanmu secara tiba-tiba. Sebagai seorang adik, aku ingin mengatakan satu hal padamu, hidup ini kadang diatas kadang dibawah, saat lancar jangan sombong, saat menghadapi kesulitan, harus bisa bertahan. Aku yakin, suatu hari nanti, kamu akan bangkit lagi! Kamu jangan pernah lagi memintaku menjadi pewaris Keluarga Ye, jika orang yang memiliki niat buruk mendengarnya, orang luar akan berpikir bahwa hubungan internal Keluarga Ye tidak rukun!"

Xander Ye menghela napas lagi.

Setelah Xander Ye pergi, pria yang berdiri di samping Rizal Ye berkata dengan serius, "Kak Rizal, sebenarnya kamu benar-benar bisa menjadi pewaris Keluarga Ye!"

Rizal Ye menggelengkan kepala, "Kak Xander sekarang baru saja mengalami kesulitan, jika aku menambahkan kesulitannya, bagaimana orang-orang Keluarga Ye akan melihatku? Bagaimana pemimpin keluarga dan para tetua akan melihatku?"

Setelah mengatakan itu, ia melihat ke arah punggung Xander Ye yang menjauh, lalu berkata dengan pelan, "Selain itu, apakah kamu pikir dia tidak akan bangkit lagi?"

Pria itu meragu sejenak, kemudian berkata, "Namun aku mendengar bahwa Faisal dan kakeknya akan melakukan sesuatu!"

Ekspresi Rizal Ye tetap tenang, "Cukup berani! Jika dia berhasil, maka kelak aku akan memanggilnya Kak Faisal!"

Pria itu bertanya, "Bagaimana kalau gagal?"

Rizal Ye berkata dengan tenang, "Seluruh keluarga akan mengadakan pesta!"

Pria itu, "..."

Rizal Ye melihat pria itu sejenak, lalu berkata, "Lain kali saat bertemu Kak Xander, harus hormat sedikit, ketika dia berada di puncak, kita tidak menjilatnya, ketika dia sedang terpuruk, kita juga tidak boleh menginjak-injaknya."

Pria itu mengangguk dengan pelan, "Aku mengerti!"

...

Setelah meninggalkan kediaman Keluarga Ye, Xander Ye langsung menuju ke Keluarga Nalan.

Membatalkan pertunangan!

Dia memiliki perjanjian pertunangan dengan Grace Nalan, nona muda dari Keluarga Nalan, ini adalah kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah pihak sebelumnya.

Namun sekarang, Xander Ye telah kehilangan kultivasinya sepenuhnya, dan benar-benar menjadi manusia biasa, dia tidak ingin menghambat masa depan Grace Nalan!

Tak lama kemudian, Xander Ye tiba di kediaman Keluarga Nalan.

Xander Ye duduk diam di dalam aula besar.

Pada saat ini, seorang wanita melangkah keluar perlahan.

Grace Nalan mengenakan gaun putih yang bersih dan tampak cantik, terutama tubuhnya yang menarik perhatian, dengan lekukannya yang sempurna, cukup untuk membuat setiap pria terpesona.

Dia memegang gulungan buku kuno di tangannya.

Grace Nalan!

Di Negara N, di wilayah utara Grace Nalan adalah yang tercantik.

Salah satu dari dua wanita tercantik di Negara N!

Di samping Grace Nalan, ada seorang pria tua berjubah hitam.

Grace Nalan tiba-tiba duduk di depan Xander Ye. Xander Ye segera mengeluarkan surat pertunangan dan meletakkannya di depan Grace Nalan, "Nona Grace, aku datang untuk membatalkan pertunangan! Jangan khawatir, aku, Xander Ye, adalah orang yang tahu diri. Aku tidak akan memaksamu. Dokumen ini untukmu, mulai dari sekarang, kita akan berjalan di jalan masing-masing!"

Setelah selesai mengatakan itu, dia meletakkan surat pertunangan itu, berbalik dan hendak pergi.

Tiba-tiba, Grace Nalan berkata, "Tunggu!"

Xander Ye berhenti dan dengan rasa penasaran berbalik untuk melihat Grace Nalan.

Grace Nalan tiba-tiba mengeluarkan sebuah kotak dan memberikannya padanya.

Xander Ye merasa bingung.

Grace Nalan berkata, "Di dalam kotak ini, ada satu butir Pil Hunyuan. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhmu, tapi aku harap ini dapat membantumu!"

"Nona!"

Raut wajah orang tua berjubah hitam yang berada di sampingnya berubah drastis, "Pil Hunyuan ini adalah hadiah dari Guru Fei untuk kamu gunakan dalam latihan. Di Akademi Guanxuan, itu sangat langka, kamu..."

Grace Nalan menoleh ke orang tua berjubah hitam, raut wajah orang tua berjubah hitam tiba-tiba menjadi sangat tidak enak dilihat, dia tidak berani bicara lagi.

Melihat kotak di hadapannya, Xander Ye terdiam sejenak.

Kelas spiritual!

Pil obat terbagi menjadi sembilan kelas, di atas sembilan kelas adalah kelas human, dan di atas kelas human adalah kelas spiritual. Satu butir pil obat kelas spiritual setidaknya dua puluh ribu kristal spiritual.

Sebagai pewaris keluarga, gaji bulanan Xander Ye hanya sekitar seratus kristal spiritual!

Sedangkan pil obat kelas spiritual senilai dua puluh ribu kristal spiritual, itu benar-benar sangat berharga!

Xander Ye menatap kotak di depannya dengan ekspresi terkejut.

Tiba-tiba, Grace Nalan meletakkan surat pertunangan ke tangan Xander Ye dan berkata dengan lembut, "Jika pil ini tidak berguna, maka aku akan membawamu ke Akademi Guanxuan dan meminta guruku untuk memeriksa tubuhmu!"

Xander Ye meragu sejenak, lalu berkata, "Nona Grace, ini..."

Grace Nalan menatap Xander Ye dan berkata sambil tersenyum, "Semangat!"

Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi.

Xander Ye menatap surat pertunangan di hadapannya, tetap diam tanpa kata untuk waktu yang cukup lama.

Di dalam ruang aula bagian dalam.

Di samping Grace Nalan, orang tua berjubah hitam tampak sangat muram, "Nona, kenapa kamu tidak menyetujuinya? Saat ini, dia telah kehilangan kultivasinya dan bahkan menurut kabar yang aku dengar, dia akan dikeluarkan dari Akademi Guanxuan. Setelah dia dikeluarkan, dia tidak akan memiliki nilai apa pun lagi. Pada saat itu, Keluarga Ye juga akan meninggalkannya. Namun Nona berbeda, kamu tidak hanya merupakan murid Guru Fei, kamu bahkan membangkitkan Tubuh Shengling yang melegenda. Di masa depan, kamu bahkan bisa menjadi murid teratas di Akademi Guanxuan! Dengan kata lain, kamu dan dia bukanlah orang dari dunia yang sama! Kamu..."

Grace Nalan tiba-tiba berbalik dan memberikan tamparan padanya.

Plak!

Seiring dengan suara tamparan yang keras, wajah kanan dari orang tua berjubah hitam langsung memerah dan bengkak!

Orang tua berjubah hitam itu terkejut, "Nona..."

Grace Nalan menoleh dan melihat ke arah kediaman Keluarga Ye sambil berkata dengan tegas, "Jangankan hanya kehilangan kultivasi, bahkan jika dia kehilangan akar hidupnya, aku, Grace Nalan, juga akan menikah dengannya. Dia adalah seorang pria, aku berada di bawah, jika dia adalah seorang wanita, maka aku yang akan berada di atas. Itu tidak masalah! Di atas dan di bawah, aku bisa semuanya!"

Orang tua berjubah hitam itu sedikit panik, "Nona, apa yang kamu inginkan darinya?"

Grace Nalan memandang sekilas ke orang tua berjubah hitam, "Tampan dan memiliki hidup yang baik!"

Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi!

Orang tua berjubah hitam itu tertegun, wajahnya penuh dengan kebingungan.

....

Setelah kembali ke kediamannya, Xander Ye masuk ke dalam kamar dan duduk bersila di lantai, kemudian mengeluarkan sebuah pagoda kecil berwarna hitam.

Dia menumpuk kedua tangan di dadanya, dan segera, energi spiritual di sekitarnya tiba-tiba mulai mengalir perlahan ke arahnya. Namun, ketika energi spiritual ini memasuki tubuhnya, itu tidak diserap olehnya, melainkan langsung menghilang tanpa jejak.

Setelah beberapa saat, Xander Ye membuka matanya dan dengan panik berkata, "Tuan Pagoda, apakah sudah cukup?"

Sejenak kemudian, Pagoda Kecil menjawab, "Sudah cukup!"

Xander Ye dengan antusias bertanya, "Jadi, apakah aku dapat memulihkan kekuatanku sekarang?"

Sebulan yang lalu, kekuatan Xander Ye tiba-tiba hilang, dan kemudian ia mengetahui bahwa itu semua karena Pagoda Kecil ini. Pagoda Kecil ini memberitahu Xander Ye bahwa dengan berlatih setiap hari dan memberikan energi Xuan padanya, ia akan memberinya manfaat besar ketika terbangun.

Tentu saja, Xander Ye tidak peduli dengan manfaat yang ia katakan. Xander Ye hanya berharap agar Pagoda Kecil ini segera kembali ke keadaan normal, kalau tidak, tekanannya sangat besar!

Alasan kenapa Xander Ye mencoba mengundurkan diri dari posisi pewaris dan membatalkan pertunangannya adalah karena mencoba meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Xander Ye tahu bahwa di dalam Keluarga Ye ada orang-orang yang berambisi untuk mendapatkan posisi pewaris, dan orang yang mengagumi Grace Nalan sangat banyak, sampai-sampai mereka dapat mengantri dari wilayah selatan hingga utara!

Xander Ye sudah dapat membayangkan kesulitan hidup yang akan dihadapinya selanjutnya!

Tentu saja, yang lebih penting adalah dia tidak tahu berapa lama lagi Pagoda Kecil ini akan terus mengisap energi Xuan miliknya! Jika Pagoda Kecil ini mengisapnya selama satu tahun atau dua tahun...

Karena itu, Xander Ye ingin meluangkan waktu untuk dirinya sendiri, untuk tumbuh dengan diam-diam.

Namun sekarang, posisi pewaris belum ditarik kembali, dan pertunangannya belum dibatalkan!

Tekanan ini sangat besar!

Tepat pada saat ini, pagoda kecil berwarna hitam itu tiba-tiba bergetar hebat, dan pada saat berikutnya, sebuah kekuatan mengerikan tiba-tiba menarik Xander Ye masuk ke dalam Pagoda Kecil!

Xander Ye hanya merasa pusing dan berputar-putar, pada saat berikutnya, dia muncul di tengah bintang-bintang, dengan langit bintang yang tak berujung di sekitarnya.

Xander Ye sedikit merasa bingung!

Namun pada saat ini, di ujung galaksi, tiba-tiba muncul retakan. Kemudian, sebilah pedang muncul dari kedalaman ruang bintang dan meluncur ke arahnya. Ketika pedang itu melintas, galaksi berguncang, kemudian satu per satu meredup dan padam!

Melihat pemandangan ini, wajah Xander Ye langsung berubah pucat.

Sialan!

Aku hanya ingin hidup sederhana, bukan ingin mati!

Xander Ye baru ingin melarikan diri, namun pada saat ini, pedang tiba-tiba masuk ke tengah alisnya!

Boom!

Tubuh Xander Ye tiba-tiba bergetar keras, dan seluruh tubuhnya membeku di tempat!

Pada saat ini, di ujung galaksi yang sunyi, dia melihat seorang wanita!

Rambut wanita itu panjang, mengenakan gaun polos, dan matanya terlihat seolah-olah meremehkan semua makhluk hidup.

Wanita bergaun polos itu menatap Xander Ye dan berkata, "Mulai saat ini, aku akan menjadi pelindungmu. Apakah kamu keberatan?"

Setelah mengatakan itu, sebilah pedang ditempatkan tepat di tengah alis Xander Ye.

Ekspresi wajah Xander Ye membeku, "Tidak..."

Wanita bergaun polos berbalik dan memandang ke ujung alam semesta. Kemudian, seketika, dari ujung alam semesta, banyak lambang warna merah darah mulai turun perlahan, dan seluruh alam semesta dengan segala bintang dan galaksinya terbakar.

Setiap lambang merah darah mewakili satu jenis jalan kultivasi yang tak tertandingi!

Miliaran jalan kultivasi yang berbeda sekarang hancur!

Wanita bergaun polos itu melangkah perlahan menuju berbagai jalan kultivasi yang hancur, dan tak lama kemudian gaun polosnya berubah menjadi merah darah...

Sementara di ujung miliaran jalan kultivasi yang hancur, terlihat seorang pria, berbaring dengan tenang, matanya sedikit terpejam, dan tidak bernapas...

...

Entah berapa lama kemudian, Xander Ye tiba-tiba membuka mata.

Saat ini, dia berada di tepi laut, dan disebelahnya terletak sebilah pedang. Di pegangan pedang itu, terukir dua kata, "Pedang Hangdao!"

Pada saat ini, sebuah suara tiba-tiba terdengar dari sekitar, "Sudah bangun?"

Xander Ye dengan cepat menjawab, "Tuan Pagoda!"

Pagoda Kecil itu berkata, "Kamu berada di duniaku! Di sini, sepuluh tahun setara dengan satu hari di dunia luar!"

Xander Ye terkejut, "Dunia Pagoda Kecil?"

Pagoda Kecil berkata, "Benar!"

Xander Ye hendak berbicara, namun Pagoda Kecil berkata dengan lembut, "Kamu adalah harapan terakhir kami!"

Harapan terakhir?

Xander Ye sedikit mengerutkan keningnya, hendak mengatakan sesuatu, tapi pada saat berikutnya, dia seolah-olah merasakan sesuatu dan tiba-tiba terkejut.

Kultivasinya telah pulih!

Xander Ye sangat gembira.

Pagoda Kecil itu berkata, "Apakah kamu tertarik untuk menjadi Kultivator Pedang?"

Kultivator Pedang!

Xander Ye segera mengangguk, "Iya! Sangat tertarik!"

Kultivator Pedang loh!

Di Negara N saat ini, itu adalah keberadaan yang langka!

Karena lebih dari dua juta tahun yang lalu, entah karena alasan apa, ada perpecahan antara aliran pedang dan seni bela diri. Sejak saat itu, Kultivator Pedang semakin jarang. Sekarang bahkan hampir tidak ada!

Di seluruh Kota Huanggu, selama ratusan tahun, tidak ada seorang pun yang menjadi Kultivator Pedang!

Pagoda Kecil berkata, "Warisan Kultivator Pedang telah menyatu dengan pedang itu, namun kekuatanmu terlalu lemah, sehingga kamu hanya bisa membukanya perlahan-lahan."

Pedang!

Xander Ye segera mengambil Pedang Hangdao di sebelahnya dan berkata dengan bersemangat, "Tuan Pagoda, apakah pedang ini hebat?"

Pagoda Kecil berkata, "Hangdao, mewakili jalan yang benar! Dengan mengayunkan pedang ini, kamu dapat menghindari karma dan melampaui reinkarnasi. Kamu bisa memecahkan semua jurus dan memadamkan semua jalan dalam hidup ini!"

Xander Ye mengerjapkan matanya, "Ini sungguh menakjubkan, bukan?"

Pagoda Kecil berkata, "Pandanganmu terlalu sempit."

Xander Ye terdiam.

Pagoda Kecil berkata, "Jalan ilahi bisa memusnahkan segalanya hanya dengan sekali jentikan jari!"

Xander Ye, "..."

Xander Ye menatap pedang di tangannya, dia sangat bersemangat.

Apa yang dikatakan oleh Pagoda Kecil sebenarnya tidak begitu dia pahami. Yang Xander Ye tahu hanyalah bahwa dia bisa menjadi seorang Kultivator Pedang!

Kultivator Pedang!

Sekarang di Negara N ini, Kultivator Pedang benar-benar sangat langka!

Karena warisan ilmu pedang hampir punah. Hanya Akademi Guanxuan di Negara N dan beberapa keluarga super besar yang mungkin masih memiliki warisan ilmu pedang semacam itu!

Jika Xander Ye bisa menjadi seorang Kultivator Pedang, itu benar-benar luar biasa!

Pada saat ini, Pagoda Kecil tiba-tiba berkata, "Mari kita langsung belajar Teknik Pedang Terbang!"

Xander Ye segera mengangguk, "Baik! Baik!"

Pada saat ini, sepotong informasi tiba-tiba masuk ke dalam batin Xander Ye, "Pedang pada dasarnya adalah besi biasa, menjadi spiritual melalui pegangan, bergerak melalui pikiran, hidup melalui darah, dan mati karena ketidaktahuan. Teknik Pedang Terbang terletak pada pernapasan, menjaga basis energi dalam, menyatukan lima elemen pedang dalam satu, terus berputar dalam siklus yang tak berujung..."

Sejenak kemudian, Xander Ye duduk bersila dan mulai berlatih.

Dengan bimbingan Pagoda Kecil, kecepatan latihannya sangat mengerikan!

Satu bulan kemudian.

Di tepi laut, Xander Ye berdiri di atas sebuah batu, angin laut menerpa dan membuat pakaiannya berkibar.

Pada saat ini, Xander Ye mengacungkan jarinya, "Naik!"

Syuhh!

Pedang Hangdao itu tiba-tiba meluncur ke langit, dan menembus awan!

Xander Ye menyipitkan matanya dan mengacungkan jarinya lagi.

Syuhh!

Pedang Hangdao langsung memunculkan sinar pedang yang merobek awan!

Senyuman muncul di sudut bibir Xander Ye, ia terus mengayunkan jarinya. Di tengah lapangan, Pedang Hangdao terus mengeluarkan sinar pedang yang saling bersilangan di langit.

Setelah beberapa waktu, Xander Ye merasa energi Xuan-nya mulai lemah, jadi dia segera berhenti, lalu berkata dengan penuh semangat, "Tuan Pagoda, aku sudah berhasil!"

Pagoda Kecil berkata, "Sekarang kamu sudah bisa pergi! Aku perlu beristirahat sejenak."

Xander Ye mengernyitkan kening, "Tuan Pagoda, apakah kamu terluka?"

Pagoda Kecil menjawab, "Iya! Kalau tidak, aku tidak akan terus mengisap energi Xuan-mu. Kamu harus mencari cara untuk mendapatkan lebih banyak kristal spiritual untukku, dengan kualitas yang sangat baik."

Sebelum Xander Ye bertanya lebih lanjut, tiba-tiba dia merasa matanya buram dan segera setelah itu dia muncul di halaman!

Xander Ye segera melihat ke tangannya dan menyadari Pedang Hangdao masih ada di tangannya!

Melihat ini, Xander Ye juga memeriksa tingkat kultivasinya dan merasa lega ketika menemukan bahwa itu masih ada!

Ini bukan mimpi!

Ini benar-benar bukan mimpi!

Seolah menyadari sesuatu, Xander Ye melihat sekeliling. Saat ini, matahari sudah mulai terbit, yang berarti bahwa Tuan Pagoda tidak berbohong, sepuluh tahun di dalam pagoda, satu hari di dunia luar!

Sungguh mengesankan!

Semuanya seperti mimpi!

Xander Ye tersenyum melihat pedang di tangannya. Kultivasinya tidak hanya sudah kembali, tetapi dia juga telah menjadi Kultivator Pedang, ini merupakan sebuah kejutan besar!

Pada saat ini, seorang pria tua tiba-tiba mendekat dari jauh.

Xander Ye segera menyimpan Pedang Hangdao!

Dia tidak boleh memberi tahu orang lain tentang dirinya sudah menjadi Kultivator Pedang.

Sebelumnya, ada sebilah pedang spiritual yang muncul di Negara N, dan itu langsung memicu bencana besar. Banyak keluarga besar berlomba-lomba untuk mendapatkannya, bahkan Akademi Guanxuan juga ikut serta!

Jika fakta bahwa dirinya telah menjadi Kultivator Pedang terungkap, itu pasti akan membawa bencana besar bagi dirinya dan Keluarga Ye!

Orang tua itu dengan cepat mendekati Xander Ye dan berkata, "Pangeran, Guru Nanda dari Akademi Guanxuan telah tiba!"

Akademi Guanxuan!

Xander Ye sedikit terkejut, tetapi tanpa berpikir terlalu lama, dia mengangguk, "Baik!"

Setelah itu, dia dan orang tua itu berjalan menuju arah yang jauh.

...

"Tuan Muda Xander, kami sangat menyesal, setelah pertimbangan bersama di Akademi Guanxuan, kami memutuskan untuk mencabut hakmu untuk masuk ke akademi dengan beasiswa!"

Di depan kediaman Keluarga Ye, seorang pria tua yang mengenakan jubah abu-abu melihat pemuda di depannya dengan rasa menyesal di matanya.

Pemuda yang sedang dilihat, Xander Ye, dulunya adalah pemuda berbakat di Kota Huanggu. Pada usia enam tahun, dia berhasil melewati pembatasan tubuh tahap sembilan, mencapai Ranah Xiantian, lalu pada usia sepuluh tahun, dia mencapai Ranah Shenying, kemudian pada usia enam belas tahun, mencapai Ranah Zhenfa dan memahami teknik sihir ilahi.

Dengan bakat seperti itu, tidak hanya di Kota Huanggu, bahkan di seluruh Negara N pun adalah hal yang sangat langka.

Karena itu, Akademi Guanxuan memberinya perlakuan istimewa, tanpa perlu ujian, tanpa perlu tes, dia bisa langsung bergabung dengan akademi dan mendapat pengajaran dari seorang instruktur senior yang hampir sebanding dengan kepala akademi.

Namun, sayangnya, satu bulan yang lalu, mungkin karena tidak diizinkan terlalu hebat, pemuda ini tiba-tiba kehilangan semua kekuatan kultivasi dan menjadi orang biasa.

Karena dia telah menjadi orang biasa, sudah jelas tidak akan mendapatkan perlakuan istimewa lagi di Akademi Guanxuan.

Akademi tidak menerima orang-orang biasa!

Ketika mendengar kata-kata dari Nanda Song, Xander Ye sedikit terkejut, lalu berkata, "Guru Nanda, bukankah masih ada sebulan sebelum semester baru dimulai?"

Nanda Song sedikit mengangguk, "Iya."

Xander Ye meragu sejenak, lalu berkata, "Sebenarnya, tingkat kultivasiku..."

Nanda Song tiba-tiba memotong kata-katanya, "Jujur saja, kami sudah memberikan slot nama ini kepada tuan muda Keluarga Li, yaitu Chandra Li!'

Xander Ye terdiam.

Chandra Li!

Seorang bakat super dari Keluarga Li, meskipun sebulan yang lalu bakat super ini hanya terlihat biasa di hadapannya.

Nanda Song menatap Xander Ye dan berkata, "Tuan Muda Xander, ujian bela diri sepuluh tahunan sekali akan segera tiba, dan kami membutuhkan seseorang yang berbakat untuk memperebutkan tempat yang baik untuk kami dan mendapatkan lebih banyak sumber daya pendidikan dari akademi pusat. Dulu kamu adalah pilihan yang paling cocok, tapi sekarang... Maaf, kamu tidak lagi berguna untuk akademi! Kata-kata ini mungkin terdengar tidak menyenangkan, tetapi itulah kenyataannya!"

Setelah itu, dia mengulurkan tangannya, "Tuan Muda Xander, mohon kembalikan plakat Guanxuan kepadaku!"

Xander Ye tersenyum, "Baiklah!"

Dia berbicara sambil mengeluarkan plakat Guanxuan yang merupakan tanda identitas mahasiswa Akademi Guanxuan, dan memberikannya kepada Nanda Song.

Pihak lawan sudah berkata demikian, Xander Ye tentu saja tidak mungkin memohon-mohon lagi.

Nanda Song menerima plakat kayu tersebut, tanpa bicara lebih lanjut, ia berbalik dan pergi.

Setelah Nanda Song pergi, orang Keluarga Ye yang agak bungkuk tiba-tiba berlari ke dalam ruangan dan berteriak sambil berlari, "Tetua Pertama, kualifikasi Xander masuk Akademi Guanxuan dibatalkan! Dia kehilangan hak masuknya! Hahaha..."

Xander Ye, "..."

Tak lama kemudian, seorang pria tua tiba-tiba berlari keluar dari aula jauh dan segera berlari ke arah Xander Ye, "Panger... Xander, Tetua Pertama menggunakan hak istimewa tetua dan mengadakan pertemuan keluarga di Kuil Leluhur, memerintahkanmu untuk pergi ke sana segera!"

Xander Ye menjawab dengan tenang, "Apakah mereka ingin mencabut posisiku sebagai pewaris?"

Orang tua tersebut meragu sejenak, lalu berkata, "Aku tidak tahu."

Xander Ye sedikit mengangguk dan menuju ke Kuil Leluhur.

Kuil Leluhur Keluarga Ye.

Saat Xander Ye baru saja masuk, dia melihat pemimpin Keluarga Xander, yaitu Irfan Ye, menepuk meja dengan keras, "Mencabut posisi pewaris dari Xander? Aku sangat tidak setuju!"

Xander Ye terdiam.

Dia melihat ke dalam kuil, di mana semua tetua Keluarga Ye sudah berkumpul.

Di kursi utama adalah pemimpin Keluarga Ye, Irfan Ye, dan di bawahnya adalah Tetua Pertama.

Pada saat ini, semua orang menoleh ke Xander Ye yang baru datang, dengan ekspresi yang sangat kompleks.

Bagaimana bisa seorang jenius yang sangat baik tiba-tiba menjadi orang yang tak berguna?

Xander Ye memberi hormat kepada Irfan Ye, "Ketua!"

Melihat Xander Ye, Irfan Ye mengangguk dan ekspresinya menjadi lebih lembut, "Silakan duduk!"

Seorang pengawal segera membawa kursi.

Ketika Xander Ye baru saja duduk, Tetua Pertama yang duduk di samping tiba-tiba berkata, "Ketua, apakah Xander saat ini pantas menjadi pewaris Keluarga Ye?"

Semua orang menatap Tetua Pertama. Tetua Pertama berdiri, dan menatap Xander yang duduk di bawah sana, "Aku akui dalam beberapa tahun ini Xander telah berjuang dan berkorban untuk keluarga, dan sekarang Keluarga Ye memiliki dua puluh enam tambang spiritual berkat usahanya! Tetapi dia sekarang tidak memiliki kultivasi apa pun, dia hanyalah orang biasa. Jika kita terus membiarkannya menjadi pewaris utama Keluarga Ye, Keluarga Ye akan menjadi bahan tertawaan di seluruh Kota Guanggu. Selain itu, pewaris utama Keluarga Ye adalah simbol Keluarga Ye, yang akan memimpin Keluarga Ye di masa depan. Xander yang sekarang apakah bisa melakukan ini?"

Kata-kata itu menggema di dalam kuil!

Semua tetua bungkam.

Xander Ye melihat ke orang-orang yang hadir, tidak berbicara.

Dia ingin melihat, setelah dirinya kehilangan kekuatannya, berapa banyak yang benar-benar tulus padanya, dan berapa banyak yang akan menyulitkannya.

Ketika seseorang kehilangan kehormatan dan kekuasaannya, semua orang di sekitarnya akan menunjukkan sifat asli mereka.

Irfan Ye yang berada di kursi utama tampak marah, "Tetua Pertama, Anda juga mengatakan bahwa Xander telah berkontribusi banyak pada Keluarga Ye. Kalau begitu izinkan aku bertanya kepada Anda, dia baru saja dikeluarkan dari Akademi Guanxuan, dan Keluarga Ye segera mencopot posisinya dan meninggalkannya. Apa bedanya tindakan ini dengan binatang?"

Setelah mengatakan itu, dia melihat ke arah Xander Ye dan berkata, "Xander, buka bajumu!"

Xander Ye melirik Irfan Ye, lalu melepas jubahnya, ada bekas luka di sekujur tubuhnya!

Irfan Ye menatap dingin ke arah orang-orang di sekitarnya, "Ada sembilan puluh enam bekas luka di tubuhnya. Dari mana asal sembilan puluh enam bekas luka ini? Luka ini didapatkan dari perjuangan untuk Keluarga Ye!"

Di kedua sisi, sekelompok tetua melihat luka di tubuh Xander Ye dan tidak mengatakan apa-apa.

Tiba-tiba, Tetua Pertama berdiri, "Aku tidak menyangkal bahwa Xander Ye memiliki jasa kepada Keluarga Ye, tetapi, Keluarga Ye bukan badan amal! Kita harus bersaing dengan keluarga lain, dan pewaris utama Keluarga Ye adalah tulang punggung generasi muda Keluarga Ye, yang akan memimpin keturunan Keluarga Ye untuk berjuang di luar. Apakah Xander yang sekarang cocok untuk itu?"

Pada saat ini, seorang pria tua di samping tiba-tiba maju dan berkata dengan suara rendah, "Ketua, menurutku apa yang dikatakan Tetua Pertama benar. Xander memang berjasa pada keluarga, tetapi keluarga bukanlah badan amal, memangnya kenapa jika kamu punya jasa? Kita semua di sini siapa yang tidak punya jasa? Yang kita butuhkan adalah keuntungan, seorang pangeran yang bisa memperjuangkan kepentingan keluarga kita. Jika sekarang dia tidak bisa melakukannya, maka dia harus mundur dan menyerahkan posisinya kepada Faisal. Adapun dia, maaf kalau perkataanku terlalu kasar, pada saat ia kehilangan kultivasinya, keluarga belum menghilangkan semua perlakuan khusus yang diberikan padanya, itu sudah sangat baik!"

Xander Ye melirik orang tua itu, dia adalah Tetua Ketiga, dan dia relatif dekat dengannya sebelumnya.

Setelah mendengar apa yang dikatakan Tetua Ketiga, semua tetua yang hadir memandang Irfan Ye.

Irfan Ye menatap Tetua Pertama, kemudian berkata, "Apakah kamu ingin cucumu, Faisal, menggantikan posisi ini?"

Tetua Pertama mengangguk, "Faisal memiliki kemampuan untuk itu!"

Setelah mengetahui bahwa Xander Ye dikeluarkan dari akademi, dia tahu bahwa kesempatannya telah datang! Jika Faisal Ye menjadi pangeran, maka statusnya di Keluarga Ye akan meningkat secara signifikan.

Tiba-tiba, Xander Ye berkata, "Para hadirin sekalian!"

Semua orang menoleh ke arah Xander Ye, dan Xander Ye berkata dengan tenang, "Bisakah kalian memberiku waktu satu bulan? Setelah satu bulan, jika tubuhku belum pulih, aku akan dengan sukarela melepaskan gelar pangeran ini!"

"Tidak bisa!"

Tetua Pertama belum berbicara, Tetua Ketiga itu langsung angkat bicara. Dia menatap Xander Ye, "Posisi pewaris utama ini sangat penting, tidak bisa ditunda terus-menerus."

Di sampingnya, Tetua Keenam juga maju dan mengangguk, "Apa yang Tetua Ketiga katakan benar, posisi pewaris utama berkaitan erat dengan kepantingan Keluarga Ye, tidak boleh terus ditunda."

Kemudian ia melihat ke Tetua Pertama, "Faisal sangat berbakat, aku setuju!"

Jelas, dia ingin berpihak!

Kemudian, dua tetua lainnya bergabung.

Waktunya untuk memilih pihak!

Sekarang, Xander Ye dalam situasi yang sangat sulit. Jika tidak segera memilih pihak, ketika Faisal Ye menjadi pewaris utama, itu akan sangat tidak menguntungkan bagi mereka.

Melihat bahwa ada lima hingga enam tetua yang mendukungnya, Tetua Pertama tersenyum. Dia sedikit mengangguk kepada mereka. Kemudian, melihat ke arah Tetua Kedua, yang merupakan figur berpengaruh yang mengendalikan sebagian besar bisnis Keluarga Ye dan memiliki otoritas besar dalam keluarga.

Tetua Kedua melihat Xander Ye yang tenang di bawah dengan tatapan mata yang datar. Setelah beberapa saat diam, matanya perlahan-lahan terpejam!

Dia tidak bicara!

Apakah Faisal Ye atau Xander Ye yang menjadi pewaris utama tidak akan memengaruhi kepentingannya. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menang nanti. Dia hanya akan bergabung dengan pihak yang menang!

Melihat Tetua Kedua tidak berbicara, Tetua Pertama juga tidak mempermasalahkannya. Dia melihat Xander Ye di bawah dan siap untuk berbicara, tetapi pada saat ini, Irfan Ye tiba-tiba berdiri dan menatap Tetua Pertama dengan marah, "Farhan, apakah kamu benar-benar ingin membuat masalahnya menjadi begitu serius?"

Farhan Ye tidak menunjukkan ekspresi dan hanya berkata, "Faisal!"

Ketika suaranya terdengar, seorang pemuda tiba-tiba masuk ke dalam Kuil Leluhur!

Pemuda itu adalah Faisal Ye!

Faisal Ye memberi hormat kepada semua orang di dalam kuil, lalu menatap Xander Ye dan tersenyum, "Menurut aturan keluarga, aku dapat menantang pewaris utama saat ini. Xander, aku menantangmu sekarang! Tantangan hidup dan mati!"

Tantangan hidup dan mati!

Semua orang terkejut.

Ada dua jenis tantangan di Keluarga Ye. Pertama, tantangan yang adil yang hanya menentukan kemenangan atau kekalahan, tanpa mengancam nyawa. Sedangkan tantangan hidup dan mati, mencakup kemenangan atau kekalahan, serta nyawa!

Ini adalah langkah ekstrem!

Irfan Ye menatap Farhan Ye dengan marah, dan Farhan Ye berkata dengan tenang, "Jika Ketua merasa hebat, maka bisa mengubah aturan keluarga!"

Irfan Ye marah hingga wajahnya memucat!

Pada saat ini, Xander Ye tiba-tiba berdiri dan berkata sambil tersenyum, "Aku setuju!"

Setuju!

Di dalam kuil, para tetua melihat ke arah Xander Ye, dan Xander Ye melihat ke arah Faisal Ye, "Sepuluh hari dari sekarang, aku akan bertarung dengan Faisal!"

"Tidak bisa!"

Farhan Ye menatap Xander Ye dengan marah, "Lima hari... tidak, besok, pertempuran akan diadakan besok!"

Xander Ye melihat Farhan Ye sejenak, lalu berkata, "Oke!"

Setelah mengatakan itu, dia memberi hormat kepada Irfan Ye dan pergi.

Farhan Ye tiba-tiba marah, "Tidak! Sekarang, sekarang juga!"

Ketenangan Xander Ye membuatnya merasa cemas!

Sialan!

Dia tidak boleh memberikan kesempatan apapun pada orang ini!

Farhan Ye mendekati Faisal Ye dan berkata, "Bunuh dia! Kamu adalah pewaris utama, ini adalah saatmu untuk balas dendam!"

Di samping, Xander Ye berhenti sejenak, lalu berkata, "Tetua Pertama, kita semua adalah keluarga sendiri, tidak perlu melakukan sesuatu dengan begitu ekstrem! Ini hanya pertandingan saudara..."

"Siapa yang mengatakan kamu adalah keluargaku? Kamu adalah anak angkat Keluarga Ye! Anak angkat!"

Tetua Pertama dengan dingin menatap Xander Ye, lalu melihat Faisal Ye, "Ingat, jangan terlalu berhati lembut, jangan pernah berhati lembut! Berbelas kasihan kepada musuh adalah kekejaman terhadap diri sendiri, mengerti?"

Setelah mendengar kata-kata Farhan Ye, Irfan Ye langsung marah besar, "Farhan, apakah kamu benar-benar ingin masalahnya menjadi begitu serius? Tanpa memberikan kesempatan sedikit pun?"

Farhan Ye berkata dengan tanpa ekspresi, "Jalan seni bela diri adalah berkompetisi dengan manusia dan langit. Kenapa cucuku tidak boleh bersaing? Bersaing, hari ini harus bersaing!"

Raut wajah Irfan Ye sangat tidak enak dipandang.

Dan saat ini, Farhan Ye menatap Faisal Ye, "Bunuh dia!"

Setelah mendengar kata-kata Farhan Ye, Faisal Ye langsung berlari ke arah Xander Ye. Dia sangat cepat, dalam sekejap mata sudah berada di depan Xander Ye, dan kemudian dia melancarkan serangan ke tenggorokan Xander Ye!

Serangan mematikan!

Saat pukulannya dilancarkan, bahkan ada aliran udara di atas tinjunya!

Energi Xiantian!

Dia sudah mencapai Ranah Xiantian!

Semua tetua yang hadir terkejut!

Namun, pada saat berikutnya, di depan mata semua orang, tangan kanan Xander Ye langsung menangkap pukulan mematikan Faisal Ye, lalu, sebelum orang-orang sempat merespons, dia dengan cepat memutar tangan Faisal Ye!

Krak!

Bunyi tulang patah jelas terdengar di seluruh ruangan!

Saat ini, Xander Ye dengan cepat menyerang ke depan dan memberikan pukulan ke perut Faisal Ye.

Bruk!

Faisal Ye langsung terpelanting, dan begitu dia mendarat, kaki Xander Ye menginjak perutnya.

Semua orang yang hadir tercengang!

Dia tidak kehilangan kekuatannya!

Ternyata Xander Ye tidak kehilangan kekuatannya!

Farhan Ye adalah orang pertama yang tersadar, dia segera berkata, "Xander..."

Xander Ye menoleh ke Tetua Pertama dan berkata sambil tersenyum, "Ada apa?"

Farhan Ye berkata dengan gemetar, "Kita adalah keluarga, tolong berbelaskasih lah..."

Xander Ye mengerjapkan matanya, "Siapa yang bilang kita adalah keluarga? Aku adalah anak angkat! Anak yang diadopsi!"

Setelah mengatakan itu, dia mendadak menendang tenggorokan Faisal Ye.

Krak!

Mata Farhan Ye terbelalak, darah terus-menerus keluar dari mulutnya.

"Ah!"

Tetua Pertama seketika seperti orang gila berlari menyerang ke arah Xander Ye, tapi pada saat berikutnya, Irfan Ye langsung muncul di depannya, lalu memukulkan tinjunya.

Boom!

Seiring dengan suara keras terdengar, Farhan Ye mundur beberapa langkah!

Irfan Ye menatap Tetua Pertama yang sudah menggila dengan dingin, "Mereka bertarung secara adil!"

Ekspresi Farhan Ye sangat buruk, dia melemparkan pandangan tajam ke arah Xander Ye, penuh dengan dendam, tanpa berbicara lebih banyak, dia berbalik dan pergi!

Namun pada saat ini, sebuah bayangan tiba-tiba melintas.

Ekspresi wajah Farhan Ye tiba-tiba berubah, dia dengan cepat berbalik, dan pada saat berikutnya, tinju langsung menghantam tenggorokannya!

Krak!

Mata Farhan Ye melebar, lalu dia jatuh ke tanah!

Semua tetua yang hadir terpaku, lalu mereka melihat ke arah Xander Ye yang melancarkan serangan itu dengan ekspresi syok!

Xander Ye melihat sebentar ke arah tubuh Farhan Ye yang jatuh dan berkata dengan tenang, "Jika tidak membunuhnya, dia akan balas dendam padaku, itu akan mempengaruhi kerukunan keluarga!"

Semua orang terdiam.

Meskipun ini agak berlebihan, tidak ada yang berani melawan Xander Ye saat ini!

Situasi keseluruhan sudah diputuskan!

Tiba-tiba, Irfan Ye berkata, "Bawa mayat Farhan dan Faisal keluar!"

Mendengar ini, dua orang segera maju dan membawa mayat kedua orang itu keluar.

Irfan Ye menatap Xander Ye dengan ekspresi rumit, "Xander, kekuatanmu..."

Xander Ye tersenyum tipis, "Ketua, aku sama sekali tidak berpura-pura. Sebelumnya memang terjadi masalah di tubuhku, tapi sekarang sudah teratasi."

Irfan Ye tertawa, "Baguslah jika sudah teratasi!"

Setelah mengatakan itu, para tetua yang hadir juga tersenyum.

Sementara itu, Tetua Ketiga dan Tetua Keenam tampak sangat pucat!

Mereka kalah bertaruh!

Pada saat ini juga, seorang pengawal tiba-tiba masuk. Dia memberi hormat kepada Irfan Ye dan berkata, "Ketua, pemimpin Keluarga Nalan mengundang Pangeran untuk mengunjungi Keluarga Nalan."

Keluarga Nalan!

Dahi Irfan Ye sedikit berkerut, "Apakah mereka menyebutkan alasannya?"

Pengawal tersebut menggelengkan kepala, "Mereka tidak menyebutkannya."

Irfan Ye melihat ke arah Xander Ye, dan Xander Ye tersenyum tipis, "Baiklah!"

Irfan Ye berkata dengan serius, "Aku akan pergi bersamamu!"

Xander Ye tersenyum, "Ketua, tidak apa-apa."

Irfan Ye berpikir sejenak, lalu berkata, "Berhati-hatilah!"

Xander Ye mengangguk, melirik Tetua Ketiga dan Tetua Keenam, lalu pergi.

Melihat Xander Ye pergi, di dalam aula, Tetua Kedua tiba-tiba menghela napas dengan pelan, "Untung Ketua bijaksana. Jika bukan karena Anda berusaha keras menghentikannya, Xander mungkin akan langsung membunuh beberapa orang Keluarga Ye. Saat itu, Keluarga Ye tidak hanya akan kehilangan seseorang yang sangat berbakat, tapi juga akan mendapatkan seorang musuh besar lagi! Ketua sungguh bijaksana!"

Tetua lainnya juga dengan cepat mengangguk setuju.

Irfan Ye melihat mereka semua, lalu menggelengkan kepala, "Anak ini adalah seseorang yang tahu balas budi, Keluarga Ye kita memperlakukannya dengan baik, jadi dia juga akan memperlakukan Keluarga Ye dengan baik!"

Setelah mengatakan itu, dia menghela napas pelan, "Bahkan jika dia benar-benar kehilangan kekuatannya, Tetua Pertama juga tidak seharusnya mengambil langkah sejauh ini. Bagaimanapun, anak ini telah mengorbankan dirinya berkali-kali dan telah mengalirkan begitu banyak darah untuk keluarga kita. Dia tidak seharusnya berakhir dengan buruk."

Ketua Kedua mengangguk, "Kali ini, Tetua Pertama memang sudah berlebihan! Dia... pantas mendapatkan itu!"

Tetua lainnya juga dengan cepat mengangguk, sekali lagi mengiakannya.

Tiba-tiba, Irfan Ye berkata, "Tetua Ketiga, Tetua Keenam, tahun ini kalian sudah berusia 75 tahun, bukan?"

Ketika mendengar ini, Tetua Ketiga dan Tetua Keenam terpaku, kemudian wajah raut mereka tiba-tiba sangat pucat.

75 tahun!

Di Keluarga Ye, itu adalah usia pensiun, tapi mereka baru berusia 60 tahun!

Pada saat ini Tetua Ketiga dan Tetua Keenam tiba-tiba merasa menua!

Irfan Ye melihat kedua orang tersebut sejenak, kemudian berkata lagi, "Semayangkan Tetua Pertama dan Faisal dengan baik, setidaknya mereka telah memberikan kontribusi kepada Keluarga Ye kita, hais...!"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia berbalik dan pergi.

Di dalam aula, semua tetua menghela napas lega.

Mereka merasa lega karena tidak membantu Tetua Pertama dalam menjatuhkan Xander Ye, karena jika mereka melakukannya...

...

Saat Xander Ye keluar dari Kuil Leluhur, dia berbalik dan melihat seorang pria yang berdiri tidak jauh darinya. Pria itu agak sedikit bungkuk.

Itu adalah pria bungkuk yang sebelumnya melapor kepada Tetua Pertama dengan tergesa-gesa.

Waktu itu pria ini sangat senang.

Ketika melihat Xander Ye menoleh ke arahnya, raut wajah pria bungkuk itu segera memucat, dan dia segera berlutut, "Pangeran..."

Saat dia melihat jenazah Farhan Ye dan cucunya dibawa keluar, dia tahu bahwa dirinya benar-benar dalam masalah!

Xander Ye tersenyum tipis, tidak menghiraukan pria itu, dan melanjutkan perjalanannya.

Tak lama setelah Xander Ye pergi, orang tua berjubah hitam muncul di depan pria bungkuk tersebut. Dia menatap pria itu dengan dingin, tanpa berkata apa-apa.

Pria bungkuk itu menjadi pucat seketika dan langsung terduduk lemas di bawah.

Saat Xander Ye hampir sampai di pintu keluar, dia bertemu dengan Rizal Ye!

Rizal Ye tersenyum tipis, "Kak Xander, selamat!"

Xander Ye tersenyum, "Rizal, kamu pasti sudah mencapai Ranah Xiantian, bukan?"

Rizal Ye mengangguk, "Benar!"

Xander Ye sedikit mengangguk, "Dalam hal ranah, aku memiliki pemahaman yang cukup baik. Jika kamu memiliki pertanyaan atau hal yang tidak kamu mengerti, kamu bisa bertanya padaku kapan saja!"

Rizal Ye bergegas memberi hormat, "Terima kasih banyak, Kak Xander!"

Xander Ye mendekati Rizal Ye, dan menepuk-nepuk bahunya, "Kita adalah saudara, kenapa harus begitu sungkan?"

Setelah berkata begitu, dia melangkah keluar dari gerbang kediaman Keluarga Ye.

Rizal Ye melihat Xander Ye yang pergi menjauh, tersenyum tipis dan sedikit tak berdaya, "Berada dalam satu keluarga dengan seorang jenius seperti ini, ini adalah keberuntungan Keluarga Ye, tapi kesialan bagiku!"

Setelah berkata begitu, dia berbalik dan pergi.

...

Xander Ye tiba di kediaman Keluarga Nalan, begitu dia sampai, seorang pria tua segera menghampirinya!

Orang tua itu memberi hormat kepada Xander Ye, "Tuan Muda Xander, silakan!"

Xander Ye mengangguk, "Terima kasih!"

Orang tua itu tersenyum, "Tidak perlu sungkan!"

Setelah itu, dia membawa Xander Ye masuk ke dalam kediaman Keluarga Nalan.

Di sepanjang jalan, pelayan yang lalu-lalang tidak bisa menahan diri untuk memandangi Xander Ye!

Xander Ye mengenakan jubah panjang berwarna hitam, posturnya tegap, fitur wajahnya tegas, dia berjalan dengan tenang dan percaya diri, karismanya sangat berbeda.

Dalam hal penampilan, Xander Ye memang sangat menonjol!

Orang tua itu membawa Xander Ye ke sebuah aula besar dan memberikan hormat, "Tuan Muda Xander, silakan!"

Xander Ye tersenyum, "Baik!"

Setelah berkata begitu, dia masuk ke dalam aula.

Setelah masuk, dia melihat Mirwan Nalan yang duduk di tempat duduk utama.

Mirwan Nalan berusia sekitar empat puluh tahun, dan sedikit gemuk.

Mirwan Nalan melihat Xander Ye dan berkata, "Silakan duduk!"

Xander Ye mengangguk dan duduk di samping.

Mirwan Nalan melihat Xander Ye dan ada sedikit rasa penyesalan di matanya.

Seorang pria yang begitu baik, sayangnya telah kehilangan kemampuan!

Mirwan Nalan mendesah dalam hati, lalu berkata, "Xander, kamu seharusnya sudah bisa menebak kenapa aku memanggilmu ke sini, bukan?"

Xander Ye mengangguk, "Paman pasti ingin berbicara mengenai pertunanganku dengan Nona Grace."

Mirwan Nalan menatap Xander Ye dan berkata, "Pada saat itu kenapa kamu tidak menolaknya?"

Xander Ye tersenyum, "Kenapa harus menolak?"

Mirwan Nalan mengerutkan keningnya.

Xander Ye tersenyum tipis, "Nona Grace sangat cantik, dia adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat. Jika dia bisa menjadi istriku, itu merupakan kehormatan bagiku!"

Di sudut ruangan, Grace Nalan, yang sedang membaca buku, tersenyum tipis ketika mendengar kata-kata Xander Ye, lalu dia kembali membaca bukunya.

Mirwan Nalan menatap Xander Ye, sejenak kemudian, dia menghela napas pelan, "Xander, maaf aku berterus terang, pada saat itu aku tidak menentang pernikahanmu dengan Grace, karena ada dua alasan, pertama, karaktermu sangat baik, meskipun kamu adalah Tuan Muda Keluarga Ye, tapi kamu tidak memiliki kebiasaan buruk apa pun. Kedua, bakatmu sangat tinggi, masa depanmu sangat cemerlang, dan kamu juga siswa yang mendapatkan beasiswa dari Akademi Guanxuan! Namun..."

Setelah mengatakan itu, dia berhenti sejenak, lalu lanjut berkata, "Seperti yang kamu ketahui, sekarang situasinya berbeda!

Xander Ye mengangguk, "Aku mengerti!"

Mata Mirwan Nalan menunjukkan ekspresi rumit, "Xander, pertimbanganku akan lebih kompleks! Saat ini, Grace telah diakui oleh Guru Fei sebagai murid dan pewarisnya, dia memiliki tubuh khusus dan potensi tak terbatas. Sementara kamu... jujur saja, jika kalian berdua tetap bersama, maka perbedaan antara kalian berdua akan semakin besar, dan pada akhirnya, kalian berdua akan sangat menderita!"

Xander Ye tersenyum, "Aku mengerti, Paman ingin aku membatalkan pertunangan dengan Grace, aku sepenuhnya mengerti."

"Kamu salah!"

Mirwan Nalan tiba-tiba menggelengkan kepala, "Kamu salah paham!"

Xander Ye terkejut.

Mirwan Nalan menatap Xander Ye, "Aku, Mirwan Nalan, bukanlah orang yang tidak menepati janji. Aku mengatakan ini kepadamu bukan untuk membuatmu menyerah, tapi untuk membuatmu memahami situasimu saat ini! Seorang pria harus memiliki kekuatan, dengan demikian baru bisa memiliki keyakinan dan kapabilitas untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan!"

Xander Ye terdiam, dia agak terkejut.

Mirwan Nalan lanjut berkata, "Xander, saat ini kamu sedang berada di titik terendah dalam hidupmu. Aku tidak akan menambah bebanmu saat ini, tapi semua masalah selanjutnya harus kamu selesaikan sendiri! Aku akan berbicara jujur kepadamu, Grace memiliki tekanan yang sangat besar, dan Keluarga Nalan juga demikian. Guru Fei tidak setuju dengan hubunganmu dengan Grace, selain itu ada banyak pria yang mengincar Grace di Akademi Guanxuan. Beberapa dari mereka bukan hanya pria tampan, tapi juga memiliki kekuatan besar di belakang mereka."

Setelah mengatakan itu, ia menatap lurus ke mata Xander, dan melanjutkan, "Semua ini harus kamu tangani sendiri!"

Xander Ye mengangguk, "Aku mengerti!"

Setelah selesai bicara, dia berdiri dan pergi menuju Grace Nalan.

Mirwan Nalan tidak berkata apa-apa.

Xander Ye berjalan ke depan Garcia Nalan, dan tersenyum tipis.

Xander Ye bertanya, "Apakah kamu menyukaiku?"

Grace Nalan menggelengkan kepala, "Tidak bisa dikatakan begitu, tapi aku juga tidak membencimu."

Xander Ye tersenyum, "Kenapa kamu setuju untuk bertunangan denganku?"

Grace Nalan menatap Xander Ye, "Kamu terlihat tampan!"

Xander Ye tersenyum dan berkata, "Pertunangan kita adalah urusan kita berdua! Aku bisa membatalkannya, dan kamu juga bisa membatalkannya, tapi tidak bisa dilakukan oleh orang lain."

Grace Nalan mengerjapkan matanya, "Guruku akan datang besok, datang karena kamu, temperamennya sangat buruk dan bisa membunuh orang."

Xander Ye mengedipkan mata, "Aku adalah orang yang logis!"

Setelah selesai bicara, dia mengeluarkan Pil Hunyuan itu, dan dengan serius berkata, "Terima kasih atas pil obatmu. Tidak peduli apakah kita akan menjadi suami istri di masa depan, aku akan mengingat bantuan darimu seumur hidupku!"

Sambil berkata demikian, dia berbalik dan pergi. Ketika dia sampai di ruang tamu, dia memberi hormat kepada Mirwan Nalan, "Paman, aku pamit!"

Setelah itu Xander Ye berbalik dan pergi.

Mirwan Nalan melihat Xander Ye sejenak, lalu mendekati Grace Nalan dan dengan pelan berkata, "Anak ini sangat tenang dan penuh percaya diri. Kepribadian seperti itu jarang dimiliki oleh generasi muda sekarang!"

Tiba-tiba, Grace Nalan berkata, "Dia selalu menatapku!"

Mirwan Nalan menatap Grace Nalan, dan Grace Nalan tersenyum tipis, "Dia sangat percaya diri. Kepercayaan diri seorang pria berasal dari dua hal, yaitu kekuatan dan latar belakang. Ayah, menurutmu kepercayaan dirinya berasal dari mana?"

Mirwan Nalan terdiam.

Grace Nalan melihat buku kuno di tangannya dan tersenyum, "Aku agak sedikit menyukainya!"

Mirwan Nalan menatap Grace Nalan, lalu Grace Nalan tersenyum tipis, "Suka dengan kepercayaan dirinya, suka dengan sikapnya, suka karena dia tidak munafik... tentu saja, aku juga suka penampilannya! Dia sangat tampan!"

Ekspresi Mirwan Nalan membeku.
👇👇👇
Jika Anda ingin tahu lebih banyak konten menarik dari novel ini, unduh #WeRead dan cari "Hancur Dewa" untuk melanjutkan membaca.

Pangeran dingin memaksanya menjadi selirnya pada malam pertama mereka. Apakah dia ingin merendahkan diriku? Baiklah, satu jarum akan mengirimnya ke neraka!
Pangeran mengancamnya, "Jika kamu ingin aku tidak menceraikanmu, kamu harus patuh."
Dia tersenyum, 'Pangeran, aku sudah meminta izin dari Kaisar untuk bercerai dan telah menemukan ayah yang baik bagi anakku. Jadi, jangan khawatir.'
Melihat bagaimana wanita yang dulunya dianggap jelek ini berubah menjadi seorang dokter jenius yang cantik dan mencuri perhatian dunia.

Negara Chu, Kediaman Pangeran Li.

"Dasar jalang! Kamu jelas-jelas tahu aku akan menikahi Rou'er besok, tapi beraninya kamu meracuniku?"

Usai pria berpakaian mewah itu memaki dengan kesal, dia memelototi wanita yang berbaring di ranjang dengan sorot mata penuh amarah. Kemudian, dia merobek pakaian wanita itu dan menindihnya.

Melihat gerakan si pria, air mata pun mengalir tanpa suara dari mata Yun Ruoyue.

Yun Ruoyue sudah menikah dengannya selama setengah tahun, tetapi di dalam hati pria itu ada bayangan Nangong Rou. Alasan suaminya tidak pernah menyentuhnya adalah karena parasnya yang jelek dan juga kebencian terhadap orang tua Yun Ruoyue.

"Ahh!" Rasa sakit yang luar biasa melanda Yun Ruoyue dan membuatnya berkeringat dingin. Dia menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit sembari menatap wajah sosok di atasnya yang penuh dengan kebencian dan kekejaman. Hati Yun Ruoyue terasa sakit seperti disayat pisau.

Dibandingkan dengan kebencian yang suaminya rasakan, rasa sakit di tubuh Yun Ruoyue bukanlah apa-apa.

Chu Xuanchen memelototi Yun Ruoyue dengan dingin. "Demi mendapatkanku, kamu bahkan sengaja meracuniku. Oke, hari ini aku akan memenuhi keinginanmu! Tapi, aku benar-benar tak sanggup melihat wajahmu karena sungguh menjijikkan!"

Usai mengatakan itu, Chu Xuanchen langsung meraih tirai di ranjang untuk menutupi wajah Yun Ruoyue.

Perkataan ini sangat menyakiti hati Yun Ruoyue.

Dia meraba wajahnya sendiri secara perlahan. Ada bekas luka sebesar telapak tangan di pipi kanannya, yang selalu membuat Yun Ruoyue tidak percaya diri.

Orang-orang menyebutnya wanita jelek, tetapi dia memiliki hati yang mendambakan cinta.

Ayahnya tahu bahwa dia sudah menyukai Pangeran Li, Chu Xuanchen, sejak masih kecil. Itu sebabnya, ayah Yun Ruoyue memanfaatkan hubungannya dengan kaisar untuk menjodohkan Yun Ruoyue dengan Chu Xuanchen.

Akan tetapi, Chu Xuanchen tidak menyukainya.

Saat ini, gerakan pria itu tiba-tiba menjadi makin kasar. Chu Xuanchen menyiksanya dengan kejam. Matanya yang tajam dan berwarna hitam itu memandang Yun Ruoyue dengan penuh niat membunuh. "Yun Ruoyue, dasar wanita yang licik! Kamu jelas-jelas tahu aku menyukai Rou'er, tapi malah membuat jebakan agar aku menikahimu. Setelah tahu bahwa aku akan menikahi Rou'er besok, kamu malah menjebakku agar menidurimu. Kalau bukan karena racunmu, dengan wajahmu yang seperti ini, siapa yang berani menyentuhmu? Aku bahkan lebih memilih untuk menyentuh pelacur di luar sana daripada menyentuhmu!"

Yun Ruoyue menatap Chu Xuanchen. Dia menahan diri untuk menghadapi sindiran kejam dari pria itu, lalu mencibir dengan sedih, "Di dalam hatimu, aku bahkan lebih rendah dari pelacur di luar sana, ya?"

"Tidak. Di dalam hatiku, kamu bahkan lebih rendah dari anjing!"

....

Setelah sekian lama, Chu Xuanchen akhirnya selesai memuaskan hasratnya melalui tubuh Yun Ruoyue, lalu buru-buru bangun.

Dia segera mengenakan pakaiannya dan sama sekali tidak memedulikan wanita yang tergeletak di ranjang dengan penuh luka lebam dan sekarat itu.

Setelah efek racunnya menghilang, wanita ini tidak ada gunanya lagi bagi Chu Xuanchen.

Kemudian, dia memandang wanita yang tergeletak di ranjang itu dengan dingin dan pergi tanpa berbelaskasihan. Dia memerintahkan dayang, "Siapkan air, aku mau mandi. Aku tidak ingin tubuhku kotor karena wanita ini!"

Mendengar kata-kata yang menusuk hati itu, tubuh Yun Ruoyue tiba-tiba bergetar hebat. Hatinya benar-benar sangat terluka.

Perkataan Chu Xuanchen bagaikan pisau yang terus menyayat hatinya dengan kejam. Kini, Yun Ruoyue baru menyadari bahwa pria itu ternyata sangat membencinya.

Setelah merasa diabaikan oleh Chu Xuanchen sebelumnya, Yun Ruoyue masih menyimpan harapan pada pria itu. Dia merasa bahwa selama dia bersikap baik pada Chu Xuanchen, suatu hari nanti, dia pasti akan memahami perasaannya. Dia tidak menyangka bahwa Chu Xuanchen ternyata seperti pria lainnya. Dia membenci Yun Ruoyue hanya karena parasnya yang jelek.

Yun Ruoyue tidak menyangka bahwa dia ternyata begitu hina di hatinya.

Saat melihat darah di ranjang dan tubuh bagian bawahnya, melihat tubuhnya yang rusak, lalu teringat dengan kebencian dan penghinaan Chu Xuanchen terhadapnya, Yun Ruoyue tiba-tiba merasa kehilangan harapan. Dia mengenakan jubah dengan gemetar, lalu berjalan tanpa alas kaki di malam musim dingin.

Tidak jauh dari Paviliun Feiyue, ada sebuah danau.

Larut malam, angin bertiup kencang dan air danau terasa menusuk.

Setelah terdengar suara benda jatuh ke dalam air, seseorang pun berteriak, "Gawat, Permaisuri melompat ke dalam danau!"

Di samping danau, sekelompok pelayan kediaman pangeran berdiri berjajar. Mereka semua menatap dingin ke arah permaisuri yang tergeletak di tepi danau.

Saat ini, hanya ada seorang dayang di samping permaisuri yang menangis.

"Permaisuri, tolong jangan mati. Kalau Anda mati, bagaimana dengan hamba?" Feng'er menangis dengan sedih.

Di sampingnya, Pengasuh Zhang memelototinya dengan dingin. "Kenapa kamu menangis? Benar-benar sial! Kenapa dia tidak mati di tempat lain saja? Bisa-bisanya mati di kediaman pangeran. Pangeran sudah mengatakan, jangan membiarkan mayat wanita ini mengotori tanah kediaman pangeran. Karena tabib sudah memeriksanya dan memastikan kematiannya, langsung bawa dia keluar dan kubur saja!"

"Jangan seperti itu, Pengasuh. Jangan memperlakukan Nona kami seperti itu. Bagaimanapun, dia adalah putri perdana menteri ...."

Saat suasananya menjadi kacau, tidak ada yang menyadari bahwa orang yang awalnya sudah meninggal itu tiba-tiba membuka matanya perlahan.

Ketika Yun Ruoxue membuka matanya, dia bisa melihat sekeliling dengan jelas. Pada saat itu, malam hari tampak gelap dan angin bertiup kencang. Banyak wanita berpakaian tradisional berdiri di depannya sambil menunjuk-nunjuk ke arah "mayatnya".

Seketika, embusan angin dingin bertiup dan Yun Ruoxue sontak menggigil kedinginan.

Dia mengingat bahwa awalnya dia adalah seorang dokter bedah terkemuka di abad ke-21. Di usianya yang baru 30 tahun, dia dipuji sebagai ilmuwan medis yang genius karena telah menyembuhkan banyak penyakit sulit dan rumit bagi para kepala negara. Namun, dia akhirnya malah mati ditabrak oleh seorang pengemudi mabuk dalam perjalanan pulang ke rumah.

Kemudian, rohnya pun melintasi waktu dan tiba di sini, serta memasuki tubuh wanita ini.

Astaga, apabila orang-orang di zaman modern tahu bahwa dia, seorang dokter top yang menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa banyak orang, bisa-bisanya mati di tangan pemabuk, lantas akan seberapa besar kebencian mereka terhadap si pemabuk yang menabraknya hingga mati itu?

Pada saat yang sama, kenangan asing muncul di pikirannya. Semua itu adalah kenangan milik pemilik tubuh ini.

Ternyata, pemilik tubuh ini bernama Yun Ruoyue. Bisa-bisanya dia memiliki nama yang sama dengannya. Bukankah ini semacam takdir khusus?

Yun Ruoyue, si pemilik tubuh asli, adalah putri dari Perdana Menteri Yun Qing. Sejak kecil, dia sangat disayangi oleh Keluarga Yun dan dirawat dengan baik.

Awalnya, dia berparas sangat cantik dan menarik. Namun, ketika Yun Ruoyue berusia sepuluh tahun, dia secara misterius terkena racun yang menyebabkan sekujur tubuhnya menjadi berwarna hitam.

Saat itu, Yun Ruoyue hampir meninggal dunia. Ayahnya bersusah payah untuk meminta seseorang menyembuhkannya. Meskipun nyawanya tertolong, tetapi racun di sisi kanan wajahnya terlalu dalam sehingga tidak bisa dihilangkan. Pada akhirnya, itu meninggalkan bekas luka yang sangat jelek di sana.

Sejak saat itu, Yun Ruoyue menjadi sangat tidak percaya diri.

Parasnya menjadi sangat jelek. Anak-anak dari keluarga bangsawan meremehkannya, menindasnya, dan mendiskriminasinya. Kala itu, ketika Yun Ruoyue diserang oleh sekelompok anak bangsawan di tepi danau, Chu Xuanchen tiba-tiba muncul dan melindunginya.

Pria itu mengusir para anak bangsawan dan memberinya selendang untuk menutupi wajahnya. Chu Xuanchen memberinya banyak kehangatan.

Sejak saat itu, dia sudah jatuh cinta kepada Chu Xuanchen.

Dia tahu, dia adalah wanita yang jelek dan sama sekali tidak pantas untuk Chu Xuanchen. Itu sebabnya, dia menyembunyikan perasaan cintanya dalam hati dan tidak pernah berharap untuk menikahi Chu Xuanchen.

Akan tetapi, ayahnya mengetahui hal tersebut. Demi kebahagiaan putrinya, dia pun memohon kepada kaisar dengan memanfaatkan hubungan mereka agar putrinya bisa dinikahkan dengan Chu Xuanchen.

Mimpinya untuk menikahi Chu Xuanchen bisa dianggap terkabulkan. Sayangnya, setelah menikah selama setengah tahun, pemilik gelar Pangeran Li itu bahkan enggan melihatnya sama sekali.

Bukan hanya tidak pernah melihatnya, dia bahkan akan menikahi selir baru. Kehidupan pemilik tubuh ini benar-benar suram.

Ketika dia sedang memilah informasi dalam benaknya, Yun Ruoyue tiba-tiba menyadari ada seorang pelayan yang datang menyeretnya. Di sampingnya, terdengar suara omelan wanita dan tangisan Feng'er.

"Cepat, seret keluar pembawa sial ini. Kalau tertunda terlalu lama, bagaimana kalau mayatnya berubah?" ucap Pengasuh Zhang.

"Hentikan!" Melihat ada orang yang ingin mendekatinya, Yun Ruoyue tiba-tiba berteriak dengan susah payah!

"Ahh! Mayatnya berubah, permaisuri sudah berubah menjadi hantu jahat!" Semua orang berteriak dan berpencar ke samping. Hanya Feng'er yang tidak pergi dan masih berada di sisi Yun Ruoyue.

"Kenapa berisik sekali? Kamu yang berubah! Apa kalian tidak pernah melihat orang hidup?" Yun Ruoyue berkata dengan nada dingin, lalu berkata kepada Feng'er, "Tolong bantu aku berdiri."

Dia baru saja diselamatkan dari dalam danau, ditambah dengan penyiksaan Chu Xuanchen belum lama yang lalu, kini kondisi tubuh Yun Ruoyue sangat lemah. Dia bahkan tidak punya kekuatan untuk berjalan.

Kini, dia hanya tahu bahwa pemilik tubuh ini adalah seorang permaisuri. Dia seharusnya memiliki keagungan seorang permaisuri dan bisa mengintimidasi orang-orang ini.

"Permaisuri, Anda sudah bangun?" Pengasuh Zhang menatap Yun Ruoyue dengan tidak percaya.

Barusan, tabib jelas-jelas menyatakan bahwa permaisuri sudah meninggal. Bagaimana bisa dia hidup kembali?

Melihat ekspresi permaisuri, wanita itu sepertinya bukan berubah, melainkan benar-benar hidup kembali.

Mungkinkah tabib barusan membuat diagnosis yang salah?

"Kenapa? Kamu sangat kecewa karena aku bangun lagi?" Yun Ruoyue menatap Pengasuh Zhang dengan dingin.

Di dalam kediaman pangeran, biasanya Pengasuh Zhang adalah orang yang paling menindas Yun Ruoyue dan Feng'er.

Namun, orang-orang ini tidak akan berani menindasnya tanpa dukungan Pangeran Li.

Ketika tidak mendapatkan kasih sayang dan menjadi lemah, dia akan menjadi sasaran intimidasi dari semua orang di kediaman pangeran ini.

Akan tetapi, Yun Ruoyue sudah mengambil alih tubuh ini, jadi dia tidak akan membiarkan orang-orang itu menindasnya lagi!

Dia akan memegang kendali atas hidupnya sendiri. Jika ada yang berani menindasnya lagi, maka jangan salahkan Yun Ruoyue yang kejam!

Biasanya, Pengasuh Zhang tidak takut dengan permaisuri. Akan tetapi, di momen ini, dia sepertinya bisa melihat niat membunuh dingin dari tatapan permaisuri. Dia sangat ketakutan hingga giginya bergemeletuk. Kemudian, dia berbisik,"Hamba tidak berani. Hamba akan melaporkannya kepada Pangeran sekarang."

Di hadapan banyak orang, Pengasuh Zhang menahan kekejamannya. Bagaimanapun, Yun Ruoyue belum meninggal. Dia masih adalah permaisuri di kediaman pangeran, juga putri dari perdana menteri.

Apabila Yun Ruoyue ingin menargetkannya, dia tidak akan bisa kabur.

Akan tetapi, dia juga memiliki pendukung, yaitu Pangeran Li.

Dia akan melepaskan Yun Ruoyue untuk sementara dan pergi mencari Pangeran Li dahulu. Dengan adanya Pangeran Li, bagaimana mungkin wanita itu berani berlagak seperti permaisuri.

....

Paviliun Feiyue.

Feng'er memapah Yun Ruoyue ke dalam kamar. Kemudian, dia menyiapkan air panas agar Yun Ruoyue bisa mandi.

Rasa sakit yang menyiksa di bagian bawah tubuhnya mengingatkan Yun Ruoyue bahwa dia telah dianiaya hari ini.

Pria itu benar-benar kejam. Bisa-bisanya dia menyiksa permaisurinya sendiri.

Yun Ruoyue duduk di bak mandi dan meminta Feng'er membantunya mengambil cermin. Dia ingin melihat betapa jeleknya pemilik asli tubuh ini hingga Chu Xuanchen bahkan meraih tirai ranjang ketika berhubungan intim dengannya.

Momen ketika dia becermin, Yun Ruoyue hampir saja muntah.

Parasnya benar-benar sangat jelek. Wajah kanannya dipenuhi dengan bekas luka zig-zag, yang terlihat seperti tumor dan racun. Pantas saja Chu Xuanchen sangat membencinya.

Jika ini di zaman modern, Yun Ruoyue memiliki satu laboratorium biosains dengan berbagai obat-obatan khusus. Wanita itu akan bisa dengan mudahnya menyembuhkan wajah ini. Akan tetapi, kini dia berada di zaman kuno.

Tanpa ruang operasi, Yun Ruoyue yang adalah seorang dokter itu bagaikan pianis tanpa tangan.

....

Air panas membuat tubuhnya sangat nyaman. Lantaran Yun Ruoyue sedikit lelah, dia pun meletakkan cermin di sampingnya, lalu menyandarkan tangannya ke bak mandi dan perlahan tertidur.

Dalam tidurnya, di kedalaman kesadarannya, laboratorium Yun Ruoyue tiba-tiba muncul.

Dia melihat banyak obat-obatan dan peralatan medis yang pernah digunakannya sebelumnya, termasuk ruang operasi steril, komputer, ventilator, oksimeter, CT, stetoskop, mesin MRI, dan banyak lagi.

Sebagai seorang dokter, dia sangat senang ketika melihat peralatan yang familier ini.

Namun, dia tahu bahwa ini hanya sebuah mimpi. Dia terlalu merindukan pisau bedahnya sehingga bermimpi seperti ini.

Tiba-tiba, di dalam barisan lemari obat, Yun Ruoyue melihat ada sebotol "proantosianidin". Ketika melihat obat itu, matanya sontak melebar.

Ini adalah produk hasil risetnya sendiri. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati kerusakan sel kulit, menghilangkan racun, bisul, dan benjolan. Obat ini diekstrak dari biji anggur dan bahan-bahan lainnya, yang sebetulnya cocok untuk mengatasi racun yang ada di wajah pemilik tubuh ini.

Dengan mata berbinar-binar, Yun Ruoyue pun meraih botol "proantosianidin" tersebut.

Dia mengambil beberapa botol obat antiradang dan beberapa lembar kasa. Kemudian, Yun Ruoyue pun tersadar kembali.

"Permaisuri, apakah Anda tertidur? Airnya sudah dingin. Hamba akan menambahkan sedikit air panas agar Anda tidak kedinginan."

Saat ini, suara Feng'er terdengar di telinga Yun Ruoyue.

Dia sangat terkejut sehingga tiba-tiba membuka matanya dan melihat Feng'er membawa sebuah ember. Feng'er sedang menuangkan air panas ke dalam bak mandinya.

Ketika melihat ke tangannya, dia menemukan bahwa dirinya sedang memegang obat yang dia ambil dalam mimpinya.

Yun Ruoyue sontak terkejut. Apa yang terjadi?

Dia menatap obat di tangannya dengan tidak percaya. Napasnya tersendat, seluruh tubuhnya tegang, dan bahkan bulu kuduknya berdiri.

Saat menggerakkan pikirannya barusan, dia bisa mengeluarkan barang-barang dari dalam laboratorium. Mungkinkah, laboratoriumnya juga melakukan perjalanan waktu bersamanya dan masih berada di ruang kesadarannya?

Itu artinya, kini dia memiliki sistem dari ruang medisnya yang sebelumnya. Bukankah hal ini terlalu aneh?

Banyak hal di dunia ini yang menakjubkan, bahkan jiwanya pun dapat melakukan perjalanan melalui waktu. Seharusnya bukan hal aneh jika sistem medisnya juga ikut melintasi waktu dan datang kemari.

Memikirkan hal itu, sosok Yun Ruoyue gemetar karena gembira. Dia tampak sangat bersemangat.

DIa berkata kepada Feng'er, "Aku tidak mau mandi lagi. Kamu keluar dulu, aku akan memakai baju sendiri."

"Permaisuri, apakah Anda tidak membutuhkan bantuan hamba untuk mengenakan baju?" tanya Feng'er.

"Tidak usah, aku suka melakukannya sendiri."

Feng'er tertegun sejenak. Kenapa dia merasa bahwa kepribadian permaisuri telah berubah semenjak tersadar kembali? Yun Ruoyue menjadi berbeda dari sebelumnya.

....

Setelah Feng'er keluar, Yun Ruoyue berdiri dengan tubuh lelahnya. Tubuhnya masih sangat lemah dan dia terkena flu karena melompat ke danau. Itu sebabnya, sekarang dia takut terhadap dingin. Seluruh tubuhnya menggigil, bahkan sudah demam tinggi.

Pakaian orang zaman dahulu sangat ribet. Tanpa bantuan orang lain, memang sangat sulit untuk mengenakannya. Setelah bersusah payah mengenakannya, Yun Ruoyue buru-buru duduk di depan cermin rias dan meletakkan obat-obatan yang diambilnya dari sistem medis.

Dia melihat ke sisi kanan wajahnya dan menemukan bahwa racun di dalamnya tersimpan sangat dalam. Diperlukan upaya khusus untuk melakukan detoksifikasi terhadap racun tersebut.

Yun Ruoyue membersihkan wajahnya terlebih dahulu, lalu mengoleskan obat antiradang ke seluruh wajahnya. Setelah itu, dia pun mengoleskan proantosianidin ke wajahnya. Pada akhirnya, Yun Ruoyue menempelkan kain kasa di wajahnya. Apabila ada darah beracun yang keluar, kain kasa itu akan bisa menyerapnya.

Proantosianidin ini dikembangkan khusus oleh Yun Ruoye sehingga berbeda dengan biasanya. Hanya dibutuhkan waktu satu malam untuk menyembuhkan wajahnya. Dia sangat menantikan seperti apa wajah ini besok pagi.

Pada saat ini, suara ketakutan Feng'er terdengar dari luar. "Pangeran, permaisuri sedang mandi. Anda tidak boleh masuk."

Feng'er takut bahwa Pangeran Li datang untuk menganiaya Yun Ruoyue lagi.

Suara Chu Xuanchen terdengar dingin dan kejam. "Memangnya kamu kira aku ingin datang ke sini? Aku hanya ingin lihat, kenapa dia tidak jadi mati?"

Yun Ruoyue segera mengenakan penutup wajah. Dengan menutupi wajahnya, dia mengerucutkan bibirnya dengan dingin dan berjalan ke depan kamar, lalu memerintahkan Feng'er yang sedang menghalangi Chu Xuanchen, "Feng'er, kasih tahu Pangeran, ini sudah malam dan aku sudah lelah, jadi tidak menerima tamu!"

Dengan kata lain, Yun Ruoyue menyatakan perintah untuk mengusir Chu Xuanchen.

Mendengar kata-kata itu, Chu Xuanchen mengira bahwa dia sudah salah mendengar. Bukankah wanita ini paling berharap dia bisa datang ke kamarnya? Yun Ruoyue bahkan meracuninya dan menjebak Chu Xuanchen agar menidurinya. Lantas, kenapa dia sok jual mahal sekarang?

👇👇👇
Jika Anda ingin tahu lebih banyak konten menarik dari novel ini, unduh #WeRead dan cari "Kekuatan Cinta Sang Permaisuri" untuk melanjutkan membaca.

Zi Yue Kingdom's capital, just outside the Zi Kingdom.
"Bang!"
A golden body, shining like broken linen, was thrown onto the chaotic burial mound outside the city.
"Ah——"
Several loud cries startled the corpse crows, and ominous black feathers fell from the sky.
Stacked bones, the smell of decay, and the surrounding air were incredibly cold and murky.
"The esteemed head of the Mu Family, actually discarded on the chaotic burial mound, how pitiful!"
"Isn't it? Such a wasteful and vulgar woman, dared to think of the Seventh Prince. She got what she deserved!"
"But who would have thought! The beauty of the Mu Family..."
Before those people could finish speaking, the originally gloomy and silent chaotic burial mound suddenly made some faint noises, as if some force was awakening.
A nauseating stench jolted Serena Mu from her hazy consciousness. As she opened her eyes, she saw a canine creature three times larger than a regular wolf-dog drooling in front of her.
Without thinking, she acted. Her right hand transformed into a blur and delivered a swift and precise hand chop to the beast's neck!
"Click!" The wolf-dog tilted and fell to the ground, emitting its final mournful howl, "Awoo..."
After disposing of the vicious dog's remains, just as the three people were about to leave, they heard this chilling cry and turned to find a pair of pitch-black, eerie eyes fixed on them.
Exuding an icy breath, even more bone-chilling than the gloomy wind of this chaotic burial mound!
People who were thought to have breathed their last were now standing atop the pile of bones.
"G-ghost!" They exclaimed, wanting to run for their lives!
Serena Mu spoke, "All of you, stay right where you are!"
Her voice was as indifferent as if it had come from hell itself.
They were petrified, too terrified to move. "Don't kill me! Don't eat me, we were just following orders for money!"
Serena Mu slowly descended from the small hill of stacked bones, her tattered robes and blood-stained body making her appear as though she had crawled out of hell.
She paid no further attention to these three individuals but surveyed her surroundings, "Where is this? Wasn't I in the laboratory researching new potions?"
"Hmm!"
Suddenly, a wave of agony surged through her mind.
Familiar yet unfamiliar information flooded her consciousness like a tide.
Serena Mu, head of the Mu Family!
The Mu Family, the wealthiest family in Zi Yue Kingdom!
Piles of gold and silver in the house, no shortage of money. But this Mu Family head was a complete waste!
In this world, strength is revered, divided into martial arts and spiritual cultivation!
And Serena Mu, unable to practice martial arts, let alone cultivate spiritually, was a complete and utter waste.
Not only was she a waste, but she also dressed in an extremely vulgar manner, practically wearing all of her family's gold, silver, and jade on her person.
She was ridiculed, scorned, and looked down upon wherever she went.
And what she did today was even more outrageous!
In order to vie for her fiancé's personal jade pendant with the daughter of the State Duke's residence, she was ultimately beaten to death by the State Duke's daughter, Kristy Wei, and thrown into the chaotic burial mound.
And these three people were ordered by their young miss to dispose of the body. Not only did they dispose of it, but they were also paid to bring this vicious dog to tear her body apart, wanting her remains obliterated!
Seeing Serena Mu, approaching like a resurrected demon, they hurriedly knelt down to beg for mercy.
"Mu Family head, spare us! It was all our young miss's orders. The vicious dog was given to us by Miss Serena!"
The Mu Family had only Serena Mu as its head, with no young misses or second misses.
Because of her good relationship with the family head, Serena Mu almost blindly obeyed her, causing everyone to refer to Lily Mu as Miss Serena.
Miss Serena was usually understanding and caring, but who would have thought that when she turned ruthless, she would be even more cruel than Kristy Wei, the State Duke's daughter who was known as the Zi Kingdom's Poisonous Maiden.
To these pleas for mercy, Serena Mu paid them no attention. Of course, she would deal with the mastermind.
And as for them, she wouldn't let them off either.
With a ghostly agility, she leaped up, her wrist coiling around his neck!
"Crack!" Three times!
"Bang bang bang!"
Three bodies were kicked like footballs, harshly crashing to the ground, already lifeless.
Her methods were ruthless, a single strike lethal, sending them on a journey to the underworld.
As the supreme master of the Hua Xia Ghost Doctor Sect, she competed with the King of Hell for lives. Both black and white paths feared her.
Anyone who offended her was sent as a gift to the King of Hell without hesitation.
"Drip..."
Serena Mu struck twice, causing her wounds to open even wider. Fresh blood dripped onto the ground.
Beneath the white bones of the chaotic burial mound, a greenish-blue stone slab greedily absorbed the blood flowing from Serena Mu.
Suddenly, a faint green light enveloped her body, carrying her away from the spot.
Serena Mu opened her eyes and found herself sitting in a pavilion!
This was an exquisitely delicate ancient pavilion, its gray-green colour exuding an inexplicable air of mystery!
Around her stretched vast expanses of water, the delicate pavilion resembling an isolated island in the sea!
"Where is this?" Serena Mu mumbled.
Just then, she felt the fish swimming in the surrounding lake!
"Plash—" A splash sounded, and when Serena Mu turned her head, she saw a boy, akin to a water spirit, frolicking freely in the clear lake like a fish.

"Her eyebrows were like ink paintings, her skin as fair as snow, and her exquisitely unparalleled face seemed like a masterpiece of the gods.
Her ash-green hair cascaded down her shoulders into the lake like fine silk.
Her eyelashes, as dense as butterfly wings, fluttered slightly as she opened her eyes.
A pair of light green, clear eyes, captivating and soul-capturing.
She exuded an innocence and purity akin to an elf, untouchable by mortal hands.
She gazed at Serena Mu, her cherry-red lips parting.
"It's you, this ugly woman, who entered my space and woke me up."
Serena Mu's expression turned cold as she beheld this extraordinary individual.
"Young man, if you have the guts, try to get ashore. I promise not to kill you. How dare you call me ugly."
"You were ugly to begin with, why can’t I say it?"
The young man's voice, as melodic as an elven song, but his words were laced with venom.
Serena Mu approached the pavilion, her reflection rippling in the water.
In an instant, she was startled.
Her golden gown, now tattered like a beggar's attire. Her hair, more tangled than a chicken's nest! And her face, plastered with layers of makeup, as if she intended to use every cosmetic in the world.
She couldn't stand it, absolutely couldn't. It had to be washed off.
"Splash!" Serena Mu jumped into the crystal clear lake.
At that moment, a scream echoed, "Ah! Ugly woman, get out! You dare to dirty my Holy Lake!"
Suddenly, the lake surged, as if it wanted to wash Serena Mu away.
"Whoosh!" Serena Mu swiftly swam to the young man and grasped his neck. "Young man, if you dare to move, I'll strangle you!"
His skin was cool and delicate, like fine porcelain.
"Hiss!"
Suddenly, a sharp pain shot through her. Serena Mu glared at this water demon-like young man.
"What the hell did you do!"
The young man's face also turned pale. He snarled, "Get out, get out quickly!"
Her whole body felt like it was being torn apart from the inside out. If she didn't bite the young man's arm, she feared she'd bite through her own lips!
"Boom!"
An icy breath swept through, and her soul experienced a terrible ache. Serena Mu's mind went blank!
Even though Serena Mu fainted, she still didn't release the young man's arm!
"So stinky! Ugly woman, you... you..."
This infuriating voice brought Serena Mu back to her senses, followed by an unbearable stench.
Opening her eyes, she saw a pitch-black expanse, and the crystal-clear lake that had been there a moment ago had vanished!
"You... let go... quickly!"
Serena Mu's hand circled around the young man's neck, ensuring she'd subdue him before letting go.
The young man's perfect arm bore a blood mark deep enough to expose bone. It was evident how much pain she'd caused.
Serena Mu asked, "What's going on?"
"The water in the Holy Lake has the effect of cleansing the body. Your impurities, soaking in it, naturally..." the young man said, pinching his nose in disgust.
"There are so many impurities in your body!"
The entire lake's water was the impurities she had expelled. Among them, the most abundant seemed to be toxins.
It seemed that Serena Mu, the head of the Mu family, wasn't as peaceful as one might think.
"I can't take it anymore!"
"Splash."
The young man couldn't bear the stench of the lake any longer and emerged from the water.
Exquisite collarbones, delicate skin, and those two rosy buds were now exposed before Serena Mu.
Even if she only saw the upper body, this figure was truly commendable.
"Don't move."
Serena Mu increased the pressure in her grip.
"You, get out! Quickly. Even if your blood awakens me, I won't acknowledge you."
A tremendous force almost sent Serena Mu flying.
Just then, a blue light enveloped the two of them. The young man's face contorted in frustration. "How is this possible!"
At this moment, a voice echoed in Serena Mu's mind, ancient as if from a distant era.
"Eternal Pavilion, Ninefold Chaos Pavilion, in the realm of ninefold perfection, control over the sun, moon, and stars, all shall be yours!"
"I am the Ninefold Chaos Pavilion. Will you forge a contract with me, intertwining souls, sharing life? Do you agree?"
The young man's enchanting voice beguiled Serena Mu, who unconsciously replied, "I agree."
A faint green light flew into Serena Mu's forehead.
Serena Mu stared wide-eyed at the young man before her, his once exquisite face now as dark as a cauldron.
"You've taken possession of my body, are you satisfied now? Get out!"
"Splash."
The young man's foot suddenly emerged from the water's surface and kicked towards Serena Mu.
Serena Mu pursed her lips. "You may look good, but it seems you're rather lacking below!"
"Ah ah ah! Ugly woman, I'm going to kill you!" The furious voice came from the lake.
The young man suddenly kicked Serena Mu, catching her off guard. Damn him, he actually dared to kick her. She was afraid she'd be turned into minced meat.
"Bang."
She didn't turn into minced meat, but rather landed on a comfortable, spacious, and tight surface.
And this surface... it actually had a warm sensation! Serena Mu finally realized what was happening. There seemed to be a form of human cushion beneath her."

Serena Mu hurriedly got up, but what met her eyes was unexpectedly a painting of a mesmerizing ink-splashed beauty.
The man beneath her had ink-black dishevelled hair, gleaming with a soft radiance under the cool moonlight, even smoother than satin.
He had a pair of ice-blue eyes, abyssal in their depth, so still they seemed to not even stir a ripple, as if they could devour a person's soul.
With a high and straight nose, lips tinged with crimson, two parts cruel and two parts enchanting, yet there was a sinister quality that ran bone-deep.
He was like a ruthless King of the Asura, and at the same time, a devilishly alluring demon.
His ice-cold hand mercilessly gripped Serena Mu's neck, the aura of death looming.
Those frigid eyes seemed capable of freezing Serena Mu on the spot, exuding a bone-chilling malevolence.
"I didn't mean to overpower you!" Serena Mu said with a wry smile.
A man as dominant and self-assured as him being used as a stepping stone by a woman wouldn't lead to murderous intentions.
But who would have known, he actually said, "The Eternal Pavilion, on you?"
His voice was as rich and intoxicating as a wine aged for millennia, beguiling.
The Eternal Pavilion, in an instant, information about the Eternal Pavilion flooded her mind.
The Eternal Pavilion, also known as the Ninefold Chaotic Pavilion, was one of the Nine Eternal Divine Artefacts.
And the youth in the lake was the spirit of the Ninefold Chaotic Pavilion. Between them, there was a binding soul contract.
Such treasures only existed in myths, and once they emerged, they would attract powerful figures from all directions.
Yet, she had somehow lucked into a contract with it, and now she had caught the attention of this terrifying powerhouse. Serena Mu watched the formidable man warily, wondering how he knew the Ninefold Chaotic Pavilion was on her.
Serena Mu blinked, a trace of confusion in her eyes, asking, "Sir, what is the Eternal Pavilion? Why have I never heard of it?"
Her contract with that thing was domineering, and if it perished, she would die too.
"There's the aura of the Ninefold Chaotic Pavilion on you," he said.
His thin lips curved in a cold, cruel arc, marking the beginning of a slaughter. In those cold, icy-blue eyes, it seemed like all her lies had been laid bare.
Goosebumps rose on Serena Mu's arms. "The Ninefold Chaotic Pavilion has already formed a contract with me. Killing me won't make it disappear. If you want it, you'd better release me now so we can talk properly."
Indeed, upon hearing this, he let go.
Seizing this opportunity, Serena Mu leaped up.
But the man approached her like a ghostly apparition, this bloodthirsty Asura pressing her until she could hardly breathe.
Serena Mu clenched her teeth. She, Serena Mu, the Ghost Doctor, was not one to surrender easily. Even though today's opponent was overwhelmingly powerful.
In an instant, her hands, elbows, and knees transformed into her own weapons, attacking him. Without potions or spiritual power, close combat was her only option.
However, the man's speed was incredibly fast. Serena Mu's attacks missed completely, and his hands, like lightning, seized her arms.
Just then, "Bang—"
Serena Mu raised her right leg and kicked the man's knee, giving her hands freedom.
The man attacked again, and Serena Mu squeezed out every ounce of her potential to fight back.
The man's speed was almost on par with hers, as if he didn't use the special powers of this world at all. Serena Mu widened her eyes, never expecting this man to be so arrogant.
He was actually suppressing his strength to fight her up close.
Well, then, let him see the close combat techniques of the 21st century!
They exchanged blows for dozens of moves. Her once elegant golden dress now looked even more tattered, revealing more than intended.
At this moment, she was forced to a tree by her opponent. She helplessly said, "Hero, I know I'm no match for you. What do you want in order to let me go?"
"Let the Ninefold Chaotic Pavilion come out and meet me."
"What if I refuse?"
He had no way of contacting it. He completely disregarded whether she lived or died. How could she bring it out?
"Die!"
A single word, dripping with terrifying intent to kill. Goosebumps rose on Serena Mu's arms.
At this moment, Serena Mu wrapped her arms around his neck, leaning close to his ear, breathing hot air. "Handsome, it's not a good habit to talk about death so casually, you know? This lady is so beautiful that if you don't kill me, I'll be worth even more."
Clearly, the man in front of her stiffened suddenly.
"Let go," he said coldly.
"Haha. Handsome, you're really cute. Are you shy?"
His aura grew even more terrifying, but Serena Mu thought, if she was going to die anyway, why not have some fun annoying this powerful and intimidating man.
Just as the terrifying pressure was about to overwhelm her, Serena Mu's hand turned and pressed against his kidney point. If this acupoint suffered a heavy blow, he would never be a man again.
Serena Mu said coldly, "Handsome, if you don't want to become a eunuch forever, it's best not to kill me, okay?"
"Hiss..."
His devilishly enchanting face froze for a moment.
She actually dared...
At this moment, Leo Ji wished he could devour this woman alive.
"To secure your future happiness, send me to the Mu family."
She remembered that her little uncle seemed to be the number one expert in the Purple Moon Kingdom. Now, only her little uncle could save her from this man.
Just as Serena Mu thought she was about to escape the clutches of this demon, her head suddenly throbbed. Damn it! This body was too weak. The high-intensity battle, combined with the pressure from this man, had already pushed her to her limit.

Leo Ji looked down at the woman fainting on him. Her small face had turned pale to the point of translucence.
His breath calmed slightly as he embraced her slender waist. The ink-black figure passed through the dark night.
"Master, you're back. Who is this...?" White Butler's eyes flickered as he saw his master, who had actually brought back a girl in tattered clothes.
Judging by the situation, it seemed their master had dealt with this girl outside. After all these years, the master had finally come to his senses.
"Prepare a medicinal bath and send a female skeleton to tidy up this woman for me."
"Yes, sir."
The warm water moistened her skin, causing every cell to relax and stretch out.
Since she had transmigrated, she had first killed a giant wolf, then dealt with three more. Next was washing the marrow and fracturing the meridians, pushing herself to the limit. And then there was the battle with a terrifying man.
Her nerves had been taut all this time, and she hadn't relaxed like this in a long while.
But it seemed the heavens didn't want Serene Mu to relax. When she opened her eyes, everything was amiss.
Before her stood a blood-red skeleton, moving about. The hollow eye sockets of the skeleton had purple flames dancing within.
If it were an ordinary woman, she would have screamed long ago.
However, Serene Mu, in a calm manner, soothed her slightly startled heart. After all, she had once fought the King of Hell for a life.
This was a room dominated by dark red tones, which seemed to complement the man's temperament. It appeared that after she fainted, he didn't kill her. But he also didn't send her to the Mu family, so he brought her to his own place.
After Serene Mu finished cleaning up, the red skeleton brought a woman's dress and presented it to Serene Mu.
Then it tried to help her get dressed.
Using a skeleton as a maid... this man was really perverted!
Serene Mu waved her hand, saying, "I'll dress myself. You can step back."
Although the skeleton couldn't speak, it understood Serene Mu's words. It handed the clothes to Serene Mu and obediently withdrew.
The texture of this light purple dress was soft, embroidered with large intricate patterns. The craftsmanship was exquisite and flawless.
It seemed that in her previous life, even her incredibly wealthy former self hadn't worn such exquisite clothes.
Serene Mu put on the dress and then prepared to escape.
But...
Skeletons of various kinds were patrolling everywhere, their eyes glowing with purple flames like ghostly fires.
This scene was like a procession of ghosts!
Serene Mu knew that escaping would be near impossible now.
So, for the present, she could only stay.
Cultivate!
Grow stronger!
Serene Mu returned to her room, recalling the item the beautiful young man had given her after kicking her away.
It was a cultivation technique. She recited the mantra, "Heaven-Defying Decree, Chaos' Genesis, Primordial Origin, All things..."
In an instant, the spiritual energy and vitality of the entire Purple Moon Kingdom surged madly towards her room.
As for Leo Ji, who was in her room, he watched this strange surge of energy without a hint of disturbance, lazily closing his eyes once again.
The next day, the sun rose.
Serene Mu exhaled deeply, and a glint of determination shone in her pitch-black eyes. Her lips curled slightly.
Third-rank Spirit Master. In just one night, she had advanced to a third-rank Spirit Master.
Not only that, but she was also a third-rank martial artist, because the Heaven-Defying Decree was a cultivation technique that combined both martial and spiritual practices.
In this world, spiritual practitioners were ranked as Spirit Practitioner, Spirit Master, Grand Spirit Master, Spirit King...
While martial practitioners were ranked as Warrior, Martial Artist, Grand Martial Artist, Martial King...
In Serene Mu's memory, their Mu family's first genius, Emily Mu, the granddaughter of the Mu family's eldest elder, reached the seventh-rank as a Spirit Master at the age of seventeen. She became the number two genius in the Purple Moon Kingdom, according to the list of young talents.
And she, in just one night, became a third-rank Spirit Master. The so-called Mu family's number one genius didn't seem so impressive after all.
"Ugly woman, don't be too happy too soon. After being cleansed and purged by the Water Spirit Lake, if your talent isn't high, you might as well throw yourself against a wall. Now quickly think of a way to escape! You can't let me fall into someone else's hands."
The voice of the youth suddenly entered her ears.
Serene Mu coldly snorted, "You're only scared now. Where were you yesterday when I was fighting that demon-like man to the death?"
He explained, "I just woke up and didn't have enough strength. I fell asleep again. It was only because you practiced the Heaven-Defying Decree and had a bit of spiritual energy that I woke up."
"Now, how do we escape?" Serene Mu muttered.
She didn't believe that becoming a third-rank Spirit Master would allow her to escape from that dreadful man.
"It depends on how you figure it out. Your strength is too weak, too weak. I've only recovered a tiny bit; I can't help you much."
Her strength was too weak. Relying on this bit of spiritual energy to escape was simply a pipe dream.
Only...
A glint of light flashed in Serene Mu's eyes. She walked out and called the skeleton that had been guarding outside, "You, come here."
The skeleton obediently came over. Serene Mu asked, "Is there an herb storage room here?"
The skeleton nodded and then turned to leave.
Serene Mu's face darkened. She had originally thought the skeleton would lead her to the herb storage room, but she hadn't expected it to be reporting to its master.
The skeleton wasn't looking for its master; it was looking for White Butler.
White Butler inquired, "Master, the woman you brought back last night, does she need herbs?"
"Handle it as you wish!" came a cold, ruthless voice.
..
👇👇👇
If you want to know more interesting content from this novel, download #Readme and search for "Divine Doctor Mad Empress" to continue reading.

Running through the dark jungle she made sure to look back for any traces of anyone following her but then something big jumped over her and she stopped in her tracks as she took in deep breaths to calm down her racing heart from all that running.
The brown wolf with a bloodied face and a torn ear looked back at her and snarled at her before it turned around and ran deeper into the woods out of her sight. She took a breath of relief as she thought the wild animal went away probably scared from her but then a low growl was heard from behind her as she grew alarmed and slowly turned around only to meet a wolf twice the size of the previous one, staring at her.

A human being is a subject to have feelings and emotions that they can never ever be free off. No matter what you will always remember how life has picked you up from a time period and throws you in another. Life, I inhaled loudly thinking how my life has drastically changed. A lone tear slipped from my eye when I remembered the events from two years ago.
“I don’t want you to go. Please don’t go. I’m scared.” I looked into her eyes and held her closer to my chest, gently kissing her on her forehead. I promised I would be back soon.
“Don’t cry, Sissie is going for important work stuff.” She stopped crying and with her little hands, she held my face and sobbed. I was reluctant for a moment thinking I should just leave my work and stay with her but then I knew I had responsibilities. Alright then, I shall wait for you.
“Good girl.” I kissed her again and went out of the ward.
A deep sigh escaped my mouth as I looked out of my red Audi A3 Cabriolet. I watched as the scenery passed by.
My Life has changed and so did I.
I have gone through so much in my life which I desperately want to forget but not the morals.
I looked at the rear view mirror to find my dul brown eyes looking back at me and it had dark circles around it. “What have you done to yourself, Miss Aderyn Brookes?” I muttered to myself. Everything that had to happen passed out and I was no longer that twenty years old girl. I’m twenty two now and to change I have just changed so much that even the people who knew me wouldn’t recognise me if I don’t give them my introduction. As I was driving, my head began to itch as I was sitting over my waist length brown chair and I growled in annoyance as I used my other hand to put the hair to my side and sat comfortably, driving past the houses. Definitely need a haircut!
I was actually driving Jeena, a name I had given to my Audi to my destination. I loved traveling and since a year ago, I have been traveling just everywhere. Feeling the air, witnessing new cultures had become a part of my life since a year.
For three hours I have been driving, driving and driving. At last after twenty minutes I spotted a diner. I parked my Jeena in a parking space and put on my black aviators. I took my backpack along with me as I looked over the place and walked right in feeling hungry. As soon as I opened the door of the diner, I mentally drooled having the aroma of food.
Food. This word is like heaven to me. I can’t even stop myself from eating anything for a few minutes, and here I waited three hours and twenty minutes to eat.
The diner seemed full of people and the waitress ran here and there to take the orders and also to serve. I choose a corner, and sat down and after some minutes a boy came and asked for my order. After giving him my order, he stopped writing on his notepad and gave me a weird look but didn’t say anything and left.
After 15 mins my order was placed before me. The most interesting part was everyone, I mean every single homo sapiens present in the diner, were looking at me as if I have grown two to three horns on my head.
Not liking that I was the center of attention I snapped: “What, never seen a girl eating?” By this, everyone looked away.
It was not my fault. I usually never snap at people but I’m hungry, and it’s their fault for Staring. I did technically order everything available in this diner.
I wasn’t lying when I said I was going to order everything. Without wasting any more minutes I dug into my food.
By the time I finished people were again staring. Some were staring in disbelief and some in amusement. I finished everything. They seriously thought I was going to waste my food?
How judgmental?
I just smirked at this. I paid my bill to the old lady with her mouth wide open and walked to the exit.
As soon as I reached the knob to open the door, the door was yanked wide open and their stood I think the World’s Handsomest man in front of me.
And what was I doing at this time?
I couldn’t move, as if I was held captive by his deep forest green eyes which were trying to look deep into my soul but couldn’t.
I kept staring.
He kept staring.
I kept staring.
He kept staring.
People kept staring.
I kept staring.
Some dudes beside him also kept staring and suddenly I noticed the change in his eyes.
His eyes slowly changed from forest green to hint of black.
Like hatred.
What the hxll?
I alerted myself, held myself out of his captive gaze.
Distracting myself from him, I went passed him and the dudes to my Blush.
I don’t know why my heart just wouldn’t stop beating fast.
Igniting the engine and went out of the parking space, continuing my journey.
Oh man, just what the hxll?
Why am I thinking of that forest green eyed guy?
And how the hell did his eye color change?
No not possible, I must be dreaming.
Was it possible?
“So, What do you think about the Deal?” asked Mr. Whitmore nervously.
I swirled the paperweight around the table and stopped it with my index finger, giving an Icy glare to a man named James Whitmore who was standing in front of me.
I heard him audibly gulping which isn’t new to me because people get nervous around me. My glare makes them think the ground will swallow them.
I am Dylan Black Bishop, a multi billionaire and the most powerful and feared Man alive. I am also a Werewolf and the heir of a Royal Family which makes me the Werewolf king.
I have this aura which scares werewolves and makes humans pee their pants. I am 6"2 and 24 years old. I have forest green eyes and black hair.
I am the King, therefore making every Alpha of different packs bow to me and fear me. I am mostly known for my Ruthless behavior. People call me Beast.
Today I have come to Las Vegas to Buy a company. Being in the human world, my Identity is that I am a multi billionaire business tycoon. My werewolf identity remains hidden from the human world So I have to hide my werewolf king’s Aura.
People can sense my power still and get nervous or scared around me. I even have special powers. I can look into people’s brains and know about their past and history. I can even read people’s minds showing me what they think. I have many more powers.
Right now I want to buy Mr Whitmore’s company, which will make a good profit to my already established reputation and business.
Mr Whitmore has brought a deal out of it that instead of me completely owning his company, He would take care of the company and work under me.
He wants me to buy his company and let him to remain the CEO of the company but will still work under me.
Hmmm sounds interesting.
He seems to be a good human.
Lets hear What’s going on in his mind.
I focused in his eyes and tried to hear him.
“Please, please, please God help me. Let Mr. Bishop say Yes to this Proposal.”
Hmmmm Let’s keep his hope.
I stood up from my chair and closed the middle button of my Armani suit. Everyone present In the conference hall stood up following me. I gave a curt nod which led everyone Know that I agreed to the Deal. Everyone started shaking hands and Mr Whitmore ran towards me to shake my hand.
“Thank you, Thank you Mr Bishop” he happily cried shaking his head.
I put my hand on his shoulder briefly and came out of the room with Blake, my Beta and Cole, my Warrior following me.
Blake and Cole are both my childhood friends. Blake being my Beta is the Beta of Betas and also has some special powers, and Cole is my best fighter Warrior who has Powerful, power skills in fighting.
They always accompany me with my business meetings. Though they know me from my childhood they still have fear and respect towards me. My power lets their wolves bow down to me.
“I never expected you to except that Deal that easily...” said Blake from behind.
I looked at him and replied ” Me neither...”
He raised his eyebrows but never did ask further questions.
Cole came with the car and we all drove back to our Hotel Penthouse to change, because we have to get back to our pack house before night.
After changing into a casual Denim Jeans and Polo Black shirt, we three began our car journey towards the pack house.
Our pack house is situated at the outskirt of the town inside the forest, hidden by a shield to remain hidden from human and trespasser Rogues.
“It will take another two hours to reach the pack house, And I am hungry” said Blake who is driving.
" I know a Diner here somewhere, why don’t we stop their and eat?” said Cole asking for my permission.
I simply nodded in agreement.
We reached the Diner and parked the car near a Audi.
Blake whistled and said “Man check it out. What a hot piece of Car. It is. Awesome”. He pointed towards the Audi.
Cole and I Shook our heads at him. Blake always got excited seeing expensive cars.
We parked and made our way to the entrance door of the Diner When suddenly I smelled the most delicious and mouthwatering smell of Roses and Chocolates. A unique combination.
My wolf whose name is Black began to wiggle his tail and howl in my mind.
He shouted “Run, run and follow the smell...quick”
I fastened my steps. When the smell increased from behind the door, I could no longer control myself and I pushed the door wide open out of my way.
Behind the door stood I think the most gorgeous girl in the world. She had the most beautiful brown eyes which held secrets and Brown hair with a goddess like figure.
I just don’t get why I want to engulf her in my arms and hide and protect her from the world but I controlled myself.
She looked at me with wide eyes probably confused about my sudden bashed entry.
My wolf howled with joy and the word which I didn’t want to hear my whole life came out of my wolf’s mouth....“Mate”.
NO, NO, NO this can’t be happening.
Mate NO, I don’t want a Mate.
To my wolf’s disagreement, I shut him out of my mind.
My eyes color started to change with anger when the girl before me went past me and drove taking that Audi towards Vegas.
I controlled myself and opened my mind.
“Go and get her, what are you waiting for?” My wolf Black shouted.
“I don’t want a mate and you know why ” I replied.
" I don’t know anything, just get her.” Black shouted angrily.
" Fine.” I gritted my teeth and muttered.
" Cole, Blake go and get that girl and bring her harmless to the Pack house.” I ordered.
They knowingly smiled and nodded.
“I will directly meet you at the Pack house” I informed.
They nodded and ran towards the car and drove following her.
I walked to the back of the Diner and towards the woods where I shifted into my black Wolf and began running towards my pack house.
Unlike me, My wolf was too happy and couldn’t wait to meet his Mate again.
“What I am going to do?” I sighed and muttered to myself.
It had been 15 minutes since I left that diner and I’m still thinking about that dude with the forest green eyes.
“Why, why, why?” I said, hitting the steering wheel in frustration.
This never happened to me ever, so why now?
Why am I thinking about a random guy whom I don’t even know?
Damn.
When i averted my gaze to my rear view mirror, I noticed a car that has been following me since I left the Diner. I averted blush to the left side of the road to let them overtake me but they didn’t, instead they also averted their car to the left following me.
what the hxll ?
I again averted Jeena to the right wanting them to overtake me but they again, followed me.
Okay, now they are getting on my nerves.
I pushed hard on the accelerator and sped up Jeena. They also sped up following me.
Damn it, why are they following me?
I pushed hard on the accelerator and sped up more fast and soon I lost their car from my sight.
I smirked. No match for my Jeena!
I could see a driveway 1 km away from where I’m driving, and soon I’m on that driveway driving my Blush when suddenly, a car came out of the woods that was sideways in the driveway.
That car was the car that was following me.
Damn it, should have known!
They took a shortcut.
Wait they know about shortcuts. That means they are familiar to this place where as I don’t know a thing except my GPS showing me where I’m going.
I’m in trouble I guess.
Before I knew it, the car overtook me and suddenly stopped right before me. It caused me to push on the brakes hard, the car stopping with a screeching sound, making me bend forwards.
Thank god the seat-belts are on, or else I would have flown out of my car like Superman, or more like a Superwoman.
Irony!
Not the right time to joke.
I got out of my car and began to yell.
“what the hxll man, You want to die, fine. But i don’t plan on dying soon”.
Two well built men got out of the car, and I remembered they were the dudes standing behind that forest green eyed dude.
“what the hxll,You two”, I pointed my finger towards them.
“Aren’t you two the dudes back from that diner”?
One the dudes with black hair rubbed the back of his neck with his hands and nodded.
They looked at each other and nodded and before i could ask what was going on and why they were following me, i felt a sharp pain on my right thigh and saw a tranquilizer.
A what? And before I could faint, I heard a mere “Forgive us Luna.”
Who is Luna?
I slowly drifted to sleep thinking of the possibilities of what is going to happen to me.
I felt myself being lifted bridal style and placed on a soft thing then, heard the engine of the car igniting and a man yelling.
“Hell yeah! I’m riding that beauty”.
“Which beauty”? I thought.
Even in a tranquilized state, I could hear them but am not able to open my eyes.
Shit are they talking about my Jeena?
If anything happens to her I’m going to make their lives a living hell and I mean it.
I could feel air hitting my face which means we were in a moving car.
I needed to know where I’m going in order to escape. Though I can’t open my eyes, i still know what’s going on, but only because of my training.
I focused on my heartbeat, and began to count my heartbeat. I would count again from the beginning if I could feel the car turning left or right.
Soon the car came to a halt, and I inwardly made an imaginary map in my mind which i knew was going to help me soon or later.
I could hear the screeching sounds of a gate opening and again, the car moved.
Okay, Okay you can do this. Calm down and just focus on counting.
The car again came to a halt, and I found myself being lifted by a muscular arm.
Whoever this man is better not drop me.
I again began counting my heartbeat.
1.2.3.4.5.
I felt turning again so I counted from the beginning
1.2.3.
The sound of a knob turning.
The door opening.
Sounds of footsteps.
I marked everything and suddenly I was put down on a soft thing.
I guess a mattress or bed.
Why would someone kidnap someone and make them lie in a comfortable bed, in place of a dungeon or a concrete floor.
No sound of chains or handcuffs
So I guess I am not chained or tied down.
Strange, kidnappers.
I heard footsteps, a knob turning and a door opening.
Judging from the footsteps there were three people.
I could feel a presence hovering above me from the bedside or mattress whatever it is, and someone sniffing.
what the hxll? sniffing. Someone is sniffing me?
Like a dog?
Then someone inhaling deeply.
“She Shouldn’t be here,damn it. She doesn’t belong here”.
I heard a masculine voice which made tingles run down my spine, but in a good way.
Speak.
“Alpha, But we need her.” I heard another man speak.
“No” the man whose name is Alpha i guess yelled.
“Look at her. She is no match for me. She is pathetic. How can someone make someone like her my pair?”
Ouch. Was that directed towards me?
Why do i feel hurt listening to it?
“Alpha please try to understand. As much as you try to deny it, she is your other half and as much you need her, the pack also needs her.”
“Fine, do whatever you want. Keep her, throw her, I don’t care. Just make sure you keep her away from me.”
With that i heard footsteps which meant the Alpha guy was going.
The Door opened and the sounds of footsteps stopped.
“SHE IS NO ONE TO ME AND AS SOON AS SHE REGAINS CONSCIOUSNESS, I’M GOING TO REJECT HER SO NO PLEADING AND ALL. ITS MY FINAL DECISION”
The alpha dudes voice boomed, leaving no space for no. I could already imagine the other dudes nodding in fear.
“She is weak”, He said and left.
I felt anger boiling within me hearing that last statement.
I don’t like people judging me.
Forcing myself, I pushed myself to regain consciousness.
Anger is making me regain consciousness.
I pushed myself harder
“Look, I think I saw her fingers twitching.” One of the two men spoke.
“Impossible. I shot her a high dosage. She shouldn’t be regaining consciousness for up to 3-4 hours”, Another guy spoke.
I tried again and this time I forced myself more. Soon I could feel my eyes opening and were soon met with brown and blue eyes.
“Impossible” they both whispered at same time.
I opened my eyes and was met with two pairs of shocked eyes looking at me. I glared at them which made them recover quickly out of their state, but they looked at each other like they can talk through their minds.
I took my hands and folded them under my head and folded my leg upon the other and gave them a smile.
They saw my position and I was sure that their eyes were going to pop out of their sockets.
They didn’t expect such a kind of gesture from their hostage, and also from a girl. They thought I was going to freak out or try to escape which I will definitely do later.
One of them cleared his throat and said, “Hey I’m uh Blake”
Then the other one said, “Hi I’m Cole”.
I gave them a look and jumped out of the bed making them take a step back in surprise. Then I started to walk towards the door.
“Hey where are you going? You can’t leave this room wait!”
I was already out of the room walking to God knows where. They soon joined me and began their babbling.
“You can’t go here, you can’t go there”
Blah, blah, blah.
I thought I was going to be in some type of warehouse or something but I guess this is a different type of kidnapping.
It's a big house.
A very big house, somehow close to a mansion.
Why would they Kidnap me?
When I was walking, both of them stopped and began to quarrel with each other. I sped up and took a left turn.
Soon after checking so many rooms including interfering some couples intimate moments, I got to the room I was searching for.
The Kitchen room.
I went inside the room and opened the refrigerator to find heavy amount of food and mainly packaged meat.
No wonder there are so many people in this house.
I took a coke and began to drink it, when both of them entered the Kitchen.
“Hey what are you doing here? You are not allowed to leave your Room”, Blake stated making me choke on my coke.
Allowed?
“I don’t need anybody’s permission to do anything and what do you mean by what am I’m doing here? Can’t you see its a Kitchen and I’m hungry so I’m eating your food” I stated the obvious.
“Why a- are you not afraid of us? we literally Kidnapped you.” Cole said looking at me curiously.
“Why should I? If you wanted to hurt me or kill me you already had done it right?” I asked raising an eyebrow.
“Yeah we won’t hurt you” Blake said cautiously.
“So, if you didn’t kidnap me to kill me or to hurt me, then why did you kidnap me because let me tell you all that you can’t demand money in return of me to anyone. There is no one there as my family, and if you have kidnapped me for some other reason then spill it out and quick” I said looking at them seriously in their eyes.
“Listen- there is a reason why we kidnapped you and you will know it soon, but until then you have to stay here, and we promise that nobody will hurt you here” Cole said his eyes pleading.
“Please, it’s a request” Blake added.
I sipped from the coke and thought about it.
If I wasn’t here, I would have been in Las Vegas and in some hotel or motel wasting my money.
Why not stay here ?
It’s a big place and I can live here freely for days.
It’s not like that I’m afraid of them hurting me because I can take care of myself.
Hmmm, ok.
“Okay then”, I said making them grin.
“Thank You Luna”, they said in unison.
“Luna?” I asked confused.
“My name is Aderyn Brookes, call me Adie” I said smiling.
They looked at each other then said beaming “ok Adie”.
“Now where is blush?” I asked narrowing my eyes.
“Blush?” Cole asked.
“My car Blush, where is it?” I asked again.
“You mean that Audi A3 Cabriolet?” Blake asked, excitement evident in his voice.
“Yes that Audi A3 Cabriolet, her name is Jeena” I mocked him.
“It’s in our garage and your bag which we found in that car is in your room which you were 15 minutes ago” Cole said nonchalant.
“Come on now let’s go” Blake added.
“Go where?” I asked puzzled.
“To the alpha” Blake said and got a smack to the head by Cole.
“Okay then let’s go” I said excited to find out more about the place.
We went through the corridor and took the stairs to the second floor. Finally we reached a big wooden door and knocked on it.
“Come in” said a husky voice sending shivers down my body.
I looked at Cole and Blake who were already giving me a knowing look as if they knew what happened when I heard that voice.
This is really a weird place.
Cole turned the knob and opened the door. Cole entered the room and Blake entered after him. I shrugged my shoulders and followed them in.
I looked inside the room to see it’s an office. Complete with Bookcases, a couch, a desk, a mini fridge and a big glass window.
I was so engrossed in looking at the interior of the room that I didn’t notice them looking at me.
When I did, I noticed the man behind the large desk. He was the same guy whom I met back at that diner.
He was wearing a black leather jacket underneath a white shirt and black denim jeans.
He was actually really handsome.
With the veins popped out on his hands I knew that he workouts a lot.
“Are you done drooling at me?” He asked with a narrow gaze.
Woah! Arrogant ashole.
“Don’t flatter yourself” I said making his eyes wide.
I guess he never expected such comeback from me.
Blake and Cole choked on air and I smirked at him. His Forest green eyes turned to black and I was totally shocked at seeing such things which isn’t possible for a human to do.
“Don’t talk to me like that” he growled, yes growled like a dog and his voice was wildly, husky, and dead.
I kept my face stoic. Cole and Blake came in front of me blocking him from my view.
After some time, they sidestepped and went near the guy, standing behind him.
The guy sat down on his chair and closed his eyes. He opened them again, and his eyes changed back to its original green color.
He gestured me to take a seat before him. I went there and sat on the chair and leaned on it.
“What’s your name?” He blurted out all of sudden.
“Me?” I asked with an amused face, Pointing a finger towards myself.
“Yes you who else?” He said annoyed.
“Why? Are you going to marry me?” I said, and kept my elbows on his desk placing my face on it mocking him.
Cole and Blake gave an amused look while the guy before me looked at me irritated.
“Tell.Me.Your.Name” he said enunciating each word.
“Okay” I said, and leaned back not saying anything.
“SPEAK!” He snapped, his voice booming in the room.
Cole and Blake looked tense and gave me a pleasing look, telling me to tell him my name.
I inserted my fingers inside my ears and shook it dramatically.
“Woah what got into your pants? No need to snap” I said, him clenching his fists and banging it on the table.
I could hear a crack sound coming from the table.
Woah did he break the table?
How it can be possible?
Nevertheless I gave him an unaffected expression and smiled at him battling my eyelashes innocently.
He seemed to be more angry. He opened his mouth to speak but stopped when I cut him off
“Tell me your name first then I will tell mine” I said inspecting my nails.
He raised an eyebrow and leaned back on his chair crossing his arms on his chest.
“Fine! It’s Dylan Black Bishop”.
“Aderyn Brookes” I replied.
He nodded his head and stood up. I followed his action and stood before him. He was really tall, his height intimidating mine.
“Miss Brookes I know you have a lot of questions going on inside your mind, but I guess as they have already said you are going to stay here for awhile. As much as I hate the Idea, I’m letting you stay here only because of my people” he said and crossed his arms.
I followed his action.
“Your people?” I raised an eyebrow making him to look back at Cole and Blake who just smiled at him nervously.
“And what if I don’t want to stay?” I asked making him to look back at me.
“This is my land Miss Brookes and people will only follow my order. So as long as you are here you will have to follow my orders. Am I clear?” He said arrogantly.
I smirked and leaned towards him “I don’t give a Damn to what people do or not. I am a person of my own, and I won’t follow any of your stupid rules as long as I’m here. Am I clear?” I said, smirking when I saw him getting angry.
I turned on my heels and walked out of the room but not before turning back at him and saying “Don’t worry, as long as I’m staying here and need any help in the future I WON’T ASK YOU” Flipping my hair walking out of the room.
Blake and Cole’s laughter erupted from the room.
Asholes.
I went back to my room and took my back pack with me inside the adjoined bathroom. It was a small room with a small bathroom but I was informed by Cole that I would be given a bigger and better room for staying.
I unpacked my back pack and looked for my loose shirt and Pants. A Photo frame stopped me and I took it and touched the frame using my fingers when suddenly a memory flooded back into my mind.
“I will sit with Mom” Ryan, my elder brother argued.
“No, I will sit with her” I demanded, pushing him.
“No I will” he argued.
“I will” I shoved him more forcefully.
“I”
“I”
“I”
“Okay that’s enough, stop you two right now” Dad interfered, separating us.
“Dad I want to sit with mom” I whined.
“She does this every time Dad” Ryan argued.
“Okay fine Ad, let your brother sit with your mom this time.” Dad said sternly, leaving no room for a No.
“Fine!” I muttered, crossing my hands around my chest.
“Now don’t make that face, come here” Mom said opening her arms.I smiled and ran into her arms.Finally I sat on Mom’s lap while Ryan sat beside us wrapping his arm around us and Dad stood behind us holding little Nancy in his arms.A family picture.
~
“Get a hold on yourself Adie” I whispered to myself, closing my eyes And taking deep breaths.I put the frame back into the bag and took out a comfortable t-shirt and black Spandex which came up to my ankle.I travel with only a little luggage.
Every time I travelled, I bought new clothes.Going inside the Bathroom, I took a nice Shower, washing my body with my favourite Lavender body wash and changing into my Spandex and T-shirt.I tied my hair up into a neat ponytail and left my clothes in the laundry box.Coming out of the bathroom, I was met with a blonde girl.
She looked like a teenage girl with Brown eyes and maybe was 5′3. She had shoulder length blonde hair that complimented her slim figure. She was sitting on my bed holding a tray.As soon as she saw me coming out she stood up and took hold of the tray, giving me a smile.
“Uh Hi Lun- uh I am Bella and I’m here to give you your snacks” she said stuttering in the middle.
“Hi!” I waved and made my way towards her.“I’m Aderyn. Call me Adie” I smiled at her. she seemed to visibly relax.
“Call me Bell. I’m Cole’s sister” she told me, making me mark the similarities they had.“Nice” I replied.
“I don’t like this room” I said, while eating my Oreos.
“Uh About that, I’ll be showing you your room after you are done with your snacks. Alpha has alloted me for this work” she said and I nodded.
“Why are you all calling him Alpha?” I asked and noticed as the color drained from her face.
“Uh He owns this place. He is our leader an-” I cut her off questioning “Leader? What are you all? Mafia ?” I asked making her scowl at me.“Uh, no, no. We are not involved in any criminal activities. We are away from Huma- uh uh” she began to stammer but I did catch the word which she wanted to say “Humans”.
Away from Humans?
What does that mean?
I didn’t ask her anything about this. If she wanted to tell me she can, but willingly. I won’t force her unless I find out about this on my own.I just hummed and nodded my head in reply and continued to eat my Oreos.
I found out that she was not actually a Teenager. She was 21 years old. She didn’t look that mature as per her age.Never be judgmental I guess. After finishing my Snacks, I got up from the bed and clapped my hands.
“So? Time to show me my room” I said and she laughed seeing my enthusiasm.
“Okay. Get your bags and follow me” she said and gave me some time to get my bags. I took my bags and followed her out of the room.
She walked through a hallway and I heard some voices. Voices of people talking, cheering, gossiping, laughing.
“Who all are these people in this house? ” I wondered.
We took the stairs and soon we reached another hallway.“Here we are” she stopped before a room and beamed opening the door for me.I smiled at her and entered the room.I was in awe seeing the interior of the room.It was big room. Doubled in size as compared to the previous one. A Queen sized bed was in the middle of the room with a canopy. A big glass window was at the head of the bed, and there were two doors. Probably a walk in closet and an attached bathroom. A Led was attached to the wall and under it, was a big cupboard full of books. There was also a red couch near the wall. The walls of the room were painted Purple and white.
“Do you like it?” Bell asked from behind me.I turned around grinning like a fool saying “I love it”.
“Okay. You take your time adjusting in your new room. I gotta leave but I’ll be back soon” She said and left closing the door behind her.I turned around and walked towards the bed, throwing myself on it feeling the soft and comfortable mattress underneath me.
“Heaven” I muttered and felt myself drowning to sleep.
********Dylan POV***
“Come in” I said to the person who knocked at my office door.Bella, the younger sister of my Warrior Cole entered the room and bowed her head in respect.
“What is it?” I asked and marked as she began to grow nervous around me. I could hear her heartbeat beating rapidly out of nervousness. Before she could say anything I focused on her face, and in a short period of time, I came to know everything that she was thinking about and what happened.
“It’s good that she liked her room. You will be with her at all times. I want you to give me every detail about her and make sure to protect her. She shouldn’t be harmed in anyway.” I ordered and she nodded flabbergasted.
“Am I clear?” I asked. She replied as quickly she could “Yes Alpha”.
“Good, and one more thing. Make sure she doesn’t find out anything about us until I want it to happen. Are you getting me?” I asked as I leaned against my chair raking my fingers against my hair.
“Ye-Yes Alpha” she nodded.
“Leave” I ordered. She hurried out of the room, closing the door behind her.I sighed and looked towards the window.It doesn’t matter if I want a mate or not, she still is my mate and I’ll be damned if anything happens to her.I’ll take care of her.
“Aderyn Brookes” I muttered, and pursed my lips thinking, Who are you?

👇👇👇
If you want to know more interesting content from this novel, download #Readme and search for "My Gentle Werewolf" to continue reading.

Bab 1 Membatalkan Pernikahan! Dijebak
"Ya, di sini, coba lebih kuat lagi!"
Di vila mewah itu, terdengar erangan yang menenangkan.

"Jowen, kamu berasal dari pedesaan dan buta lagi, kamu mungkin belum pernah menyentuh wanita!"

"Meskipun matamu tidak bisa melihat, tapi ... aku benar-benar adalah wanita yang sangat cantik."

"Kamu dan kakakku akan segera menikah, aku akan mengajarimu. Kalau tidak, kamu tidak tahu apa-apa saat itu."

"Um!"

Jowen menjawab dengan cuek, menggosok tangannya di perut bagian bawahnya, menyentuh titik akupuntur dan menekan dengan sedikit kekuatan, kemudian berhenti setelah mendengar dengusan genit dari Janet, dan berkata, "Sudah oke"

"Kedepannya pada saat kamu sedang menstruasi, datang ke sini cari aku. Aku bantu kamu memijatnya, dan rasa sakitnya akan berhenti. Kamu coba duduk dan rasakan sebentar!"

"Benar-benar tidak sakit lagi." Janet berkata dengan suara gembira, "Wow, jika kamu melakukan pemijatan orang buta, kamu mungkin bisa mendapatkan banyak uang."

Jowen mengerutkan kening dan berkata, "Aku adalah... seorang dokter!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata, "Jika tidak ada hal lain, tolong bawa aku keluar."

“Keluar?” Suara Janet di tempat tidur di bawah tiba-tiba menjadi sedikit aneh, “Mengapa kamu ingin keluar?”

Kemudian, Jowen mendengar suara gemerisik dari tubuhnya.

Sebelum Jowen bereaksi, Janet meraih tangannya, dan tiba-tiba mengerahkan kekuatannya. Jowen tidak dapat berdiri dengan stabil dan langsung jatuh ke tubuh Janet.

"Jowen, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak boleh begitu, aku adalah adik Jessy. Kamu jangan begitu!"

Setelah itu, Janet menjerit ketakutan.

"Bang!"

Pintu kamar didobrak.

"Krek, krek!"

Suara rana kamera terdengar dan disertai dengan suara marah.

"Jowen, sialan, apa yang kamu lakukan? Kamu bukan manusia!"

Setelah itu, sosok yang kekar bergegas di depan Jowen dalam satu langkah, dan meraih Jowen yang berada di tempat tidur.

Di tempat tidur, pakaian Janet setengah terbuka dengan wajah cantik yang menangis dan tampak ketakutan. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan berkata, "Mengapa kamu memperlakukanku seperti ini, aku adalah adik kandung Jessy!"

Tubuh kekar yang menahan Jowen menunjukkan senyuman sinis.

"Bang!"

Setelah itu, dia langsung meninju wajah Jowen.

Jowen tidak bisa berdiri dengan stabil, seluruh tubuhnya dipukuli hingga mundur selangkah demi selangkah. Punggungnya membentur sudut meja, rasa sakit yang menusuk datang dari punggungnya, dia langsung duduk di lantai.

“Bajingan seperti kamu ini, ingin menikahi Jessy?” Pria itu mencibir dan berkata, “Kamu sedang mimpi, adegan tadi sudah difoto, dan aku akan mengirimkannya kepada Tuan Besar Lin. Pada saat itu Tuan Besar Lin juga tidak bisa mengatakan kata tidak lagi!"

Jowen tersenyum kecut, saat ini dia secara alami mengetahui sejak menginjakkan kaki di rumah ini, dia sudah melangkah ke dalam jebakan Keluarga Lin.

Keluarga Lin adalah keluarga kaya dan terkemuka di Kota Jiang cheng, dengan kekayaan yang melimpah.

Mengenai Jowen yang berasal dari pedesaan, kakeknya dan kakek Jessy adalah teman baik. Jowen dan Jessy juga merupakan teman bermain masa kecil. Ketika mereka berumur sepuluh tahun, dua lelaki tua itu membuat perjanjian pernikahan untuk mereka.

Waktu pernikahan ditetapkan ketika Jowen berusia 30 tahun.

Beberapa tahun ini, Jowen telah mengikuti kakeknya menjadi seorang dokter keliling di pedesaan. Tiga tahun lalu, karena beberapa insiden, dia menjadi buta.

Mengenai kakek Jessy, dia sudah lama meninggalkan pedesaan dan datang ke Kota Jiang cheng. Dalam dua puluh tahun, dia membangun industri bisnis, bernilai puluhan miliar, dan telah menghasilkan banyak uang.

Satu bulan yang lalu, jarak setengah tahun sebelum Jowen berusia tiga puluh tahun, kakeknya memintanya datang ke Kota Jiang Cheng untuk memenuhi kontrak pernikahannya. Dia datang sendirian dengan memegang satu tongkat.

Tetapi Tuan Besar Keluarga Lin sedang sakit dan orang-orang dari keluarga Lin menghindarinya serta tidak ingin menjumpainya.

Tapi Jowen mematuhi perjanjian dengan kakeknya dan berencana menunggu setengah tahun. Jika keluarga Lin melanggar kontrak pada usia tiga puluh tahunnya, dia akan kembali.

Sampai hari ini, keluarga Lin tiba-tiba mengundangnya datang ke keluarga Lin untuk membahas kontrak pernikahan. Adik perempuan Jessy, yaitu Janet pergi menjemputnya secara langsung.

Ketika tiba di vila keluarga Lin, Janet mengatakan orang rumah belum pulang, dan dia mendengar bahwa Jowen mengetahui beberapa keterampilan medis. Baru-baru ini, dia sedang mentruasi jadi dia ingin Jowen bantu melihat kondisinya!

Oleh sebab itu, Jowen hanya memijat titik akupunkturnya dengan sederhana saja.

Awalnya, Jowen mengira keluarga Lin ingin melanjutkan kontrak pernikahan mereka, tetapi sekarang tampaknya semua ini hanyalah penipuan saja.

Merasakan sakit parah di punggungnya, ekspresi Jowen tampak tenang. Dia menghelakan nafas panjang dan berkata, "Jika kalian hanya ingin mengingkari kontrak pernikahan itu, kalian tidak perlu melakukan hal tersebut!"

“Kamu masih berani melawan?” Pria itu maju selangkah, meninju dan menendang Jowen yang buta, kemudian memukulinya habis-habisan!

Jowen tidak bisa melawan, dia menutupi kepalanya dengan tangannya, dan tidak mengeluarkan suara.

"Andre, sudahlah!" Pada saat ini, terdengar suara Jessy, dia berkata, "Jangan pukul sampai terjadi apa-apa."

Pada saat itulah Andre meludahi Jowen dan mengutuknya, "Sialan, anak desa juga ingin menjalin pertalian dengan orang yang lebih tinggi?"

"Apakah kamu tahu bahwa Jessy adalah dewi di hati banyak orang di Kota Jiang cheng?"

"Sialan, kamu ini orang cacat yang buta, apakah kamu pantas menikah dengan Jessy?"

"Lain kali kalau aku ketemu dengan kamu di Kota Jiang cheng, aku akan membantaimu habis-habisan!"

Jessy maju dan menatap Jowen dengan tenang, kemudian berkata, "Mana surat nikahnya?"

Jowen berjuang untuk duduk, lalu meraba dadanya dan berkata, "Jika kamu hanya ingin mengingkari pernikahan, katakan saja, aku akan setuju, kita tidak perlu berdiri di sisi yang berlawanan!"

"Berlawanan? Kamu juga pantas?" Andre mencibir dan berkata, "Hari ini kami memang ingin menjebakmu, mempermainkan kamu. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan? Seorang cacat yang berasal dari pedesaan, kura-kura darat dari pedesaan."

Ketika melihat Jowen mengeluarkan selembar kertas merah, Jessy sangat gembira, dan segera mengambilnya.

"Bruak! Bruak! Bruak!"

Dia merobek surat pernikahan itu hingga berkeping-keping dalam sekejap.

Pada saat ini, Jowen sedikit panik. Dia dipukuli oleh Andre, dan kain di wajahnya menjadi longgar, memperlihatkan sepasang mata yang tertutup rapat.

"Jowen, jangan salahkan aku!" Pada saat ini, Jessy menggertakkan giginya dan berkata, "Kita termasuk teman masa kecil, tapi...kamu juga tahu perbedaan status di antara kita. Apalagi kamu itu buta, aku benar-benar!"

“Mataku akan pulih dalam beberapa hari ini.” Jowen berkata, “Tapi itu sudah tidak penting lagi.”

Dia berjuang untuk bangkit dari lantai, punggungnya tampak hancur dan berlumuran darah. Wajah yang dipukuli perlahan-lahan mulai memar dan bengkak.

“Bisakah orang buta itu sembuh?” Andre terkekeh dan berkata, “Kamu benar-benar menganggap dirimu adalah dokter ajaib.”

“Apakah namamu Andre?” Jowen bertanya, “Aku akan ingat kamu!”

"Um?"

Ketika mendengar kata-kata Jowen yang sedikit mengancam, Andre sangat marah, mengambil asbak di atas meja yang berada di sebelahnya, melemparkannya ke kepala Jowen dan berkata, "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan jika aku membunuhmu?"

"Bang!"

Asbak tersebut mengenai kepala Jowen.

Ketika rasa sakit yang parah melanda, Jowen merasa pikirannya menjadi hitam, dan berbaring di lantai dengan bunyi gedebuk.

...

"Bip"

Di sisi jalan, terdengarlah rem sebuah van. Kemudian bagasi mobil van terbuka, Jowen langsung terlempar begitu saja di pinggir jalan dari van tersebut.

Setelah itu, van tersebut melaju pergi.

Bab 2 Lepaskan Baju
Tidak tahu waktu telah berlalu berapa lama, Jowen perlahan-pelan bangun.

Ketika dia bangun, ada semburan rasa sakit di punggung dan kepalanya, sepertinya sudah patah. Dia berbaring di lantai sejenak, lalu duduk perlahan, merapikan kain yang miring di kepalanya, dan menyesuaikan posisi matanya hingga tertutup, kemudian meraba-raba sekelilingnya!

Dia tidak menemukan tongkat pemandunya, dia menyentuh bahan lantai dan mengetahui bahwa dirinya mungkin berada di pinggir jalan.

Tetapi dia tidak tahu tentang lokasi spesifiknya.

Tepat ketika Jowen merasa kesusahan.

"Brek!"

Sebuah mobil Maybach S80 berhenti di depannya. Di dalam mobil ada seorang wanita cantik yang sedang duduk di sana. Ketika dia melihat Jowen duduk di pinggir jalan, dia memegang sebuah foto di tangannya dan sedikit mengernyit.

Di kursi pengemudi duduklah seorang pria kekar dengan penampilan seorang pengawal berkata sambil mengerutkan kening, "Nona, kita ... apakah kita menemukan orang yang salah. Ini sepertinya orang buta!"

Medeline melihat foto itu, membandingkannya dengan Jowen, dan memikirkan peringatan Kakek di benaknya.

"Jowen adalah ahli medis generasi pertama, dia yang menyelamatkan nyawa kakek."

"Dia memiliki kontrak pernikahan dengan Jessy yang berasal dari Keluarga Lin di Kota Jiang Cheng, tetapi berdasarkan apa yang kita ketahui tentang Keluarga Lin, anggota keluarga Lin itu pasti akan mengingkari janji mereka. Kamu pergi mencarinya baru bisa selesaikan masalahmu saat ini!"

Ketika memikirkan hal ini, alisnya berkerut.

Dia mengetahui betapa besar masalah yang dia hadapi sekarang, dan orang yang berada di depannya ini tidak terlihat seperti orang yang dapat membantunya menyelesaikan masalahnya.

"Iya atau bukan, coba test dia dulu," kata Medeline dengan tenang.

Dia membuka pintu mobil, berjalan ke arah Jowen, lalu berjongkok dan bertanya, "Maaf, apakah kamu adalah Jowen Chu, Tuan Chu?"

Jowen mengangkat kepalanya, mengerutkan kening dan bertanya, "Siapakah kamu?"

"Halo, namaku Medeline. Aku mendengar bahwa kamu memiliki keterampilan medis yang sangat hebat. Aku punya teman baik yang sakit parah dan tidak dapat disembuhkan untuk waktu yang lama. Bisakah Tuan Chu mengobatinya?" Medeline bertanya dengan cepat.

Pengawal yang berada di kursi pengemudi melihat adegan ini dan ragu untuk berbicara.

Untuk menemukan Jowen, mereka sudah menghabiskan banyak tenaga. Pertama, mereka pergi ke desa pegunungan tempat tinggal Jowen biasanya. Setelah bertanya-tanya, mereka menemukan bahwa Jowen tidak memiliki ayah dan ibu, dia dibesarkan oleh kakeknya. Kakeknya adalah seorang dokter keliling, dia menggunakan pengobatan alami untuk mengobati pilek dan batuk di pedesaan, bahkan mengobati unggas dan babi yang sakit!

Dia tidak merasa seorang dokter jenius akan melakukan hal seperti itu.

Selain itu, menurut informasi yang mereka selidiki, Jowen melakukan pekerjaan serabutan dengan kakeknya dan tidak menuntut ilmu yang tinggi, kemudian menjadi buta.

Ketika melihat kondisi Jowen yang sekarang, kepalanya berlumuran darah, dan mengenakan pakaian yang murahan. Mana mungkin kehidupan seorang dokter jenius seperti ini?

"Aku bisa turun tangan." Jowen berkata, "Tapi sebagai gantinya, aku harap kalian bisa mengantarku kembali nanti."

“Tidak masalah!” Mata Medeline bergerak sedikit, dan mengambil inisiatif untuk meenopang Jowen masuk ke dalam mobil, tidak peduli dengan pakaian kotor Jowen.

“Sepertinya kamu terluka.” Setelah masuk ke dalam mobil, Medeline mengerutkan kening dan bertanya.

“Iya, digigit anjing, tidak apa-apa!” Jowen berkata, “Bawa aku temui pasien itu!”

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan vila tunggal yang mewah. Medeline menopang Jowen keluar dari mobil, pengawal itu menghelakan nafas dan melihat keduanya memasuki vila!

...

Di Rumah Sakit Rakyat Pertama Kota Jiang Cheng, di bangsal VIP. Andre dan Jessy berjalan ke bangsal dengan membawa satu keranjang yang berisi buah-buahan.

"Kakek, aku datang jengguk kamu!" Jessy tersenyum manis.

Orang yang berada di dalam bangsal itu adalah Gerry Lin, presdir Grup Lin Kota Jiang Chen.

Ketika melihat Jessy masuk, dia berkata dengan riang, "Kamu sudah datang ya? Kenapa tidak bawa Jowen ke sini? Dia sepertinya sudah datang ke Kota Jiang Cheng untuk melanjutkan pertunangannya!"

Pada saat ini, Andre berkata, "Kakek Lin, apa yang kamu pikirkan? Bocah itu adalah orang kampung dan buta lagi. Mengapa kamu bisa mempercayakan kebahagiaan Jessy kepada orang seperti itu?"

Ketika Gerry mendengar ini, ekspresinya tampak murung dan berkata, "Jessy, ini..."

Jessy segera berkata, "Kakek, ini adalah teman SMA-ku, namanya Andre, dan sekarang dia telah membuka sebuah perusahaan e-niaga sendiri di Kota Jiang Cheng, yang sudah bernilai lebih dari satu triliun. Baru-baru ini, Keluarga Su dari Kota Yan Jing akan datang ke Kota Jiang Cheng untuk berinvestasi. Kamu juga telah melihat beritanya, Andre adalah mitra mereka."

Andre juga berkata dengan cepat, "Iya, Kakek Lin, kerja sama dengan Keluarga Su ini diperkirakan memakan waktu kurang dari sepuluh tahun. Perusahaanku pasti akan menjadi perusahaan besar terkemuka di Kota Jiang Cheng, dan e-commerce adalah masa depan."

Saat mengatakan itu, dia terbatuk dan berkata, "Sebenarnya begini, aku sudah menaksir Jessy selama bertahun-tahun, dan Jessy sudah tersentuh olehku baru-baru ini. Orang tua Jessy juga telah setuju, hanya saja kami belum berani mengatakan padamu karena adanya kontrak pernikahan itu"

"Jessy tidak akan menikah denganmu." Gerry berkata dengan tenang, "Jessy hanya bisa menikah dengan Jowen."

"Kakek, aku tidak ingin menikah dengan orang kampung itu. Sebelum aku datang mencarimu, aku sudah bernegosiasi dengannya untuk membatalkan penikahan. Aku sudah merobek kontrak pernikahan itu," kata Jessy.

Ketika Gerry mendengar ini, napasnya tiba-tiba menjadi sesak. Dia mengangkat tangannya dengan gemetar, menunjuk ke arah Jessy dan berkata, "Kamu ... kamu ... kamu ..."

Tapi dia tidak bisa mengucapkan kata-kata berikutnya, seluruh tubuhnya menegang, dan langsung pingsan.

...

Vila besar itu seperti rumah bangsawan, Medeline menopang Jowen dan berkata dengan lembut, "Ada tangga!"

Jowen mengangkat kepalanya dan berjalan ke vila selangkah demi selangkah.

"Medeline sudah datang ya!" Seorang wanita paruh baya datang untuk menyambutnya, dan berkata dengan riang, "Ini ..."

Medeline tersenyum simpul dan berkata, "Bibi Qin, ini dokter yang kutemukan untuk Kak Lenny, di mana Kak Lenny?"

Ketika melihat penampilan Jowen, wanita paruh baya itu mengerutkan kening!

Meskipun di dalam mobil, Jowen telah menyeka wajahnya dengan tisu dan air, namun wajahnya masih terlihat memar dan bengkak, pakaian di tubuhnya juga berlumuran darah dan dipenuhi dengan noda.

Tapi dia sepertinya sangat percaya pada Medeline dan tidak banyak berbicara, kemudian tersenyum dan berkata, "Lenny sedang menerima perawatan di kamar, kami telah menemukan seorang praktisi pengobatan tradisional terbaik kemari."

“Bawa kami ke sana melihatnya!” kata Medeline.

Wanita paruh baya itu menganggukkan kepala, dan membawa mereka berdua ke lantai dua, di depan sebuah kamar tidur yang besar.

Di dalam kamar, seorang wanita cantik dengan wajah kuyu sedang berbaring di ranjang. Meskipun saat itu adalah musim panas, tetapi dia ditutupi selimut tebal. Matanya sedikit kosong dengan sedikit keputusasaan.

Seorang pria paruh baya dan seorang pria tua kemeja panjang sedang duduk di samping dan berkomunikasi.

"Tuan Jiang, penyakit ALS Nona Jiang sudah berada pada tahap yang relatif lanjut, aku sedikit tidak berdaya."

“Pada mengatakan bahwa kamu adalah dokter terbaik di Provinsi Dong Hai!” Pria paruh baya itu segera berkata, “Selama kamu dapat menyembuhkan putriku, aku akan memberimu apa saja, termasuk semua harta keluarga Jiang-ku.”

"Hais, ini penyakit yang mematikan! Aku hanya bisa meresepkan beberapa obat untuk memperlambat serangan penyakitnya, tapi..."

"Bisakah ALS ini disembuhkan?" Medeline menatap Jowen yang berada di sampingnya dan bertanya di tengah pembahasan mereka.

"Bisa!" Kata Jowen dengan tenang.

Kata-kata mereka menarik perhatian dua orang yang berada di dalam ruangan itu.

Pria paruh baya itu mengangkat kepalanya. Ketika dia melihat Medeline, dia tertegun sejenak dan berkata, "Madeline, kapan kamu datang ke sini?"

Medeline menopang Jowen masuk ke kamar, membantu Jowen duduk di sofa, kemudian menyapa pria paruh baya itu dan berkata, "Paman Jiang, aku baru saja tiba. Aku menemukan dokter ajaib untuk Kak Lenny."

Setelah mengatakan demikian, dia berjalan ke tempat tidur, menatap wanita yang berada di atas ranjang, dan berkata dengan sedikit kesedihan di matanya, "Kak Lenny."

Pria tua yang mengenakan kemeja panjang menatap Jowen dari atas ke bawah, dan berkata sambil terkekeh, "Dokter ajaib? Baru saja kamu mengatakan bahwa penyakit ALS ini bisa disembuhkan?"

Jowen menganggukkan kepala dan berkata, "Iya, bisa disembuhkan!"

"Puff!" Pria tua kemeja panjang itu mencibir dan berkata, "ALS ini adalah penyakit mematikan, baik pengobatan tradisional china maupun pengobatan barat juga tidak dapat menyembuhkannya. Apakah kamu mempelajari pengobatan tradisional atau pengobatan barat?"

"Pengobatan tradisional!" Kata Jowen dengan nada yang stabil.

"Pengobatan tradisional memperhatikan pengalaman, jadi sebagian besar praktisi pengobatan tradisional yang hebat itu sudah tua. Kurasa kamu baru berusia 20-an atau 30-an!"

Saat berbicara, dia berkata lagi, "Lalu melihat penampilanmu sepertinya kamu itu buta. Pengobatan tradisional fokus dengan melihat, mendengar, bertanya dan mendiagnosa. Kamu tidak dapat menyelesaikan satu langkah yakni melihat!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata dengan pelan, "Tuan Jiang, kamu jangan cari dokter dukun. Ini tidak bisa memperlambat parahnya penyakit putrimu, tetapi juga akan mempercepat kematiannya!"

Jowen mengabaikan lelaki tua itu, tetapi berkata dengan tenang, "Bolehkah aku melihatnya?"

Ketika mendengar kata-kata lelaki tua itu, Medeline dan lelaki paruh baya itu mengerutkan kening.

Medeline menatap Jowen, dan berkata dengan tenang, "Kak Lenny adalah orang terdekatku, jika...kamu adalah dukun atau pembohong, kamu akan mati dengan tragis!"

"Ya!" Jowen menganggukkan kepala.

Pria paruh baya itu ragu-ragu.

Pada saat ini, Lenny di tempat tidur berkata, "Bagaimanapun akan mati, perbedaan hanya mati dini dan mati lambat saja, biarkan dia coba saja!"

Pria paruh baya itu tertegun, jejak rasa sakit muncul di matanya. Dia menatap Jowen dengan secercah harapan, dia menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu kamu coba saja!"

Medeline menopang Jowen ke samping tempat tidur, Jowen menghelakan napas panjang, lalu berkata dengan tenang, "Tolong buka baju pasien!"

#WeRead-new untuk mencari judul "Kesatria Tunggal Ilmu Kedokteran" Baca lebih banyak bab menarik!

Bab 1 Membatalkan Pernikahan! Dijebak
"Ya, di sini, coba lebih kuat lagi!"
Di vila mewah itu, terdengar erangan yang menenangkan.

"Jowen, kamu berasal dari pedesaan dan buta lagi, kamu mungkin belum pernah menyentuh wanita!"

"Meskipun matamu tidak bisa melihat, tapi ... aku benar-benar adalah wanita yang sangat cantik."

"Kamu dan kakakku akan segera menikah, aku akan mengajarimu. Kalau tidak, kamu tidak tahu apa-apa saat itu."

"Um!"

Jowen menjawab dengan cuek, menggosok tangannya di perut bagian bawahnya, menyentuh titik akupuntur dan menekan dengan sedikit kekuatan, kemudian berhenti setelah mendengar dengusan genit dari Janet, dan berkata, "Sudah oke"

"Kedepannya pada saat kamu sedang menstruasi, datang ke sini cari aku. Aku bantu kamu memijatnya, dan rasa sakitnya akan berhenti. Kamu coba duduk dan rasakan sebentar!"

"Benar-benar tidak sakit lagi." Janet berkata dengan suara gembira, "Wow, jika kamu melakukan pemijatan orang buta, kamu mungkin bisa mendapatkan banyak uang."

Jowen mengerutkan kening dan berkata, "Aku adalah... seorang dokter!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata, "Jika tidak ada hal lain, tolong bawa aku keluar."

“Keluar?” Suara Janet di tempat tidur di bawah tiba-tiba menjadi sedikit aneh, “Mengapa kamu ingin keluar?”

Kemudian, Jowen mendengar suara gemerisik dari tubuhnya.

Sebelum Jowen bereaksi, Janet meraih tangannya, dan tiba-tiba mengerahkan kekuatannya. Jowen tidak dapat berdiri dengan stabil dan langsung jatuh ke tubuh Janet.

"Jowen, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak boleh begitu, aku adalah adik Jessy. Kamu jangan begitu!"

Setelah itu, Janet menjerit ketakutan.

"Bang!"

Pintu kamar didobrak.

"Krek, krek!"

Suara rana kamera terdengar dan disertai dengan suara marah.

"Jowen, sialan, apa yang kamu lakukan? Kamu bukan manusia!"

Setelah itu, sosok yang kekar bergegas di depan Jowen dalam satu langkah, dan meraih Jowen yang berada di tempat tidur.

Di tempat tidur, pakaian Janet setengah terbuka dengan wajah cantik yang menangis dan tampak ketakutan. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan berkata, "Mengapa kamu memperlakukanku seperti ini, aku adalah adik kandung Jessy!"

Tubuh kekar yang menahan Jowen menunjukkan senyuman sinis.

"Bang!"

Setelah itu, dia langsung meninju wajah Jowen.

Jowen tidak bisa berdiri dengan stabil, seluruh tubuhnya dipukuli hingga mundur selangkah demi selangkah. Punggungnya membentur sudut meja, rasa sakit yang menusuk datang dari punggungnya, dia langsung duduk di lantai.

“Bajingan seperti kamu ini, ingin menikahi Jessy?” Pria itu mencibir dan berkata, “Kamu sedang mimpi, adegan tadi sudah difoto, dan aku akan mengirimkannya kepada Tuan Besar Lin. Pada saat itu Tuan Besar Lin juga tidak bisa mengatakan kata tidak lagi!"

Jowen tersenyum kecut, saat ini dia secara alami mengetahui sejak menginjakkan kaki di rumah ini, dia sudah melangkah ke dalam jebakan Keluarga Lin.

Keluarga Lin adalah keluarga kaya dan terkemuka di Kota Jiang cheng, dengan kekayaan yang melimpah.

Mengenai Jowen yang berasal dari pedesaan, kakeknya dan kakek Jessy adalah teman baik. Jowen dan Jessy juga merupakan teman bermain masa kecil. Ketika mereka berumur sepuluh tahun, dua lelaki tua itu membuat perjanjian pernikahan untuk mereka.

Waktu pernikahan ditetapkan ketika Jowen berusia 30 tahun.

Beberapa tahun ini, Jowen telah mengikuti kakeknya menjadi seorang dokter keliling di pedesaan. Tiga tahun lalu, karena beberapa insiden, dia menjadi buta.

Mengenai kakek Jessy, dia sudah lama meninggalkan pedesaan dan datang ke Kota Jiang cheng. Dalam dua puluh tahun, dia membangun industri bisnis, bernilai puluhan miliar, dan telah menghasilkan banyak uang.

Satu bulan yang lalu, jarak setengah tahun sebelum Jowen berusia tiga puluh tahun, kakeknya memintanya datang ke Kota Jiang Cheng untuk memenuhi kontrak pernikahannya. Dia datang sendirian dengan memegang satu tongkat.

Tetapi Tuan Besar Keluarga Lin sedang sakit dan orang-orang dari keluarga Lin menghindarinya serta tidak ingin menjumpainya.

Tapi Jowen mematuhi perjanjian dengan kakeknya dan berencana menunggu setengah tahun. Jika keluarga Lin melanggar kontrak pada usia tiga puluh tahunnya, dia akan kembali.

Sampai hari ini, keluarga Lin tiba-tiba mengundangnya datang ke keluarga Lin untuk membahas kontrak pernikahan. Adik perempuan Jessy, yaitu Janet pergi menjemputnya secara langsung.

Ketika tiba di vila keluarga Lin, Janet mengatakan orang rumah belum pulang, dan dia mendengar bahwa Jowen mengetahui beberapa keterampilan medis. Baru-baru ini, dia sedang mentruasi jadi dia ingin Jowen bantu melihat kondisinya!

Oleh sebab itu, Jowen hanya memijat titik akupunkturnya dengan sederhana saja.

Awalnya, Jowen mengira keluarga Lin ingin melanjutkan kontrak pernikahan mereka, tetapi sekarang tampaknya semua ini hanyalah penipuan saja.

Merasakan sakit parah di punggungnya, ekspresi Jowen tampak tenang. Dia menghelakan nafas panjang dan berkata, "Jika kalian hanya ingin mengingkari kontrak pernikahan itu, kalian tidak perlu melakukan hal tersebut!"

“Kamu masih berani melawan?” Pria itu maju selangkah, meninju dan menendang Jowen yang buta, kemudian memukulinya habis-habisan!

Jowen tidak bisa melawan, dia menutupi kepalanya dengan tangannya, dan tidak mengeluarkan suara.

"Andre, sudahlah!" Pada saat ini, terdengar suara Jessy, dia berkata, "Jangan pukul sampai terjadi apa-apa."

Pada saat itulah Andre meludahi Jowen dan mengutuknya, "Sialan, anak desa juga ingin menjalin pertalian dengan orang yang lebih tinggi?"

"Apakah kamu tahu bahwa Jessy adalah dewi di hati banyak orang di Kota Jiang cheng?"

"Sialan, kamu ini orang cacat yang buta, apakah kamu pantas menikah dengan Jessy?"

"Lain kali kalau aku ketemu dengan kamu di Kota Jiang cheng, aku akan membantaimu habis-habisan!"

Jessy maju dan menatap Jowen dengan tenang, kemudian berkata, "Mana surat nikahnya?"

Jowen berjuang untuk duduk, lalu meraba dadanya dan berkata, "Jika kamu hanya ingin mengingkari pernikahan, katakan saja, aku akan setuju, kita tidak perlu berdiri di sisi yang berlawanan!"

"Berlawanan? Kamu juga pantas?" Andre mencibir dan berkata, "Hari ini kami memang ingin menjebakmu, mempermainkan kamu. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan? Seorang cacat yang berasal dari pedesaan, kura-kura darat dari pedesaan."

Ketika melihat Jowen mengeluarkan selembar kertas merah, Jessy sangat gembira, dan segera mengambilnya.

"Bruak! Bruak! Bruak!"

Dia merobek surat pernikahan itu hingga berkeping-keping dalam sekejap.

Pada saat ini, Jowen sedikit panik. Dia dipukuli oleh Andre, dan kain di wajahnya menjadi longgar, memperlihatkan sepasang mata yang tertutup rapat.

"Jowen, jangan salahkan aku!" Pada saat ini, Jessy menggertakkan giginya dan berkata, "Kita termasuk teman masa kecil, tapi...kamu juga tahu perbedaan status di antara kita. Apalagi kamu itu buta, aku benar-benar!"

“Mataku akan pulih dalam beberapa hari ini.” Jowen berkata, “Tapi itu sudah tidak penting lagi.”

Dia berjuang untuk bangkit dari lantai, punggungnya tampak hancur dan berlumuran darah. Wajah yang dipukuli perlahan-lahan mulai memar dan bengkak.

“Bisakah orang buta itu sembuh?” Andre terkekeh dan berkata, “Kamu benar-benar menganggap dirimu adalah dokter ajaib.”

“Apakah namamu Andre?” Jowen bertanya, “Aku akan ingat kamu!”

"Um?"

Ketika mendengar kata-kata Jowen yang sedikit mengancam, Andre sangat marah, mengambil asbak di atas meja yang berada di sebelahnya, melemparkannya ke kepala Jowen dan berkata, "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan jika aku membunuhmu?"

"Bang!"

Asbak tersebut mengenai kepala Jowen.

Ketika rasa sakit yang parah melanda, Jowen merasa pikirannya menjadi hitam, dan berbaring di lantai dengan bunyi gedebuk.

...

"Bip"

Di sisi jalan, terdengarlah rem sebuah van. Kemudian bagasi mobil van terbuka, Jowen langsung terlempar begitu saja di pinggir jalan dari van tersebut.

Setelah itu, van tersebut melaju pergi.

Bab 2 Lepaskan Baju
Tidak tahu waktu telah berlalu berapa lama, Jowen perlahan-pelan bangun.

Ketika dia bangun, ada semburan rasa sakit di punggung dan kepalanya, sepertinya sudah patah. Dia berbaring di lantai sejenak, lalu duduk perlahan, merapikan kain yang miring di kepalanya, dan menyesuaikan posisi matanya hingga tertutup, kemudian meraba-raba sekelilingnya!

Dia tidak menemukan tongkat pemandunya, dia menyentuh bahan lantai dan mengetahui bahwa dirinya mungkin berada di pinggir jalan.

Tetapi dia tidak tahu tentang lokasi spesifiknya.

Tepat ketika Jowen merasa kesusahan.

"Brek!"

Sebuah mobil Maybach S80 berhenti di depannya. Di dalam mobil ada seorang wanita cantik yang sedang duduk di sana. Ketika dia melihat Jowen duduk di pinggir jalan, dia memegang sebuah foto di tangannya dan sedikit mengernyit.

Di kursi pengemudi duduklah seorang pria kekar dengan penampilan seorang pengawal berkata sambil mengerutkan kening, "Nona, kita ... apakah kita menemukan orang yang salah. Ini sepertinya orang buta!"

Medeline melihat foto itu, membandingkannya dengan Jowen, dan memikirkan peringatan Kakek di benaknya.

"Jowen adalah ahli medis generasi pertama, dia yang menyelamatkan nyawa kakek."

"Dia memiliki kontrak pernikahan dengan Jessy yang berasal dari Keluarga Lin di Kota Jiang Cheng, tetapi berdasarkan apa yang kita ketahui tentang Keluarga Lin, anggota keluarga Lin itu pasti akan mengingkari janji mereka. Kamu pergi mencarinya baru bisa selesaikan masalahmu saat ini!"

Ketika memikirkan hal ini, alisnya berkerut.

Dia mengetahui betapa besar masalah yang dia hadapi sekarang, dan orang yang berada di depannya ini tidak terlihat seperti orang yang dapat membantunya menyelesaikan masalahnya.

"Iya atau bukan, coba test dia dulu," kata Medeline dengan tenang.

Dia membuka pintu mobil, berjalan ke arah Jowen, lalu berjongkok dan bertanya, "Maaf, apakah kamu adalah Jowen Chu, Tuan Chu?"

Jowen mengangkat kepalanya, mengerutkan kening dan bertanya, "Siapakah kamu?"

"Halo, namaku Medeline. Aku mendengar bahwa kamu memiliki keterampilan medis yang sangat hebat. Aku punya teman baik yang sakit parah dan tidak dapat disembuhkan untuk waktu yang lama. Bisakah Tuan Chu mengobatinya?" Medeline bertanya dengan cepat.

Pengawal yang berada di kursi pengemudi melihat adegan ini dan ragu untuk berbicara.

Untuk menemukan Jowen, mereka sudah menghabiskan banyak tenaga. Pertama, mereka pergi ke desa pegunungan tempat tinggal Jowen biasanya. Setelah bertanya-tanya, mereka menemukan bahwa Jowen tidak memiliki ayah dan ibu, dia dibesarkan oleh kakeknya. Kakeknya adalah seorang dokter keliling, dia menggunakan pengobatan alami untuk mengobati pilek dan batuk di pedesaan, bahkan mengobati unggas dan babi yang sakit!

Dia tidak merasa seorang dokter jenius akan melakukan hal seperti itu.

Selain itu, menurut informasi yang mereka selidiki, Jowen melakukan pekerjaan serabutan dengan kakeknya dan tidak menuntut ilmu yang tinggi, kemudian menjadi buta.

Ketika melihat kondisi Jowen yang sekarang, kepalanya berlumuran darah, dan mengenakan pakaian yang murahan. Mana mungkin kehidupan seorang dokter jenius seperti ini?

"Aku bisa turun tangan." Jowen berkata, "Tapi sebagai gantinya, aku harap kalian bisa mengantarku kembali nanti."

“Tidak masalah!” Mata Medeline bergerak sedikit, dan mengambil inisiatif untuk meenopang Jowen masuk ke dalam mobil, tidak peduli dengan pakaian kotor Jowen.

“Sepertinya kamu terluka.” Setelah masuk ke dalam mobil, Medeline mengerutkan kening dan bertanya.

“Iya, digigit anjing, tidak apa-apa!” Jowen berkata, “Bawa aku temui pasien itu!”

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan vila tunggal yang mewah. Medeline menopang Jowen keluar dari mobil, pengawal itu menghelakan nafas dan melihat keduanya memasuki vila!

...

Di Rumah Sakit Rakyat Pertama Kota Jiang Cheng, di bangsal VIP. Andre dan Jessy berjalan ke bangsal dengan membawa satu keranjang yang berisi buah-buahan.

"Kakek, aku datang jengguk kamu!" Jessy tersenyum manis.

Orang yang berada di dalam bangsal itu adalah Gerry Lin, presdir Grup Lin Kota Jiang Chen.

Ketika melihat Jessy masuk, dia berkata dengan riang, "Kamu sudah datang ya? Kenapa tidak bawa Jowen ke sini? Dia sepertinya sudah datang ke Kota Jiang Cheng untuk melanjutkan pertunangannya!"

Pada saat ini, Andre berkata, "Kakek Lin, apa yang kamu pikirkan? Bocah itu adalah orang kampung dan buta lagi. Mengapa kamu bisa mempercayakan kebahagiaan Jessy kepada orang seperti itu?"

Ketika Gerry mendengar ini, ekspresinya tampak murung dan berkata, "Jessy, ini..."

Jessy segera berkata, "Kakek, ini adalah teman SMA-ku, namanya Andre, dan sekarang dia telah membuka sebuah perusahaan e-niaga sendiri di Kota Jiang Cheng, yang sudah bernilai lebih dari satu triliun. Baru-baru ini, Keluarga Su dari Kota Yan Jing akan datang ke Kota Jiang Cheng untuk berinvestasi. Kamu juga telah melihat beritanya, Andre adalah mitra mereka."

Andre juga berkata dengan cepat, "Iya, Kakek Lin, kerja sama dengan Keluarga Su ini diperkirakan memakan waktu kurang dari sepuluh tahun. Perusahaanku pasti akan menjadi perusahaan besar terkemuka di Kota Jiang Cheng, dan e-commerce adalah masa depan."

Saat mengatakan itu, dia terbatuk dan berkata, "Sebenarnya begini, aku sudah menaksir Jessy selama bertahun-tahun, dan Jessy sudah tersentuh olehku baru-baru ini. Orang tua Jessy juga telah setuju, hanya saja kami belum berani mengatakan padamu karena adanya kontrak pernikahan itu"

"Jessy tidak akan menikah denganmu." Gerry berkata dengan tenang, "Jessy hanya bisa menikah dengan Jowen."

"Kakek, aku tidak ingin menikah dengan orang kampung itu. Sebelum aku datang mencarimu, aku sudah bernegosiasi dengannya untuk membatalkan penikahan. Aku sudah merobek kontrak pernikahan itu," kata Jessy.

Ketika Gerry mendengar ini, napasnya tiba-tiba menjadi sesak. Dia mengangkat tangannya dengan gemetar, menunjuk ke arah Jessy dan berkata, "Kamu ... kamu ... kamu ..."

Tapi dia tidak bisa mengucapkan kata-kata berikutnya, seluruh tubuhnya menegang, dan langsung pingsan.

...

Vila besar itu seperti rumah bangsawan, Medeline menopang Jowen dan berkata dengan lembut, "Ada tangga!"

Jowen mengangkat kepalanya dan berjalan ke vila selangkah demi selangkah.

"Medeline sudah datang ya!" Seorang wanita paruh baya datang untuk menyambutnya, dan berkata dengan riang, "Ini ..."

Medeline tersenyum simpul dan berkata, "Bibi Qin, ini dokter yang kutemukan untuk Kak Lenny, di mana Kak Lenny?"

Ketika melihat penampilan Jowen, wanita paruh baya itu mengerutkan kening!

Meskipun di dalam mobil, Jowen telah menyeka wajahnya dengan tisu dan air, namun wajahnya masih terlihat memar dan bengkak, pakaian di tubuhnya juga berlumuran darah dan dipenuhi dengan noda.

Tapi dia sepertinya sangat percaya pada Medeline dan tidak banyak berbicara, kemudian tersenyum dan berkata, "Lenny sedang menerima perawatan di kamar, kami telah menemukan seorang praktisi pengobatan tradisional terbaik kemari."

“Bawa kami ke sana melihatnya!” kata Medeline.

Wanita paruh baya itu menganggukkan kepala, dan membawa mereka berdua ke lantai dua, di depan sebuah kamar tidur yang besar.

Di dalam kamar, seorang wanita cantik dengan wajah kuyu sedang berbaring di ranjang. Meskipun saat itu adalah musim panas, tetapi dia ditutupi selimut tebal. Matanya sedikit kosong dengan sedikit keputusasaan.

Seorang pria paruh baya dan seorang pria tua kemeja panjang sedang duduk di samping dan berkomunikasi.

"Tuan Jiang, penyakit ALS Nona Jiang sudah berada pada tahap yang relatif lanjut, aku sedikit tidak berdaya."

“Pada mengatakan bahwa kamu adalah dokter terbaik di Provinsi Dong Hai!” Pria paruh baya itu segera berkata, “Selama kamu dapat menyembuhkan putriku, aku akan memberimu apa saja, termasuk semua harta keluarga Jiang-ku.”

"Hais, ini penyakit yang mematikan! Aku hanya bisa meresepkan beberapa obat untuk memperlambat serangan penyakitnya, tapi..."

"Bisakah ALS ini disembuhkan?" Medeline menatap Jowen yang berada di sampingnya dan bertanya di tengah pembahasan mereka.

"Bisa!" Kata Jowen dengan tenang.

Kata-kata mereka menarik perhatian dua orang yang berada di dalam ruangan itu.

Pria paruh baya itu mengangkat kepalanya. Ketika dia melihat Medeline, dia tertegun sejenak dan berkata, "Madeline, kapan kamu datang ke sini?"

Medeline menopang Jowen masuk ke kamar, membantu Jowen duduk di sofa, kemudian menyapa pria paruh baya itu dan berkata, "Paman Jiang, aku baru saja tiba. Aku menemukan dokter ajaib untuk Kak Lenny."

Setelah mengatakan demikian, dia berjalan ke tempat tidur, menatap wanita yang berada di atas ranjang, dan berkata dengan sedikit kesedihan di matanya, "Kak Lenny."

Pria tua yang mengenakan kemeja panjang menatap Jowen dari atas ke bawah, dan berkata sambil terkekeh, "Dokter ajaib? Baru saja kamu mengatakan bahwa penyakit ALS ini bisa disembuhkan?"

Jowen menganggukkan kepala dan berkata, "Iya, bisa disembuhkan!"

"Puff!" Pria tua kemeja panjang itu mencibir dan berkata, "ALS ini adalah penyakit mematikan, baik pengobatan tradisional china maupun pengobatan barat juga tidak dapat menyembuhkannya. Apakah kamu mempelajari pengobatan tradisional atau pengobatan barat?"

"Pengobatan tradisional!" Kata Jowen dengan nada yang stabil.

"Pengobatan tradisional memperhatikan pengalaman, jadi sebagian besar praktisi pengobatan tradisional yang hebat itu sudah tua. Kurasa kamu baru berusia 20-an atau 30-an!"

Saat berbicara, dia berkata lagi, "Lalu melihat penampilanmu sepertinya kamu itu buta. Pengobatan tradisional fokus dengan melihat, mendengar, bertanya dan mendiagnosa. Kamu tidak dapat menyelesaikan satu langkah yakni melihat!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata dengan pelan, "Tuan Jiang, kamu jangan cari dokter dukun. Ini tidak bisa memperlambat parahnya penyakit putrimu, tetapi juga akan mempercepat kematiannya!"

Jowen mengabaikan lelaki tua itu, tetapi berkata dengan tenang, "Bolehkah aku melihatnya?"

Ketika mendengar kata-kata lelaki tua itu, Medeline dan lelaki paruh baya itu mengerutkan kening.

Medeline menatap Jowen, dan berkata dengan tenang, "Kak Lenny adalah orang terdekatku, jika...kamu adalah dukun atau pembohong, kamu akan mati dengan tragis!"

"Ya!" Jowen menganggukkan kepala.

Pria paruh baya itu ragu-ragu.

Pada saat ini, Lenny di tempat tidur berkata, "Bagaimanapun akan mati, perbedaan hanya mati dini dan mati lambat saja, biarkan dia coba saja!"

Pria paruh baya itu tertegun, jejak rasa sakit muncul di matanya. Dia menatap Jowen dengan secercah harapan, dia menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu kamu coba saja!"

Medeline menopang Jowen ke samping tempat tidur, Jowen menghelakan napas panjang, lalu berkata dengan tenang, "Tolong buka baju pasien!"

#WeRead-new untuk mencari judul "Kesatria Tunggal Ilmu Kedokteran" Baca lebih banyak bab menarik!

Bab 1 Membatalkan Pernikahan! Dijebak
"Ya, di sini, coba lebih kuat lagi!"
Di vila mewah itu, terdengar erangan yang menenangkan.

"Jowen, kamu berasal dari pedesaan dan buta lagi, kamu mungkin belum pernah menyentuh wanita!"

"Meskipun matamu tidak bisa melihat, tapi ... aku benar-benar adalah wanita yang sangat cantik."

"Kamu dan kakakku akan segera menikah, aku akan mengajarimu. Kalau tidak, kamu tidak tahu apa-apa saat itu."

"Um!"

Jowen menjawab dengan cuek, menggosok tangannya di perut bagian bawahnya, menyentuh titik akupuntur dan menekan dengan sedikit kekuatan, kemudian berhenti setelah mendengar dengusan genit dari Janet, dan berkata, "Sudah oke"

"Kedepannya pada saat kamu sedang menstruasi, datang ke sini cari aku. Aku bantu kamu memijatnya, dan rasa sakitnya akan berhenti. Kamu coba duduk dan rasakan sebentar!"

"Benar-benar tidak sakit lagi." Janet berkata dengan suara gembira, "Wow, jika kamu melakukan pemijatan orang buta, kamu mungkin bisa mendapatkan banyak uang."

Jowen mengerutkan kening dan berkata, "Aku adalah... seorang dokter!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata, "Jika tidak ada hal lain, tolong bawa aku keluar."

“Keluar?” Suara Janet di tempat tidur di bawah tiba-tiba menjadi sedikit aneh, “Mengapa kamu ingin keluar?”

Kemudian, Jowen mendengar suara gemerisik dari tubuhnya.

Sebelum Jowen bereaksi, Janet meraih tangannya, dan tiba-tiba mengerahkan kekuatannya. Jowen tidak dapat berdiri dengan stabil dan langsung jatuh ke tubuh Janet.

"Jowen, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak boleh begitu, aku adalah adik Jessy. Kamu jangan begitu!"

Setelah itu, Janet menjerit ketakutan.

"Bang!"

Pintu kamar didobrak.

"Krek, krek!"

Suara rana kamera terdengar dan disertai dengan suara marah.

"Jowen, sialan, apa yang kamu lakukan? Kamu bukan manusia!"

Setelah itu, sosok yang kekar bergegas di depan Jowen dalam satu langkah, dan meraih Jowen yang berada di tempat tidur.

Di tempat tidur, pakaian Janet setengah terbuka dengan wajah cantik yang menangis dan tampak ketakutan. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan berkata, "Mengapa kamu memperlakukanku seperti ini, aku adalah adik kandung Jessy!"

Tubuh kekar yang menahan Jowen menunjukkan senyuman sinis.

"Bang!"

Setelah itu, dia langsung meninju wajah Jowen.

Jowen tidak bisa berdiri dengan stabil, seluruh tubuhnya dipukuli hingga mundur selangkah demi selangkah. Punggungnya membentur sudut meja, rasa sakit yang menusuk datang dari punggungnya, dia langsung duduk di lantai.

“Bajingan seperti kamu ini, ingin menikahi Jessy?” Pria itu mencibir dan berkata, “Kamu sedang mimpi, adegan tadi sudah difoto, dan aku akan mengirimkannya kepada Tuan Besar Lin. Pada saat itu Tuan Besar Lin juga tidak bisa mengatakan kata tidak lagi!"

Jowen tersenyum kecut, saat ini dia secara alami mengetahui sejak menginjakkan kaki di rumah ini, dia sudah melangkah ke dalam jebakan Keluarga Lin.

Keluarga Lin adalah keluarga kaya dan terkemuka di Kota Jiang cheng, dengan kekayaan yang melimpah.

Mengenai Jowen yang berasal dari pedesaan, kakeknya dan kakek Jessy adalah teman baik. Jowen dan Jessy juga merupakan teman bermain masa kecil. Ketika mereka berumur sepuluh tahun, dua lelaki tua itu membuat perjanjian pernikahan untuk mereka.

Waktu pernikahan ditetapkan ketika Jowen berusia 30 tahun.

Beberapa tahun ini, Jowen telah mengikuti kakeknya menjadi seorang dokter keliling di pedesaan. Tiga tahun lalu, karena beberapa insiden, dia menjadi buta.

Mengenai kakek Jessy, dia sudah lama meninggalkan pedesaan dan datang ke Kota Jiang cheng. Dalam dua puluh tahun, dia membangun industri bisnis, bernilai puluhan miliar, dan telah menghasilkan banyak uang.

Satu bulan yang lalu, jarak setengah tahun sebelum Jowen berusia tiga puluh tahun, kakeknya memintanya datang ke Kota Jiang Cheng untuk memenuhi kontrak pernikahannya. Dia datang sendirian dengan memegang satu tongkat.

Tetapi Tuan Besar Keluarga Lin sedang sakit dan orang-orang dari keluarga Lin menghindarinya serta tidak ingin menjumpainya.

Tapi Jowen mematuhi perjanjian dengan kakeknya dan berencana menunggu setengah tahun. Jika keluarga Lin melanggar kontrak pada usia tiga puluh tahunnya, dia akan kembali.

Sampai hari ini, keluarga Lin tiba-tiba mengundangnya datang ke keluarga Lin untuk membahas kontrak pernikahan. Adik perempuan Jessy, yaitu Janet pergi menjemputnya secara langsung.

Ketika tiba di vila keluarga Lin, Janet mengatakan orang rumah belum pulang, dan dia mendengar bahwa Jowen mengetahui beberapa keterampilan medis. Baru-baru ini, dia sedang mentruasi jadi dia ingin Jowen bantu melihat kondisinya!

Oleh sebab itu, Jowen hanya memijat titik akupunkturnya dengan sederhana saja.

Awalnya, Jowen mengira keluarga Lin ingin melanjutkan kontrak pernikahan mereka, tetapi sekarang tampaknya semua ini hanyalah penipuan saja.

Merasakan sakit parah di punggungnya, ekspresi Jowen tampak tenang. Dia menghelakan nafas panjang dan berkata, "Jika kalian hanya ingin mengingkari kontrak pernikahan itu, kalian tidak perlu melakukan hal tersebut!"

“Kamu masih berani melawan?” Pria itu maju selangkah, meninju dan menendang Jowen yang buta, kemudian memukulinya habis-habisan!

Jowen tidak bisa melawan, dia menutupi kepalanya dengan tangannya, dan tidak mengeluarkan suara.

"Andre, sudahlah!" Pada saat ini, terdengar suara Jessy, dia berkata, "Jangan pukul sampai terjadi apa-apa."

Pada saat itulah Andre meludahi Jowen dan mengutuknya, "Sialan, anak desa juga ingin menjalin pertalian dengan orang yang lebih tinggi?"

"Apakah kamu tahu bahwa Jessy adalah dewi di hati banyak orang di Kota Jiang cheng?"

"Sialan, kamu ini orang cacat yang buta, apakah kamu pantas menikah dengan Jessy?"

"Lain kali kalau aku ketemu dengan kamu di Kota Jiang cheng, aku akan membantaimu habis-habisan!"

Jessy maju dan menatap Jowen dengan tenang, kemudian berkata, "Mana surat nikahnya?"

Jowen berjuang untuk duduk, lalu meraba dadanya dan berkata, "Jika kamu hanya ingin mengingkari pernikahan, katakan saja, aku akan setuju, kita tidak perlu berdiri di sisi yang berlawanan!"

"Berlawanan? Kamu juga pantas?" Andre mencibir dan berkata, "Hari ini kami memang ingin menjebakmu, mempermainkan kamu. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan? Seorang cacat yang berasal dari pedesaan, kura-kura darat dari pedesaan."

Ketika melihat Jowen mengeluarkan selembar kertas merah, Jessy sangat gembira, dan segera mengambilnya.

"Bruak! Bruak! Bruak!"

Dia merobek surat pernikahan itu hingga berkeping-keping dalam sekejap.

Pada saat ini, Jowen sedikit panik. Dia dipukuli oleh Andre, dan kain di wajahnya menjadi longgar, memperlihatkan sepasang mata yang tertutup rapat.

"Jowen, jangan salahkan aku!" Pada saat ini, Jessy menggertakkan giginya dan berkata, "Kita termasuk teman masa kecil, tapi...kamu juga tahu perbedaan status di antara kita. Apalagi kamu itu buta, aku benar-benar!"

“Mataku akan pulih dalam beberapa hari ini.” Jowen berkata, “Tapi itu sudah tidak penting lagi.”

Dia berjuang untuk bangkit dari lantai, punggungnya tampak hancur dan berlumuran darah. Wajah yang dipukuli perlahan-lahan mulai memar dan bengkak.

“Bisakah orang buta itu sembuh?” Andre terkekeh dan berkata, “Kamu benar-benar menganggap dirimu adalah dokter ajaib.”

“Apakah namamu Andre?” Jowen bertanya, “Aku akan ingat kamu!”

"Um?"

Ketika mendengar kata-kata Jowen yang sedikit mengancam, Andre sangat marah, mengambil asbak di atas meja yang berada di sebelahnya, melemparkannya ke kepala Jowen dan berkata, "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan jika aku membunuhmu?"

"Bang!"

Asbak tersebut mengenai kepala Jowen.

Ketika rasa sakit yang parah melanda, Jowen merasa pikirannya menjadi hitam, dan berbaring di lantai dengan bunyi gedebuk.

...

"Bip"

Di sisi jalan, terdengarlah rem sebuah van. Kemudian bagasi mobil van terbuka, Jowen langsung terlempar begitu saja di pinggir jalan dari van tersebut.

Setelah itu, van tersebut melaju pergi.

Bab 2 Lepaskan Baju
Tidak tahu waktu telah berlalu berapa lama, Jowen perlahan-pelan bangun.

Ketika dia bangun, ada semburan rasa sakit di punggung dan kepalanya, sepertinya sudah patah. Dia berbaring di lantai sejenak, lalu duduk perlahan, merapikan kain yang miring di kepalanya, dan menyesuaikan posisi matanya hingga tertutup, kemudian meraba-raba sekelilingnya!

Dia tidak menemukan tongkat pemandunya, dia menyentuh bahan lantai dan mengetahui bahwa dirinya mungkin berada di pinggir jalan.

Tetapi dia tidak tahu tentang lokasi spesifiknya.

Tepat ketika Jowen merasa kesusahan.

"Brek!"

Sebuah mobil Maybach S80 berhenti di depannya. Di dalam mobil ada seorang wanita cantik yang sedang duduk di sana. Ketika dia melihat Jowen duduk di pinggir jalan, dia memegang sebuah foto di tangannya dan sedikit mengernyit.

Di kursi pengemudi duduklah seorang pria kekar dengan penampilan seorang pengawal berkata sambil mengerutkan kening, "Nona, kita ... apakah kita menemukan orang yang salah. Ini sepertinya orang buta!"

Medeline melihat foto itu, membandingkannya dengan Jowen, dan memikirkan peringatan Kakek di benaknya.

"Jowen adalah ahli medis generasi pertama, dia yang menyelamatkan nyawa kakek."

"Dia memiliki kontrak pernikahan dengan Jessy yang berasal dari Keluarga Lin di Kota Jiang Cheng, tetapi berdasarkan apa yang kita ketahui tentang Keluarga Lin, anggota keluarga Lin itu pasti akan mengingkari janji mereka. Kamu pergi mencarinya baru bisa selesaikan masalahmu saat ini!"

Ketika memikirkan hal ini, alisnya berkerut.

Dia mengetahui betapa besar masalah yang dia hadapi sekarang, dan orang yang berada di depannya ini tidak terlihat seperti orang yang dapat membantunya menyelesaikan masalahnya.

"Iya atau bukan, coba test dia dulu," kata Medeline dengan tenang.

Dia membuka pintu mobil, berjalan ke arah Jowen, lalu berjongkok dan bertanya, "Maaf, apakah kamu adalah Jowen Chu, Tuan Chu?"

Jowen mengangkat kepalanya, mengerutkan kening dan bertanya, "Siapakah kamu?"

"Halo, namaku Medeline. Aku mendengar bahwa kamu memiliki keterampilan medis yang sangat hebat. Aku punya teman baik yang sakit parah dan tidak dapat disembuhkan untuk waktu yang lama. Bisakah Tuan Chu mengobatinya?" Medeline bertanya dengan cepat.

Pengawal yang berada di kursi pengemudi melihat adegan ini dan ragu untuk berbicara.

Untuk menemukan Jowen, mereka sudah menghabiskan banyak tenaga. Pertama, mereka pergi ke desa pegunungan tempat tinggal Jowen biasanya. Setelah bertanya-tanya, mereka menemukan bahwa Jowen tidak memiliki ayah dan ibu, dia dibesarkan oleh kakeknya. Kakeknya adalah seorang dokter keliling, dia menggunakan pengobatan alami untuk mengobati pilek dan batuk di pedesaan, bahkan mengobati unggas dan babi yang sakit!

Dia tidak merasa seorang dokter jenius akan melakukan hal seperti itu.

Selain itu, menurut informasi yang mereka selidiki, Jowen melakukan pekerjaan serabutan dengan kakeknya dan tidak menuntut ilmu yang tinggi, kemudian menjadi buta.

Ketika melihat kondisi Jowen yang sekarang, kepalanya berlumuran darah, dan mengenakan pakaian yang murahan. Mana mungkin kehidupan seorang dokter jenius seperti ini?

"Aku bisa turun tangan." Jowen berkata, "Tapi sebagai gantinya, aku harap kalian bisa mengantarku kembali nanti."

“Tidak masalah!” Mata Medeline bergerak sedikit, dan mengambil inisiatif untuk meenopang Jowen masuk ke dalam mobil, tidak peduli dengan pakaian kotor Jowen.

“Sepertinya kamu terluka.” Setelah masuk ke dalam mobil, Medeline mengerutkan kening dan bertanya.

“Iya, digigit anjing, tidak apa-apa!” Jowen berkata, “Bawa aku temui pasien itu!”

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan vila tunggal yang mewah. Medeline menopang Jowen keluar dari mobil, pengawal itu menghelakan nafas dan melihat keduanya memasuki vila!

...

Di Rumah Sakit Rakyat Pertama Kota Jiang Cheng, di bangsal VIP. Andre dan Jessy berjalan ke bangsal dengan membawa satu keranjang yang berisi buah-buahan.

"Kakek, aku datang jengguk kamu!" Jessy tersenyum manis.

Orang yang berada di dalam bangsal itu adalah Gerry Lin, presdir Grup Lin Kota Jiang Chen.

Ketika melihat Jessy masuk, dia berkata dengan riang, "Kamu sudah datang ya? Kenapa tidak bawa Jowen ke sini? Dia sepertinya sudah datang ke Kota Jiang Cheng untuk melanjutkan pertunangannya!"

Pada saat ini, Andre berkata, "Kakek Lin, apa yang kamu pikirkan? Bocah itu adalah orang kampung dan buta lagi. Mengapa kamu bisa mempercayakan kebahagiaan Jessy kepada orang seperti itu?"

Ketika Gerry mendengar ini, ekspresinya tampak murung dan berkata, "Jessy, ini..."

Jessy segera berkata, "Kakek, ini adalah teman SMA-ku, namanya Andre, dan sekarang dia telah membuka sebuah perusahaan e-niaga sendiri di Kota Jiang Cheng, yang sudah bernilai lebih dari satu triliun. Baru-baru ini, Keluarga Su dari Kota Yan Jing akan datang ke Kota Jiang Cheng untuk berinvestasi. Kamu juga telah melihat beritanya, Andre adalah mitra mereka."

Andre juga berkata dengan cepat, "Iya, Kakek Lin, kerja sama dengan Keluarga Su ini diperkirakan memakan waktu kurang dari sepuluh tahun. Perusahaanku pasti akan menjadi perusahaan besar terkemuka di Kota Jiang Cheng, dan e-commerce adalah masa depan."

Saat mengatakan itu, dia terbatuk dan berkata, "Sebenarnya begini, aku sudah menaksir Jessy selama bertahun-tahun, dan Jessy sudah tersentuh olehku baru-baru ini. Orang tua Jessy juga telah setuju, hanya saja kami belum berani mengatakan padamu karena adanya kontrak pernikahan itu"

"Jessy tidak akan menikah denganmu." Gerry berkata dengan tenang, "Jessy hanya bisa menikah dengan Jowen."

"Kakek, aku tidak ingin menikah dengan orang kampung itu. Sebelum aku datang mencarimu, aku sudah bernegosiasi dengannya untuk membatalkan penikahan. Aku sudah merobek kontrak pernikahan itu," kata Jessy.

Ketika Gerry mendengar ini, napasnya tiba-tiba menjadi sesak. Dia mengangkat tangannya dengan gemetar, menunjuk ke arah Jessy dan berkata, "Kamu ... kamu ... kamu ..."

Tapi dia tidak bisa mengucapkan kata-kata berikutnya, seluruh tubuhnya menegang, dan langsung pingsan.

...

Vila besar itu seperti rumah bangsawan, Medeline menopang Jowen dan berkata dengan lembut, "Ada tangga!"

Jowen mengangkat kepalanya dan berjalan ke vila selangkah demi selangkah.

"Medeline sudah datang ya!" Seorang wanita paruh baya datang untuk menyambutnya, dan berkata dengan riang, "Ini ..."

Medeline tersenyum simpul dan berkata, "Bibi Qin, ini dokter yang kutemukan untuk Kak Lenny, di mana Kak Lenny?"

Ketika melihat penampilan Jowen, wanita paruh baya itu mengerutkan kening!

Meskipun di dalam mobil, Jowen telah menyeka wajahnya dengan tisu dan air, namun wajahnya masih terlihat memar dan bengkak, pakaian di tubuhnya juga berlumuran darah dan dipenuhi dengan noda.

Tapi dia sepertinya sangat percaya pada Medeline dan tidak banyak berbicara, kemudian tersenyum dan berkata, "Lenny sedang menerima perawatan di kamar, kami telah menemukan seorang praktisi pengobatan tradisional terbaik kemari."

“Bawa kami ke sana melihatnya!” kata Medeline.

Wanita paruh baya itu menganggukkan kepala, dan membawa mereka berdua ke lantai dua, di depan sebuah kamar tidur yang besar.

Di dalam kamar, seorang wanita cantik dengan wajah kuyu sedang berbaring di ranjang. Meskipun saat itu adalah musim panas, tetapi dia ditutupi selimut tebal. Matanya sedikit kosong dengan sedikit keputusasaan.

Seorang pria paruh baya dan seorang pria tua kemeja panjang sedang duduk di samping dan berkomunikasi.

"Tuan Jiang, penyakit ALS Nona Jiang sudah berada pada tahap yang relatif lanjut, aku sedikit tidak berdaya."

“Pada mengatakan bahwa kamu adalah dokter terbaik di Provinsi Dong Hai!” Pria paruh baya itu segera berkata, “Selama kamu dapat menyembuhkan putriku, aku akan memberimu apa saja, termasuk semua harta keluarga Jiang-ku.”

"Hais, ini penyakit yang mematikan! Aku hanya bisa meresepkan beberapa obat untuk memperlambat serangan penyakitnya, tapi..."

"Bisakah ALS ini disembuhkan?" Medeline menatap Jowen yang berada di sampingnya dan bertanya di tengah pembahasan mereka.

"Bisa!" Kata Jowen dengan tenang.

Kata-kata mereka menarik perhatian dua orang yang berada di dalam ruangan itu.

Pria paruh baya itu mengangkat kepalanya. Ketika dia melihat Medeline, dia tertegun sejenak dan berkata, "Madeline, kapan kamu datang ke sini?"

Medeline menopang Jowen masuk ke kamar, membantu Jowen duduk di sofa, kemudian menyapa pria paruh baya itu dan berkata, "Paman Jiang, aku baru saja tiba. Aku menemukan dokter ajaib untuk Kak Lenny."

Setelah mengatakan demikian, dia berjalan ke tempat tidur, menatap wanita yang berada di atas ranjang, dan berkata dengan sedikit kesedihan di matanya, "Kak Lenny."

Pria tua yang mengenakan kemeja panjang menatap Jowen dari atas ke bawah, dan berkata sambil terkekeh, "Dokter ajaib? Baru saja kamu mengatakan bahwa penyakit ALS ini bisa disembuhkan?"

Jowen menganggukkan kepala dan berkata, "Iya, bisa disembuhkan!"

"Puff!" Pria tua kemeja panjang itu mencibir dan berkata, "ALS ini adalah penyakit mematikan, baik pengobatan tradisional china maupun pengobatan barat juga tidak dapat menyembuhkannya. Apakah kamu mempelajari pengobatan tradisional atau pengobatan barat?"

"Pengobatan tradisional!" Kata Jowen dengan nada yang stabil.

"Pengobatan tradisional memperhatikan pengalaman, jadi sebagian besar praktisi pengobatan tradisional yang hebat itu sudah tua. Kurasa kamu baru berusia 20-an atau 30-an!"

Saat berbicara, dia berkata lagi, "Lalu melihat penampilanmu sepertinya kamu itu buta. Pengobatan tradisional fokus dengan melihat, mendengar, bertanya dan mendiagnosa. Kamu tidak dapat menyelesaikan satu langkah yakni melihat!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata dengan pelan, "Tuan Jiang, kamu jangan cari dokter dukun. Ini tidak bisa memperlambat parahnya penyakit putrimu, tetapi juga akan mempercepat kematiannya!"

Jowen mengabaikan lelaki tua itu, tetapi berkata dengan tenang, "Bolehkah aku melihatnya?"

Ketika mendengar kata-kata lelaki tua itu, Medeline dan lelaki paruh baya itu mengerutkan kening.

Medeline menatap Jowen, dan berkata dengan tenang, "Kak Lenny adalah orang terdekatku, jika...kamu adalah dukun atau pembohong, kamu akan mati dengan tragis!"

"Ya!" Jowen menganggukkan kepala.

Pria paruh baya itu ragu-ragu.

Pada saat ini, Lenny di tempat tidur berkata, "Bagaimanapun akan mati, perbedaan hanya mati dini dan mati lambat saja, biarkan dia coba saja!"

Pria paruh baya itu tertegun, jejak rasa sakit muncul di matanya. Dia menatap Jowen dengan secercah harapan, dia menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu kamu coba saja!"

Medeline menopang Jowen ke samping tempat tidur, Jowen menghelakan napas panjang, lalu berkata dengan tenang, "Tolong buka baju pasien!"

#WeRead-new untuk mencari judul "Kesatria Tunggal Ilmu Kedokteran" Baca lebih banyak bab menarik!

Bab 1 Membatalkan Pernikahan! Dijebak
"Ya, di sini, coba lebih kuat lagi!"
Di vila mewah itu, terdengar erangan yang menenangkan.

"Jowen, kamu berasal dari pedesaan dan buta lagi, kamu mungkin belum pernah menyentuh wanita!"

"Meskipun matamu tidak bisa melihat, tapi ... aku benar-benar adalah wanita yang sangat cantik."

"Kamu dan kakakku akan segera menikah, aku akan mengajarimu. Kalau tidak, kamu tidak tahu apa-apa saat itu."

"Um!"

Jowen menjawab dengan cuek, menggosok tangannya di perut bagian bawahnya, menyentuh titik akupuntur dan menekan dengan sedikit kekuatan, kemudian berhenti setelah mendengar dengusan genit dari Janet, dan berkata, "Sudah oke"

"Kedepannya pada saat kamu sedang menstruasi, datang ke sini cari aku. Aku bantu kamu memijatnya, dan rasa sakitnya akan berhenti. Kamu coba duduk dan rasakan sebentar!"

"Benar-benar tidak sakit lagi." Janet berkata dengan suara gembira, "Wow, jika kamu melakukan pemijatan orang buta, kamu mungkin bisa mendapatkan banyak uang."

Jowen mengerutkan kening dan berkata, "Aku adalah... seorang dokter!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata, "Jika tidak ada hal lain, tolong bawa aku keluar."

“Keluar?” Suara Janet di tempat tidur di bawah tiba-tiba menjadi sedikit aneh, “Mengapa kamu ingin keluar?”

Kemudian, Jowen mendengar suara gemerisik dari tubuhnya.

Sebelum Jowen bereaksi, Janet meraih tangannya, dan tiba-tiba mengerahkan kekuatannya. Jowen tidak dapat berdiri dengan stabil dan langsung jatuh ke tubuh Janet.

"Jowen, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak boleh begitu, aku adalah adik Jessy. Kamu jangan begitu!"

Setelah itu, Janet menjerit ketakutan.

"Bang!"

Pintu kamar didobrak.

"Krek, krek!"

Suara rana kamera terdengar dan disertai dengan suara marah.

"Jowen, sialan, apa yang kamu lakukan? Kamu bukan manusia!"

Setelah itu, sosok yang kekar bergegas di depan Jowen dalam satu langkah, dan meraih Jowen yang berada di tempat tidur.

Di tempat tidur, pakaian Janet setengah terbuka dengan wajah cantik yang menangis dan tampak ketakutan. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan berkata, "Mengapa kamu memperlakukanku seperti ini, aku adalah adik kandung Jessy!"

Tubuh kekar yang menahan Jowen menunjukkan senyuman sinis.

"Bang!"

Setelah itu, dia langsung meninju wajah Jowen.

Jowen tidak bisa berdiri dengan stabil, seluruh tubuhnya dipukuli hingga mundur selangkah demi selangkah. Punggungnya membentur sudut meja, rasa sakit yang menusuk datang dari punggungnya, dia langsung duduk di lantai.

“Bajingan seperti kamu ini, ingin menikahi Jessy?” Pria itu mencibir dan berkata, “Kamu sedang mimpi, adegan tadi sudah difoto, dan aku akan mengirimkannya kepada Tuan Besar Lin. Pada saat itu Tuan Besar Lin juga tidak bisa mengatakan kata tidak lagi!"

Jowen tersenyum kecut, saat ini dia secara alami mengetahui sejak menginjakkan kaki di rumah ini, dia sudah melangkah ke dalam jebakan Keluarga Lin.

Keluarga Lin adalah keluarga kaya dan terkemuka di Kota Jiang cheng, dengan kekayaan yang melimpah.

Mengenai Jowen yang berasal dari pedesaan, kakeknya dan kakek Jessy adalah teman baik. Jowen dan Jessy juga merupakan teman bermain masa kecil. Ketika mereka berumur sepuluh tahun, dua lelaki tua itu membuat perjanjian pernikahan untuk mereka.

Waktu pernikahan ditetapkan ketika Jowen berusia 30 tahun.

Beberapa tahun ini, Jowen telah mengikuti kakeknya menjadi seorang dokter keliling di pedesaan. Tiga tahun lalu, karena beberapa insiden, dia menjadi buta.

Mengenai kakek Jessy, dia sudah lama meninggalkan pedesaan dan datang ke Kota Jiang cheng. Dalam dua puluh tahun, dia membangun industri bisnis, bernilai puluhan miliar, dan telah menghasilkan banyak uang.

Satu bulan yang lalu, jarak setengah tahun sebelum Jowen berusia tiga puluh tahun, kakeknya memintanya datang ke Kota Jiang Cheng untuk memenuhi kontrak pernikahannya. Dia datang sendirian dengan memegang satu tongkat.

Tetapi Tuan Besar Keluarga Lin sedang sakit dan orang-orang dari keluarga Lin menghindarinya serta tidak ingin menjumpainya.

Tapi Jowen mematuhi perjanjian dengan kakeknya dan berencana menunggu setengah tahun. Jika keluarga Lin melanggar kontrak pada usia tiga puluh tahunnya, dia akan kembali.

Sampai hari ini, keluarga Lin tiba-tiba mengundangnya datang ke keluarga Lin untuk membahas kontrak pernikahan. Adik perempuan Jessy, yaitu Janet pergi menjemputnya secara langsung.

Ketika tiba di vila keluarga Lin, Janet mengatakan orang rumah belum pulang, dan dia mendengar bahwa Jowen mengetahui beberapa keterampilan medis. Baru-baru ini, dia sedang mentruasi jadi dia ingin Jowen bantu melihat kondisinya!

Oleh sebab itu, Jowen hanya memijat titik akupunkturnya dengan sederhana saja.

Awalnya, Jowen mengira keluarga Lin ingin melanjutkan kontrak pernikahan mereka, tetapi sekarang tampaknya semua ini hanyalah penipuan saja.

Merasakan sakit parah di punggungnya, ekspresi Jowen tampak tenang. Dia menghelakan nafas panjang dan berkata, "Jika kalian hanya ingin mengingkari kontrak pernikahan itu, kalian tidak perlu melakukan hal tersebut!"

“Kamu masih berani melawan?” Pria itu maju selangkah, meninju dan menendang Jowen yang buta, kemudian memukulinya habis-habisan!

Jowen tidak bisa melawan, dia menutupi kepalanya dengan tangannya, dan tidak mengeluarkan suara.

"Andre, sudahlah!" Pada saat ini, terdengar suara Jessy, dia berkata, "Jangan pukul sampai terjadi apa-apa."

Pada saat itulah Andre meludahi Jowen dan mengutuknya, "Sialan, anak desa juga ingin menjalin pertalian dengan orang yang lebih tinggi?"

"Apakah kamu tahu bahwa Jessy adalah dewi di hati banyak orang di Kota Jiang cheng?"

"Sialan, kamu ini orang cacat yang buta, apakah kamu pantas menikah dengan Jessy?"

"Lain kali kalau aku ketemu dengan kamu di Kota Jiang cheng, aku akan membantaimu habis-habisan!"

Jessy maju dan menatap Jowen dengan tenang, kemudian berkata, "Mana surat nikahnya?"

Jowen berjuang untuk duduk, lalu meraba dadanya dan berkata, "Jika kamu hanya ingin mengingkari pernikahan, katakan saja, aku akan setuju, kita tidak perlu berdiri di sisi yang berlawanan!"

"Berlawanan? Kamu juga pantas?" Andre mencibir dan berkata, "Hari ini kami memang ingin menjebakmu, mempermainkan kamu. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan? Seorang cacat yang berasal dari pedesaan, kura-kura darat dari pedesaan."

Ketika melihat Jowen mengeluarkan selembar kertas merah, Jessy sangat gembira, dan segera mengambilnya.

"Bruak! Bruak! Bruak!"

Dia merobek surat pernikahan itu hingga berkeping-keping dalam sekejap.

Pada saat ini, Jowen sedikit panik. Dia dipukuli oleh Andre, dan kain di wajahnya menjadi longgar, memperlihatkan sepasang mata yang tertutup rapat.

"Jowen, jangan salahkan aku!" Pada saat ini, Jessy menggertakkan giginya dan berkata, "Kita termasuk teman masa kecil, tapi...kamu juga tahu perbedaan status di antara kita. Apalagi kamu itu buta, aku benar-benar!"

“Mataku akan pulih dalam beberapa hari ini.” Jowen berkata, “Tapi itu sudah tidak penting lagi.”

Dia berjuang untuk bangkit dari lantai, punggungnya tampak hancur dan berlumuran darah. Wajah yang dipukuli perlahan-lahan mulai memar dan bengkak.

“Bisakah orang buta itu sembuh?” Andre terkekeh dan berkata, “Kamu benar-benar menganggap dirimu adalah dokter ajaib.”

“Apakah namamu Andre?” Jowen bertanya, “Aku akan ingat kamu!”

"Um?"

Ketika mendengar kata-kata Jowen yang sedikit mengancam, Andre sangat marah, mengambil asbak di atas meja yang berada di sebelahnya, melemparkannya ke kepala Jowen dan berkata, "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan jika aku membunuhmu?"

"Bang!"

Asbak tersebut mengenai kepala Jowen.

Ketika rasa sakit yang parah melanda, Jowen merasa pikirannya menjadi hitam, dan berbaring di lantai dengan bunyi gedebuk.

...

"Bip"

Di sisi jalan, terdengarlah rem sebuah van. Kemudian bagasi mobil van terbuka, Jowen langsung terlempar begitu saja di pinggir jalan dari van tersebut.

Setelah itu, van tersebut melaju pergi.

Bab 2 Lepaskan Baju
Tidak tahu waktu telah berlalu berapa lama, Jowen perlahan-pelan bangun.

Ketika dia bangun, ada semburan rasa sakit di punggung dan kepalanya, sepertinya sudah patah. Dia berbaring di lantai sejenak, lalu duduk perlahan, merapikan kain yang miring di kepalanya, dan menyesuaikan posisi matanya hingga tertutup, kemudian meraba-raba sekelilingnya!

Dia tidak menemukan tongkat pemandunya, dia menyentuh bahan lantai dan mengetahui bahwa dirinya mungkin berada di pinggir jalan.

Tetapi dia tidak tahu tentang lokasi spesifiknya.

Tepat ketika Jowen merasa kesusahan.

"Brek!"

Sebuah mobil Maybach S80 berhenti di depannya. Di dalam mobil ada seorang wanita cantik yang sedang duduk di sana. Ketika dia melihat Jowen duduk di pinggir jalan, dia memegang sebuah foto di tangannya dan sedikit mengernyit.

Di kursi pengemudi duduklah seorang pria kekar dengan penampilan seorang pengawal berkata sambil mengerutkan kening, "Nona, kita ... apakah kita menemukan orang yang salah. Ini sepertinya orang buta!"

Medeline melihat foto itu, membandingkannya dengan Jowen, dan memikirkan peringatan Kakek di benaknya.

"Jowen adalah ahli medis generasi pertama, dia yang menyelamatkan nyawa kakek."

"Dia memiliki kontrak pernikahan dengan Jessy yang berasal dari Keluarga Lin di Kota Jiang Cheng, tetapi berdasarkan apa yang kita ketahui tentang Keluarga Lin, anggota keluarga Lin itu pasti akan mengingkari janji mereka. Kamu pergi mencarinya baru bisa selesaikan masalahmu saat ini!"

Ketika memikirkan hal ini, alisnya berkerut.

Dia mengetahui betapa besar masalah yang dia hadapi sekarang, dan orang yang berada di depannya ini tidak terlihat seperti orang yang dapat membantunya menyelesaikan masalahnya.

"Iya atau bukan, coba test dia dulu," kata Medeline dengan tenang.

Dia membuka pintu mobil, berjalan ke arah Jowen, lalu berjongkok dan bertanya, "Maaf, apakah kamu adalah Jowen Chu, Tuan Chu?"

Jowen mengangkat kepalanya, mengerutkan kening dan bertanya, "Siapakah kamu?"

"Halo, namaku Medeline. Aku mendengar bahwa kamu memiliki keterampilan medis yang sangat hebat. Aku punya teman baik yang sakit parah dan tidak dapat disembuhkan untuk waktu yang lama. Bisakah Tuan Chu mengobatinya?" Medeline bertanya dengan cepat.

Pengawal yang berada di kursi pengemudi melihat adegan ini dan ragu untuk berbicara.

Untuk menemukan Jowen, mereka sudah menghabiskan banyak tenaga. Pertama, mereka pergi ke desa pegunungan tempat tinggal Jowen biasanya. Setelah bertanya-tanya, mereka menemukan bahwa Jowen tidak memiliki ayah dan ibu, dia dibesarkan oleh kakeknya. Kakeknya adalah seorang dokter keliling, dia menggunakan pengobatan alami untuk mengobati pilek dan batuk di pedesaan, bahkan mengobati unggas dan babi yang sakit!

Dia tidak merasa seorang dokter jenius akan melakukan hal seperti itu.

Selain itu, menurut informasi yang mereka selidiki, Jowen melakukan pekerjaan serabutan dengan kakeknya dan tidak menuntut ilmu yang tinggi, kemudian menjadi buta.

Ketika melihat kondisi Jowen yang sekarang, kepalanya berlumuran darah, dan mengenakan pakaian yang murahan. Mana mungkin kehidupan seorang dokter jenius seperti ini?

"Aku bisa turun tangan." Jowen berkata, "Tapi sebagai gantinya, aku harap kalian bisa mengantarku kembali nanti."

“Tidak masalah!” Mata Medeline bergerak sedikit, dan mengambil inisiatif untuk meenopang Jowen masuk ke dalam mobil, tidak peduli dengan pakaian kotor Jowen.

“Sepertinya kamu terluka.” Setelah masuk ke dalam mobil, Medeline mengerutkan kening dan bertanya.

“Iya, digigit anjing, tidak apa-apa!” Jowen berkata, “Bawa aku temui pasien itu!”

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan vila tunggal yang mewah. Medeline menopang Jowen keluar dari mobil, pengawal itu menghelakan nafas dan melihat keduanya memasuki vila!

...

Di Rumah Sakit Rakyat Pertama Kota Jiang Cheng, di bangsal VIP. Andre dan Jessy berjalan ke bangsal dengan membawa satu keranjang yang berisi buah-buahan.

"Kakek, aku datang jengguk kamu!" Jessy tersenyum manis.

Orang yang berada di dalam bangsal itu adalah Gerry Lin, presdir Grup Lin Kota Jiang Chen.

Ketika melihat Jessy masuk, dia berkata dengan riang, "Kamu sudah datang ya? Kenapa tidak bawa Jowen ke sini? Dia sepertinya sudah datang ke Kota Jiang Cheng untuk melanjutkan pertunangannya!"

Pada saat ini, Andre berkata, "Kakek Lin, apa yang kamu pikirkan? Bocah itu adalah orang kampung dan buta lagi. Mengapa kamu bisa mempercayakan kebahagiaan Jessy kepada orang seperti itu?"

Ketika Gerry mendengar ini, ekspresinya tampak murung dan berkata, "Jessy, ini..."

Jessy segera berkata, "Kakek, ini adalah teman SMA-ku, namanya Andre, dan sekarang dia telah membuka sebuah perusahaan e-niaga sendiri di Kota Jiang Cheng, yang sudah bernilai lebih dari satu triliun. Baru-baru ini, Keluarga Su dari Kota Yan Jing akan datang ke Kota Jiang Cheng untuk berinvestasi. Kamu juga telah melihat beritanya, Andre adalah mitra mereka."

Andre juga berkata dengan cepat, "Iya, Kakek Lin, kerja sama dengan Keluarga Su ini diperkirakan memakan waktu kurang dari sepuluh tahun. Perusahaanku pasti akan menjadi perusahaan besar terkemuka di Kota Jiang Cheng, dan e-commerce adalah masa depan."

Saat mengatakan itu, dia terbatuk dan berkata, "Sebenarnya begini, aku sudah menaksir Jessy selama bertahun-tahun, dan Jessy sudah tersentuh olehku baru-baru ini. Orang tua Jessy juga telah setuju, hanya saja kami belum berani mengatakan padamu karena adanya kontrak pernikahan itu"

"Jessy tidak akan menikah denganmu." Gerry berkata dengan tenang, "Jessy hanya bisa menikah dengan Jowen."

"Kakek, aku tidak ingin menikah dengan orang kampung itu. Sebelum aku datang mencarimu, aku sudah bernegosiasi dengannya untuk membatalkan penikahan. Aku sudah merobek kontrak pernikahan itu," kata Jessy.

Ketika Gerry mendengar ini, napasnya tiba-tiba menjadi sesak. Dia mengangkat tangannya dengan gemetar, menunjuk ke arah Jessy dan berkata, "Kamu ... kamu ... kamu ..."

Tapi dia tidak bisa mengucapkan kata-kata berikutnya, seluruh tubuhnya menegang, dan langsung pingsan.

...

Vila besar itu seperti rumah bangsawan, Medeline menopang Jowen dan berkata dengan lembut, "Ada tangga!"

Jowen mengangkat kepalanya dan berjalan ke vila selangkah demi selangkah.

"Medeline sudah datang ya!" Seorang wanita paruh baya datang untuk menyambutnya, dan berkata dengan riang, "Ini ..."

Medeline tersenyum simpul dan berkata, "Bibi Qin, ini dokter yang kutemukan untuk Kak Lenny, di mana Kak Lenny?"

Ketika melihat penampilan Jowen, wanita paruh baya itu mengerutkan kening!

Meskipun di dalam mobil, Jowen telah menyeka wajahnya dengan tisu dan air, namun wajahnya masih terlihat memar dan bengkak, pakaian di tubuhnya juga berlumuran darah dan dipenuhi dengan noda.

Tapi dia sepertinya sangat percaya pada Medeline dan tidak banyak berbicara, kemudian tersenyum dan berkata, "Lenny sedang menerima perawatan di kamar, kami telah menemukan seorang praktisi pengobatan tradisional terbaik kemari."

“Bawa kami ke sana melihatnya!” kata Medeline.

Wanita paruh baya itu menganggukkan kepala, dan membawa mereka berdua ke lantai dua, di depan sebuah kamar tidur yang besar.

Di dalam kamar, seorang wanita cantik dengan wajah kuyu sedang berbaring di ranjang. Meskipun saat itu adalah musim panas, tetapi dia ditutupi selimut tebal. Matanya sedikit kosong dengan sedikit keputusasaan.

Seorang pria paruh baya dan seorang pria tua kemeja panjang sedang duduk di samping dan berkomunikasi.

"Tuan Jiang, penyakit ALS Nona Jiang sudah berada pada tahap yang relatif lanjut, aku sedikit tidak berdaya."

“Pada mengatakan bahwa kamu adalah dokter terbaik di Provinsi Dong Hai!” Pria paruh baya itu segera berkata, “Selama kamu dapat menyembuhkan putriku, aku akan memberimu apa saja, termasuk semua harta keluarga Jiang-ku.”

"Hais, ini penyakit yang mematikan! Aku hanya bisa meresepkan beberapa obat untuk memperlambat serangan penyakitnya, tapi..."

"Bisakah ALS ini disembuhkan?" Medeline menatap Jowen yang berada di sampingnya dan bertanya di tengah pembahasan mereka.

"Bisa!" Kata Jowen dengan tenang.

Kata-kata mereka menarik perhatian dua orang yang berada di dalam ruangan itu.

Pria paruh baya itu mengangkat kepalanya. Ketika dia melihat Medeline, dia tertegun sejenak dan berkata, "Madeline, kapan kamu datang ke sini?"

Medeline menopang Jowen masuk ke kamar, membantu Jowen duduk di sofa, kemudian menyapa pria paruh baya itu dan berkata, "Paman Jiang, aku baru saja tiba. Aku menemukan dokter ajaib untuk Kak Lenny."

Setelah mengatakan demikian, dia berjalan ke tempat tidur, menatap wanita yang berada di atas ranjang, dan berkata dengan sedikit kesedihan di matanya, "Kak Lenny."

Pria tua yang mengenakan kemeja panjang menatap Jowen dari atas ke bawah, dan berkata sambil terkekeh, "Dokter ajaib? Baru saja kamu mengatakan bahwa penyakit ALS ini bisa disembuhkan?"

Jowen menganggukkan kepala dan berkata, "Iya, bisa disembuhkan!"

"Puff!" Pria tua kemeja panjang itu mencibir dan berkata, "ALS ini adalah penyakit mematikan, baik pengobatan tradisional china maupun pengobatan barat juga tidak dapat menyembuhkannya. Apakah kamu mempelajari pengobatan tradisional atau pengobatan barat?"

"Pengobatan tradisional!" Kata Jowen dengan nada yang stabil.

"Pengobatan tradisional memperhatikan pengalaman, jadi sebagian besar praktisi pengobatan tradisional yang hebat itu sudah tua. Kurasa kamu baru berusia 20-an atau 30-an!"

Saat berbicara, dia berkata lagi, "Lalu melihat penampilanmu sepertinya kamu itu buta. Pengobatan tradisional fokus dengan melihat, mendengar, bertanya dan mendiagnosa. Kamu tidak dapat menyelesaikan satu langkah yakni melihat!"

Setelah mengatakan demikian, dia berkata dengan pelan, "Tuan Jiang, kamu jangan cari dokter dukun. Ini tidak bisa memperlambat parahnya penyakit putrimu, tetapi juga akan mempercepat kematiannya!"

Jowen mengabaikan lelaki tua itu, tetapi berkata dengan tenang, "Bolehkah aku melihatnya?"

Ketika mendengar kata-kata lelaki tua itu, Medeline dan lelaki paruh baya itu mengerutkan kening.

Medeline menatap Jowen, dan berkata dengan tenang, "Kak Lenny adalah orang terdekatku, jika...kamu adalah dukun atau pembohong, kamu akan mati dengan tragis!"

"Ya!" Jowen menganggukkan kepala.

Pria paruh baya itu ragu-ragu.

Pada saat ini, Lenny di tempat tidur berkata, "Bagaimanapun akan mati, perbedaan hanya mati dini dan mati lambat saja, biarkan dia coba saja!"

Pria paruh baya itu tertegun, jejak rasa sakit muncul di matanya. Dia menatap Jowen dengan secercah harapan, dia menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu kamu coba saja!"

Medeline menopang Jowen ke samping tempat tidur, Jowen menghelakan napas panjang, lalu berkata dengan tenang, "Tolong buka baju pasien!"

#WeRead-new untuk mencari judul "Kesatria Tunggal Ilmu Kedokteran" Baca lebih banyak bab menarik!

If I could turn the clock back, I would never help that woman, and I would rather just stand by and watch.

A few years ago, I was with my client in a hotel, and when I passed a room, I heard a scream for help from inside the room. I pushed the door open, and saw a beautiful woman was pinned down on bed by a fat man.

Her clothes had all been ripped, her breasts were exposed, and her legs, dressed in black stockings, were opened by force. She looked at me with teary eyes, and a flicker of hope crossed her face.

I could feel a flush of hot blood creeping up my face. Then I charged towards that fat man and grappled with him.

That woman then rushed out of the room. Her ample breasts bounced as she escaped. Her face was consorted with horror but she still looked stunning.

That fat man was drunk. I beat him black and blue, then the hotel called the police, and I was arrested.

That was the day when my life turned utterly miserable.

The fat man told the police that I was beating him for no reason, and he had got a concussion. He asked me to compensate for his loss, and he was ready to sue me for assault.

I wasn’t afraid at first, because I knew I hit him for a righteous cause. But the police told me later that they couldn’t find any evidence to prove that I was telling the truth, and the surveillance camera in the hotel was broken. So the only thing they were sure of was that I beat him.

My heart sunk, but I still had hope. I was hoping that woman would appear and save me, but she didn’t. She never showed up again.

At last, I was sentenced to three years in prison for assault. And that fat man received a compensatory payment of a hundred and seventy dollars from me for the suffering he had been caused. That was basically all the money I made within four years.

This news was such a blow to my family. My father, who had been a proud man his whole life, had a relapse when he heard about it and he almost died. And my mother cried so hard that her eyes were swollen.

And my girlfriend, who had been together with me for five years, promised that she would wait for me. But as the time went by, her visits decreased in frequency, and in the end, she sent me a letter and said that she doesn’t want to wait for me anymore.

It was the darkest three years of my life. I had changed so much. I became irritable and anxious, and I fought with other people so much that my body is covered with terrifying scars.

When I was finally released, I tried to get my girlfriend back, but when I finally found her, she was with another man.

Her new boyfriend has an Audi car and he looks mature and handsome. He is so perfect for her.

I was so angry when I saw them together and I wanted to confront her about it but I didn’t. Then she got on his car and he drove away.

I remembered that in her letter, she said: “Tom, forget about me. I have found someone who is just as nice as you.”

I smiled bitterly. I wandered alone along the streets until I got exhausted and collapsed on the street. Then I learned to derive pleasure from cigarettes and alcohol. They made me laugh uproariously and hysterically.

At first I hated that woman for not showing up, because it was she who ruined my life, but as time went by, I realized that hatred could only make me more negative and depressed. So I tried to pull myself together.

It’s not easy to get a job when you have a crime record, and I got rejected for so many times. But luckily, I found a software company that was hiring salesmen and technologists. This company was competing for a deal in Thailand so it was hiring urgently.

I applied for this position because I studied International Trade as my major when I was back in college, and I also learned Thai.

They didn’t check my background because they were urgent, and I passed the interview and got this job. I had new hopes for my life.

On my first day, I got dressed neatly, and I went to the company with great expectations. After completing the procedures, I was taken to the office of the sales director to meet my immediate superior.

The specialist in Personnel told me that my superior is the daughter of this company’s boss. She just came back from abroad, and she is even more beautiful than some actresses. So many men in this company have a crush on her.

The door to the office was opened, and I froze when I saw the beautiful woman sitting behind a big desk. Then the memories came flooding back: the frightened look on her stunning face, her teary eyes, and her ample breasts......

I could never imagine that the woman I saved three years ago, the woman who ruined my life, is now my immediate superior.

So many painful memories were rekindled all of a sudden. The tears my parents shed, the darkness of my prison life, and my girlfriend......

I was again overwhelmed by bitter hatred that had been torturing me for the past three years.

“Tom, this is our sales director. You can call her President Bai.” The specialist in personnel introduced her to me, without noticing any difference.

This beautiful woman whom I hate so much was looking at me. Her brow furrowed and she seemed to be recalling something.

“Hello, my name is Wendy. Did we meet before?” She asked all of a sudden.

I laughed coldly and said: “Of course we met before. I saw you opening your legs to a man!”

Wendy’s face darkened. “What do you mean? Is there a misunderstanding?”

“Misunderstanding? I should never have rushed into that room. I should have just stood by, and saw you being pressed down on bed by that fat man and....”

“Shut up!” A burning blush rushed to her cheeks, and she breathed heavily, her chest heaving.

“Now you remember who am I? President Bai?”

Wendy managed to regain her composure. Then she turned to the specialist and asked her to go out.

The specialist was in a confused state of mind. She opened her mouth but couldn’t utter a word, and at last she left the office without saying anything.

The door was shut. Wendy looked at me and said: “ You are the man who rushed into that room three years ago? At Weina Hotel?”

“Yes I am.”

“It’s really you!” She said. Her expression was unreadable. She then laughed bitterly and said: “I was so frightened and I didn’t see your face. And due to some reasons, I didn’t thank you for what you did. So, are you here for me?”

I smiled coldly and said: “You are thinking too much. I’ m here to work, and I never thought I could find you here. Thank god!”

Wendy sighed with relief and said: “I should really thank you for saving me.”

“You think that is enough?”

Wendy then stood up from her chair and took out a bank card from her fancy handbag, passed it to me and said: “There is a million dollars in this card. It’s a compensation.”
“Compensation?” My anger flared up in an instant.

Wendy thought I was not happy with the number. Her face set. She then produced another bank card and said: “There is four million dollars in the card, so it’s five million dollars in total. Thanks again for helping me.”

I could no longer hold my anger back. I shouted: “Screw your money! I wasted three years of my life in prison because of you! Can your bloody money buy my time back?”

“Nonsense! When did you go to prison because of me?” Wendy said angrily, but she was also a little bit frightened.

“Of course you don’t remember. I injured that fat guy when trying to defend you, but you never showed up and defended me when he sued me! And that’s how I spent three years in prison!” I was furious.

Wendy’s face set, and she muttered: “That’s not possible. I asked my family to find you, and they told me that you took some money and left.”

Her words further fueled my anger. I roared: “Stop talking about your freaking money! I dare you! I double dare you! Say money one more goddamn time!”

I then ripped my shirt open and exposed my upper body, which got rather strong thanks to my prison life.

“What are you doing?” Wendy was frightened, and she moved backwards involuntarily.

I walked close to her, pointed at the noticeable scars on my chest and said gravely: “Do you see? You know how I got these scars? When I first got into prison, a guard pressed his lighted cigarettes against my chest!”

Wendy looked at the scars on my chest and a dozen other long scars on my upper body. Her face crumpled.

Then, she walked aside and made a call to her family to ask about my imprisonment. And soon, she quarreled fiercely with her family and she was obviously angry.

When she hanged up the phone, her head drooped. She then looked up and said sorrowfully: “I’m terribly sorry. My family lied to me. I didn’t know you were imprisoned because of me.”

Then she bowed low to me and said: “I know you have suffered a lot for the past three years, both physically and mentally, and I’m willing to make everything up to you.”

“How?” I said coldly.

Wendy didn’t say money this time. She said: “Tell me what do you want, and I’ll do it for you as long as it is within my capability.”

I didn’t say anything. I moved to her, and she moved backwards. When she was against the wall, I pressed both of my hands against the wall and locked her in front of me. Her pretty face was now only a few inches away from me.

“What do you want? You’s better calm yourself!” Wendy was breathing heavily, and her breath was so fresh and pleasant.

Wendy is indeed the most beautiful woman I have ever seen in my whole life. Her face is angelic, and her body is perfectly proportioned.

All of a sudden, I was seized by an impulse to take revenge on her. I wanted to use her body as a tool to vent all the negative emotions I had been subjected to for the past three years, and I want to derive pleasure and happiness from her despair and agony.

“So, you were saying you can do anything you are capable of?” I smiled slyly.

Wendy froze, and then nodded.

“Good, Turn around. Face the wall.”

“What do you want?” A deep blush spread from her head to her neck.

“President Bai, can I make my intention any more obvious? I want to do an activity with you. An activity that has lasted for the entire human history, an activity you are surly gonna enjoy.”

All the color drained from her face. She looked at me with undisguised contempt, and said coldly: “Stop daydreaming!”

I laughed. “You said you can do anything for me! I don’t want money. I just want you to turn around and bend over.”

Wendy snorted. Then I placed a leg of mine between her legs, and she shivered with fear.

She was about to call for help, but I drooped my head and pressed my lips against hers. She was staring at me murderously, but I didn’t care. Her kiss was delicious, and that was the only thing I was aware of at that moment.

Then I dropped my arms, took a few steps backwards, put my shirt back on, and looked at Wendy, whose chest was heaving rapidly.

“Since you don’t want to turn around, I decide to take a kiss from you first.”

“You.....” Wendy’s face blushed furiously.

“Get out!” She pointed at the door and said in an authoritative tone of voice: “You are fired! Our company doesn’t want jerks like you!!”

I said flatly: “President Bai, you and I still have unfinished business. You are in no position to fire me!”

Before I left, I teased her by saying: “You are indeed a good kisser! My lips are burning now!”

Wendy roared. I opened the door and left.

I lit a cigarette, and thought about what should I do next. I knew I offended Wendy, but I didn’t give it a damn. I spent three years in jail because of her, and she was only getting what she deserves.

It was obvious that Wendy would try her best to make my life in the company miserable. Then I suddenly realized that if I took a huge amount of money from her, I would be able to start a new life.

But I didn’t want to let the matter rest easily, because of what I experienced in jail.

I had turned into the kind of person I once hated so much, and I don’t know when did the transformation start.

Suddenly, I got a message from my ex-girlfriend. She said she transferred fifty thousand dollars to my bank account, and she had got married and she wants me to take good care of myself.

My phone dropped on the ground, and I buried my face into my hands......

I knew I had lost my faith in love. After a while, I stood up and walked towards Wendy’s office. I decided to stay, and my only purpose was to disgust the woman.

I regained my composure, and knocked her door. She asked me to go in, and I pushed the door open and walked in.

Wendy was resting on a couch, and her face darkened when she saw it was me. She asked: “Why are you still here?”

I refrained my emotions and said flatly: “President Bai, I am here to tell you that from now on, I’ll be your assistant.”

Wendy’s brow furrowed. “Didn’t I tell you? You are fired.”

“I’m sorry. I have signed the contract. And you can’t fire me because I didn’t jeopardize this company’s interest and I didn’t disobey any rule of this company.”

“I’ll ask the Personnel to terminate the contract, and you will receive a compensation.”

“If you insist, I’ll go to the board of directors, or find some reporters, and tell them how you made me go to jail three years ago and how you fired me for no reason.”

“You....” Wendy was so angry. She stood up in a flash.

I said calmly: “Wasn’t I telling the truth.”

Wendy didn’t say anything. She just stared at me coldly. After a while, she asked: “What on earth do you want?”

“I just want to work hard, and make money.” I said peacefully.

“I can give you enough money to make all your losses up to you. But you have to go.” Wendy also said in a peaceful voice.

I didn’t get angry. I said: “Fine! If you give me ten billion dollars, I’ll disappear in an instant.”

“Ten billion dollars? You do think a lot of yourself, don’t you.” Wendy looked at me with contempt.

“Aren’t you even worth ten billion dollars? If you auction off your virginity, someone is surly going to spend that much money on you.” I said.

“What do you want?” She was irritated. And her breath was getting heavy.

“I want you to sleep with me.”
“That’s never gonna happen.” Wendy said, her face darkened.

“Then there is nothing to talk about. I need to go back to work now.”

I smiled, turned around and was about to leave. Then I said to her: “President Bai, I just want to work hard, and you should stop trying to drive me away, because I have nothing to lose, and I have nothing to fear.”

Then I opened the door and left.

The desk of her assistant is right outside her office. Her last assistant got a promotion. She didn’t know that Wendy wants to fire me, and she was waiting for me at her desk to transfer her responsibilities to me.

I greeted her politely. She gave me some sales materials and Wendy’s schedule, and then she said goodbye to Wendy and left.

Wendy didn’t try to keep her, nor did she say anything to me.

And soon, a director in Personnel found me and asked me to resign, but I didn’t agree. She then tried to talk me into resigning but I didn’t change my mind. She looked at me with great resentment, and at last she waved her hand dismissively at me and asked me to leave. She didn’t terminate the contract. Obviously, Wendy didn’t dare to do so.

I got back to my desk. I sorted out all the materials and got familiar with all the procedures, and I also memorized Wendy’s schedule. I was determined to be a good assistant.
Wendy only left her office during the lunch time, but she didn’t even spare a passing glance. She knew I was there, but she wanted to ignore me.

The other colleges of mine were very interested in me. They couldn’t help but glancing at me when they passed my table, and I noticed they were talking about me in a low voice.

I clocked off soon after Wendy got off work that afternoon, and when I passed the parking lot, I saw Wendy drove a Jaguar car away from the parking lot. When she passed me, she looked at me blankly.

“She is such a rich woman.” I thought.

All of a sudden, I saw two men walking out of the green belt. One was fat, and the other one was skinny. I didn’t know the skinny one, but the fat one was exactly the middle aged man who tried to rape Wendy and who was beaten black and blue by me three years ago.

They looked closely after Wendy’ car as she drove away. The fat man was looking murderous, and he was muttering something.

I knew the fat man had got some evil plans, and I hid myself behind some trees in the green belt and sneaked towards the fat man. And then, I could hear their conversation clearly.

“Brother Bao, you got in prison because of that beautiful woman on the car?”

“Yes. She is Wendy, a vicious woman. I was investigated because of her and I ended up spending three years in jail. I am so gonna take revenge on her.”

“Do we just kidnap her or....”

“No. It’s too risky. I got some acid. Tomorrow, you should call her and tell her that a friend of yours introduced her to you and you want her to help you update the software in your company. And then you ask her out to talk about the business, and we can put the drug in her drinks. Then she will be ours and we can do whatever we want to her and even take some photos of her.”

They walked along the street, and I didn’t follow them because I didn’t want to be noticed. They kept talking but I couldn’t hear them anymore, and when they were far away, I got out of the green belt and sunk into deep thoughts.

That fat man was named Yunbao Lei, and I learned three years ago that he was a director in a big International Company, but he was obviously dismissed from his position because Wendy managed to put him in jail, which I learned from their conversation.

I don’t know what was he in for, but he couldn’t possibly be charged of raping.

And obviously, Wendy is not only rich, she is also very powerful.

Yunbao Lei is such a crazy man. He wanted to take revenge on her by doing something so despicable. But his plan was feasible. His partner can pretend to be a client and ask her out, and then put drugs in her drinks to make her unconscious, and they can rape her and take pictures of her naked body. When they get the pictures, they can threaten her with them, make her pay money, or even manipulate her life for a long time.

Wendy was so doomed if I didn’t hear their talk.

Wait a second. Why would I even care? Didn’t I always want her to suffer? And I also want Yunbao Lei to end up badly because if he didn’t rape Wendy, I wouldn’t be in jail.

Then I got a good idea. Wendy would be raped and I wouldn’t warn her about it, because she should have been raped three years ago. But I would report on Yunbao Lei and put him in jail. And in that way, everyone gets what they deserve.

They would take actions tomorrow. So I just need to follow Wendy closely.

The next day, I got an ID badge, and on it there is Thai language because we would go to Thailand to compete for that deal.

Wendy was still ignoring my existence.

When people wanted to meet her, I would knock her door for them and then went back to my work.

When Wendy went out for lunch, I followed her, but she got back to company after lunch, and didn’t meet anyone.

When I got off work that day, I got a taxi and followed Wendy’s car closely. She drove to a hotel, and walked into the hall of the hotel.

I followed in, and saw Wendy was talking with a man at his thirties, and then they both sat.

The man she was talking to is the skinny man with Yunbao Lei last night. He doesn’t look like a successful man at all, but he was dressed in a fancy suit.

Wendy obviously didn’t realize she was in a dangerous situation. Or maybe she thought she was safe whatever happens because there were so many people around.

I walked around and got familiar with this hotel. I also learned where does each passage led to. Then I was seated at a spot where I could see them. I covered my face with a magazine, and watched them closely.

That man ordered some alcohol, but Wendy didn’t drink alcohol nor any beverage. She only asked for a glass of water.

I then followed the waitress, and saw Yunbao Lei dropped something on the ground on purpose and told the waitress that she dropped it. When the waitress looked away, he poured some liquid into the glass.

He was very fast, and it was in a passage, so no one noticed what happened except me. I was hiding in a corner.

Then, the water was given to Wendy and Wendy drank a half of it.
Soon, Wendy started rubbing her temples, she looked tired.

After a while, Wendy got up with her bag and walked towards the bathroom, probably because she wanted to wash her face to refresh herself.

As soon as Wendy left, the man immediately got up to check out, and quickly followed her to the bathroom.

I did not follow up, but took out the masks and glasses I prepared in advance, put them on, bypassed the other side of the passage and waited quietly in the corner.

I have just checked the terrain and know that the passage on the other side of the toilet led to the elevator, which can lead directly to the guest room upstairs. If it was right, Yunbao Lei and the others will take Wendy upstairs.

Sure enough, after waiting for a few minutes, the man appeared and walked towards the elevator with Wendy, who was almost unconscious.

Yunbao followed, and kept saying something like "President Bai can't drink, please send her to the guest room to rest."

As I passed by, I smelled a strong smell of wine.

Obviously, Yunbao and the others just drank Wendy with strong alcohol, and they acted like helping her all the way, making others mistakenly think that Wendy was really drunk.

After confirming that they entered the elevator, I returned to the rest area of the restaurant, took off my glasses and mask, after waiting for two minutes, I ran to the front desk pretending to be anxious and asked the attendant:

“I received a phone call from a friend saying that she went to the guest room to rest while drunk, but I didn't know which room it was, I only knew that she was with two other male friends, please find the room number for me.”

The waiter asked a few words through the intercom and confirmed that there was a woman who was drunk and unconscious just now, and then told me she was in room 1208, it was less than a minute after she entering the room.

I took the elevator to the twelfth floor and waited in the elevator.

Planning to wait a few minutes before calling the police. During the time when the police arrived, Yunbao and his accomplice must have raped Wendy in turns.

I was a little excited about revenge. I repeatedly imagined that Wendy was lying on the bed naked, Yunbao the fat man was raping her...

Thinking about it, I suddenly became a little irritable, and some inexplicably uneasy, it became more and more intense.

Can't help taking out a cigarette, lighting it, and taking a hard sip.

"Fuck!" I suddenly couldn't help but cursed, then threw away the cigarette, rushed to the door of 1208 quickly and knocked on the door.

"Who is that?" Yunbao was panicked inside.

I deliberately said in a respectful tone, "Waitress, the lady just dropped a pair of glasses in the restaurant, and I brought it up for her."

"No, she doesn't need the glasses. Throw it in the trash bin."

"Sir, in that case I will be punished by my boss. You just need to open the door a little and I will pass the glasses in."

Yunbao didn't reply, so I took the opportunity to step back, took out my glasses and put them in front of the observation hole in the door.

After a short while, the door opened a crack.

I rushed forward and kicked the door hard.

"Bang", the door slammed into Yunbao, knocking his fat body to the ground.

I rushed in and kicked Yunbao a few times. His accomplice responded quickly and rushed towards me fiercely.

Three years of prison life made me extremely tough in close combat, and I beat these two guys down to the ground within seconds.

"Fuck, let’s go."

Yunbao and his accomplice ran away hurriedly.

I saw Wendy lying on the bed. Yunbao must had drug her, but she was not completely unconscious.

Because she can occasionally swing her arms slightly, her eyes half-opened, showing some confusion, her delicate face was extremely seductive, and her decent and elegant dress had not been messed.

Obviously, she had not been insulted yet.

But what she look like now...

I was strongly tempted by her, desire in my body had been suppressed for a long time.

This beautiful girl with a perfect body was still a cold beauty yesterday, now she was lying in front of me unconsciously.

More deadly, she gently wiggled her hands and feet from time to time, narrowing her eyes, look very sexy.

My throat became dry and my breathing gradually became rapid. The sexual desire drove me slowly to the bedside, I touched her face, but finally I suppressed that impulse.

With a bitter smile, I can’t believe that I actually saved her again. I made up my mind to let her feel the pain, but in the end I became softhearted and gave up.

I shook my head to get rid of the restlessness. I saw a bottle of mineral water on the bedside table. I opened it and took a few sips and wiped my face with rest of the water.

I even poured some on Wendy's face, so that she would wake up earlier, I was too lazy to care if the sheets were wet.

Then I sat on the edge of the bed, lit a cigarette, calmed myself down, and thought about how to deal with this matter.

Calling the police, yes, but I had to think about what I should say after the police arrive.

I must figure out how to explain why I was following Wendy, why not stop Yunbao and the others in advance, why not call the police as soon as possible.

Before finishing one cigarette, I felt a little dizzy. I thought I was drunk, so I put out the cigarette and got up to wash my face.

But as soon as I stood up, I felt a violent dizziness, and I can’t stand on my feet.

I was taken aback and hurriedly picked up the empty mineral water bottle on the ground and took a look, that mineral water I drank was not the same brand next to the TV.

Shit. The water I just drank must have been left by Yunbao, it contained drug.

It should had been prepared specially by him to prevent Wendy from getting sober, or if Wendy woke up suddenly after entering the hotel, he would give her some of this.

I didn't pay attention at all before drinking it because I was thinking about sex.

Wendy only drank half a cup and was unconscious in two or three minutes, while I drank half a bottle.

Soon I felt weak in my hands and feet, even I was awake, I had no strength.

Then I fell on the bed, leaning against Wendy, with one hand on her big boobs.

I took out my mobile phone with the other hand and slowly called 110. Suddenly, my hand lost strength and the phone fell to the ground.

I was very anxious and wanted to pick up the phone, but I didn't have the strength to turn over and sit, and I couldn't even make a sound.

I can only move my hands and feet slightly, and it's very hard.

Even the arm placed on Wendy's chest couldn't be taken off after swinging for a long time.

Soon, my heavy eyelids were covered, and I fell into a state of non-sleeping muddle.

I don't know how long it took, I suddenly felt a slap on my face, and it hurt.

I opened my eyes with difficulty, only to see a figure running out stumblingly, it seemed to be Wendy.

I wiped my eyes and suddenly remembered what happened before the coma.

I remembered that I had been sleeping next to Wendy last night, and her dress was messed up a little... She must misunderstand me again.
Once it came to me, I got up in a hurry.

Though my body renewed with enough power, I stood up, feeling a violent giddiness, with dry throat and a sense of sickness.

I couldn’t catch up with them.

I picked up my cell phone, supported myself against the wall, went to the bathroom and turned on the tap. I washed my face casually and drank some water.

After a few moment, I felt better and hurried out.

As soon as I ran out of the hotel door, Wendy, with two patrolmen, hurried to the hotel.

“That’s him!” Wendy pointed at me and shouted from far away.

Before I could curse or explain, the two patrolmen lunged at me and pinned me to the ground with perfect dexterity.

“It’s not me. You've got the wrong man.” I raised my head and shouted, struggling.

But I couldn't move because my hands were tied behind my back firmly.

No matter how loudly I shouted, or explained, they did not let me go.

The crowd gathered around me, pointing at me and talking over my thing.

I looked up with difficulty, and through the crowed, I saw Wendy and a policeman get into a police car on the roadside.

Soon, another police car roared up to my front, and a few police got off and put me into the car.

I went to the police station again and told the whole story several times. I did urine and blood tests, and ecstasy ingredients found in my blood, but I was still detained temporarily.

I was sure I wouldn’t be wronged this time, as I didn't touch Wendy. Besides, there were surveillance camera in the hotel that must have the records of Yunbao Lei and his accomplices.
But after one day at the police station, the police issued me a notice of criminal detention on suspicion of rape.

Because the surveillance cameras had the records of my breaking into the door and Yunbao and his accomplices’ rushing out of the door. However, the existing evidences could not prove directly that they wanted to rape Wendy, and I was the people who helped her.

After waking up to find my arm press against her chest, Wendy directly testified that I wanted to rape her, because I had done and said similar things in the office.

Then, the police took me to a dingy jail.

Feeling exasperated and wronged, I told the police over and over that I wanted to see Wendy.

Either being annoyed with me or thinking the case was too bizarre, the police finally agreed to help me to contact Wendy.

Wendy also agreed with it.

I saw her eventually. She stood outside the window, wearing dark glasses. I couldn’t figure out any expressions from her eyes.

“Wendy, I didn’t rape you. What I told the police is the truth. Just think about it. Who did ask you out on a business appointment?” I was inside, speaking as calmly as I could.

“Wasn’t it your accomplices who asked me out?” Wendy said coldly.

“My accomplice?” I was flustered and exasperated. “Didn't you see the monitors? Didn’t you see they carry you to the guest room, and I driven them away? They are accomplices.”

“I know they’ re accomplices, but I suspect that you are one of them.”

Wendy’ s words made me so furious that I clasped the iron railing tightly:

“Damn it! Are you blind? Three years ago, I fought with them to save you, and then I was sent to prison. How can I be his accomplice?”

“Because you both have the same intention, he has a plot against me, and so do you. Don’t forget that you said it yourself.”
“Gosh! I said it without any intention. Who do you think you are? Will I fuck you? Don’t think too much of yourself...”

“Tom.” She interrupted me coldly. “I didn’t know you were in prison three years ago. I wanted to make it up to you, but you tried to treat me...hum, do you have any differences with them? You’ re also a raper!”

Leaving these words, she was going to step out.

The word “raper” hurt me a lot, and I tugged angrily at the iron railing:

“Wendy, you must figure out it. Did I fuck you? Did I fuck you last night? Damn it! Forget your ingratitude. You even bite the hand that fed you!”

“Attempted rape, which is enough to keep you in jail for a few more years.”

Wendy stepped out in high heels, without looking back.

Like an angry beast, I cursed the woman again and again, and at the same time I cursed myself for being so foolish to save her. It would have been better to let her be raped.

Every day and night that followed, I stayed in the detention house, waiting for the final outcome in pain and despair.

Ten days later, I finally reached the moment I had been waiting for. The police questioned me again, rechecked the transcript, and asked me to sign a document.

Then I was told that they had caught Yunbao and his accomplices. They had confessed, and I was cleared of suspicion. They released me and awarded me for my righteous and courageous deeds.

I didn’t take the money. After being released, I took a taxi and went straight to the company to find Wendy.

I wanted to ask for a justice!

To make this woman deserve what she deserves, by all means!

But when I arrived at the company, I found Wendy who went to Thailand with her teammates.

I was fired for absenteeism.

I went straight to the nearest police station, found a man who was related to immigration control center, and spent an extra $800 asking him to expedite my passport application.

Intentional injury, such an ordinary criminal record, had no influences on going abroad. It w possible to get a passport more quickly by spending money.

Three days later, I got my passport. After changing 5,000 RMB into Thai baht, I took my assistant work permit that Wendy had gave me, and took a flight to Chiangmai.

It was already night when the plane landed. After getting my visa, I called each of the four alternative hotels.

During the two days at work, I went through the schedule of the project team’s trip to Thailand, and knew that the company’s target customer was a large textile enterprise. Besides, they arranged four alternative hotels.

With a good command of Thai and my special identity, I asked the hotel where the project team checked in. I showed my passport and work card at the hotel reception, and asked for the room number of Wendy.

At about 10 pm., I knocked on the door of Wendy.

“Who is it?” Wendy asked in English.

“Tom.” I answered coldly.

The room fell into silence.

“If you don’t open the door within one minute, I’ ll make your story known to the whole world. The things happened before three years and half a month . I will scold you downstairs and expose you in the textile enterprise. I am absolutely sure that you will not get the contact.”

“What do you want?” Wendy said as coldly as me.

“Have a talk.”

“A few days ago, I received a phone call from the domestic police. I know that you didn’t do it, and you are not one of them. I misunderstood you. I apologize and thanks for your good deeds. But we don’t need to talk any more.”

“You only have thirty seconds.”
The room fell into silence again.

When I counted down to three, the door opened.

I pushed the door open, walked in, closed it backhand, and hung the door chain.

“What do you want to talk?”

In a slim white nightdress, Wendy had a charming figure, with her hands clasped to her chest and her cold face expressions.

But the coolness of her manner did not conceal the uneasiness in her eyes.

Instead of speaking, I walked towards her slowly, and unfastened the buckles of my shirt.

“You...... What do you want to do?” She backed away in confusion.

Taking off my shirt and throwing it on the floor, I cornered her and found her stare at me with perverseness and anger.

I folded her hands over her head and slid my knees between her thighs, giving her no room to struggle.

She shivered and looked at me in horror, with her mouth open.

I drew my face closer and examined the exquisite beauty of her face, whose big eyes with a mixture of horror and anger.

Her pride and coldness were gone. She trembled, and flushed from her cheeks to her neck, whose quick breath beat rhythmically in my face.

The breath, which almost warmed my blood.

“President Bai, turn around, put your hands on the wall, and pull your dress up!”
<My Perfect Female Boss>
Download #Readme now, Continue reading this super hot novel!

“ตุ๊บ!”
"โอ๊ย!"

พระชายาต้วนถูกอ๋องต้วนเตะจนกระเด็นออกไปโดยที่นางยังตั้งครรภ์ได้เก้าเดือนแล้ว และยังเป็นฝาแฝดเสียด้วย

หลังจากที่นางถูกเตะออกไปก็ล้มตัวกระแทกลงกับโต๊ะดื่มชาอย่างแรงจากนั้นก็กลิ้งลงไปบนพื้น

ทันทีหลังจากนั้นความเจ็บปวดอย่างแสนสาหัสได้ปั่นป่วนออกมาจากครรภ์ของพระชายาต้วนไป๋ชิงหลิง

นางยกมือขึ้นกุมหน้าท้องอันนูนนั้นพร้อมกับมองลงไปดู

กระโปรงสีน้ำเงินราบเรียบได้เคลือบน้ำโลหิตสีแดงสดและกระแสน้ำอันอุ่นยังคงไหลรินออกมาจากร่างกายอย่างต่อเนื่องจนก่อตัวเป็นแม่น้ำโลหิตสายหนึ่งขึ้น

เมื่อเห็นฉากนี้ไป๋ชิงหลิงก็เบิกตากว้างพร้อมกับทรุดตัวลงร่ำไห้ออกมา “เพราะเหตุใด เพราะเหตุใดกัน ในตอนนั้นผู้ที่ต้องการแต่งงานกับข้าก็คือท่าน สาบานว่าจะรักข้าชั่วฟ้าดินสลายก็เป็นท่าน ท่านบอกว่าชั่วชีวิตนี้จะไม่แต่งชายารองหรือนางสนมอีก แต่ว่าตอนนี้ท่านกลับ......กลับไม่ยอมละเว้นแม้แต่เด็ก ลูกในครรภ์ของข้านั้นเป็นของท่าน......”

“หุบปาก!” ร่างสีน้ำเงินเข้มเดินข้ามผ่านหน้าประตู

เขาก้าวเดินมายังเบื้องหน้าของไป๋ชิงหลิงอย่างรวดเร็วจากนั้นก็เอื้อมมือไปบีบคอนางและยกขึ้นจากพื้นแล้วกล่าวอย่างโกรธเคืองว่า: “เริ่มแรกข้าต้องการจะแต่งงานกับบุตรีของตระกูลไป๋จริงแต่เจ้ากลับโป้ปดต่อข้า ส่วนเด็กในครรภ์ของเจ้า ข้าเพียงแค่นึกถึงก็รู้สึกคลื่นไส้นัก”

ฝ่ามือใหญ่บีบคอจนแน่นขึ้นมาบ้างเล็กน้อย

ไป๋ชิงหลิงหลับตาเอาไว้แน่นพร้อมด้วยเนื้อตัวที่สั่นเทาด้วยความเจ็บปวดทรมาน

หนึ่งปีก่อน ในพายุหิมะนางช่วยชีวิตท่านอ๋องต้วนไว้

เขาสัญญากับนางว่า เขาจะต้องแต่งนางมาเป็นชายา แต่นางกลับไม่ได้จริงจัง

หลังจากผ่านไปครึ่งเดือน ก็มีพระราชโองการผูกมัดเขากับนางไว้อีกครั้ง ในตอนนั้นเองที่นางรู้ว่า คนที่นางช่วยไว้ ก็คือองค์ชายห้านามว่าท่านอ๋องต้วน

ในตอนแรกเขาปฏิบัติต่อนางราวกับสมบัติล้ำค่า แต่นางไม่คิดเลยว่าหลังจากผ่านไปสองสามเดือน ความสัมพันธ์ของทั้งสองจะแย่ลงถึงเพียงนี้

นางไม่เข้าใจนางไปโป้ปดเขาตรงไหน และนางโป้ปดอะไรเขา.....

“ท่านอ๋อง อย่า ！”

ทันใดนั้น ก็มีเสียงโศกเศร้าเสียใจของหญิงสาวดังขึ้นมา........

ไป๋ชิงหลิงลืมตาขึ้นมาทันที แล้วหันมองไปทางประตู

ร่างที่สละสลวยเดินเข้ามาอย่างรวดเร็ว

สตรีผู้นี้สวมชุดสีม่วง ซึ่งเหมือนกับชุดเมฆาสีม่วงที่นางสวมใส่อยู่พอดี ไม่เพียงเท่านั้น แต่พวกนางยังมีใบหน้าที่คล้ายนกันถึงเก้าในสิบส่วน ！

หลังจากที่ไป๋ชิงหลิงเห็นหญิงสาวคนนั้น นางก็ดิ้นรนและตะโกนว่า：“ ท่านพี่.....ท่านพี่.....ช่วยข้าด้วย”

นางชื่อไป๋จิ่น เป็นพี่สาวร่วมมารดาของไป๋ชิงหลิง

หลังจากที่นางแต่งเข้าจวนท่านอ๋อง นางก็มักจะมาอยู่เป็นเพื่อนนาง และก็เป็นพี่สาวนาง คอยติดตามอยู่เป็นเพื่อนนางในเวลาที่ยากลำบาก

อย่างไรก็ตาม.........

ไป๋ชิงหลิงไม่รอคำวิงวอนขอร้องของนาง

เพียงเห็น ไป๋จิ่นยืนอยู่ข้างหลังท่านอ๋องต้วน มองดูแผ่นหลังของท่านอ๋องต้วนด้วยแววตาเป็นประกาย แล้วเอ่ยว่า：“ ท่านอ๋อง รีบปล่อยน้องสาวไปเถอะ ข้ารอมาได้ถึงเก้าเดือน ข้าไม่กลัวที่จะรอต่อไป แต่ถ้าหากท่านอ๋องบีบคอให้นางตายแบบนี้ จะต้องทำให้ฮ่องเต้และไทเฮาไม่พอพระทัยอย่างแน่นอน แต่ถ้าหากน้องสาวเสียชีวิตเพราะคลอดยาก แบบนั้นมันก็ไม่เหมือนกันแล้ว.......”

ร่างกายของไป๋ชิงหลิงสั่นเทา ดวงตาทั้งสองของนางเบิกกว้าง

นางจ้องไปที่ไป๋จิ่นอย่างไม่เชื่อสายตา

แต่ก่อนที่นางจะได้ตอบโต้ ร่างของนางก็ถูกเหวี่ยงออกไปอย่างรุนแรง

“ปัง”

“อ๊ะ！”

หลังจากล้มลงกับพื้น ไป๋ชิงหลิงกลิ้งบนพื้นหลายครั้งโดยนางใช้มือทั้งสองข้างประคองท้องเอาไว้
ในใจของนาง ยังคงได้ยินคำพูดของไป๋จิ่นเมื่อครู่ก้องกังวานอยู่ทุกคำพูด

ในตอนที่นางพยุงตัวเองลุกขึ้นมา นางก็เห็นทั้งสองคนยืนอยู่ด้วยกันแล้ว

“ท่าน.....พวกท่าน......”！

“ชิงเอ๋อร์ พี่สาวไม่สามารถปิดบังเจ้าได้อีกต่อไปแล้ว เจ้ามอบกายให้ชายชู้ไปนานแล้ว และให้ข้ามาเข้าหอกับท่านอ๋องต้วนแทนเจ้า ข้ามอบกายให้ท่านอ๋องต้วนแล้ว ในชีวิตนี้ข้าไม่กล้ามอบให้ผู้อื่นแล้ว เดิมทีข้าอยากตายเพื่อเก็บความลับของเราสองคนไว้ แต่ว่า ท่านอ๋องไม่ต้องการให้ข้าตาย.....”

“อะไรนะ ！” หากคำพูดของไป๋จิ่นทำให้ไป๋ชิงหลิงทั้งเศร้า ไม่พอใจ และโกรธ

ถ้าเช่นนั้นตอนนี้นางก็เหมือนถูกสายฟ้าฟาด ล้มลงอย่างรุนแรง จนนางรู้สึกว่าร่างกายถูกถอดวิญญาณออกไปในทันที และร่างกายก็สั่นสะท้านไปทั้งตัว

โดยที่นางไม่สนใจความเจ็บปวดในท้องของนาง นางใช้แรงทั้งหมดเพื่อพยายามคลานไปข้างหน้าไป๋จิ่น และจ้องนางด้วยใบหน้าที่สับสน：“ เจ้า.....เจ้าว่าอย่างไรนะ ”

นางเสียตัวไปกับชายชู้อื่นตั้งแต่เมื่อไหร่

นางปล่อยให้พี่สาวนางเข้าห้องหอแทนนางตั้งแต่เมื่อไหร่

ไป๋จิ่นเข้าหอกับท่านอ๋องต้วน ถ้าเช่นนั้น....งั้นคนที่นางเข้าหอด้วยตอนแต่งงานเป็นใครกันล่ะ ！！

บทที่ 2 หนึ่งศพสามชีวิต 2
แววตาของไป๋ชิงหลิงเบิกกว้างขึ้น ในที่สุดนางก็แทบจะสิ้นหวัง นางนึกถึงตอนที่ท่านอ๋องต้วนรู้ว่านางตั้งครรภ์ ทันใดนั้นสีหน้าของเขาก็เปลี่ยนไป

ตั้งแต่นั้นเป็นต้นมา สามีของนางก็ปฏิบัติกับนางอย่างเฉยชา.......

“ไป๋จิ่น เจ้าอธิบายกับข้ามาให้ชัดเจน” ในที่สุด นางก็คลานมาถึงเท้าของไป๋จิ่น นางเอื้อมมือไป คว้าชุดของไป๋จิ่น ใช้แรงทั้งหมดที่มีดึงไว้และตะโกนถามว่า：“ ข้าไปเป็นชู้กับชายอื่นตั้งแต่เมื่อใด ข้าไปบอกให้เจ้ามาเข้าหอกับสามีข้าตั้งแต่เมื่อใด เจ้าทำเช่นนี้กับเข้าได้เยี่ยงไร ข้าเป็นน้องสาวของเจ้านะ เจ้าพูดกลับคำแบบนี้ไม่กลัวฟ้า......”

“นังแพศยา เจ้ายังมีหน้ามาพูดถึงจิ่นเอ๋อร์” ยังไม่ทันที่จะพูดจบ ท่านอ๋องต้วนก็ถีบนางออกไป

“ปัก.......”

ร่างกายเล็กๆ ล้มลงกับพื้นอย่างรุนแรง อาการจุกเสียดที่หัวใจก็กระทบกระเทือนอย่างแรง

นางเจ็บปวดมากจนกรีดร้องออกมา：“ โอ๊ย.......”

เจ็บ

เจ็บมาก ！

ความเจ็บปวดที่สะสมในช่องท้องส่วนล่าง ทำให้นางยืดขาทั้งสองข้างออกมาโดยไม่รู้ตัว และน้ำมากมายก็ไหลออกมาจากร่างกาย

ทันใดนั้น เสียงร้องของทารกก็ดังขึ้นมา：“ อุ๊แว้ อุ๊แว้.......”

ไป๋ชิงหลิงสูดหายใจรับอากาศเย็น นางยกนิ้วขึ้นมา ยกกระโปรงขึ้นก้มศีรษะดู เป็นเด็กทารก

ร่างกายของเขาเต็มไปด้วยเลือด มือเล็กทั้งสองโบกไปมาอยู่ในอากาศ ในขณะเดียวกันก็อ้าปากร้องไห้ “แงแง”

ไป๋ชิงหลิงกระโจนเข้าไปหาเด็กอย่างรวดเร็ว อุ้มเขาขึ้นมา นางเอาหน้าซีดเผือดแนบกับหน้าของทารกน้อย น้ำตาไหลไม่หยุด

ลูก ลูกของนาง

ถึงแม้ว่าเขาจะไม่ใช่สายเลือดของท่านอ๋องต้วน แต่เขาก็เป็นเด็กที่นางอุ้มท้องมาเก้าเดือน ไม่ว่าพ่อของเขาจะเป็นใคร ยังไงซะก็เป็นสายเลือดของนาง

อย่างไรก็ตาม.......

เสียงที่เย็นชาและไร้ความปราณีได้ทำลายจินตนาทั้งหมดของนาง：“ ใครก็ได้ มาอุ้มเด็กคนนี้ไป ！”

ทันใดนั้นก็มีคนกลุ่มหนึ่งเดินเข้าประตูมา

ไป๋ชิงหลิงเงยหน้าขึ้นมองดูสาวใช้สองสามคนที่เดินเข้ามา ทันใดนั้นใบหน้าของนางซีดเผือด：“ ออกไป ออกไป อย่าเข้ามา ！”

นางสะดุดเท้าในตอนลุกขึ้น พลางถอยหลังและตะโกนอย่างหมดหวัง

แต่พวกสาวใช้ที่เข้ามา กลับตรงเข้ามาเอาเด็กในอ้อมกอดของนาง

ไป๋ชิงหลิงตอบโต้กลับไป นางร้องไห้และเค้นเสียงเอ่ยอย่างโกรธจัดว่า：“ เอาลูกคืนมาให้ข้า ได้โปรด ได้โปรด อย่าทำอะไรเขา..........”

ท่านอ๋องต้วนเดินไปข้างหน้าอย่างไม่อดทน เขาจับข้อมือนางด้วยฝ่ามือใหญ่ แล้วผลักนางอย่างแรง：“ จับนางกดเอาไว้ อย่าให้นางแตะต้องเด็กอีก”

ทันทีที่เสียงคำสั่งดังขึ้น สาวใช้อีกคนหนึ่งก็ก้าวมาข้างหน้า แล้วกดนางไว้กับพื้น

ในขณะนี้.......

นางได้ยินเสียงทารกร้องไห้อยู่เหนือศีรษะ

ไป๋ชิงหลิงเงยหน้าขึ้นมอง และเห็นว่าสาวใช้คนหนึ่งจับมือเด็ก แล้วใช้มีดแทงเข้าไปที่ฝ่ามือของเด็ก จนเลือดไหลออกมา

หัวใจของนางเต้นไม่เป็นจังหวะ นางร้องตะโกนอย่างบ้าคลั่ง：“ พวกเจ้าจะทำอะไร ? หยุดนะ ！”

ไม่มีใครสนใจไป๋ชิงหลิง

พวกนางเป็นเหมือนสัตว์เลือดเย็น ไม่สนใจเสียงกรีดร้องของเด็ก และบีบเลือดในฝ่ามือของเด็กออกมา

จนกระทั่งพวกเขามอบมีดให้ท่านอ๋องต้วน ไป๋ชิงหลิงถึงเข้าใจ

พวกเขาต้องการทดสอบความสัมพันธ์ทางสายเลือด

“ท่านอ๋อง เด็กคนนี้ไม่มีความเกี่ยวข้องกับท่าน พระชายานอกใจพระองค์”

ถึงแม้ว่าท่านอ๋องต้วนจะรู้อยู่ก่อนแล้วว่าเด็กไม่ใช่ลูกของตน แต่เมื่อได้ยินผลออกมาแบบนี้ ร่างกายทั้งร่างก็ตกตะลึง：“เสด็จพ่อและเสด็จแม่ พระชายาต้วนนอกใจ และเด็กคนนี้ก็ไม่ใช่สายเลือดของราชวงศ์ เพื่อรักษาชื่อเสียงของราชวงศ์ ข้าจะฆ่าตระกูลของนางอย่างชอบธรรม หลังจากการประหารพระชายาต้วนและลูก จวนอ๋องจะประกาศว่า พระชายาตั้งครรภ์ลูกแฝด จึงทำให้กำเนิดยากจนเสียชีวิต หนึ่งศพ....สามชีวิต ！ ”

“ไม่ ！” ไป๋ชิงหลิงเบิกตากว้างมองลูก นางใช้แรงทั้งหมดคลานไปข้างหน้า และขอร้องอ้อนวอนทั้งน้ำตา：“ ท่านพี่ ช่วยข้าสักครั้งเถิด เขาเป็นเพียงแค่เด็กคนหนึ่ง ถือซะว่าทำความดีเรื่องหนึ่งเถิด ขอร้องท่านล่ะ ช่วยข้าขอร้องเขาที.....อึกอึก......”

ท่านอ๋องต้วนโอบเอวของไป๋จิ่น และสั่งด้วยเสียงเย็นชา"ลากตัวออกไป และตีให้ตาย"

“อ๊ะ........”

บทที่3 หวนสู่อดีต1
"ช่วยข้า ช่วยข้าด้วย ไป๋ชิงหลิง!"

ใคร......

ใครเรียกเธอ

ไป๋ชิงหลิงลืมตาขึ้นมาด้วยความตกใจ

ภาพเลือนรางตรงหน้า โดนอาบย้อมไปด้วยสีแดง

หูของเธอยังคงได้ยินเสียงเรียกของผู้หญิงคนหนึ่ง น้ำเสียงนั้นฟังดูเศร้า

"ไป๋ชิงหลิง ช่วยลูกของข้าด้วย ช่วยลูกของข้าด้วย"

อยู่ ๆ เสียงนั้นก็ดังฟังชัดขึ้นมา

ภาพตรงหน้าของไป๋ชิงหลิงก็เริ่มชัดมากขึ้นเรื่อย ๆ

ภาพเลือดที่ไหลนองอยู่ท่วมพื้น สะท้อนเข้ามาในดวงตาของเธอ ทำให้ไป๋ชิงหลิงตกใจในทันที!

คนตาย!!

รอบตัวของเธอห้อมล้อมไปด้วยผู้คนที่แต่งตัวด้วยชุดโบราณและพวกเขาก็เสียชีวิตไปแล้ว ตัวของพวกเขาเต็มไปด้วยบาดแผล ที่มีเลือดไหลออกมาราวกับสายน้ำ

ในกองศพพวกนี้เด็กที่สุดดูเหมือนจะเป็นเด็กอายุประมาณสามขวบ ที่แก่ที่สุดดูราว ๆ หกสิบกว่าปี แถมยังมี หญิงตั้งครรภ์ที่อายุครรภ์ประมาณเก้าเดือนอยู่ด้วย

ไป๋ชิงหลิงยังไม่ทันจะรวบรวมสติ ก็มีภาพความทรงจำหนึ่งที่ไม่ใช่ของเธอผุดขึ้นมาในหัว

เมืองเฉาจิง[1] แคว้นหรง

เธอ คือหมอทหารที่มีชื่อเสียงในศตวรรษที่21 ทะลุมิติมา!

นี่คือการย้อนมาอดีต เจ้าของร่างเดิมชื่อว่าไป๋ชิงหลิงเหมือนกันกับเธอ

เป็นบุตรีคนรองในสมรสของติ้งเป่ยโหว เป็นพระชายาต้วนของท่านอ๋องต้วน

แต่กลับเป็นพระชายาที่อาภัพนัก แรกเริ่มนางนึกว่าแต่งงานกับคนที่รัก แต่เมื่อครั้งที่นางได้รับวินิจฉัยว่าตั้งครรภ์นั้น ท่านอ๋องต้วนก็มีท่าทีแตกต่างออกไปจากเดิมราวฟ้ากับเหว

แต่กลับมีแสดงท่าทางแปลก ๆ เหมือนมีอะไรบางอย่างต่อไป๋จิ่น พี่สาวฝาแฝดของไป๋ชิงหลิง

แต่เจ้าของร่างเดิมนั้นโง่เขลา มองไม่ออกว่าท่านอ๋องต้วนนั้นปันใจไปรักไป๋จิ่น เป็นเหตุให้นางที่เอาแต่พึ่งพี่สาว ไม่ว่าเรื่องอะไรก็ฟังคำแนะนำจากพี่สาว จนโดนวางแผนลอบฆ่าก็ยังไม่รู้ตัว

ท่านอ๋องต้วนหมดรักนางตั้งนานแล้ว แต่เพราะว่าเขาเป็นคนขอสมรสพระราชทานไป๋ชิงหลิงเป็นพระชายาด้วยตนเอง บวกกับฮ่องเต้และไทเฮานั้นพอพระทัยในตัวของไป๋ชิงหลิงเป็นอย่างมาก เขาจึงไม่กล้าที่จะทิ้งพระชายาอย่างเปิดเผยและตรงไปตรงมา จึงรอ

รอจนกระทั่งไป๋ชิงหลิงตั้งครรภ์ได้จนอายุครบสิบเดือนแล้วคลอดเด็กออกมา เขาค่อยทำการหยดเลือดพิสูจน์ผลพ่อลูก[2] แล้วค่อยเอาเลือดที่ไม่ผสมรวมกันให้ฮ่องเต้กับไทเฮาทอดพระเนตร

ท่านอ๋องต้วนก็จะมีเหตุผลในการประหารไป๋ชิงหลิง

ส่วนเลือดแล้วก็ศพที่อยู่ตรงหน้า ล้วนเป็นผู้ติดตามรับใช้เจ้าของร่างคนเดิมทั้งสิ้น

เพื่อที่จะปกปิดความจริง จวนอ๋องต้วนจึงทำการฆ่าคนบริสุทธิ์เหล่านี้ไปด้วย

เสียงที่เธอได้ยินเมื่อครู่ เป็นคำอ้อนวอนขอร้องของเจ้าของร่างคนเดิม......

อยู่ ๆ ท้องของเธอก็รู้สึกปวดขึ้นมา มันเจ็บมากจนแทบจะทนไม่ไหว

ไป๋ชิงหลิงตั้งสติได้อีกครั้ง รีบวางมือลงไปบนท้องของตัวเอง แล้วก้มหน้าลงไปมอง

ท้องของเธอเกิดแรงถีบกระแทกที่แตกต่างกัน เด็กในท้อง......ยังมีชีวิตอยู่!

"คุณหนูใหญ่ไป๋"

"ข้ามาลาน้องสาวของข้า ขอข้าเข้าไปดูนางได้หรือไม่"

ไป๋ชิงหลิงพยายามต่อสู้กับความเจ็บปวดแล้วเงยหน้าขึ้นไปมองทางประตูโรงเก็บฟืน เสียงคุ้นหูที่ดังเข้ามาจากทางด้านนอกนั่น เป็นเสียงของไป๋จิ่นพี่สาวของเจ้าของร่างคนเดิมใช่ไหม?

คนที่ทำให้เจ้าของร่างคนเดิมต้องตายก็คือผู้หญิงคนนี้ ถ้าเกิดปล่อยให้นางจับได้ว่าไป๋ชิงหลิงกลับมา 'มีชีวิต' อีกครั้งละก็ อย่างนั้นเธอยังจะมีชีวิตรอดไหม?

ในตอนนี้ เธอเห็นศพหญิงสาวอีกคนที่กำลังตั้งครรภ์ได้เก้าเดือนอยู่ตรงหน้า

หลังจากที่เธอหนีไปแล้ว ถ้าหากไป๋จิ่นพบว่า "ศพ" ของไป๋ชิงหลิงหายไปจากโรงเก็บฟืน ท่านอ๋องต้วนจะต้องออกค้นหาเป็นวงกว้างแน่ ๆ แถมฮ่องเต้ก็คงไม่มีทางไว้ชีวิตพระชายาเอกที่ทำเลือดราชวงศ์แปดเปื้อนแน่นอน

ถึงตอนนั้นนั่นแหละ ที่เรียกว่าไม่มีทางไป

เธอไม่กล้าจะคิดอะไรต่ออีก ค่อย ๆ เดินไปหาร่างไร้วิญญาณของหญิงสาวอย่างกะโผลกกะเผลก แล้วสลับเสื้อผ้าของทั้งสองร่าง

จากนั้นก็เงยหน้าขึ้น แล้วมองใบหน้านั้นที่โดนกระบองทุบตีจนจำใบหน้าไม่ได้

ไป๋ชิงหลิงจับมือของผู้หญิงคนนั้นเอาไว้ แล้วพูดออกมาเบา ๆ : "ความแค้นนี้ของพวกเธอ ฉันไป๋ชิงหลิงจดจำเอาไว้แล้ว รอฉันกลับมา จวนอ๋องต้วนและไป๋จิ่นจะต้องชดใช้ด้วยเลือดของพวกเขา"

หลังสาบานจบ ไป๋ชิงหลิงก็อดทนต่อความเจ็บของร่างกาย แล้วปีนออกไปทางรูเล็ก ๆ ในโรงเก็บฟืน

ในเวลาเดียวกัน บุรุษชุดดำกลุ่มหนึ่งก็ใช้วิชาตัวเบามาจนถึงโรงเก็บฟืนในจวนอ๋องต้วน

วินาทีที่ไป๋จิ่นกำลังจะเข้าไปในโรงเก็บฟืน บุรุษชุดดำก็กระโดดลงมาที่พื้น

ไป๋จิ่นตกใจจนร้องออกมาเสียงดัง: "กรี๊ด......"

"มี......มีมือสังหาร ผู้ใดก็ได้มานี่หน่อย......"

"ปึก ๆ !" ไม่รอให้เวรยามในจวนอ๋องต้วนไหวตัวทัน บุรุษชุดดำกลุ่มนั้นรีบถีบประตูและหน้าต่างของโรงเก็บฟืนแล้วเดินเข้าไป

บุรุษชุดดำที่ยืนอยู่ตรงหน้าของไป๋จิ่น ขยับไปอยู่ด้านหลังนางด้วยความรวดเร็วดั่งสายฟ้า คมดาบจี้อยู่ที่ต้นคอของนาง: "ยังเหลือเด็กอีกคนหนึ่ง!"

ข้อมูลเพิ่มเติม
[1] 朝京 เมืองเฉาจิงคือมืองหน้าด่าน เป็นเมืองทางผ่านก่อนเข้าเขตเมืองหลวง
[2]หยดเลือดพิสูจน์พ่อลูก คือ จีนในสมัยโบราณมีความเชื่อว่าหากเอาเลือดของลูกกับบิดามารดาหรือพี่น้องคนอื่น ๆ มาหยดในถ้วยเดียวกันแล้วเลือดรวมเข้าหากันนั้นถือว่าเป็นพ่อลูก - แม่ลูก หรือพี่น้องกันโดยสายเลือด แต่หากเลือดไม่รวมกันแปลว่าเด็กคนนั้นไม่ใช่สายเลือดเดียวกัน ส่วนใหญ่ฝ่ายชายมักใช้วิธีนี้พิสูจน์ว่าฝ่ายหญิงคบชู้)

บทที่4 หวนสู่อดีต2
"ดะ.......ดะ ๆ ๆ ๆ ๆ เด็ก......"

ไป๋จิ่นเบิกตากว้าง เมื่อหลุบตาลงไปมอง ก็เห็นว่ามีดาบกำลังหันคมเข้าหาคอของตนเอง ความรู้สึกเย็นของเหล็กแผ่ออกมาจากดาบ ทำให้นางรู้สึกกลัว

บุรุษชุดดำผู้หนึ่งออกไปจากโรงเก็บฟืน

บนไหล่ของเขายังมีศพของสตรีที่เลือดไหลอาบอยู่ด้วย เมื่อเขาแตะปลายเท้าลงกับพื้นเบา ๆ ก็ได้ยินเพียงเสียง "ฟิ้ว" จากนั้นก็เขาหายไป

ไป๋จิ่นรับรู้ได้ในทันใด บุรุษชุดดำกลุ่มนี้ตั้งใจมาแย่งตัวไป๋ชิงหลิงน้องสาวของนางไป!

"เด็ก!"

ดาบที่อยู่ตรงต้นคอขยับเพียงเล็กน้อย ก็บาดผิวหนังของนาง

ไป๋จิ่นร้องออกมา จากนั้นจึงรีบยกมือทั้งสองข้างขึ้น แล้วร้องไห้: "อย่าฆ่าข้า......ดะ......เด็กอีกคนโดนส่งออกไปนอกวังแล้ว ส่วนส่งไปที่ใดนั้น ข้าไม่รู้ ที่ข้ามาหาน้องสาวข้าในครานี้......"

"ฟิ้ว ๆ "

ไป๋จิ่นยังไม่ทันได้เอ่ยจนจบวาจา ก็สัมผัสได้ว่าใบหน้าของนางนั้นรู้สึกเย็น และมีเสียงแปลก ๆ ดังขึ้นใกล้หูของนาง

ต่อจากนั้น ตรงหน้าของนางก็มีเงาดำแวบผ่านไป แต่เมื่อนางตั้งสติได้ บุรุษชุดดำที่อยู่ทางด้านหลังนั้นก็ได้หายไปกับความมืดเสียแล้ว

และหลังจากที่บุรุษชุดดำกลุ่มนั้นจากไปแล้ว นางถึงค่อย ๆ ยกมือขึ้นมาปิดใบหน้าของตนเองเอาไว้

และเมื่อเห็นว่ามือของนางนั้นเปื้อนไปด้วยเลือด ไป๋จิ่นก็กรีดร้องออกมาเสียงดัง

"กรี๊ด......"

......

ณ ป่าฉุ่ยเฟิง[1] ในยามดึก

เหล่าบุรุษชุดดำค่อย ๆ ปรากฏกายขึ้น ณ ที่แห่งนี้

พวกเขาคุกเข่าลงข้างหนึ่งตรงหน้ากระท่อมไม้ไผ่ แล้วรายงาน

"นายท่าน ข้าน้อยไร้ความสามารถ มิสามารถจะพานางกลับมาอย่างมีชีวิตได้" บุรุษชุดดำทั้งห้าคนเอ่ยออกมาพร้อมกัน

ตรงหน้าของพวกเขา มีร่างไร้ลมหายใจของหญิงสาวท้องเก้าเดือนวางอยู่ ใบหน้าของนางถูกทุบตีจนไม่อาจจะระบุตัวได้

ศพของสตรีนางนี้มีบาดแผลเปิดหลายที่ ทำให้เลือดอาบย้อมชุดทั้งตัว การตายของนางนั้นน่าอนาถนัก

แม้จะได้เห็นคนตายมามากเพราะสงคราม แต่พวกเขายังคงคิดว่า ลงมือได้แม้แต่กระทั่งกับสตรีที่กำลังมีทารกในครรภ์ อำมหิตยิ่งนัก

"ซวบ ๆ ๆ " เสียงฝีเท้า ดังออกมาจากป่า

ทั้งห้าคนตั้งรับในทันที พวกเขารีบหันกลับไปมอง

เป็นสหายผู้หนึ่งที่พวกเขาทิ้งให้รั้งท้าย เขารีบวิ่งออกมาจากป่าไผ่

บุรุษชุดดำมาถึงประตูด้านหน้าของกระท่อมไม้ไผ่ ขาทั้งสองข้างคุกเข่าลงอย่างแรง ยากที่จะห้ามความตื่นเต้นเอาไว้ได้ เขาเอ่ยออกมาเสียงดัง: "นายท่าน ข้าพบนายน้อยแล้ว เพียงแต่คนทรามพวกนั้นป้อนยาพิษให้กับเด็ก"

คิ้วของทั้งห้าคนขมวดมุ่น

ขณะนี้ ประตูของกระท่อมไม้ไผ่ก็เปิดออก

ร่างกายสูงใหญ่เดินออกมาจากด้านใน

เขาสวมชุดเกราะสีเงินเอาไว้ทั้งตัว ที่ไหล่มีผ้าคลุมกันลม ที่เอวมีดาบสีแดงทับทิมห้อยอยู่

ลมเย็นในตอนกลางคืนพัดผ่าน ไม้ไผ่ลู่ไปตามลมจนเกิดเสียงก้อง เส้นผมที่หล่นลงมาปรกหน้าผากพลันโดนลมกระแสลมพัดจนปลิวหายไป เผยให้เห็นไฝที่ปลายคิ้ว

เขาหยุดอยู่ตรงหน้าประตูกระท่อม คิ้วเรียวสวยย่นเข้าหากันเล็กน้อย สายตาของเขาจับจ้องไปที่เด็กคนนั้น: "ส่งตัวเด็กมาให้ข้า"

บุรุษชุดดำที่อุ้มเด็กลุกขึ้นยืน

เขาก็อาศัยจังหวะนี้ถอดผ้าคลุมออกมาด้วยท่วงท่าสง่างาม ตอนที่บุรุษชุดดำอุ้มเด็กไปหาเขา เขาก็คลุมผ้าคลุมลงไปบนตัวเด็ก จากนั้นก็รับเด็กมาไว้ในอ้อมแขนของตัวเอง

น้ำเสียงเย็นชาดังขึ้น: "ฝังศพแม่ของเด็กเสีย"

หลังจากนั้น เสียงของเขาเงียบไปไม่ถึงนาที ก็เหลือบไปเห็นแปลงดอกไม้ที่อยู่ข้าง ๆ จึงสั่งขึ้นมาอีกครั้งว่า: "ตรงนี้ก็แล้วกัน นอกเหนือไปจากนั้น......"

เขาหันกลับไป ดวงตาที่เคยมีประกายตาพลันดับแสงลงทันที

สตรีชุดเขียวที่แอบอยู่ทางด้านหลังเขาเงียบ ๆ รีบโพล่งออกมาด้วยความกังวล: "นายท่าน ท่านจะเลี้ยงเด็กคนนี้งั้นหรือ เด็กคนนี้จะเป็นตัวขัดขวางความยิ่งใหญ่ของท่าน......"

"เงียบ!" ดาบถูกชักออกมาจากฝัก และตัดผมเปียของสตรีชุดเขียวขาดครึ่ง

เขามิรอให้สตรีชุดเขียวได้ตั้งตัว น้ำเสียงเย็นชาก็ออกคำสั่ง: "ลากนางลงไป......ฝังทั้งเป็น"

สตรึชุดเขียวเงยหน้าขึ้นมาด้วยความรวดเร็ว ใบหน้าของนางขาวซีด: "ท่านจะฆ่าข้า ไม่ ท่านฆ่าข้าไม่ได้นะ สตรีผู้นั้นนางสมควรตาย ถ้านางไม่ตาย วันใดวันหนึ่งที่เรื่องจริงถูกเผยออกมา ที่นั่งบนท้องพระโรงนั้นไม่มีทางเป็นของท่านอีกต่อไปแล้ว ท่านเป็นบ้าไปแล้วหรือ......อย่ามาแตะต้องตัวข้า......"

บุรุษชุดดำสองนายรีบมัดสตรีชุดเขียวเอาไว้

นางเริ่มกลัว ในตอนที่คนพวกนั้นพยายามลากนางเข้าไปในป่า นางพยายามตะโกนและร้องขอ: "นางเป็นพระชายาต้วน เป็นพระชายาของท่านอ๋องต้วน สำหรับท่านอ๋องต้วน นางนั้นไม่บริสุทธิ์ สำหรับฮ่องเต้นั้นนางกำลังตั้งครรภ์สัตว์ร้าย......ท่านรีบเดินทางไกลกลับมาที่นี่ เพราะอยากจะทำเพื่อสตรีนางนี้......เอื๊อก......"

ตรงหน้าของนางปรากฏเงาบางอย่าง

แต่เมื่อกะพริบตา ดาบยาวก็พุ่งทะลุหัวใจของนาง

เลือดค่อย ๆ ไหลมาอาบชุดสีเขียวของนาง

นางค่อย ๆ เงยหน้า แต่นางยังมิทันได้มองใบหน้าหล่อเหลาของอีกฝ่ายให้ชัด ดาบที่แทงอยู่ในตัวก็ถูกดึงออกอย่างรวดเร็ว

บุรุษผู้นั้นทิ้งดาบในมือ แล้วก้มหน้ามองเด็กน้อยในอ้อมแขน: "ไปเชิญหมอซูจากจวนของท่านอ๋องต้วนมา ข้าต้องการให้เด็กมีชีวิต!"

"พะยะต่ะ!!"

บุรุษชุดดำหายไปในส่วนลึกของป่าไผ่

......

ในคืนนี้ จวนท่านอ๋องต้วนเจอแต่เรื่องวุ่นวาย

พระชายาต้วนสิ้นชีพิตักษัยเพราะท้องแฝดแล้วทนความเจ็บจากการคลอดไม่ได้

ที่เรือนทางด้านหลังก็ไฟไหม้ หมอซูก็ดันหายตัวไป

บุตรสาวคนโตของติ้งเป่ยโหวก็โดนทำให้เสียโฉม ในตอนที่จะไปอยู่เป็นเพื่อนน้องสาว!

......

ฟ้าค่อย ๆ สว่าง

ไป๋ชิงหลิงกอดเด็กอีกคนเอาไว้ นางยืนอยู่ที่จุดที่สูงที่สุดจุดหนึ่งของเมืองเฉาจิง มองลงไปทางด้านล่าง

ไฟที่ลุกโชนอยู่ที่จวนอ๋องต้วนนั้น มันลุกโหมอยู่ทั้งคืน

เมื่อเห็นว่าไฟที่เรือนทางทิศตะวันออกกำลังจะมอด เรือนทางทิศตะวันตกก็เกิดไฟลุกขึ้นมาอีก เรียกได้ว่า..เรือนเดียวที่ยังไม่เกิดเหตุขึ้น

ท่านอ๋องนั่งไม่ติดแล้ว

ไป๋ชิงหลิงยกยิ้มมุมปาก จากนั้นก็ก้มหน้าลงไปมองทารกหญิงในอ้อมแขนของตัวเอง: "เสี่ยวเซิงเอ๋อร์ แม่จะพาเจ้าไปท่องยุทธภพ"

"อีกห้าปี พวกเราค่อยกลับมา......"

กลับมาแก้แค้น!

ชื่อหนังสือ👉"ไป๋ชิงหลิง บุปผาพิษลิขิตแค้น"👈ดาวน์โหลดเดี๋ยวนี้ #ReadMe อ่านฉบับเต็มของหนังสือเล่มนี้!✅

JULIANA'S POV
I shoved my clothes into my duffle bag quickly, knowing he'd be back soon. Shoving all my makeup and money into my purse, I started packing Estella's clothes.

7:55. Crãp he'd be back in 5 minutes.

I grabbed a sleeping Estella in my arms and bolted from the front door.

I sighed in relief as I began to walk away from my father’s house. We were free, finally!

I didn't know where we would go, only that we had to get as far away from that hell hole as possible. Maybe I could stay at a friend house for a couple days, but then I remembered: I had no actual friends who'd be willing to help me

"Owww for fùck sake, who put that there" I heard a familiar voice groan. I turned around to see my father down the road, rubbing a bruise on his head after just walking into a lamppost.

Damnit! What was he doing back here so early. All I knew was that he couldn't catch me again. I still have bruises on my skin from last time.

I picked up my pace before I started jogging away. But, knowing my luck, I didn't do it without stumbling over and knocking down one of the trash cans.

"Juliana? What are you doing back there?" My father said as he saw me. He squinted his eyes go see me carrying Estella and multiple bags. It didn't take him long to realise that I was running away. And with that he began running towards me.

I didn't waist anytime and turned in my heels to sprint away from him. If he wasn't so drunk, he would've definitely caught up to me. This was the only time I was thankful for his alcohol addiction.

Estella stirred in her sleep at the sudden movement, but that didn't slow me down. I turned the corner and checked behind me to see if my father had caught up to me yet, but what I wasn't expecting was to bump into a rock hard wall.

Quite literally.

I rubbed the side of my head and winced at the pain. I stepped back to see a little bit of blood on the wall. Ouch.

"Are you okay? I just saw you walk into that wall" a voice said from behind me. Stunned by the presence behind me, I spun on my heels quickly, causing me to lose balance when a pair of big strong arms steadied me by wrapping themselves around my body.

Looking up, I lay my eyes on the most handsome man I had ever seen. His hair was a dark brown with curls that I was itching to run my fingers through. He had a sharp jawline with a light stubble over it, and full pink lips. He looked about 6'4, towering over my 5'3 frame. He had big, firm muscles that seemed to be bursting out of his tight suit. He was beautiful.

He studied me and his tongue reached out to lick his bottom him. My lips slightly parted at the sight of it.

"Are you okay?" he asked after what felt like ages. This caused me to snap out of whatever haze I was previously stuck in and I nodded quickly.

"Juliana!" I heard my father shout from behind me. Damnit! How could I get so distracted. I tried to escape the man's hold but he only tightened his grip on me.

As couple second later, my father emerged. Puffing loudly, he grabbed his inhaler from his pocket and breathed the air in like his life depended on it.

He grabbed my arm roughly, turning me so I was facing him.

"Where do you think your going you little bïtch?" He seethed. This was the angriest I had ever seen him.

I was about to apologise, tell him I'd go back with him and beg him not to hurt me, when the man ripped my father's arm off me and stood in front of me protectively.

"Leave." The man said in a deep voice. In case his appearance wasn't already intimidating enough, his voice definitely was.

'W-What?' My father stuttered, he had to raise his head to speak to the man since he was about a foot taller that him.

"I will only repeat myself once more. Leave before I make you", he threatened. My father didn't need to be told twice, before sprinting back in the opposite direction, stumbling a little as he tripped over his feet.

"Thank you, you didn't have to do that for us" I shyly smiled up to him.

"It was nothing, where are you heading? I could give you a lift." He said nodding towards his expensive looking car.

Should I lie? I was slightly embarrassed to admit that I had no where to go and I didn't even know who this man was, I didn't want his to feel obliged to help us

"We're staying at a friend's house" I replied, subconsciously tucking a curl behind my ear- a bad habit I tend to do when I'm lying.

"Are you sure?" He frowned, almost as if he knew I was lying

"Yes, thanks for you help but we should be going now" Gosh! I sounded like such a bïtch. I tried to walk away but he lightly grabbed my wrist.

"Here's my number, call me if u need any help in the future" He gave me his business card and I apprehensively placed it in my pocket, knowing I'd have to much pride than to call him.

"I mean it, don't hesitate to call me, okay?" He added.

I nodded and began to walk away. I heard him walk away, get into his car and drive away. I released a breath I didn't know I was holding.

"I'm cold, Jay" Estella mumbled, waking up from her sleep. I smiled at her nickname for me as she still couldn't pronounce my full name properly. I pulled out one of my sweaters from my bag and wrapped it around her.

"I know baby, but we're going now" I reassured her deciding to walk to the nearest motel. It was about a 45 minute walk but we had nowhere else to go since a hotel was out of budget.

Arriving, I looked up in distaste. The parts of the building were falling apart and the paint was peeling off the walls. It was hardly safe but it was the only place I could afford at the moment. We paid for a couple nights and made our way up to our room when Estella said she was hungry.

Ordering some pasta to eat, I scrunched up my nose when it finally arrived. The smell of the sauce was awful and the pasta was stone cold and they tried to (not so cleverly) hide some mould with the sauce. I nibbled some and had to spit it out straight away.

I searched through my bag finding two chocolate bars that I packed earlier on. I gave them both to Estella knowing how hungry she was.

"What about you, Jay?" She asked, seeing that I had nothing to eat.
"It's okay, I ate before we left. And there are some more invade I get hungry." I lied. My stomache quietly rumbled, knowing it hasn't been fed since yesterday lunch, curtesy of my father's punishment for me for refusing to by him some cigarettes with the little money we had left.

I put Estella to sleep and wrapped her up in extra clothes to keep her warm.

I slid down the wall, sitting on the floor as I took deep breathes. I lightly banged my forehead on my knees as I recalled what I witnessed yesterday.

I went up to Estella's room to check up on her after dad said he wanted to put her to bed. I frowned when I heard her muffled cries as I came up the stairs. My jaw dropped as I saw my father with a pillow suffocating Estella as she cried.
"I said stop fucking crying you bitch" he sneered.
"Dad!" I yelled. He quickly let go and menacingly walked towards me
"Get that bitch to shut up before I make her" he said with a threatening tone before waking off.

Tears threatened to escape my eyes. I had done the one this I sworn never to let happen. I had let Estella down, I didn't protect her like I said I would.

Sure my father has hit me plenty of times but I had never imagined for him to do it to Estella. I had stayed strong over the years of abuse. I couldn't even remember the last time I had cried but I guess it was all coming out tonight. I covered my mouth, not wanting to make a sound and wake Estella up as I let out a silent sob.

My phone buzzed grabbing my attention.
Text message from Nicky
Hey, I know it's late and we haven't spoken in ages but happy birthday xx
I checked the date: June 5th. I hadn't even realised.
Receiving that message from my high school best friend bought more tears to my eyes as I recalled how she ditched me for the popular girls and helped with their endless torture to me. A year later, they kicked her out of their friendship group over something petty and she came running back to me claiming how sorry she was for leaving.

That night, I didn't just cry for Estella, I cried for the girl who just wanted to be loved, for the girl who woke up every morning wishing she didn't, I cried for the girl who talked others out of suicide but had a hard time doing it for herself. For once, I cried for me.

I sat there for the whole night curled up in a ball painfully sobbing but not a sound came out because I didn't want anyone to see how broken and hurt I truly was.

If this is going to be how my life is going to be then I don't want it anymore. But Happy Birthday to me... I guess.

TYBERIAS' POV (tie-beer-ius)

"What have you got?"

"Juliana Hernandez: 22 years old, has a 2year old sister, works at Café Rouge, both parents are still alive however her father is unemployed and her mother hasn't visited them in a couple years."

"Okay. You can go now." I said to Adams before he scurried off out of my office.

I punched the bridge of my nose as I sighed deeply. Ever since I saw Juliana last night, I haven't been able to get her out of my head since and I fùcking hated it.

I don't know what the hxll was wrong with me. I had barely even spoken to the girl yet she was dominating my every thought.

A knock on the door bought me back to reality.

"What is it?" I said to Tiffany, my secretary, as she poked her head through the door.

"Mr Smith is here for your 2:00 meeting, sir." She said.

I sighed. I completely forgot about that.

"Reschedule the meeting. I have other matters to attend to." I said and stood up to put on my jacket that was in the back of my seat.

"Are you sure, sir. Mr Smith travelled over an hour to meet you today."

"Did I stutter?" I asked her and raised my eyebrow.

"No, sir. I- I'll go reschedule the meeting" she stuttered and rushed out of my office.

Since when did my employees get so scared of me. I wasn't that scary, was I?

I walked out of my building to see my driver waiting for me outside.

"Where to, sir?"

"Café Rouge"

"Are you sure, sir. That's not normally your type of scene." My driver said.

I was sick of everyone questioning me lately. I glared at the driver and he gulped before turning around and driving.

We arrived in about 10 minutes and I stepped inside the café to see it was quite empty since most the customers were probably at work.

I looked around for Juliana and internally smiled when I saw her behind the counter.

'Holy shït' I thought to myself. She looked just as beautiful as she did yesterday with her long black hair and curls that were tighter than mine. She had caramel skin and hazel eyes.

She was yawning while leaning on the counter and her eyes began to slowly close and then open back up. She was struggling to stay awake.

Without waiting another second, I walked towards her but she still hadn't noticed my presence. I cleared my throat to gain her attention and she shot up from her sleeping position.

"Hi, welcome to Café Rouge. What can I get you?" She said tapping on the machine in front of her. She still hadn't looked up.

"What would you recommend?" I asked. I was now close enough to see the light freckles covering her face- Could this girl get any more perfect?

"My personal favourite is the white chocolate Mocha. It's-" she began but stopped mid-rant when she looked up from her screen

Her big, pouty lips parted as she remembered me from yesterday, the action causing me to lick my lips and my pants to instantly tighten. Shocked that the simple action caused this reaction from me, I cleared my throat. No girl has ever affected me this much.

"It's... you" she said, confused.

"I was just about to head back to work before I decided to get a coffee. I didn't realise you worked here" I lied.

Smooth.

"Yeh. I've been working here for a couple years now." She said. Something caught my eye as I looked to the side towards the children's playroom where the same little girl Juliana was carrying the other night was playing in the ball pit. Is that her daughter?

"That's my sister Estella, they let me keep her there while I've got no one to look after her" she said. She must have seen me staring.

"Juliana, can you hurry up out there and help me with these." A voice said com inside the staff only section.

"Just give me a minute" she yelled back and turned to me.

"As I was saying before, I would recommend the White Chocolate Mocha with extra whipped cream."

"I trust your opinion. White Chocolate Mocha it is" I said. She nodded and tapped in the screen in front of her.

"That would be $4.50" she said and I reached in my wallet to pull out a $50 bill.

She hesitantly took it and began to get my change from the cash register but I stopped her.

"Keep the change" I said and her eyes widened.

"What? It's too much. I can't accept it." She shook her head.

"I insist"

She hesitantly nodded and turned to make my drink. As much as I tried to resist, I couldn't help my eyes as they wandered to her behind.

Damn.

She turned back around after a couple moments and handed me my drink.

"Here's your drink, have a nice day."

I took a sip and my eyes widened at how good it tasted.

"It's really good. I might need to start coming her more often." I said.

"Thanks" she said and a small blush overtook her face.

She was so beautiful. Like something I had never seen before. And like a love sick puppy I couldn't look away. What kind of witchcraft was this?

"Is there anything else you needed?" She asked when she noticed I still hadn't left.

"Yes actually. Can I get..." I was about to ask for her number and I think she knew this because she looked up at me with hopeful eyes.

"...Can I get… a napkin with this?" I finished, internally cursing myself for pùssying out.

"Oh, of course" she said, the disappointment evident in her voice.

"Thanks" I said as she handed me the napkin and I began to walk away.

Damnit. The one chance I had, and I messed it up.

1 week later

JULIANA'S POV

About a week had passed since that man dropped by at the café I worked at and he had continued coming in ever day since.

However, a couple days ago, I was locking up when I saw my father approach the café, probably trying to make me come back home, afraid that I would go to the police about the endless abuse he inflicted on me and Estella.

I ran before he had the chance to talk to me and handed in my letter of resignation the next day, so my father would stop trying to contact me.

However, I was now jobless and had resulted to babysitting. A man had emailed me via the website I had set up, asking me to babysit his nephew for him. He had offered me a shït load of money so I obviously agreed.

I got out of the taxi with Estella in my arms. A couple hours ago, a man contacted me on my website asking me to babysit his nephew. He offered me the amount that I would normally make in a month so of course, I agreed.

'Holy shït' I thought as I laid my eyes on house. This guy was rich. I never knew these types of houses actually existed in real life. It was huge and it even had a pool at the front.

"Swimming" I heard Estella mumble as she reached out to the pool. I smiled
"Not today, baby" I said, watching her pout in return

I reached the front door and rang the doorbell, excited to see what the inside of the house looked like.

The door was angrily whipped open to reveal the last person I had expected.
"You're 15 minutes la-" the man began, only for his eyes to soften and jaw to unclench as he made eye contact with me.

"It's you again" I said shocked

"What are you doing here?" He frowned as he saw me.

"I- you asked me to babysit."

"You're not Julie." He said, confused.

"My full name is Juliana, some people like to call me Julie." I shrugged.

"I prefer Juliana" he said, his eyes never leaving mine.

"How did you know my name wasn't Julie, anyways?"

"Uh.. you just don't look like a Julie." He said. I didn't miss the light blush that was forming in his cheeks and I nodded.

"I went to the café and you weren't there so I asked and they said you stopped working there" he continued.

"You asked for me?" I blushed and he cleared his throat.

"Yeh because I liked the way you made my coffee" he said and looked away.

"Oh. It just wasn't paying enough so I decided to leave" I lied.

I felt Estella tug on my hair and I forgot that I hadn't even properly introduced her to the man yet.

"This is my sister as you probably already know, I hope you don't mind me bringing her, I had nowhere else to take her"

"No of course not, it's fine" he replied.

"I'm Tyberias and this is Luca," he said and turned around only to find what looked like a 5 year old boy biting a chair leg.
"That shit was expensive." I heard him mutter as he rushed over to stop him and picked him up.

Estella has been surprisingly quiet since we arrived. I looked down to see her staring at Tyberias with a shy smile and a deep blush on her face. I smiled knowing she probably has a crush on him. Honestly, who could blame her?

"I'll leave you to it, I've got some work that I need to do" he said, putting Luca down only for him to run onto the couch and start jumping up and down.
"I'll come down in a couple hours to serve diner"

"Your staying? Normally when you hire a babysitter, it's because you're going out and have no one to look after the kid."

"Let just say Luca isn't like normal kids, he's... different, and I don't exactly have the best patience when it comes to him." He said and turned to see Luca now chewing in a $100 bill from Tyberias' wallet.

"Noted" I nodded and Tyberias walked off without another word.

"You're so pretty" Luca said as I sat down next to him; an adorable smile was forming in his lips. I giggle at his cuteness.

TYBERIAS' POV

"You're so pretty" I heard the little shit say. Juliana's not pretty, she's beyond pretty. She's beautiful, gorgeous, stunning. I heard her giggle at Luca's cheesy comment. Hmm interesting. I might need to take a couple pages out of his book.

A couple hours later

I left my office to find Juliana, Estella and Luca colouring in. Well it was more like Juliana and Estella colouring in with Luca watching Juliana like the fucking pervert he is.

"I'll go plate the dinner" I said grabbing their attention. My gaze hardening on Luca as I silently sent him a warning to stop staring at Juliana like she was a fucking object but he clearly didn't get the memo and turned back to play with her long hair.

I pulled out 4 plates and put a generous slice on Juliana and Estella's plates, wanting to do everything I could to impress her.

Luca was already seated at the dining table when I noticed Juliana and Estella still in the living room.
"Come eat" I said getting their attention

"You made food for us as well?" She asked her eyes wide as if she had never experienced this from anyone before.

"Of course I did. I couldn't let you both go hungry" I played it off smoothly. She gave me a shy smile which made me instantly smile and turn away, feeling my face heat up for the second time of the night. I wanted to punch the air in happiness. I've noticed that Juliana doesn't smile often so when I do make her smile, I feel like a fucking superhero.

What the fuck is wrong with me? I need to get a grip.

"Food!" I heard Estella cheer. This made me frown, it almost sounded like she hadn't had a good meal in ages.

When we began eating I almost choked when I heard a moan from Juliana.
"This is so good" I heard her say. That simple noise gave me a semi. What the fuck is going on

^-^ ^-^ ^-^

We all ate dinner and it was time for Juliana and Estella to leave. My mood instantly dropped and I don't know why

"Thank you Mr Tybewius for the food," said Estella. I smiled. Why couldn't Luca be more like her?

"It's no problem Estella," I replied, seeing her blush and hide her face in Juliana's neck.

I turned to Juliana, my palms instantly getting sweaty.

"Thank you for everything Tyberias" she said

"I should be thank you, I don't know how I would've dealt with Luca if you hadn't came" I said and she chuckled.

"He's not that bad, maybe he just didn't like you" she joked and I smiled, knowing full and well that Luca practically hates me.

"Uhh so I was w-wandering" I began. Why the fuck did I just stutter.
"Can I maybe... get you number" I asked while holding my breath
I saw her tuck a curl behind her ear
"J-just in case I need you to babysit again"

"Are you sure that's the only reason?" She boldly asks, a smile forming on her lips and I nodded.

"Okay then" she smiled, as if she knew that wasn't the actual reason.

I gave her my phone and she bag am typing her number in.

"Do you need a ride home?" I asked, secretly hoping she would say yes because for some reason I wanted to spent more time with her.

But when I saw her eyes widen and smile instantly disappear, I knew something was wrong.

JULIANA'S POV

"Do you need a ride home" He asked

Cráp. I couldn't let him see where we were living at the moment

"Um no it's fine, I'll just call a taxi. I don't want to bother you any further

"I insist" he said. He doesn't give up doesn't he?

"Okay, sure" I gave him a tight lipped smile

He nodded, picked up Luca and showed us to his car.

Woah. He had a Ferrari?

He put Luca in the back seat and opened the passenger door for me. I thanked him and placed Estella on my lap, her eager hands reaching out to play with the buttons.

"Where to?" He asked, getting into the drivers seat.

"I'll show you the directions, it's not too far from here"

The engine roared to life and I began showing him directions until we pulled up into a nice random apartment complex.

"Thanks for the ride," I said, getting out of the car. Before he could get another word out, I rushed towards the building waiting for him to leave. When I got inside, only then did I hear him drive off.

I sighed in relief. That was a close one.

I called an Uber and waited outside and we arrived to the motel quickly.

*-* *-*

A couple hours had passed and the generous amount that Tyberias had given me would be more than enough to buy us another month here. But I did notice that he gave me more than our agreed amount which was unusual.

I was about to give Estella a shower when I heard a knock on the door.

Shit. Maybe it was Tyberias. What if he saw me leave the building and followed me here. This is so embarrassing.

I slowly opened the door and began explaining myself.
"Look I'm sorry I lied but-". My words came to a halt as I saw who was stood at the door.

"Mom?" I asked as my eyes laid in the woman I front of me dressed in her military uniform.

Estella slid in between my legs to see who was at the door
"Mommy!" Screamed Estella while crying and hugs her like her life depended on it.

"My baby. I missed you so much" she cried as she lifts Estella up and spins her in circles.

She puts her down and hugs me tightly. I cry into her shoulder.

"When did you get back. How did you know we were here. Have you spoken to dad? Are you okay? You've lost weight why haven't you been eating properly" The questions flew out of my mouth

"One question at a time" she smiled.

"I just got back from Afghanistan and spent a couple days over with my family in Barbados before returning here. I went to your father's house when he told me you ran away and took Estella with you. Why would you do that? I always thought you and your father got along. So then I told him I knew where you would be and would bring you both back."

My eyes widened. We were not going back. I knew what would happen if my father saw me again.

"I'm not going back there, mom"

"Why? What happened?" She said concernedly

"Estella go wait in the bathroom for your shower, I'll be there in a bit" I said and she got up and ran to the bathroom.

"Mom, nothing's right and I don't know what to do anymore." I said and broke down in tears as my mother wrapped her arms around mine.

"Since I was young, dad's been hitting me but always threatened me not to tell you. He would always remember to hit me somewhere not visible that would be covered by clothes so no one would notice. That's why I would always beg you not to leave me with him when you wanted to go out with your friends." I said but stopped as I began choking on my tears.

"It got so much worse when you left for the military. He would always take out his anger on me. And I thought I would be able to take the abuse but I caught him doing the same thing to Estella and I panicked. I couldn't let her go through what I went through." I hiccuped and my heart clenched when I saw my mother's eyes also tearing up.

"I'm so sorry. It's my fault. I wish I never left. I'm such a bad mother, how could I have not realised." She cried as she squeezed me tighter.

"I'm sorry. I'm so sorry" she repeated to me as she rocked me back and forth until our tears had dried up on our faces.

"Don't worry we're not going back. I've saved up enough money to buy us three a nice apartment" said my mother, wiping any tears left on my face. I nodded slowly

"How did you find us anyways" I asked

"I know you don't have any close friends that would be willing to let you stay at theirs and that you were tight on money so I knew you'd go to a motel. So I drove around the nearest motels and asked if you had checked in. I was going to lose hope until I finally found you here. We should only need to stay here for a couple for days before I finalise some paperwork's first our new apartment" my mom said

"We're going to be okay" she added

*-* *-* *-*

Between moving into an apartment with my mother and catching up with her, I had been very busy.

I ran my hand through my hair as I looked for Estella, who insisted we played hide and seek.

I saw a little shadow move under the bed and just when I was about to catch her my phone buzzed. This was fairly unusual seeing as I didn't have many friends.

I gasped, maybe it was Tyberias.

I ran to the nightstand like an excited little girl who's crush texted her for the first time and opened my messages.

You've used 80% of your data

I sighed disappointedly.

All of a sudden I received another message, a smile finding itself on my face as I opened it up

The Domino's 50% off pizza deal! Spend $30 or more and get 50% off! Just use code SAVEBIG2.

I was so naive, why did I think he would text me anyway.

I jumped on the bed into a lying position, frustratedly. I frowned when I heard screeching from below. I quickly jumped off and checked to see if Estella was okay. I totally forgot she was there. I looked underneath and found her giggling quietly.

•-• •-• •-•

The next day I was baking when I heard my phone buzz.

I knew better than to get my hopes up again so I decided not to check it. I frowned when I heard it buzz again.

Let me take you out tonight

Tyberias?

I knew better than to assume again.

Yes, it's Tyberias, were you expecting a message from anyone else?

Nope, only a strangely demanding guy who took a week to finally message me

I should probably apologise for that, however, it's not in my nature to do so

Not in you nature? I guess I'm going to change that

But how can you change it if you don't let me take you out

Touché but I need to check my schedule first, I'm a busy girl

My schedule literally consisted of playing with Estella. Damn, I should really start looking for a proper job soon.

Lucky for you, I can slot you in at 6

Perfect. I'll pick you up then. Same place as last time?

No actually we're not living there anymore. We moved in with our mom . Pick me up at 13 Green Close

Okay, see you at 6. And dress nice, beautiful.

JULIANA’S POV

I stood in my pyjamas in front of my mirror contemplating on what to wear.

He said dress nice but what did 'nice' even mean? Ughhh. Boys are so confusing.

"What's wrong, honey?" said my mom, stepping into my room.

"I've got a date today. Well, at least I think it's a date. I mean he didn't really specify, only said he was going to take me out and told me to 'dress nice'."

"What happened to that nice dress your aunt got you for your birthday?"

"I had to leave it at Dad's house. I didn't have enough space to pack it."

"It’s getting late but the stores don’t close until a couple hours. Do you want to go shopping?" She asked and I smiled in response. I’d never turn down an opportunity to shop.

^-^ ^-^

"I don't really like it. It's too baggy" I said as I stepped out of the changing room wearing a long blue dress that didn't compliment my figure at all. My mother agreed and I went back in to change out of it.

I sighed tiredly. This had been about the 10th dress I had tried on and I could tell my mother was getting bored.

"Wow pretty!" says Estella as she crawls towards a long red dress with a slit now the side and begins to tug it down.

"Try it on" encourages my mother with a warm smile.

“Okay” i nod as I take it off the rack and take it into the changing room, inspecting it as I walked. It looked really nice but I couldn’t be sure until I tried it on.

"Wow," I said as I looked into the mirror. The dress fitted my body nicely and hugged the curves that I had. It revealed just the right amount of cleavage without it being too slutty. But what concerned me was the slit that stopped at the top of my thigh. Maybe this was too much.

I stepped out of the changing room and I heard my mom gasp.

"It's perfect," she says and claps her hands lightly. I couldn’t tell if she actually meant it or if she just wanted me to hurry up and pick a dress so we could finally leave.

"Are you sure? Do you not think it's too much?" I asked self consciously.

"Not at all, you look beautiful". She said and that was more than enough to convince my to buy it.

"Go get changed while I pay" she said and I frowned.

"You don't need to pay, mom" I refused, feeling bad. I’ve always felt guilty whenever she pays for my stuff.

"I do. Think of it as a birthday present for all the times I missed your birthday." She finalised.

With that I hesitantly nodded and went back into the changing room.

*-* *-*

I stepped into the shower, scrubbed my skin clean, washed my hair, and shaved. Everywhere. I wasn't exactly planning on doing anything with him but I have to always be prepared. Am I right?

I quickly put in my hair products that made my curls look even more defined and I left my hair to air dry.

I sat down at my desk and I began applying my make up. I put on a light coat of foundation, concealer, blush and contour. I decided against doing and eyeshadow this time and stuck on my fake lashes that looked quite natural. I decided to be bold and put on dark red lipstick and put some lip gloss on top.

I slipped into my red dress. I couldn't help but smile as I looked at the finished product

***

"You look amazing, darling" praised my mother

Just when I was about to reply, the doorbell rang. I suddenly got nervous. I hardly ever got nervous. What's wrong with me.

I opened the door slowly, my lips slightly parting as I took in the sight in front of me. Although I was used to seeing him in a suit, I would never get bored of it. He wore a black jacket and pants with a white shirt underneath that was fitted to his muscular physique. His messy hair was slightly neater but a few hairs fell on his forehead. His tongue reached out to lick his plump lips, the action making me swallow nervously. What a sight.

TYBERIAS' POV

I took in a deep breath as I slowly rang the doorbell. I thought my heart would stop beating as I finally laid my eyes on her. Her curly hair that reached her mid-back seemed tamer and shinier. Her eyes were bright and full of life, her plump lips were full with red lipstick that made me want to lean down and kiss them. She smiled nervously as I looked at her up and down.

Fùck me.

The red dress hugged her curves perfectly. I licked my lips as my eyes seemed glued to her impressive cleavage which was the perfect size. I slowly swallowed when imagining how soft her breasts would feel in my hands or how loud she would moan when I would suck on her nipples. My eyes went further down her body and stopped at her wide hips. I could only imagine what her ass would look like in that dress.

I cleared my throat before speaking.

"You look beautiful, Juliana." I said smoothly.

"Here, I got you these" I said before handing her the two dozen red roses I got her.

"Thank you, you didn’t have to have," She smiled before taking the flowers and turned around to walk into her apartment and put them in a vase I presume.

I wasn't complaining because I was left with an exceptional view of her behind.

"Mio Dio (my god)" I said under my breath. I was a lucky fùcking guy.

She came back after a couple of seconds and closed the front door behind her.

"Let's go," I said. She nodded and followed behind as I led her towards my car.
👇👇👇
If you want to know more interesting content from this novel, download #WeRead and search for "Temptation" to continue reading.

“ตุ๊บ!”
"โอ๊ย!"

พระชายาต้วนถูกอ๋องต้วนเตะจนกระเด็นออกไปโดยที่นางยังตั้งครรภ์ได้เก้าเดือนแล้ว และยังเป็นฝาแฝดเสียด้วย

หลังจากที่นางถูกเตะออกไปก็ล้มตัวกระแทกลงกับโต๊ะดื่มชาอย่างแรงจากนั้นก็กลิ้งลงไปบนพื้น

ทันทีหลังจากนั้นความเจ็บปวดอย่างแสนสาหัสได้ปั่นป่วนออกมาจากครรภ์ของพระชายาต้วนไป๋ชิงหลิง

นางยกมือขึ้นกุมหน้าท้องอันนูนนั้นพร้อมกับมองลงไปดู

กระโปรงสีน้ำเงินราบเรียบได้เคลือบน้ำโลหิตสีแดงสดและกระแสน้ำอันอุ่นยังคงไหลรินออกมาจากร่างกายอย่างต่อเนื่องจนก่อตัวเป็นแม่น้ำโลหิตสายหนึ่งขึ้น

เมื่อเห็นฉากนี้ไป๋ชิงหลิงก็เบิกตากว้างพร้อมกับทรุดตัวลงร่ำไห้ออกมา “เพราะเหตุใด เพราะเหตุใดกัน ในตอนนั้นผู้ที่ต้องการแต่งงานกับข้าก็คือท่าน สาบานว่าจะรักข้าชั่วฟ้าดินสลายก็เป็นท่าน ท่านบอกว่าชั่วชีวิตนี้จะไม่แต่งชายารองหรือนางสนมอีก แต่ว่าตอนนี้ท่านกลับ......กลับไม่ยอมละเว้นแม้แต่เด็ก ลูกในครรภ์ของข้านั้นเป็นของท่าน......”

“หุบปาก!” ร่างสีน้ำเงินเข้มเดินข้ามผ่านหน้าประตู

เขาก้าวเดินมายังเบื้องหน้าของไป๋ชิงหลิงอย่างรวดเร็วจากนั้นก็เอื้อมมือไปบีบคอนางและยกขึ้นจากพื้นแล้วกล่าวอย่างโกรธเคืองว่า: “เริ่มแรกข้าต้องการจะแต่งงานกับบุตรีของตระกูลไป๋จริงแต่เจ้ากลับโป้ปดต่อข้า ส่วนเด็กในครรภ์ของเจ้า ข้าเพียงแค่นึกถึงก็รู้สึกคลื่นไส้นัก”

ฝ่ามือใหญ่บีบคอจนแน่นขึ้นมาบ้างเล็กน้อย

ไป๋ชิงหลิงหลับตาเอาไว้แน่นพร้อมด้วยเนื้อตัวที่สั่นเทาด้วยความเจ็บปวดทรมาน

หนึ่งปีก่อน ในพายุหิมะนางช่วยชีวิตท่านอ๋องต้วนไว้

เขาสัญญากับนางว่า เขาจะต้องแต่งนางมาเป็นชายา แต่นางกลับไม่ได้จริงจัง

หลังจากผ่านไปครึ่งเดือน ก็มีพระราชโองการผูกมัดเขากับนางไว้อีกครั้ง ในตอนนั้นเองที่นางรู้ว่า คนที่นางช่วยไว้ ก็คือองค์ชายห้านามว่าท่านอ๋องต้วน

ในตอนแรกเขาปฏิบัติต่อนางราวกับสมบัติล้ำค่า แต่นางไม่คิดเลยว่าหลังจากผ่านไปสองสามเดือน ความสัมพันธ์ของทั้งสองจะแย่ลงถึงเพียงนี้

นางไม่เข้าใจนางไปโป้ปดเขาตรงไหน และนางโป้ปดอะไรเขา.....

“ท่านอ๋อง อย่า ！”

ทันใดนั้น ก็มีเสียงโศกเศร้าเสียใจของหญิงสาวดังขึ้นมา........

ไป๋ชิงหลิงลืมตาขึ้นมาทันที แล้วหันมองไปทางประตู

ร่างที่สละสลวยเดินเข้ามาอย่างรวดเร็ว

สตรีผู้นี้สวมชุดสีม่วง ซึ่งเหมือนกับชุดเมฆาสีม่วงที่นางสวมใส่อยู่พอดี ไม่เพียงเท่านั้น แต่พวกนางยังมีใบหน้าที่คล้ายนกันถึงเก้าในสิบส่วน ！

หลังจากที่ไป๋ชิงหลิงเห็นหญิงสาวคนนั้น นางก็ดิ้นรนและตะโกนว่า：“ ท่านพี่.....ท่านพี่.....ช่วยข้าด้วย”

นางชื่อไป๋จิ่น เป็นพี่สาวร่วมมารดาของไป๋ชิงหลิง

หลังจากที่นางแต่งเข้าจวนท่านอ๋อง นางก็มักจะมาอยู่เป็นเพื่อนนาง และก็เป็นพี่สาวนาง คอยติดตามอยู่เป็นเพื่อนนางในเวลาที่ยากลำบาก

อย่างไรก็ตาม.........

ไป๋ชิงหลิงไม่รอคำวิงวอนขอร้องของนาง

เพียงเห็น ไป๋จิ่นยืนอยู่ข้างหลังท่านอ๋องต้วน มองดูแผ่นหลังของท่านอ๋องต้วนด้วยแววตาเป็นประกาย แล้วเอ่ยว่า：“ ท่านอ๋อง รีบปล่อยน้องสาวไปเถอะ ข้ารอมาได้ถึงเก้าเดือน ข้าไม่กลัวที่จะรอต่อไป แต่ถ้าหากท่านอ๋องบีบคอให้นางตายแบบนี้ จะต้องทำให้ฮ่องเต้และไทเฮาไม่พอพระทัยอย่างแน่นอน แต่ถ้าหากน้องสาวเสียชีวิตเพราะคลอดยาก แบบนั้นมันก็ไม่เหมือนกันแล้ว.......”

ร่างกายของไป๋ชิงหลิงสั่นเทา ดวงตาทั้งสองของนางเบิกกว้าง

นางจ้องไปที่ไป๋จิ่นอย่างไม่เชื่อสายตา

แต่ก่อนที่นางจะได้ตอบโต้ ร่างของนางก็ถูกเหวี่ยงออกไปอย่างรุนแรง

“ปัง”

“อ๊ะ！”

หลังจากล้มลงกับพื้น ไป๋ชิงหลิงกลิ้งบนพื้นหลายครั้งโดยนางใช้มือทั้งสองข้างประคองท้องเอาไว้
ในใจของนาง ยังคงได้ยินคำพูดของไป๋จิ่นเมื่อครู่ก้องกังวานอยู่ทุกคำพูด

ในตอนที่นางพยุงตัวเองลุกขึ้นมา นางก็เห็นทั้งสองคนยืนอยู่ด้วยกันแล้ว

“ท่าน.....พวกท่าน......”！

“ชิงเอ๋อร์ พี่สาวไม่สามารถปิดบังเจ้าได้อีกต่อไปแล้ว เจ้ามอบกายให้ชายชู้ไปนานแล้ว และให้ข้ามาเข้าหอกับท่านอ๋องต้วนแทนเจ้า ข้ามอบกายให้ท่านอ๋องต้วนแล้ว ในชีวิตนี้ข้าไม่กล้ามอบให้ผู้อื่นแล้ว เดิมทีข้าอยากตายเพื่อเก็บความลับของเราสองคนไว้ แต่ว่า ท่านอ๋องไม่ต้องการให้ข้าตาย.....”

“อะไรนะ ！” หากคำพูดของไป๋จิ่นทำให้ไป๋ชิงหลิงทั้งเศร้า ไม่พอใจ และโกรธ

ถ้าเช่นนั้นตอนนี้นางก็เหมือนถูกสายฟ้าฟาด ล้มลงอย่างรุนแรง จนนางรู้สึกว่าร่างกายถูกถอดวิญญาณออกไปในทันที และร่างกายก็สั่นสะท้านไปทั้งตัว

โดยที่นางไม่สนใจความเจ็บปวดในท้องของนาง นางใช้แรงทั้งหมดเพื่อพยายามคลานไปข้างหน้าไป๋จิ่น และจ้องนางด้วยใบหน้าที่สับสน：“ เจ้า.....เจ้าว่าอย่างไรนะ ”

นางเสียตัวไปกับชายชู้อื่นตั้งแต่เมื่อไหร่

นางปล่อยให้พี่สาวนางเข้าห้องหอแทนนางตั้งแต่เมื่อไหร่

ไป๋จิ่นเข้าหอกับท่านอ๋องต้วน ถ้าเช่นนั้น....งั้นคนที่นางเข้าหอด้วยตอนแต่งงานเป็นใครกันล่ะ ！！

บทที่ 2 หนึ่งศพสามชีวิต 2
แววตาของไป๋ชิงหลิงเบิกกว้างขึ้น ในที่สุดนางก็แทบจะสิ้นหวัง นางนึกถึงตอนที่ท่านอ๋องต้วนรู้ว่านางตั้งครรภ์ ทันใดนั้นสีหน้าของเขาก็เปลี่ยนไป

ตั้งแต่นั้นเป็นต้นมา สามีของนางก็ปฏิบัติกับนางอย่างเฉยชา.......

“ไป๋จิ่น เจ้าอธิบายกับข้ามาให้ชัดเจน” ในที่สุด นางก็คลานมาถึงเท้าของไป๋จิ่น นางเอื้อมมือไป คว้าชุดของไป๋จิ่น ใช้แรงทั้งหมดที่มีดึงไว้และตะโกนถามว่า：“ ข้าไปเป็นชู้กับชายอื่นตั้งแต่เมื่อใด ข้าไปบอกให้เจ้ามาเข้าหอกับสามีข้าตั้งแต่เมื่อใด เจ้าทำเช่นนี้กับเข้าได้เยี่ยงไร ข้าเป็นน้องสาวของเจ้านะ เจ้าพูดกลับคำแบบนี้ไม่กลัวฟ้า......”

“นังแพศยา เจ้ายังมีหน้ามาพูดถึงจิ่นเอ๋อร์” ยังไม่ทันที่จะพูดจบ ท่านอ๋องต้วนก็ถีบนางออกไป

“ปัก.......”

ร่างกายเล็กๆ ล้มลงกับพื้นอย่างรุนแรง อาการจุกเสียดที่หัวใจก็กระทบกระเทือนอย่างแรง

นางเจ็บปวดมากจนกรีดร้องออกมา：“ โอ๊ย.......”

เจ็บ

เจ็บมาก ！

ความเจ็บปวดที่สะสมในช่องท้องส่วนล่าง ทำให้นางยืดขาทั้งสองข้างออกมาโดยไม่รู้ตัว และน้ำมากมายก็ไหลออกมาจากร่างกาย

ทันใดนั้น เสียงร้องของทารกก็ดังขึ้นมา：“ อุ๊แว้ อุ๊แว้.......”

ไป๋ชิงหลิงสูดหายใจรับอากาศเย็น นางยกนิ้วขึ้นมา ยกกระโปรงขึ้นก้มศีรษะดู เป็นเด็กทารก

ร่างกายของเขาเต็มไปด้วยเลือด มือเล็กทั้งสองโบกไปมาอยู่ในอากาศ ในขณะเดียวกันก็อ้าปากร้องไห้ “แงแง”

ไป๋ชิงหลิงกระโจนเข้าไปหาเด็กอย่างรวดเร็ว อุ้มเขาขึ้นมา นางเอาหน้าซีดเผือดแนบกับหน้าของทารกน้อย น้ำตาไหลไม่หยุด

ลูก ลูกของนาง

ถึงแม้ว่าเขาจะไม่ใช่สายเลือดของท่านอ๋องต้วน แต่เขาก็เป็นเด็กที่นางอุ้มท้องมาเก้าเดือน ไม่ว่าพ่อของเขาจะเป็นใคร ยังไงซะก็เป็นสายเลือดของนาง

อย่างไรก็ตาม.......

เสียงที่เย็นชาและไร้ความปราณีได้ทำลายจินตนาทั้งหมดของนาง：“ ใครก็ได้ มาอุ้มเด็กคนนี้ไป ！”

ทันใดนั้นก็มีคนกลุ่มหนึ่งเดินเข้าประตูมา

ไป๋ชิงหลิงเงยหน้าขึ้นมองดูสาวใช้สองสามคนที่เดินเข้ามา ทันใดนั้นใบหน้าของนางซีดเผือด：“ ออกไป ออกไป อย่าเข้ามา ！”

นางสะดุดเท้าในตอนลุกขึ้น พลางถอยหลังและตะโกนอย่างหมดหวัง

แต่พวกสาวใช้ที่เข้ามา กลับตรงเข้ามาเอาเด็กในอ้อมกอดของนาง

ไป๋ชิงหลิงตอบโต้กลับไป นางร้องไห้และเค้นเสียงเอ่ยอย่างโกรธจัดว่า：“ เอาลูกคืนมาให้ข้า ได้โปรด ได้โปรด อย่าทำอะไรเขา..........”

ท่านอ๋องต้วนเดินไปข้างหน้าอย่างไม่อดทน เขาจับข้อมือนางด้วยฝ่ามือใหญ่ แล้วผลักนางอย่างแรง：“ จับนางกดเอาไว้ อย่าให้นางแตะต้องเด็กอีก”

ทันทีที่เสียงคำสั่งดังขึ้น สาวใช้อีกคนหนึ่งก็ก้าวมาข้างหน้า แล้วกดนางไว้กับพื้น

ในขณะนี้.......

นางได้ยินเสียงทารกร้องไห้อยู่เหนือศีรษะ

ไป๋ชิงหลิงเงยหน้าขึ้นมอง และเห็นว่าสาวใช้คนหนึ่งจับมือเด็ก แล้วใช้มีดแทงเข้าไปที่ฝ่ามือของเด็ก จนเลือดไหลออกมา

หัวใจของนางเต้นไม่เป็นจังหวะ นางร้องตะโกนอย่างบ้าคลั่ง：“ พวกเจ้าจะทำอะไร ? หยุดนะ ！”

ไม่มีใครสนใจไป๋ชิงหลิง

พวกนางเป็นเหมือนสัตว์เลือดเย็น ไม่สนใจเสียงกรีดร้องของเด็ก และบีบเลือดในฝ่ามือของเด็กออกมา

จนกระทั่งพวกเขามอบมีดให้ท่านอ๋องต้วน ไป๋ชิงหลิงถึงเข้าใจ

พวกเขาต้องการทดสอบความสัมพันธ์ทางสายเลือด

“ท่านอ๋อง เด็กคนนี้ไม่มีความเกี่ยวข้องกับท่าน พระชายานอกใจพระองค์”

ถึงแม้ว่าท่านอ๋องต้วนจะรู้อยู่ก่อนแล้วว่าเด็กไม่ใช่ลูกของตน แต่เมื่อได้ยินผลออกมาแบบนี้ ร่างกายทั้งร่างก็ตกตะลึง：“เสด็จพ่อและเสด็จแม่ พระชายาต้วนนอกใจ และเด็กคนนี้ก็ไม่ใช่สายเลือดของราชวงศ์ เพื่อรักษาชื่อเสียงของราชวงศ์ ข้าจะฆ่าตระกูลของนางอย่างชอบธรรม หลังจากการประหารพระชายาต้วนและลูก จวนอ๋องจะประกาศว่า พระชายาตั้งครรภ์ลูกแฝด จึงทำให้กำเนิดยากจนเสียชีวิต หนึ่งศพ....สามชีวิต ！ ”

“ไม่ ！” ไป๋ชิงหลิงเบิกตากว้างมองลูก นางใช้แรงทั้งหมดคลานไปข้างหน้า และขอร้องอ้อนวอนทั้งน้ำตา：“ ท่านพี่ ช่วยข้าสักครั้งเถิด เขาเป็นเพียงแค่เด็กคนหนึ่ง ถือซะว่าทำความดีเรื่องหนึ่งเถิด ขอร้องท่านล่ะ ช่วยข้าขอร้องเขาที.....อึกอึก......”

ท่านอ๋องต้วนโอบเอวของไป๋จิ่น และสั่งด้วยเสียงเย็นชา"ลากตัวออกไป และตีให้ตาย"

“อ๊ะ........”

บทที่3 หวนสู่อดีต1
"ช่วยข้า ช่วยข้าด้วย ไป๋ชิงหลิง!"

ใคร......

ใครเรียกเธอ

ไป๋ชิงหลิงลืมตาขึ้นมาด้วยความตกใจ

ภาพเลือนรางตรงหน้า โดนอาบย้อมไปด้วยสีแดง

หูของเธอยังคงได้ยินเสียงเรียกของผู้หญิงคนหนึ่ง น้ำเสียงนั้นฟังดูเศร้า

"ไป๋ชิงหลิง ช่วยลูกของข้าด้วย ช่วยลูกของข้าด้วย"

อยู่ ๆ เสียงนั้นก็ดังฟังชัดขึ้นมา

ภาพตรงหน้าของไป๋ชิงหลิงก็เริ่มชัดมากขึ้นเรื่อย ๆ

ภาพเลือดที่ไหลนองอยู่ท่วมพื้น สะท้อนเข้ามาในดวงตาของเธอ ทำให้ไป๋ชิงหลิงตกใจในทันที!

คนตาย!!

รอบตัวของเธอห้อมล้อมไปด้วยผู้คนที่แต่งตัวด้วยชุดโบราณและพวกเขาก็เสียชีวิตไปแล้ว ตัวของพวกเขาเต็มไปด้วยบาดแผล ที่มีเลือดไหลออกมาราวกับสายน้ำ

ในกองศพพวกนี้เด็กที่สุดดูเหมือนจะเป็นเด็กอายุประมาณสามขวบ ที่แก่ที่สุดดูราว ๆ หกสิบกว่าปี แถมยังมี หญิงตั้งครรภ์ที่อายุครรภ์ประมาณเก้าเดือนอยู่ด้วย

ไป๋ชิงหลิงยังไม่ทันจะรวบรวมสติ ก็มีภาพความทรงจำหนึ่งที่ไม่ใช่ของเธอผุดขึ้นมาในหัว

เมืองเฉาจิง[1] แคว้นหรง

เธอ คือหมอทหารที่มีชื่อเสียงในศตวรรษที่21 ทะลุมิติมา!

นี่คือการย้อนมาอดีต เจ้าของร่างเดิมชื่อว่าไป๋ชิงหลิงเหมือนกันกับเธอ

เป็นบุตรีคนรองในสมรสของติ้งเป่ยโหว เป็นพระชายาต้วนของท่านอ๋องต้วน

แต่กลับเป็นพระชายาที่อาภัพนัก แรกเริ่มนางนึกว่าแต่งงานกับคนที่รัก แต่เมื่อครั้งที่นางได้รับวินิจฉัยว่าตั้งครรภ์นั้น ท่านอ๋องต้วนก็มีท่าทีแตกต่างออกไปจากเดิมราวฟ้ากับเหว

แต่กลับมีแสดงท่าทางแปลก ๆ เหมือนมีอะไรบางอย่างต่อไป๋จิ่น พี่สาวฝาแฝดของไป๋ชิงหลิง

แต่เจ้าของร่างเดิมนั้นโง่เขลา มองไม่ออกว่าท่านอ๋องต้วนนั้นปันใจไปรักไป๋จิ่น เป็นเหตุให้นางที่เอาแต่พึ่งพี่สาว ไม่ว่าเรื่องอะไรก็ฟังคำแนะนำจากพี่สาว จนโดนวางแผนลอบฆ่าก็ยังไม่รู้ตัว

ท่านอ๋องต้วนหมดรักนางตั้งนานแล้ว แต่เพราะว่าเขาเป็นคนขอสมรสพระราชทานไป๋ชิงหลิงเป็นพระชายาด้วยตนเอง บวกกับฮ่องเต้และไทเฮานั้นพอพระทัยในตัวของไป๋ชิงหลิงเป็นอย่างมาก เขาจึงไม่กล้าที่จะทิ้งพระชายาอย่างเปิดเผยและตรงไปตรงมา จึงรอ

รอจนกระทั่งไป๋ชิงหลิงตั้งครรภ์ได้จนอายุครบสิบเดือนแล้วคลอดเด็กออกมา เขาค่อยทำการหยดเลือดพิสูจน์ผลพ่อลูก[2] แล้วค่อยเอาเลือดที่ไม่ผสมรวมกันให้ฮ่องเต้กับไทเฮาทอดพระเนตร

ท่านอ๋องต้วนก็จะมีเหตุผลในการประหารไป๋ชิงหลิง

ส่วนเลือดแล้วก็ศพที่อยู่ตรงหน้า ล้วนเป็นผู้ติดตามรับใช้เจ้าของร่างคนเดิมทั้งสิ้น

เพื่อที่จะปกปิดความจริง จวนอ๋องต้วนจึงทำการฆ่าคนบริสุทธิ์เหล่านี้ไปด้วย

เสียงที่เธอได้ยินเมื่อครู่ เป็นคำอ้อนวอนขอร้องของเจ้าของร่างคนเดิม......

อยู่ ๆ ท้องของเธอก็รู้สึกปวดขึ้นมา มันเจ็บมากจนแทบจะทนไม่ไหว

ไป๋ชิงหลิงตั้งสติได้อีกครั้ง รีบวางมือลงไปบนท้องของตัวเอง แล้วก้มหน้าลงไปมอง

ท้องของเธอเกิดแรงถีบกระแทกที่แตกต่างกัน เด็กในท้อง......ยังมีชีวิตอยู่!

"คุณหนูใหญ่ไป๋"

"ข้ามาลาน้องสาวของข้า ขอข้าเข้าไปดูนางได้หรือไม่"

ไป๋ชิงหลิงพยายามต่อสู้กับความเจ็บปวดแล้วเงยหน้าขึ้นไปมองทางประตูโรงเก็บฟืน เสียงคุ้นหูที่ดังเข้ามาจากทางด้านนอกนั่น เป็นเสียงของไป๋จิ่นพี่สาวของเจ้าของร่างคนเดิมใช่ไหม?

คนที่ทำให้เจ้าของร่างคนเดิมต้องตายก็คือผู้หญิงคนนี้ ถ้าเกิดปล่อยให้นางจับได้ว่าไป๋ชิงหลิงกลับมา 'มีชีวิต' อีกครั้งละก็ อย่างนั้นเธอยังจะมีชีวิตรอดไหม?

ในตอนนี้ เธอเห็นศพหญิงสาวอีกคนที่กำลังตั้งครรภ์ได้เก้าเดือนอยู่ตรงหน้า

หลังจากที่เธอหนีไปแล้ว ถ้าหากไป๋จิ่นพบว่า "ศพ" ของไป๋ชิงหลิงหายไปจากโรงเก็บฟืน ท่านอ๋องต้วนจะต้องออกค้นหาเป็นวงกว้างแน่ ๆ แถมฮ่องเต้ก็คงไม่มีทางไว้ชีวิตพระชายาเอกที่ทำเลือดราชวงศ์แปดเปื้อนแน่นอน

ถึงตอนนั้นนั่นแหละ ที่เรียกว่าไม่มีทางไป

เธอไม่กล้าจะคิดอะไรต่ออีก ค่อย ๆ เดินไปหาร่างไร้วิญญาณของหญิงสาวอย่างกะโผลกกะเผลก แล้วสลับเสื้อผ้าของทั้งสองร่าง

จากนั้นก็เงยหน้าขึ้น แล้วมองใบหน้านั้นที่โดนกระบองทุบตีจนจำใบหน้าไม่ได้

ไป๋ชิงหลิงจับมือของผู้หญิงคนนั้นเอาไว้ แล้วพูดออกมาเบา ๆ : "ความแค้นนี้ของพวกเธอ ฉันไป๋ชิงหลิงจดจำเอาไว้แล้ว รอฉันกลับมา จวนอ๋องต้วนและไป๋จิ่นจะต้องชดใช้ด้วยเลือดของพวกเขา"

หลังสาบานจบ ไป๋ชิงหลิงก็อดทนต่อความเจ็บของร่างกาย แล้วปีนออกไปทางรูเล็ก ๆ ในโรงเก็บฟืน

ในเวลาเดียวกัน บุรุษชุดดำกลุ่มหนึ่งก็ใช้วิชาตัวเบามาจนถึงโรงเก็บฟืนในจวนอ๋องต้วน

วินาทีที่ไป๋จิ่นกำลังจะเข้าไปในโรงเก็บฟืน บุรุษชุดดำก็กระโดดลงมาที่พื้น

ไป๋จิ่นตกใจจนร้องออกมาเสียงดัง: "กรี๊ด......"

"มี......มีมือสังหาร ผู้ใดก็ได้มานี่หน่อย......"

"ปึก ๆ !" ไม่รอให้เวรยามในจวนอ๋องต้วนไหวตัวทัน บุรุษชุดดำกลุ่มนั้นรีบถีบประตูและหน้าต่างของโรงเก็บฟืนแล้วเดินเข้าไป

บุรุษชุดดำที่ยืนอยู่ตรงหน้าของไป๋จิ่น ขยับไปอยู่ด้านหลังนางด้วยความรวดเร็วดั่งสายฟ้า คมดาบจี้อยู่ที่ต้นคอของนาง: "ยังเหลือเด็กอีกคนหนึ่ง!"

ข้อมูลเพิ่มเติม
[1] 朝京 เมืองเฉาจิงคือมืองหน้าด่าน เป็นเมืองทางผ่านก่อนเข้าเขตเมืองหลวง
[2]หยดเลือดพิสูจน์พ่อลูก คือ จีนในสมัยโบราณมีความเชื่อว่าหากเอาเลือดของลูกกับบิดามารดาหรือพี่น้องคนอื่น ๆ มาหยดในถ้วยเดียวกันแล้วเลือดรวมเข้าหากันนั้นถือว่าเป็นพ่อลูก - แม่ลูก หรือพี่น้องกันโดยสายเลือด แต่หากเลือดไม่รวมกันแปลว่าเด็กคนนั้นไม่ใช่สายเลือดเดียวกัน ส่วนใหญ่ฝ่ายชายมักใช้วิธีนี้พิสูจน์ว่าฝ่ายหญิงคบชู้)

บทที่4 หวนสู่อดีต2
"ดะ.......ดะ ๆ ๆ ๆ ๆ เด็ก......"

ไป๋จิ่นเบิกตากว้าง เมื่อหลุบตาลงไปมอง ก็เห็นว่ามีดาบกำลังหันคมเข้าหาคอของตนเอง ความรู้สึกเย็นของเหล็กแผ่ออกมาจากดาบ ทำให้นางรู้สึกกลัว

บุรุษชุดดำผู้หนึ่งออกไปจากโรงเก็บฟืน

บนไหล่ของเขายังมีศพของสตรีที่เลือดไหลอาบอยู่ด้วย เมื่อเขาแตะปลายเท้าลงกับพื้นเบา ๆ ก็ได้ยินเพียงเสียง "ฟิ้ว" จากนั้นก็เขาหายไป

ไป๋จิ่นรับรู้ได้ในทันใด บุรุษชุดดำกลุ่มนี้ตั้งใจมาแย่งตัวไป๋ชิงหลิงน้องสาวของนางไป!

"เด็ก!"

ดาบที่อยู่ตรงต้นคอขยับเพียงเล็กน้อย ก็บาดผิวหนังของนาง

ไป๋จิ่นร้องออกมา จากนั้นจึงรีบยกมือทั้งสองข้างขึ้น แล้วร้องไห้: "อย่าฆ่าข้า......ดะ......เด็กอีกคนโดนส่งออกไปนอกวังแล้ว ส่วนส่งไปที่ใดนั้น ข้าไม่รู้ ที่ข้ามาหาน้องสาวข้าในครานี้......"

"ฟิ้ว ๆ "

ไป๋จิ่นยังไม่ทันได้เอ่ยจนจบวาจา ก็สัมผัสได้ว่าใบหน้าของนางนั้นรู้สึกเย็น และมีเสียงแปลก ๆ ดังขึ้นใกล้หูของนาง

ต่อจากนั้น ตรงหน้าของนางก็มีเงาดำแวบผ่านไป แต่เมื่อนางตั้งสติได้ บุรุษชุดดำที่อยู่ทางด้านหลังนั้นก็ได้หายไปกับความมืดเสียแล้ว

และหลังจากที่บุรุษชุดดำกลุ่มนั้นจากไปแล้ว นางถึงค่อย ๆ ยกมือขึ้นมาปิดใบหน้าของตนเองเอาไว้

และเมื่อเห็นว่ามือของนางนั้นเปื้อนไปด้วยเลือด ไป๋จิ่นก็กรีดร้องออกมาเสียงดัง

"กรี๊ด......"

......

ณ ป่าฉุ่ยเฟิง[1] ในยามดึก

เหล่าบุรุษชุดดำค่อย ๆ ปรากฏกายขึ้น ณ ที่แห่งนี้

พวกเขาคุกเข่าลงข้างหนึ่งตรงหน้ากระท่อมไม้ไผ่ แล้วรายงาน

"นายท่าน ข้าน้อยไร้ความสามารถ มิสามารถจะพานางกลับมาอย่างมีชีวิตได้" บุรุษชุดดำทั้งห้าคนเอ่ยออกมาพร้อมกัน

ตรงหน้าของพวกเขา มีร่างไร้ลมหายใจของหญิงสาวท้องเก้าเดือนวางอยู่ ใบหน้าของนางถูกทุบตีจนไม่อาจจะระบุตัวได้

ศพของสตรีนางนี้มีบาดแผลเปิดหลายที่ ทำให้เลือดอาบย้อมชุดทั้งตัว การตายของนางนั้นน่าอนาถนัก

แม้จะได้เห็นคนตายมามากเพราะสงคราม แต่พวกเขายังคงคิดว่า ลงมือได้แม้แต่กระทั่งกับสตรีที่กำลังมีทารกในครรภ์ อำมหิตยิ่งนัก

"ซวบ ๆ ๆ " เสียงฝีเท้า ดังออกมาจากป่า

ทั้งห้าคนตั้งรับในทันที พวกเขารีบหันกลับไปมอง

เป็นสหายผู้หนึ่งที่พวกเขาทิ้งให้รั้งท้าย เขารีบวิ่งออกมาจากป่าไผ่

บุรุษชุดดำมาถึงประตูด้านหน้าของกระท่อมไม้ไผ่ ขาทั้งสองข้างคุกเข่าลงอย่างแรง ยากที่จะห้ามความตื่นเต้นเอาไว้ได้ เขาเอ่ยออกมาเสียงดัง: "นายท่าน ข้าพบนายน้อยแล้ว เพียงแต่คนทรามพวกนั้นป้อนยาพิษให้กับเด็ก"

คิ้วของทั้งห้าคนขมวดมุ่น

ขณะนี้ ประตูของกระท่อมไม้ไผ่ก็เปิดออก

ร่างกายสูงใหญ่เดินออกมาจากด้านใน

เขาสวมชุดเกราะสีเงินเอาไว้ทั้งตัว ที่ไหล่มีผ้าคลุมกันลม ที่เอวมีดาบสีแดงทับทิมห้อยอยู่

ลมเย็นในตอนกลางคืนพัดผ่าน ไม้ไผ่ลู่ไปตามลมจนเกิดเสียงก้อง เส้นผมที่หล่นลงมาปรกหน้าผากพลันโดนลมกระแสลมพัดจนปลิวหายไป เผยให้เห็นไฝที่ปลายคิ้ว

เขาหยุดอยู่ตรงหน้าประตูกระท่อม คิ้วเรียวสวยย่นเข้าหากันเล็กน้อย สายตาของเขาจับจ้องไปที่เด็กคนนั้น: "ส่งตัวเด็กมาให้ข้า"

บุรุษชุดดำที่อุ้มเด็กลุกขึ้นยืน

เขาก็อาศัยจังหวะนี้ถอดผ้าคลุมออกมาด้วยท่วงท่าสง่างาม ตอนที่บุรุษชุดดำอุ้มเด็กไปหาเขา เขาก็คลุมผ้าคลุมลงไปบนตัวเด็ก จากนั้นก็รับเด็กมาไว้ในอ้อมแขนของตัวเอง

น้ำเสียงเย็นชาดังขึ้น: "ฝังศพแม่ของเด็กเสีย"

หลังจากนั้น เสียงของเขาเงียบไปไม่ถึงนาที ก็เหลือบไปเห็นแปลงดอกไม้ที่อยู่ข้าง ๆ จึงสั่งขึ้นมาอีกครั้งว่า: "ตรงนี้ก็แล้วกัน นอกเหนือไปจากนั้น......"

เขาหันกลับไป ดวงตาที่เคยมีประกายตาพลันดับแสงลงทันที

สตรีชุดเขียวที่แอบอยู่ทางด้านหลังเขาเงียบ ๆ รีบโพล่งออกมาด้วยความกังวล: "นายท่าน ท่านจะเลี้ยงเด็กคนนี้งั้นหรือ เด็กคนนี้จะเป็นตัวขัดขวางความยิ่งใหญ่ของท่าน......"

"เงียบ!" ดาบถูกชักออกมาจากฝัก และตัดผมเปียของสตรีชุดเขียวขาดครึ่ง

เขามิรอให้สตรีชุดเขียวได้ตั้งตัว น้ำเสียงเย็นชาก็ออกคำสั่ง: "ลากนางลงไป......ฝังทั้งเป็น"

สตรึชุดเขียวเงยหน้าขึ้นมาด้วยความรวดเร็ว ใบหน้าของนางขาวซีด: "ท่านจะฆ่าข้า ไม่ ท่านฆ่าข้าไม่ได้นะ สตรีผู้นั้นนางสมควรตาย ถ้านางไม่ตาย วันใดวันหนึ่งที่เรื่องจริงถูกเผยออกมา ที่นั่งบนท้องพระโรงนั้นไม่มีทางเป็นของท่านอีกต่อไปแล้ว ท่านเป็นบ้าไปแล้วหรือ......อย่ามาแตะต้องตัวข้า......"

บุรุษชุดดำสองนายรีบมัดสตรีชุดเขียวเอาไว้

นางเริ่มกลัว ในตอนที่คนพวกนั้นพยายามลากนางเข้าไปในป่า นางพยายามตะโกนและร้องขอ: "นางเป็นพระชายาต้วน เป็นพระชายาของท่านอ๋องต้วน สำหรับท่านอ๋องต้วน นางนั้นไม่บริสุทธิ์ สำหรับฮ่องเต้นั้นนางกำลังตั้งครรภ์สัตว์ร้าย......ท่านรีบเดินทางไกลกลับมาที่นี่ เพราะอยากจะทำเพื่อสตรีนางนี้......เอื๊อก......"

ตรงหน้าของนางปรากฏเงาบางอย่าง

แต่เมื่อกะพริบตา ดาบยาวก็พุ่งทะลุหัวใจของนาง

เลือดค่อย ๆ ไหลมาอาบชุดสีเขียวของนาง

นางค่อย ๆ เงยหน้า แต่นางยังมิทันได้มองใบหน้าหล่อเหลาของอีกฝ่ายให้ชัด ดาบที่แทงอยู่ในตัวก็ถูกดึงออกอย่างรวดเร็ว

บุรุษผู้นั้นทิ้งดาบในมือ แล้วก้มหน้ามองเด็กน้อยในอ้อมแขน: "ไปเชิญหมอซูจากจวนของท่านอ๋องต้วนมา ข้าต้องการให้เด็กมีชีวิต!"

"พะยะต่ะ!!"

บุรุษชุดดำหายไปในส่วนลึกของป่าไผ่

......

ในคืนนี้ จวนท่านอ๋องต้วนเจอแต่เรื่องวุ่นวาย

พระชายาต้วนสิ้นชีพิตักษัยเพราะท้องแฝดแล้วทนความเจ็บจากการคลอดไม่ได้

ที่เรือนทางด้านหลังก็ไฟไหม้ หมอซูก็ดันหายตัวไป

บุตรสาวคนโตของติ้งเป่ยโหวก็โดนทำให้เสียโฉม ในตอนที่จะไปอยู่เป็นเพื่อนน้องสาว!

......

ฟ้าค่อย ๆ สว่าง

ไป๋ชิงหลิงกอดเด็กอีกคนเอาไว้ นางยืนอยู่ที่จุดที่สูงที่สุดจุดหนึ่งของเมืองเฉาจิง มองลงไปทางด้านล่าง

ไฟที่ลุกโชนอยู่ที่จวนอ๋องต้วนนั้น มันลุกโหมอยู่ทั้งคืน

เมื่อเห็นว่าไฟที่เรือนทางทิศตะวันออกกำลังจะมอด เรือนทางทิศตะวันตกก็เกิดไฟลุกขึ้นมาอีก เรียกได้ว่า..เรือนเดียวที่ยังไม่เกิดเหตุขึ้น

ท่านอ๋องนั่งไม่ติดแล้ว

ไป๋ชิงหลิงยกยิ้มมุมปาก จากนั้นก็ก้มหน้าลงไปมองทารกหญิงในอ้อมแขนของตัวเอง: "เสี่ยวเซิงเอ๋อร์ แม่จะพาเจ้าไปท่องยุทธภพ"

"อีกห้าปี พวกเราค่อยกลับมา......"

กลับมาแก้แค้น!

ชื่อหนังสือ👉"ไป๋ชิงหลิง บุปผาพิษลิขิตแค้น"👈ดาวน์โหลดเดี๋ยวนี้ #ReadMe อ่านฉบับเต็มของหนังสือเล่มนี้!✅

JULIANA'S POV
I shoved my clothes into my duffle bag quickly, knowing he'd be back soon. Shoving all my makeup and money into my purse, I started packing Estella's clothes.

7:55. Crãp he'd be back in 5 minutes.

I grabbed a sleeping Estella in my arms and bolted from the front door.

I sighed in relief as I began to walk away from my father’s house. We were free, finally!

I didn't know where we would go, only that we had to get as far away from that hell hole as possible. Maybe I could stay at a friend house for a couple days, but then I remembered: I had no actual friends who'd be willing to help me

"Owww for fùck sake, who put that there" I heard a familiar voice groan. I turned around to see my father down the road, rubbing a bruise on his head after just walking into a lamppost.

Damnit! What was he doing back here so early. All I knew was that he couldn't catch me again. I still have bruises on my skin from last time.

I picked up my pace before I started jogging away. But, knowing my luck, I didn't do it without stumbling over and knocking down one of the trash cans.

"Juliana? What are you doing back there?" My father said as he saw me. He squinted his eyes go see me carrying Estella and multiple bags. It didn't take him long to realise that I was running away. And with that he began running towards me.

I didn't waist anytime and turned in my heels to sprint away from him. If he wasn't so drunk, he would've definitely caught up to me. This was the only time I was thankful for his alcohol addiction.

Estella stirred in her sleep at the sudden movement, but that didn't slow me down. I turned the corner and checked behind me to see if my father had caught up to me yet, but what I wasn't expecting was to bump into a rock hard wall.

Quite literally.

I rubbed the side of my head and winced at the pain. I stepped back to see a little bit of blood on the wall. Ouch.

"Are you okay? I just saw you walk into that wall" a voice said from behind me. Stunned by the presence behind me, I spun on my heels quickly, causing me to lose balance when a pair of big strong arms steadied me by wrapping themselves around my body.

Looking up, I lay my eyes on the most handsome man I had ever seen. His hair was a dark brown with curls that I was itching to run my fingers through. He had a sharp jawline with a light stubble over it, and full pink lips. He looked about 6'4, towering over my 5'3 frame. He had big, firm muscles that seemed to be bursting out of his tight suit. He was beautiful.

He studied me and his tongue reached out to lick his bottom him. My lips slightly parted at the sight of it.

"Are you okay?" he asked after what felt like ages. This caused me to snap out of whatever haze I was previously stuck in and I nodded quickly.

"Juliana!" I heard my father shout from behind me. Damnit! How could I get so distracted. I tried to escape the man's hold but he only tightened his grip on me.

As couple second later, my father emerged. Puffing loudly, he grabbed his inhaler from his pocket and breathed the air in like his life depended on it.

He grabbed my arm roughly, turning me so I was facing him.

"Where do you think your going you little bïtch?" He seethed. This was the angriest I had ever seen him.

I was about to apologise, tell him I'd go back with him and beg him not to hurt me, when the man ripped my father's arm off me and stood in front of me protectively.

"Leave." The man said in a deep voice. In case his appearance wasn't already intimidating enough, his voice definitely was.

'W-What?' My father stuttered, he had to raise his head to speak to the man since he was about a foot taller that him.

"I will only repeat myself once more. Leave before I make you", he threatened. My father didn't need to be told twice, before sprinting back in the opposite direction, stumbling a little as he tripped over his feet.

"Thank you, you didn't have to do that for us" I shyly smiled up to him.

"It was nothing, where are you heading? I could give you a lift." He said nodding towards his expensive looking car.

Should I lie? I was slightly embarrassed to admit that I had no where to go and I didn't even know who this man was, I didn't want his to feel obliged to help us

"We're staying at a friend's house" I replied, subconsciously tucking a curl behind my ear- a bad habit I tend to do when I'm lying.

"Are you sure?" He frowned, almost as if he knew I was lying

"Yes, thanks for you help but we should be going now" Gosh! I sounded like such a bïtch. I tried to walk away but he lightly grabbed my wrist.

"Here's my number, call me if u need any help in the future" He gave me his business card and I apprehensively placed it in my pocket, knowing I'd have to much pride than to call him.

"I mean it, don't hesitate to call me, okay?" He added.

I nodded and began to walk away. I heard him walk away, get into his car and drive away. I released a breath I didn't know I was holding.

"I'm cold, Jay" Estella mumbled, waking up from her sleep. I smiled at her nickname for me as she still couldn't pronounce my full name properly. I pulled out one of my sweaters from my bag and wrapped it around her.

"I know baby, but we're going now" I reassured her deciding to walk to the nearest motel. It was about a 45 minute walk but we had nowhere else to go since a hotel was out of budget.

Arriving, I looked up in distaste. The parts of the building were falling apart and the paint was peeling off the walls. It was hardly safe but it was the only place I could afford at the moment. We paid for a couple nights and made our way up to our room when Estella said she was hungry.

Ordering some pasta to eat, I scrunched up my nose when it finally arrived. The smell of the sauce was awful and the pasta was stone cold and they tried to (not so cleverly) hide some mould with the sauce. I nibbled some and had to spit it out straight away.

I searched through my bag finding two chocolate bars that I packed earlier on. I gave them both to Estella knowing how hungry she was.

"What about you, Jay?" She asked, seeing that I had nothing to eat.
"It's okay, I ate before we left. And there are some more invade I get hungry." I lied. My stomache quietly rumbled, knowing it hasn't been fed since yesterday lunch, curtesy of my father's punishment for me for refusing to by him some cigarettes with the little money we had left.

I put Estella to sleep and wrapped her up in extra clothes to keep her warm.

I slid down the wall, sitting on the floor as I took deep breathes. I lightly banged my forehead on my knees as I recalled what I witnessed yesterday.

I went up to Estella's room to check up on her after dad said he wanted to put her to bed. I frowned when I heard her muffled cries as I came up the stairs. My jaw dropped as I saw my father with a pillow suffocating Estella as she cried.
"I said stop fucking crying you bitch" he sneered.
"Dad!" I yelled. He quickly let go and menacingly walked towards me
"Get that bitch to shut up before I make her" he said with a threatening tone before waking off.

Tears threatened to escape my eyes. I had done the one this I sworn never to let happen. I had let Estella down, I didn't protect her like I said I would.

Sure my father has hit me plenty of times but I had never imagined for him to do it to Estella. I had stayed strong over the years of abuse. I couldn't even remember the last time I had cried but I guess it was all coming out tonight. I covered my mouth, not wanting to make a sound and wake Estella up as I let out a silent sob.

My phone buzzed grabbing my attention.
Text message from Nicky
Hey, I know it's late and we haven't spoken in ages but happy birthday xx
I checked the date: June 5th. I hadn't even realised.
Receiving that message from my high school best friend bought more tears to my eyes as I recalled how she ditched me for the popular girls and helped with their endless torture to me. A year later, they kicked her out of their friendship group over something petty and she came running back to me claiming how sorry she was for leaving.

That night, I didn't just cry for Estella, I cried for the girl who just wanted to be loved, for the girl who woke up every morning wishing she didn't, I cried for the girl who talked others out of suicide but had a hard time doing it for herself. For once, I cried for me.

I sat there for the whole night curled up in a ball painfully sobbing but not a sound came out because I didn't want anyone to see how broken and hurt I truly was.

If this is going to be how my life is going to be then I don't want it anymore. But Happy Birthday to me... I guess.

TYBERIAS' POV (tie-beer-ius)

"What have you got?"

"Juliana Hernandez: 22 years old, has a 2year old sister, works at Café Rouge, both parents are still alive however her father is unemployed and her mother hasn't visited them in a couple years."

"Okay. You can go now." I said to Adams before he scurried off out of my office.

I punched the bridge of my nose as I sighed deeply. Ever since I saw Juliana last night, I haven't been able to get her out of my head since and I fùcking hated it.

I don't know what the hxll was wrong with me. I had barely even spoken to the girl yet she was dominating my every thought.

A knock on the door bought me back to reality.

"What is it?" I said to Tiffany, my secretary, as she poked her head through the door.

"Mr Smith is here for your 2:00 meeting, sir." She said.

I sighed. I completely forgot about that.

"Reschedule the meeting. I have other matters to attend to." I said and stood up to put on my jacket that was in the back of my seat.

"Are you sure, sir. Mr Smith travelled over an hour to meet you today."

"Did I stutter?" I asked her and raised my eyebrow.

"No, sir. I- I'll go reschedule the meeting" she stuttered and rushed out of my office.

Since when did my employees get so scared of me. I wasn't that scary, was I?

I walked out of my building to see my driver waiting for me outside.

"Where to, sir?"

"Café Rouge"

"Are you sure, sir. That's not normally your type of scene." My driver said.

I was sick of everyone questioning me lately. I glared at the driver and he gulped before turning around and driving.

We arrived in about 10 minutes and I stepped inside the café to see it was quite empty since most the customers were probably at work.

I looked around for Juliana and internally smiled when I saw her behind the counter.

'Holy shït' I thought to myself. She looked just as beautiful as she did yesterday with her long black hair and curls that were tighter than mine. She had caramel skin and hazel eyes.

She was yawning while leaning on the counter and her eyes began to slowly close and then open back up. She was struggling to stay awake.

Without waiting another second, I walked towards her but she still hadn't noticed my presence. I cleared my throat to gain her attention and she shot up from her sleeping position.

"Hi, welcome to Café Rouge. What can I get you?" She said tapping on the machine in front of her. She still hadn't looked up.

"What would you recommend?" I asked. I was now close enough to see the light freckles covering her face- Could this girl get any more perfect?

"My personal favourite is the white chocolate Mocha. It's-" she began but stopped mid-rant when she looked up from her screen

Her big, pouty lips parted as she remembered me from yesterday, the action causing me to lick my lips and my pants to instantly tighten. Shocked that the simple action caused this reaction from me, I cleared my throat. No girl has ever affected me this much.

"It's... you" she said, confused.

"I was just about to head back to work before I decided to get a coffee. I didn't realise you worked here" I lied.

Smooth.

"Yeh. I've been working here for a couple years now." She said. Something caught my eye as I looked to the side towards the children's playroom where the same little girl Juliana was carrying the other night was playing in the ball pit. Is that her daughter?

"That's my sister Estella, they let me keep her there while I've got no one to look after her" she said. She must have seen me staring.

"Juliana, can you hurry up out there and help me with these." A voice said com inside the staff only section.

"Just give me a minute" she yelled back and turned to me.

"As I was saying before, I would recommend the White Chocolate Mocha with extra whipped cream."

"I trust your opinion. White Chocolate Mocha it is" I said. She nodded and tapped in the screen in front of her.

"That would be $4.50" she said and I reached in my wallet to pull out a $50 bill.

She hesitantly took it and began to get my change from the cash register but I stopped her.

"Keep the change" I said and her eyes widened.

"What? It's too much. I can't accept it." She shook her head.

"I insist"

She hesitantly nodded and turned to make my drink. As much as I tried to resist, I couldn't help my eyes as they wandered to her behind.

Damn.

She turned back around after a couple moments and handed me my drink.

"Here's your drink, have a nice day."

I took a sip and my eyes widened at how good it tasted.

"It's really good. I might need to start coming her more often." I said.

"Thanks" she said and a small blush overtook her face.

She was so beautiful. Like something I had never seen before. And like a love sick puppy I couldn't look away. What kind of witchcraft was this?

"Is there anything else you needed?" She asked when she noticed I still hadn't left.

"Yes actually. Can I get..." I was about to ask for her number and I think she knew this because she looked up at me with hopeful eyes.

"...Can I get… a napkin with this?" I finished, internally cursing myself for pùssying out.

"Oh, of course" she said, the disappointment evident in her voice.

"Thanks" I said as she handed me the napkin and I began to walk away.

Damnit. The one chance I had, and I messed it up.

1 week later

JULIANA'S POV

About a week had passed since that man dropped by at the café I worked at and he had continued coming in ever day since.

However, a couple days ago, I was locking up when I saw my father approach the café, probably trying to make me come back home, afraid that I would go to the police about the endless abuse he inflicted on me and Estella.

I ran before he had the chance to talk to me and handed in my letter of resignation the next day, so my father would stop trying to contact me.

However, I was now jobless and had resulted to babysitting. A man had emailed me via the website I had set up, asking me to babysit his nephew for him. He had offered me a shït load of money so I obviously agreed.

I got out of the taxi with Estella in my arms. A couple hours ago, a man contacted me on my website asking me to babysit his nephew. He offered me the amount that I would normally make in a month so of course, I agreed.

'Holy shït' I thought as I laid my eyes on house. This guy was rich. I never knew these types of houses actually existed in real life. It was huge and it even had a pool at the front.

"Swimming" I heard Estella mumble as she reached out to the pool. I smiled
"Not today, baby" I said, watching her pout in return

I reached the front door and rang the doorbell, excited to see what the inside of the house looked like.

The door was angrily whipped open to reveal the last person I had expected.
"You're 15 minutes la-" the man began, only for his eyes to soften and jaw to unclench as he made eye contact with me.

"It's you again" I said shocked

"What are you doing here?" He frowned as he saw me.

"I- you asked me to babysit."

"You're not Julie." He said, confused.

"My full name is Juliana, some people like to call me Julie." I shrugged.

"I prefer Juliana" he said, his eyes never leaving mine.

"How did you know my name wasn't Julie, anyways?"

"Uh.. you just don't look like a Julie." He said. I didn't miss the light blush that was forming in his cheeks and I nodded.

"I went to the café and you weren't there so I asked and they said you stopped working there" he continued.

"You asked for me?" I blushed and he cleared his throat.

"Yeh because I liked the way you made my coffee" he said and looked away.

"Oh. It just wasn't paying enough so I decided to leave" I lied.

I felt Estella tug on my hair and I forgot that I hadn't even properly introduced her to the man yet.

"This is my sister as you probably already know, I hope you don't mind me bringing her, I had nowhere else to take her"

"No of course not, it's fine" he replied.

"I'm Tyberias and this is Luca," he said and turned around only to find what looked like a 5 year old boy biting a chair leg.
"That shit was expensive." I heard him mutter as he rushed over to stop him and picked him up.

Estella has been surprisingly quiet since we arrived. I looked down to see her staring at Tyberias with a shy smile and a deep blush on her face. I smiled knowing she probably has a crush on him. Honestly, who could blame her?

"I'll leave you to it, I've got some work that I need to do" he said, putting Luca down only for him to run onto the couch and start jumping up and down.
"I'll come down in a couple hours to serve diner"

"Your staying? Normally when you hire a babysitter, it's because you're going out and have no one to look after the kid."

"Let just say Luca isn't like normal kids, he's... different, and I don't exactly have the best patience when it comes to him." He said and turned to see Luca now chewing in a $100 bill from Tyberias' wallet.

"Noted" I nodded and Tyberias walked off without another word.

"You're so pretty" Luca said as I sat down next to him; an adorable smile was forming in his lips. I giggle at his cuteness.

TYBERIAS' POV

"You're so pretty" I heard the little shit say. Juliana's not pretty, she's beyond pretty. She's beautiful, gorgeous, stunning. I heard her giggle at Luca's cheesy comment. Hmm interesting. I might need to take a couple pages out of his book.

A couple hours later

I left my office to find Juliana, Estella and Luca colouring in. Well it was more like Juliana and Estella colouring in with Luca watching Juliana like the fucking pervert he is.

"I'll go plate the dinner" I said grabbing their attention. My gaze hardening on Luca as I silently sent him a warning to stop staring at Juliana like she was a fucking object but he clearly didn't get the memo and turned back to play with her long hair.

I pulled out 4 plates and put a generous slice on Juliana and Estella's plates, wanting to do everything I could to impress her.

Luca was already seated at the dining table when I noticed Juliana and Estella still in the living room.
"Come eat" I said getting their attention

"You made food for us as well?" She asked her eyes wide as if she had never experienced this from anyone before.

"Of course I did. I couldn't let you both go hungry" I played it off smoothly. She gave me a shy smile which made me instantly smile and turn away, feeling my face heat up for the second time of the night. I wanted to punch the air in happiness. I've noticed that Juliana doesn't smile often so when I do make her smile, I feel like a fucking superhero.

What the fuck is wrong with me? I need to get a grip.

"Food!" I heard Estella cheer. This made me frown, it almost sounded like she hadn't had a good meal in ages.

When we began eating I almost choked when I heard a moan from Juliana.
"This is so good" I heard her say. That simple noise gave me a semi. What the fuck is going on

^-^ ^-^ ^-^

We all ate dinner and it was time for Juliana and Estella to leave. My mood instantly dropped and I don't know why

"Thank you Mr Tybewius for the food," said Estella. I smiled. Why couldn't Luca be more like her?

"It's no problem Estella," I replied, seeing her blush and hide her face in Juliana's neck.

I turned to Juliana, my palms instantly getting sweaty.

"Thank you for everything Tyberias" she said

"I should be thank you, I don't know how I would've dealt with Luca if you hadn't came" I said and she chuckled.

"He's not that bad, maybe he just didn't like you" she joked and I smiled, knowing full and well that Luca practically hates me.

"Uhh so I was w-wandering" I began. Why the fuck did I just stutter.
"Can I maybe... get you number" I asked while holding my breath
I saw her tuck a curl behind her ear
"J-just in case I need you to babysit again"

"Are you sure that's the only reason?" She boldly asks, a smile forming on her lips and I nodded.

"Okay then" she smiled, as if she knew that wasn't the actual reason.

I gave her my phone and she bag am typing her number in.

"Do you need a ride home?" I asked, secretly hoping she would say yes because for some reason I wanted to spent more time with her.

But when I saw her eyes widen and smile instantly disappear, I knew something was wrong.

JULIANA'S POV

"Do you need a ride home" He asked

Cráp. I couldn't let him see where we were living at the moment

"Um no it's fine, I'll just call a taxi. I don't want to bother you any further

"I insist" he said. He doesn't give up doesn't he?

"Okay, sure" I gave him a tight lipped smile

He nodded, picked up Luca and showed us to his car.

Woah. He had a Ferrari?

He put Luca in the back seat and opened the passenger door for me. I thanked him and placed Estella on my lap, her eager hands reaching out to play with the buttons.

"Where to?" He asked, getting into the drivers seat.

"I'll show you the directions, it's not too far from here"

The engine roared to life and I began showing him directions until we pulled up into a nice random apartment complex.

"Thanks for the ride," I said, getting out of the car. Before he could get another word out, I rushed towards the building waiting for him to leave. When I got inside, only then did I hear him drive off.

I sighed in relief. That was a close one.

I called an Uber and waited outside and we arrived to the motel quickly.

*-* *-*

A couple hours had passed and the generous amount that Tyberias had given me would be more than enough to buy us another month here. But I did notice that he gave me more than our agreed amount which was unusual.

I was about to give Estella a shower when I heard a knock on the door.

Shit. Maybe it was Tyberias. What if he saw me leave the building and followed me here. This is so embarrassing.

I slowly opened the door and began explaining myself.
"Look I'm sorry I lied but-". My words came to a halt as I saw who was stood at the door.

"Mom?" I asked as my eyes laid in the woman I front of me dressed in her military uniform.

Estella slid in between my legs to see who was at the door
"Mommy!" Screamed Estella while crying and hugs her like her life depended on it.

"My baby. I missed you so much" she cried as she lifts Estella up and spins her in circles.

She puts her down and hugs me tightly. I cry into her shoulder.

"When did you get back. How did you know we were here. Have you spoken to dad? Are you okay? You've lost weight why haven't you been eating properly" The questions flew out of my mouth

"One question at a time" she smiled.

"I just got back from Afghanistan and spent a couple days over with my family in Barbados before returning here. I went to your father's house when he told me you ran away and took Estella with you. Why would you do that? I always thought you and your father got along. So then I told him I knew where you would be and would bring you both back."

My eyes widened. We were not going back. I knew what would happen if my father saw me again.

"I'm not going back there, mom"

"Why? What happened?" She said concernedly

"Estella go wait in the bathroom for your shower, I'll be there in a bit" I said and she got up and ran to the bathroom.

"Mom, nothing's right and I don't know what to do anymore." I said and broke down in tears as my mother wrapped her arms around mine.

"Since I was young, dad's been hitting me but always threatened me not to tell you. He would always remember to hit me somewhere not visible that would be covered by clothes so no one would notice. That's why I would always beg you not to leave me with him when you wanted to go out with your friends." I said but stopped as I began choking on my tears.

"It got so much worse when you left for the military. He would always take out his anger on me. And I thought I would be able to take the abuse but I caught him doing the same thing to Estella and I panicked. I couldn't let her go through what I went through." I hiccuped and my heart clenched when I saw my mother's eyes also tearing up.

"I'm so sorry. It's my fault. I wish I never left. I'm such a bad mother, how could I have not realised." She cried as she squeezed me tighter.

"I'm sorry. I'm so sorry" she repeated to me as she rocked me back and forth until our tears had dried up on our faces.

"Don't worry we're not going back. I've saved up enough money to buy us three a nice apartment" said my mother, wiping any tears left on my face. I nodded slowly

"How did you find us anyways" I asked

"I know you don't have any close friends that would be willing to let you stay at theirs and that you were tight on money so I knew you'd go to a motel. So I drove around the nearest motels and asked if you had checked in. I was going to lose hope until I finally found you here. We should only need to stay here for a couple for days before I finalise some paperwork's first our new apartment" my mom said

"We're going to be okay" she added

*-* *-* *-*

Between moving into an apartment with my mother and catching up with her, I had been very busy.

I ran my hand through my hair as I looked for Estella, who insisted we played hide and seek.

I saw a little shadow move under the bed and just when I was about to catch her my phone buzzed. This was fairly unusual seeing as I didn't have many friends.

I gasped, maybe it was Tyberias.

I ran to the nightstand like an excited little girl who's crush texted her for the first time and opened my messages.

You've used 80% of your data

I sighed disappointedly.

All of a sudden I received another message, a smile finding itself on my face as I opened it up

The Domino's 50% off pizza deal! Spend $30 or more and get 50% off! Just use code SAVEBIG2.

I was so naive, why did I think he would text me anyway.

I jumped on the bed into a lying position, frustratedly. I frowned when I heard screeching from below. I quickly jumped off and checked to see if Estella was okay. I totally forgot she was there. I looked underneath and found her giggling quietly.

•-• •-• •-•

The next day I was baking when I heard my phone buzz.

I knew better than to get my hopes up again so I decided not to check it. I frowned when I heard it buzz again.

Let me take you out tonight

Tyberias?

I knew better than to assume again.

Yes, it's Tyberias, were you expecting a message from anyone else?

Nope, only a strangely demanding guy who took a week to finally message me

I should probably apologise for that, however, it's not in my nature to do so

Not in you nature? I guess I'm going to change that

But how can you change it if you don't let me take you out

Touché but I need to check my schedule first, I'm a busy girl

My schedule literally consisted of playing with Estella. Damn, I should really start looking for a proper job soon.

Lucky for you, I can slot you in at 6

Perfect. I'll pick you up then. Same place as last time?

No actually we're not living there anymore. We moved in with our mom . Pick me up at 13 Green Close

Okay, see you at 6. And dress nice, beautiful.

JULIANA’S POV

I stood in my pyjamas in front of my mirror contemplating on what to wear.

He said dress nice but what did 'nice' even mean? Ughhh. Boys are so confusing.

"What's wrong, honey?" said my mom, stepping into my room.

"I've got a date today. Well, at least I think it's a date. I mean he didn't really specify, only said he was going to take me out and told me to 'dress nice'."

"What happened to that nice dress your aunt got you for your birthday?"

"I had to leave it at Dad's house. I didn't have enough space to pack it."

"It’s getting late but the stores don’t close until a couple hours. Do you want to go shopping?" She asked and I smiled in response. I’d never turn down an opportunity to shop.

^-^ ^-^

"I don't really like it. It's too baggy" I said as I stepped out of the changing room wearing a long blue dress that didn't compliment my figure at all. My mother agreed and I went back in to change out of it.

I sighed tiredly. This had been about the 10th dress I had tried on and I could tell my mother was getting bored.

"Wow pretty!" says Estella as she crawls towards a long red dress with a slit now the side and begins to tug it down.

"Try it on" encourages my mother with a warm smile.

“Okay” i nod as I take it off the rack and take it into the changing room, inspecting it as I walked. It looked really nice but I couldn’t be sure until I tried it on.

"Wow," I said as I looked into the mirror. The dress fitted my body nicely and hugged the curves that I had. It revealed just the right amount of cleavage without it being too slutty. But what concerned me was the slit that stopped at the top of my thigh. Maybe this was too much.

I stepped out of the changing room and I heard my mom gasp.

"It's perfect," she says and claps her hands lightly. I couldn’t tell if she actually meant it or if she just wanted me to hurry up and pick a dress so we could finally leave.

"Are you sure? Do you not think it's too much?" I asked self consciously.

"Not at all, you look beautiful". She said and that was more than enough to convince my to buy it.

"Go get changed while I pay" she said and I frowned.

"You don't need to pay, mom" I refused, feeling bad. I’ve always felt guilty whenever she pays for my stuff.

"I do. Think of it as a birthday present for all the times I missed your birthday." She finalised.

With that I hesitantly nodded and went back into the changing room.

*-* *-*

I stepped into the shower, scrubbed my skin clean, washed my hair, and shaved. Everywhere. I wasn't exactly planning on doing anything with him but I have to always be prepared. Am I right?

I quickly put in my hair products that made my curls look even more defined and I left my hair to air dry.

I sat down at my desk and I began applying my make up. I put on a light coat of foundation, concealer, blush and contour. I decided against doing and eyeshadow this time and stuck on my fake lashes that looked quite natural. I decided to be bold and put on dark red lipstick and put some lip gloss on top.

I slipped into my red dress. I couldn't help but smile as I looked at the finished product

***

"You look amazing, darling" praised my mother

Just when I was about to reply, the doorbell rang. I suddenly got nervous. I hardly ever got nervous. What's wrong with me.

I opened the door slowly, my lips slightly parting as I took in the sight in front of me. Although I was used to seeing him in a suit, I would never get bored of it. He wore a black jacket and pants with a white shirt underneath that was fitted to his muscular physique. His messy hair was slightly neater but a few hairs fell on his forehead. His tongue reached out to lick his plump lips, the action making me swallow nervously. What a sight.

TYBERIAS' POV

I took in a deep breath as I slowly rang the doorbell. I thought my heart would stop beating as I finally laid my eyes on her. Her curly hair that reached her mid-back seemed tamer and shinier. Her eyes were bright and full of life, her plump lips were full with red lipstick that made me want to lean down and kiss them. She smiled nervously as I looked at her up and down.

Fùck me.

The red dress hugged her curves perfectly. I licked my lips as my eyes seemed glued to her impressive cleavage which was the perfect size. I slowly swallowed when imagining how soft her breasts would feel in my hands or how loud she would moan when I would suck on her nipples. My eyes went further down her body and stopped at her wide hips. I could only imagine what her ass would look like in that dress.

I cleared my throat before speaking.

"You look beautiful, Juliana." I said smoothly.

"Here, I got you these" I said before handing her the two dozen red roses I got her.

"Thank you, you didn’t have to have," She smiled before taking the flowers and turned around to walk into her apartment and put them in a vase I presume.

I wasn't complaining because I was left with an exceptional view of her behind.

"Mio Dio (my god)" I said under my breath. I was a lucky fùcking guy.

She came back after a couple of seconds and closed the front door behind her.

"Let's go," I said. She nodded and followed behind as I led her towards my car.
👇👇👇
If you want to know more interesting content from this novel, download #WeRead and search for "Temptation" to continue reading.

"Yes, that's right there, try harder!"

In the luxurious villa, there was a soothing moan.

"Chuck Hao, you're blind from the countryside, you probably haven't touched a woman yet!"

"Although you can't see it with your eyes, but... I am really a super beautiful woman."

"You and my sister are going to get married soon, I'll teach you, otherwise you won't know anything by then."

"Um!"

Chuck Hao replied lightly, rubbing his hands on her lower abdomen, touched the acupoints with a little more force before pressing down, he stopped after hearing Lillian Lin coquettish snort, and said, "Okay."

"From now on, when you come to Auntie, come here to find me. I'll give you a massage, and the pain will stop. Sit up and feel it!"

"It really doesn't hurt anymore."Lillian Lin said in a happy voice, "Wow, you can get a massage for a blind person, and you can probably earn a lot of money."

Chuck Hao frowned and said, "I... am a doctor!"

After finishing speaking, he said: "If there is nothing else, please take me out for a while."

"Go out?"Lillian Lin's voice on the bed below suddenly became a little weird: "Why do you want to go out?"

Immediately afterwards, Chuck Hao heard a rustling sound coming from her body.

Before Chuck Hao could react, Lillian Lin grabbed his hand, and suddenly exerted force, Chuck Hao fell down without standing still, and fell directly on Lillian Lin's body.

"Chuck Hao, what are you doing? You can't do this, I'm Lynn's younger sister, don't do this!"

Immediately afterwards, Lillian Lin let out a terrified scream.

"boom!"

The door of the room was kicked open.

"Crack, click!"

The sound of the camera shutter resounding, accompanied by an angry voice.

"Chuck Hao, what the hell are you doing, you are still not human!"

Immediately afterwards, a burly figure rushed in front of Chuck Hao in one step, and he grabbed Chuck Hao who was on the bed.

On the bed, Lillian Lin clothes were half undressed, the pear blossoms were covered with rain, and she looked terrified. She pulled up the quilt to cover her body and said, "How could you treat me like this, I'm Lynn's own sister!"

The burly body holding Chuck Hao had a sinister smile on his face.

"boom!"

Then he punched Chuck Hao directly in the face.

Chuck Hao couldn't stand upright, and his whole body was punched back step by step, his back hit the corner of the table, a piercing pain came from his back, and he also sat paralyzed on the ground.

"Just a bastard like you who wants to marry Eileen?" The man sneered and said, "You're dreaming, the scene just now has been photographed, and I will send it to Mr. Lin, and Elder won't be able to say no by then! "

Chuck Hao smiled wryly. He didn't know at this moment, since he set foot in this house, he also stepped into the scheme of the Lin Enterprises.

The Lin Enterprises is a wealthy and prominent family in River City, with a lot of wealth.

As for Chuck Hao, who came from the countryside, his grandfather and Linda Lin's grandfather were best friends. Chuck Hao and Linda Lin were also Elder when they were young.

The time of marriage was set in the year when Chuck Hao turned 30.

These years, Chuck Hao has been following his grandfather as a Wandering Doctor in the countryside. Three years ago, due to some incidents, he became blind.

As for Linda Lin's grandfather, he left the countryside and came to River City a few years ago. In twenty years, he built a business empire, worth tens of billions, and had already made a fortune.

One month ago, with half a year left before Chuck Hao turned thirty, his grandfather asked him to come to River City to fulfill his marriage contract, and he came alone with one shot.

But the Mr. Lin was sick in bed, and the people of the Lin Enterprises avoided seeing him.

But Chuck Hao abided by his grandfather's agreement and planned to wait for half a year. If the Lin Enterprises broke the contract at the age of thirty, he would go back.

Until today, the Lin Enterprises suddenly invited him to come to the Lin Enterprises to discuss the marriage contract. Linda Lin's younger sister, Lillian Lin, went to pick him up in person.

When they arrived at the Lin Enterprises villa, Lillian Lin said that the family members hadn't come back yet, and then she heard that Chuck Hao knew some medical skills, and her aunt was in pain recently, so she wanted Chuck Hao to show her!

So Chuck Hao simply massaged her acupuncture points.

Originally, Chuck Hao thought that the Lin Enterprises wanted to fulfill their marriage contract, but now it seems that all of this is just a scam.

Feeling the severe pain in his back, Chuck Hao's expression was a little calm. He let out a long breath and said, "If you just want to regret the marriage, you don't have to do it!"

"You still dare to talk back?" The man took a step forward, punched and kicked the invisible Chuck Hao, and beat him to death!

Chuck Hao couldn't resist, he covered his head with his hands, and didn't say a word.

"Left City, it's almost done!" At this moment, Linda Lin's voice sounded and said, "Don't really hit me."

Left City then did Zuo Cheng spit at Chuck Hao and cursed: "Fuck you, a country boy wants to climb high?"

"Do you know that Eileen is the goddess in the hearts of many people in River City?"

"You're still fucking blind, you deserve to marry Eileen?"

"Next time let me meet you in River City, I will kill you!"

Linda Lin stepped forward, she looked at Chuck Hao calmly and said, "Where's the marriage certificate?"

Chuck Hao struggled to sit up, then touched his arms and said: "If you just want to regret the marriage, just say so, I will agree, there is no need for us to go to the opposite side!"

"The opposite? You deserve it too?"Left City sneered and said, "Today we'll count you as a trick, and we'll get you. What can you do? A waste from the countryside, a land turtle from the countryside."

Seeing Chuck Hao take out the piece of red paper, Linda Lin was overjoyed, and she grabbed it.

"Zizizi!"

She tore the marriage letter to pieces in an instant.

At this time, Chuck Hao was in a bit of a panic. He was beaten up by Left City, and the cloth belt on his face was loosened, revealing a pair of tightly closed eyes.

"Chuck Hao, don't blame me!" At this time, Linda Lin gritted her teeth and said, "We are young, but...you also know the difference in status between us, let alone you are blind, I really am!"

"My eyes will recover in a few days."Chuck Hao said, "But that's not important anymore."

He struggled to get up from the ground, his back seemed to be shattered, bloody and bloody, and the place where he was beaten on his face slowly began to become bruised and swollen.

"Can the blind man recover?"Left City chuckled and said, "You really think of yourself as a miracle doctor."

"Is your name Left City?"Chuck Hao asked, "I remember you!"

"Um?"

Hearing Chuck Hao's slightly threatening words, Left City was furious, picked up an ashtray on the table next to him, threw it at Chuck Hao's head and said, "What can I do if I kill you?"

"Bang!"

The ashtray hit Chuck Hao on the head.

When the severe pain hit, Chuck Hao felt his mind go black, and he lay down on the ground with a thud.

...

"Zi"

On the side of the road, the brakes of a van resounded, and then, the trunk of the van was opened, and Chuck Hao was thrown directly from the van, just like that on the side of the road.

Immediately afterwards, the van drove away.

After an unknown amount of time, Chuck Hao slowly woke up.

When he just woke up, there was a burst of pain. His back and head should all be broken. He lay on the ground for a while, then sat up slowly, straightened the crooked cloth strap on his head, and adjusted the position of his eyes Covered, and then he touched around!

He didn't find his guide rod. He touched the material of the ground and knew that he was probably on the side of the road, but he didn't know exactly where.

Just when Chuck Hao was a little embarrassed.

"Zi!"

A Maybach S80 stopped in front of him. In the car, a stunning woman was sitting there. When she saw Chuck Hao sitting on the sidelines, she held a photo in her hand and frowned slightly.

In the driver's seat, a burly man with the appearance of a bodyguard frowned and said, "Miss, we...could have found the wrong one. This seems to be a blind man!"

Susan looked at the photo, compared it with Chuck Hao, and thought of Grandpa's exhortation in his mind.

"Chuck Hao is a medical sage of a generation, and he picked up my grandfather's life."

"He has a marriage contract with Linda Lin from the Lin Lin Enterprises in River City , but based on what we know about the Lin Enterprises, those members of the Lin Enterprises will definitely go back on their word. Only by finding him in the past can you solve your current troubles!"

Thinking of this, her brows were furrowed.

She knows how much trouble she is in now, and the person in front of her doesn't look like a person who can help her solve her troubles.

"Isn't it? Just try him and you'll know."Susan said calmly.

She opened the car door, walked up to Chuck Hao, then squatted down and asked, "Excuse me, is this Chuck Hao, Mr. Chu?"

Chuck Hao raised his head, frowned and asked, "Who are you?"

"Hello, my name is Susan. I heard that you have excellent medical skills. I have a girlfriend who is terminally ill and cannot be cured for a long time. Can Mr. Chu treat her?"Susan asked quickly.

In the driver's seat, the bodyguard saw this scene and hesitated to speak.

In order to find Chuck Hao, they spent a lot of energy. First, they went to the mountain village where Chuck Hao usually lives, and after many inquiries, they found out that Chuck Hao had no father or mother. He Wandering Doctor with his grandfather. Treat colds and coughs, even poultry and pigs are sick!

He didn't think a genius doctor would do such a thing.

Moreover, according to the inquiring information, Chuck Hao was doing odd jobs with his grandfather, hadn't studied much, and later became blind.

Looking at Chuck Hao now, his head is covered with blood scabs, and he is dressed in cheap civilian clothes. How could a genius doctor live like this?

"I can make a move."Chuck Hao said, "But in exchange, I hope you can drive me back later."

"No problem!"Susan's eyes moved slightly, and she took the initiative to help Chuck Hao into the car regardless of Chuck Hao Hao's dirty clothes.

"You seem to be injured." After getting into the car, Susan frowned and asked.

"Well, it's okay to be bitten by a dog!"Chuck Hao said, "Take me to see the patient!"

Half an hour later, the car stopped in front of a luxurious single-family villa. Susan helped Chuck Hao get out of the car. The bodyguard sighed and watched the two enter the villa!

...

In River City No. 1 People's Hospital, in a VIP ward, Left City and Linda Lin were walking into the ward with fruit baskets.

"Grandpa, I'm here to see you!"Linda Lin smiled sweetly.

Inside the ward was Kevin Lin , the chairman of River City Lin Enterprises .

Seeing Linda Lin walking in, he said cheerfully, "You're here, why didn't you bring Little Chuck here to meet him, he seems to have come to River City to fulfill his engagement!"

At this time, Left City said: "Grandpa Lin, what are you thinking? That kid is a country Country Bumpkin and blind. How could you entrust Eileen's happiness to such a person."

When Kevin Lin heard this, his expression sank and he said, "Eileen, this is..."

Linda Lin quickly said: "Grandpa, this is my high school classmate, his name is Left City, and now he has opened his own e-commerce company in River City , which is worth more than a billion yuan. Recently, the Su Enterprises from Beijing will come to River City to invest. You have seen the news, Left City is their partner."

Left City also quickly said: "Yes, Grandpa Lin, this cooperation with the Su Enterprises is estimated to take less than ten years. My company will definitely become the leading large company in River City, and e-commerce is the future."

As he said that, he coughed dryly and said, "It's actually like this. I've pursued Eileen for many years, and Eileen has been moved by me recently, and Eileen's parents also agree. It's just that we haven't dared to talk to her about the marriage contract. You say."

"Eileen will not marry you."Kevin Lin said calmly, "Eileen can only marry Chuck Hao."

"Grandpa, I won't marry that Country Bumpkin. Before I came to you, I had negotiated with him to divorce, and I tore up his marriage certificate."Linda Lin said.

When Kevin Lin heard this, his breathing suddenly became short of breath. He raised his hand tremblingly, pointed at Linda Lin and said, "You...you...you..."

But he was unable to say the following words, his whole body froze, and he passed out directly.

...

The huge villa is like a manor. Susan supported Chuck Hao and said softly, "Stairs!"

Chuck Hao raised his head and walked into the villa step by step.

"Nian Nian is here!" A middle-aged lady came up to welcome her, and said cheerfully, "This is..."

Susan smiled slightly and said, "Aunt Qin, this is the doctor I found for Sister Ran Ran, where is Sister Ran Ran?"

Looking at Chuck Hao's appearance, the middle-aged woman frowned!

Although in the car, Chuck Hao simply wiped his face with paper and water, but his face was still bruised and swollen, and the clothes on his body were also stained with blood and stains.

But she seemed to believe in Susan, she didn't say much, but smiled and said: "Ran Ran is receiving treatment in the room, we have found a top Chinese medicine practitioner."

"Take us over there to have a look!"Susan said.

The middle-aged woman nodded, and led the two of them up to the second floor, in front of a huge bedroom.

In the room, a beautiful woman with a haggard face was lying on the bed, even though it was summer, she was covered with a thick quilt. Her eyes were a little empty, with a hint of despair.

A middle-aged man and an old man in a long gown were sitting beside them and communicating.

"River CEO, Miss Jiang's frostbite is already at a relatively advanced stage, and the old man is a little helpless."

"It is said that you are the best doctor in Donghai Province!" The middle-aged man said quickly, "As long as you can cure my daughter, I will give you anything, including all the property of my entire Jiang family."

"Hey, this is a terminal illness! I can only prescribe some prescriptions to slow down the onset of the disease, but..."

"Can frostbite be cured?"Susan looked at Chuck Hao who was beside him and asked halfway through his speech.

"Yes!"Chuck Hao said calmly.

Their words caught the attention of the two people in the room.

The middle-aged man raised his head, and when he saw Susan, he froze for a moment and said, "Little Susan, when did you come here!"

Susan helped Chuck Hao into the room, helped Chuck Hao to sit on the sofa, and then she greeted the middle-aged man and said, "Uncle Jiang, I just arrived. I found this for Sister Ran Ran." Divine doctor."

After finishing speaking, she walked to the bed, looked at the woman on the bed, and said with a trace of sadness in her eyes: "Sister Ran Ran."

The Old Man Long Robe looked Chuck Hao up and down, and said with a chuckle, "Miracle doctor? Just now you said that this frostbite can be cured?"

Chuck Hao nodded and said, "It can be cured!"

"Pfft!"The Old Man Long Robe sneered and said, "Anals of frostbite is a terminal disease, and neither Chinese nor Western medicine can cure it. Are you studying Chinese medicine or Western medicine?"

"Chinese medicine!"Chuck Hao said in a steady tone.

"Chinese medicine?"The Old Man Long Robe sneered again: "Chinese medicine pays attention to one experience, so most of the great Chinese medicine practitioners are old. I think you are only in your 20s or 30s!"

As he spoke, he said again: "And looking at you, you seem to be blind. Traditional Chinese medicine pays attention to seeing, hearing and asking. You can't complete this one step of reading!"

After finishing speaking, he said lightly: "River CEO, don't find some quack doctors. Not only will you not be able to delay your daughter's illness, but it will speed up her death!"

Chuck Hao ignored the old man, but calmly said, "Can I have a look?"

Hearing the Old Man Long Robe's words, both Susan and the middle-aged man frowned.

Susan looked at Chuck Hao, and said calmly: "Sister Ran Ran is my closest person, if...you are a quack doctor or a liar, you will die an ugly death!"

"En!"Chuck Hao nodded.

The middle-aged man hesitated.

At this time, River Ran Ran on the bed said, "Anyway, it's death, the difference between early death and late death, let him try it!"

The middle-aged man was stunned, a trace of pain flashed in his eyes, he looked at Chuck Hao with a glimmer of hope, he nodded and said, "Then give it a try!"

Susan helped Chuck Hao to the bedside, Chuck Hao let out a long breath, and then said calmly, "Take off the patient's clothes, please!"

"Take off your clothes, please!"Chuck Hao said calmly.

"Huh?"Susan expression changed when he heard this, "What do you mean!"

"I'm blind, I can't see!"Chuck Hao said calmly.

"Pfft!"The Old Man Long Robe sneered and said, "This is the miracle doctor that Ms. Su found. I have never heard that the treatment of frostbite requires undressing. I am afraid that you will find a disciple to come back and dip Miss Jiang's is cheap."

The middle-aged man stared at Chuck Hao, with a cold surge in his eyes.

His name is River Mountain, and in River City, he is truly a man whose hands and eyes cover the sky, whether it is his connections or his financial resources.

On the hospital bed, River Ran Ran moved her beautiful eyes, she looked at Chuck Hao, saw Chuck Hao calm expression, thinking that her time was running out, she said, "Let him try!"

"Ran Ran!"River Mountain's face changed slightly.

"I want to try."River Ran Ran looked at River Mountain.

River Mountain's expression was ugly. Looking at the despair in his daughter's eyes, he gritted his teeth, then looked at Chuck Hao and said, "Boy, if...you don't get cured, I will kill you!"

As he said that, he looked at the Old Man Long Robe beside him and said, "Please come out with me, please!"

"Heh, do you really trust this person?"The Old Man Long Robe said, "This person is a liar at first glance..."

Seeing River Mountain's expression, he shook his head and walked out!

When the two walked out, a blush appeared on River Ran Ran's face.

Although Chuck Hao couldn't see it, she was stripping herself naked in front of a man after all. She gritted her teeth, lifted the quilt, and said, "Nian Nian, help me!"

Su Nian took a deep breath and looked at Chuck Hao, then nodded and said, "Okay!"

Not long after, River Ran Ran lay down blushing.

Because of her condition, she spent most of her time lying in bed. Her skin was extremely fair, but she felt unhealthy.

Her figure is a bit slender, but there is no ambiguity about where she should be fat.

Chuck Hao said: "Please help me put my hand on her heart."

"You..."Susan expression darkened upon hearing this.

She looked at River Ran Ran, who blushed and nodded, "Let him come!"

Susan frowned, looking at Chuck Hao with a calm expression, she took Chuck Hao's hand with her hand, and slowly placed it on River Ran Ran's heart.

When five fingers touched River Ran Ran's skin, Chuck Hao's eyebrows moved, and he could feel that River Ran Ran's body temperature was indeed lower than ordinary people's. He pondered and said, "Later... there may be some pain, you have to bear it one time!"

"Yeah!"River Ran Ran said shyly.

Susan next to her frowned, and she saw that Chuck Hao's five fingers were slowly raised, maintaining a posture.

"Um!"

Susan groaned coquettishly. She didn't know if it was an illusion. She felt a warm feeling coming from where Chuck Hao was in contact with her. This feeling disappeared quickly, and then an extremely cold feeling came from her body. , quickly spread to her limbs.

The bone-piercing cold hit her, making her tremble continuously.

"Sister Ran Ran!"Susan's expression changed slightly.

Chuck Hao maintained that posture. After a long time, he opened his mouth, and a gust of cold air slowly spit out from his mouth.

After finishing all this, he let out a long breath and said, "Okay."

"Is that all right?"Susan frowned.

"cold!"

"cold!"

On the bed, River Ran Ran's lips began to turn black and blue, and her whole body was trembling violently.

Susan quickly covered her with the quilt, and then shouted at Chuck Hao with a gloomy expression, "What's going on!"

"ah!"

Just as Chuck Hao was about to explain, River Ran Ran uttered a cry of pain.

"boom!"

Immediately afterwards, River Mountain pushed the door of the room open suddenly, and he rushed in, looking at River Ran Ran who was on the hospital bed with dark lips and chills all over, he grabbed Chuck Hao by the collar and said, "What's going on! "

"Hmph, what else could be going on!" Outside the door, the Old Man Long Robe chuckled and said, "Miss Jiang is suffering from frostbite and can't get a little bit of cold during the onset of the disease. This kid probably wants to take advantage of it." , Miss Jiang took off her clothes, caught the cold, and completely lost control of her illness."

"Fuck you!"River Mountain face revealed a look of fury.

"cold!"

"cold!"

Just when River Mountain was about to beat Chuck Hao violently, River Ran Ran made a trembling voice on the hospital bed again.

"Come on!"River Mountain exclaimed and roared.

Two people who looked like bodyguards rushed in and said, "River CEO!"

"Take this kid to the basement and lock him up. I'll settle the score with him later. If something happens to Ran Ran, I'll kill him!"River Mountain's expression sank!

Next to him, Susan looked at Chuck Hao, with disappointment in his eyes.

In her opinion, what the Old Man Long Robe said was right, Chuck Hao... didn't do anything, just touched River Ran Ran's body.

Two bodyguards dragged Chuck Hao away roughly. They dragged Chuck Hao to a basement of the villa, and pushed Chuck Hao to the ground.

There was a pain in his back. Obviously, the place where Left City pushed and hit him before had opened again.

The people upstairs didn't give him any chance to explain.

He shook his head, not worried, but calmly crawled to sit up.

"You guard this kid, I suspect he's just faking his blindness!" A bodyguard said in a gloomy tone, "I'll go up and take a look at Ran Ran's situation."

When that person left, the remaining person saw that Chuck Hao sat down cross-legged like a normal person, he was very angry.

"You pervert!" He gritted his teeth and said, "I watched Ran Ran grow up, and you dared to let her suffer from an attack of illness, and I won't let you suffer today, I wrote my name upside down! "

With that said, he walked to the side of the basement and picked up a baseball bat.

...

River Ran Ran's bedroom felt icy cold. After a few minutes, River Ran Ran felt the icy coldness in his body disappearing at a terrifying speed.

The tingling sensation is also slowly disappearing.

Her lips slowly began to regain their color.

Because it was summer, her room was not air-conditioned, and it was a bit stuffy.

"How are you?" Looking at River Ran Ran who was slowly regaining his composure, River Mountain quickly asked, "Ran Ran, are you all right?"

The Old Man Long Robe sighed and said, "I'm recovering now. After all, I put on the quilt and my body started to warm up. But..."

At this moment, River Ran Ran said: "Dad... I feel... so hot!"

River Ran Ran's words completely stunned the three people in the room.

hot!

This room is really hot, it's summer, the room doesn't have air conditioner, all the windows and doors are closed tightly, it's like a steamer inside!

A fine layer of sweat appeared on Susan's pretty face.

But this sentence, coming out of River Ran Ran's mouth, is really a bit strange.

"You..."River Mountain's heart beat violently.

"Dad, I'm too hot, you... can you go out? I want... I want to wear some clothes."River Ran Ran pale face showed a tinge of blush.

River Mountain still couldn't believe it: "Do you really...really feel the heat?"

"Yeah!"River Ran Ran said hastily: "The one just now is really a miracle doctor, but it just takes some time. I really feel quite hot now."

"River CEO!" At this moment, the security guard who tied Chuck Hao down rushed up and said, "I've already left that kid in the basement, Old Liu will take good care of him."

As he spoke, he scolded: "This quack doctor is really harmful. If you say a word, I will prevent him from seeing the sun tomorrow."

After it was over, he asked, "How is Ran Ran's situation?"

Hearing this, River Mountain expression changed, and he quickly cursed: "Quick, hurry up and invite the genius doctor back!"

"What?" The bodyguard who came in was stunned for a moment and said, "What miracle doctor?"

There was a trace of coldness in River Mountain eyes, and he said: "Don't understand what I said? I asked you to bring back that genius doctor just now. If you dare to hurt him, don't do it!"

"I'll go right away!" Although the bodyguard didn't understand what was going on, he didn't dare to disobey River Mountain's words and rushed downstairs.

...

Downstairs, Old Liu held a baseball bat in his right hand and kept beating his palms. There was a cold smile in his eyes.

"Pretend to be a genius doctor and come to take advantage of Miss. Do you know that our River CEO is the richest man in River City, and you can take advantage of Ran Ran!"Old Liu said, and the baseball bat landed on Chuck Hao's right hand. On the arm, he tapped lightly and said: "Just now...you used this arm to touch it, right!"

Chuck Hao sat with a calm expression on his face, and didn't pay attention to him.

And Old Liu, at this time, his face was full of ruthlessness, and he raised the baseball bat in his hand, and he roared angrily: "I will cripple your hand first!"

The baseball bat swung down, causing a gust of wind.

At this time, the bodyguard who went up just happened to walk into the basement, his face changed, and it was too late to stop.

Gritting his teeth, he stepped forward, jumped up, and kicked Old Liu with a flying kick.

Lao Old Liu , who had thrown a baseball bat at Chuck Hao , was kicked in the waist, and everyone was kicked and flew to the side, hitting some piles of groceries next to him.

"boom!"

The bodyguard who kicked the person also fell firmly to the ground.

"Who!"Old Liu was furious. He stood up clutching his waist. When he saw the person lying on the ground, he was stunned for a moment, and then he cursed angrily, "Robert Luo, are you fucking crazy? Why did you kick me? "

Robert Luo fell hard, he got up after a sigh of relief and said, "River CEO, River CEO asked us to take him up. Ran Ran's condition may be getting better?"

"Really?"Old Liu was delighted when he heard this.

Robert Luo quickly stood up, looked at Chuck Hao with a calm face, and regardless of whether Chuck Hao could see it, he quickly cupped his hands and said, "We were reckless just now, and River CEO invited us!"

A smile appeared on the corner of Chuck Hao mouth while he was sitting, and then he put his hands on the ground, intending to stand up.

Robert Luo hurried over and politely helped Chuck Hao up. It took only two or three minutes, but his attitude towards Chuck Hao changed a hundred and eighty degrees!

Not long after, Chuck Hao was supported to the door of River Ran Ran's bedroom again.

Inside the room, the voice of the Old Man Long Robe came: "The pulse condition is stable, and the body temperature has returned to normal body temperature. How did he do it?"

Beside River Ran Ran, Susan's joy was undisguised!

One is the change in River Ran Ran's condition, and the other... is that she knows that she has really found the right person.

Her grandfather didn't lie to him. Although Chuck Hao looked embarrassed, he really had real talents.

Maybe his own troubles can really be solved by relying on Chuck Hao.

At this time, River Mountain also saw Chuck Hao appearing at the door, he hurriedly greeted him and said, "Genius doctor, I'm really sorry just now, I reacted like this after seeing the change in my little girl, I hope you Adults don’t remember villains.”

"What I want to explain is that you didn't give me a chance to explain!"Chuck Hao said.

"It's all my fault!"River Mountain hurriedly said: "I don't know what the genius doctor needs. You saved my daughter. I am a man of one word and one word. I will agree to all your requests, even if you want all my property."

Next to him, Susan was taken aback for a moment, he never thought that River Mountain was really willing to do such a thing for River Ran Ran.

Thinking of what happened to her, she even felt a little embarrassed.

At this time, the Old Man Long Robe let go of Susan's wrist and came to Chuck Hao. He took a deep breath and said, "I don't know where my little friend came from. How did you do it? You can really make the gradual progress Frostbite is cured, if you are willing to teach me..."

"I'm just a quack doctor!"Chuck Hao said with a light smile: "This is a deal between me and Ms. Su. I treat people and she sends me back. Ms. Su, now that I have fulfilled my promise, send me When we go back, we'll settle the matter."

His words completely froze the Old Man Long Robe.

He has been saying that Chuck Hao is a liar and a quack doctor, but now Chuck Hao words are completely against him.

Looking at Chuck Hao, a gloomy look flashed in his eyes.

"How can this be done!" At this time, River Mountain said hastily: "I was rude to the genius doctor just now, and I must make it up to the genius doctor."

Chuck Hao ignored him, and asked again: "Miss Su, are you there?"

"I'm here!"Susan said hastily.

"Please take me back."Chuck Hao said calmly.

Susan nodded and said, "Okay!"

Saying that, she quickly walked to Chuck Hao's side, supported Chuck Hao and said, "Please follow me!"

River Mountain and River Ran Ran still wanted to speak, but at this moment Susan shook his head at them. Seeing Susan's expression, the two paused for a moment, and then stopped talking.

Not long after, the Maybach drove away from the villa!

In the car, Susan kept looking at Chuck Hao, and then she said apologetically, "Mr. Chuck Hao, I'm sorry, I doubted you just now. I even hurt you!"

<The Divine Doctor>
Download #Readme now, Continue reading this super hot novel!

บทที่ 1 การกลับมา ของราชาเทียนซ่า!
ณ เมืองเจียงเฉิงในเดือนกรกฎาคม ดวงอาทิตย์แผดเผาเหมือนไฟ

ท่ามกลางฝูงชนที่พลุกพล่าน ชายหนุ่มร่างผอมคนหนึ่ง มองดูเมืองที่คุ้นเคยแต่ก็ไม่คุ้นเคยนี้อย่างเงียบ ๆ

"สิบห้าปีแล้ว ในที่สุดฉันก็กลับมาแล้ว พี่สาวทั้งเจ็ดของฉัน พวกพี่สบายดีไหม?"

ชายหนุ่มเอ่ยด้วยน้ำเสียงที่แผ่วเบา

ชื่อของเขาคือลู่อวิ้น เขาเป็นเด็กกำพร้า เติบโตในสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า เขามีพี่สาวที่ไม่ใช่สายเลือดของตัวเองเจ็ดคน ที่ปฏิบัติต่อเขาเหมือนญาติสนิท

เมื่อยังเด็กเกมโปรดของพวกเธอ คือการได้เล่นในบ้านกับลู่อวิ้น และพวกเธอสัญญาว่า เมื่อโตขึ้น พวกเธอทุกคนจะแต่งงานกับลู่อวิ้น

ในเวลานั้น ลู่อวิ้นอายุเพียงห้าขวบ และเสียงที่เหมือนเด็กพูดว่า เราไม่ใช่เด็กสามหรือสี่ขวบอีกต่อไป เราต้องรักษาคำพูดของเรา

ดังนั้นเหล่าพี่สาวจึงสัญญากับเขาไว้ ใครก็ตามที่ผิดสัญญาจะเป็นหมา

ด้วยวิธีนี้ ลู่อวิ้นตัวน้อยรอคอยที่จะเติบโตขึ้นทุกวัน จนกระทั่งเหตุการณ์ไฟไหม้ครั้งใหญ่ ได้ทำลายชีวิตของเขาจนหมดสิ้น

ในกองไฟนั้น พี่สาวอาจจะหนีออกไปได้ แต่เพื่อที่จะกลับไปหาเขา ในที่สุด พวกเธอก็ติดอยู่ในทะเลเพลิง

ลู่อวิ้นน้อยหวาดกลัว และร้องไห้เสียงดัง

แต่แม้ในสถานการณ์เช่นนี้ พี่สาวคนโตก็ยังกอดเขาไว้ในอ้อมอก ปลอบไม่ให้เขากลัว

กองเพลิงกำลังลุกโชน

เด็กทั้งแปดคนเกาะกลุ่มกันแน่น และสำลักควันออกมาในไม่ช้า

เมื่อลู่อวิ้นน้อยลืมตาขึ้นอีกครั้ง มันยังคงเป็นทะเลเพลิงไปทั่วทุกทิศ แต่สิ่งที่แตกต่างคือ นักพรตชราท่านหนึ่งได้ปรากฏตัวต่อหน้าเขาได้อย่างไรไม่รู้

นักพรตชรายืนอยู่บนเปลวไฟที่ลุกโชน เสื้อผ้าของเขาไม่บุบสลาย

ลู่อวิ้นน้อยตกตะลึง คิดว่าเขาเป็นภาพหลอน จนกระทั่งนักพรตชราเอ่ยว่า "ข้าสามารถช่วยเหล่าพี่สาวของเจ้าทั้งหมดออกไปได้ แต่เจ้าต้องรับข้าเป็นอาจารย์ของเจ้าเท่านั้น"

ประโยคนี้เป็นเหมือนฟางช่วยชีวิต ลู่อวิ้นน้อยเห็นด้วยโดยไม่ต้องคิดอะไรทั้งนั้น

ในเวลานั้นเขาไม่รู้ว่า ชีวิตของเขาจะถูกเขียนใหม่ทั้งหมดตั้งแต่นั้นเป็นต้นมา

หลังจากออกจากสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า นักพรตชราได้พาลู่อวิ้นไปที่สำนักแห่งหนึ่ง สอนทักษะทางการแพทย์ ศิลปะการต่อสู้ ทักษะทางจิตวิญญาณ และแม้แต่ให้เขาฝึกฝนทักษะเวทมนตร์ที่ไร้ชื่อขนานนาม

เขาอยู่ที่นั่นมาสิบปีนี้

ลู่อวิ้นอายุสิบห้าปี และคิดว่าในที่สุดเขาสามารถกลับไปที่เมืองเจียงเฉิงได้ แต่นักพรตกลับส่งเขาไปที่สนามรบชายแดนอีกครั้ง

อยู่อีกสักพักก็ห้าปีผ่านไปแล้ว

หลังจากห้าปีของการต่อสู้ และการสู้รบที่นองเลือด องค์กรชื่อ 'เทียนซ่า' ก็เติบโตขึ้นอย่างแข็งแกร่ง

สามสิบหกดวงดาวแห่งเทียนซ่า ล้วนเป็นทหารของพระเจ้า และพวกเขามีหน้าที่รับผิดชอบในสี่ภูมิภาค นับจากนั้นมาไม่มีใครกล้ารุกรานในอาณาจักรมังกรอีกเลย

และราชาของพวกเขา ราชาอวิ้นเทียน ได้กลับไปยังสถานที่แห่งความทรงจำในวัยเด็กอย่างเงียบ ๆ และนั่นคือ--เมืองเจียงเฉิง

...

ลู่อวิ้นระลึกถึงอดีต ราวกับความฝัน

แต่มันคือความจริง

ถ้ามันไม่ได้เกิดขึ้นกับเขาจริง ๆ เขาคงคิดว่ามันไร้สาระมาก ที่จะเล่าประสบการณ์แบบนี้ให้ใครฟัง

สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าหยางกวาง

ยังคงอยู่

แต่อารมณ์ของลู่อวิ้นนั้นกลับซับซ้อนมาก

เหตุไฟไหม้เมื่อสิบห้าปีที่แล้ว ทำให้สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าได้รับความสนใจอย่างกว้างขวาง และผู้คนที่ห่วงใยจากทุกสาขาอาชีพ ได้บริจาคเงินเพื่อสร้างสถานเลี้ยงเด็กกำพร้าแห่งนี้ขึ้นใหม่

บ้านอิฐและกระเบื้องสีเทาในอดีต ได้กลายเป็นอาคารสูงขนาดเล็กในปัจจุบัน สภาพของมันและสิ่งอำนวยความสะดวกในทุกด้านดีขึ้นกว่าแต่ก่อนมาก แต่สุดท้ายแล้ว มันก็ไม่ใช่สถานที่ที่ลู่อวิ้นคุ้นเคยอีกต่อไป

อย่างไรก็ตาม เมื่อลู่อวิ้นเห็นใบหน้ายิ้มแย้มของเด็ก ๆ ความประหลาดในใจของเขาก็หายไปทันที

เขาเหมือนเห็นตัวเองและเหล่าพี่สาวสาวของเขาตอนเด็ก ๆ

ความจริงแล้วไม่มีอะไรเปลี่ยนแปลงไป สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าก็ยังคงเป็นสถานที่ที่สวยงามอยู่เสมอ

ลู่อวิ้นเข้าไปหาเจ้าหน้าที่ของสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า และอธิบายจุดประสงค์ของเขา

ในไม่ช้า หญิงชราสวมแว่นตาสายตายาวก็มาหาลู่อวิ้น และมองเขาอย่างสงสัย

"ฉันเป็นผู้อำนวยการสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า คุณมาหาใครคะ?"

"คุณเป็นผู้อำนวยการเหรอ?"

ลู่อวิ้นผงะไปครู่หนึ่ง

ในความทรงจำของเขา นามสกุลขอผู้อำนวยการคือหวู่ เขาเป็นคุณปู่ที่ใจดี ไม่ใช่ผู้หญิงตรงหน้าเขาอย่างแน่นอน

หญิงชราพยักหน้า และพูดว่า "ฉันเป็นผู้อำนวยการมามากว่าสิบปีแล้ว คุณไม่ได้มาหาฉันเหรอ?"

"ผมมาหาาคุณปู่อู๋หวู่"

"มาหาผู้อำนวยการคนเก่านี่เอง เขาเกษียณไปนานแล้วล่ะ!"

เมื่อได้ยินว่าลู่อวิ้นมาหาผู้อำนวยการชายชราคนเก่า ผู้หญิงคนนั้นก็ขจัดความสงสัยเกี่ยวกับเขา และทัศนคติของเธอก็เป็นมิตร

แต่ลู่อวิ้นขมวดคิ้ว

คุณปู่หวู่เกษียณไปแล้วจริงเหรอ?

และตามที่ผู้หญิงคนนั้นบอก ดูเหมือนว่าคุณปู่อู๋จะลาออกจากตำแหน่งผู้อำนวยการเมื่อสิบกว่าปีที่แล้วแล้ว

เป็นเพราะเหตุการณ์ไฟไหม้ครั้งนั้นเหรอ?

ลู่อวิ้นรีบถาม "ขอโทษนะครับ คุณมีที่อยู่ของคุณปู่หวู่ไหม?"

"มี ๆ ๆ รอก่อนนะ ฉันจะจดที่อยู่ให้คุณ"

ผู้หญิงคนนั้นหันหลังกลับ และเข้าไปในห้อง และหลังจากนั้นไม่นาน เธอก็ออกมาพร้อมกับกระดาษโน้ตที่เขียนที่อยู่ไว้ และส่งให้ลู่อวิ้น

"ขอบคุณครับ!"

ตามที่ผู้หญิงคนนั้นเขียนที่อยู่แห่งหนึ่งให้ไว้ ลู่อวิ้นก็มาที่บ้านหลังหนึ่ง

ตัวเองเห็นชายชราผมขาวคนหนึ่งนั่งหลังค่อม และทำความสะอาดลานบ้าน ลู่อวิ้นจำได้ทันทีว่าเขาเป็นคุณปู่หวู่

ไม่ได้เจอคุณปู่มาสิบห้าปี คุณปู่หวู่แก่ไปมากขนาดนี้เลยเหรอ?

ลู่อวิ้นรู้สึกเศร้าอยู่ครู่หนึ่ง จากนั้นจึงเร่งความเร็วฝีเท้าของเขา แต่สิ่งที่เกิดขึ้นต่อไปทำให้ความโกรธในใจของเขาระเบิดออกมาทันที

ขณะที่คุณปู่หวู่กำลังทำความสะอาด จู่ ๆ ชายหนุ่มในชุดเสื้อลายดอกก็ผลักเขาอย่างแรง ด่าทอเขาและพูดว่า

"ไอ้แก่ ฉันรู้ว่าผู้หญิงพวกนั้นจะส่งเงินให้แกทุกเดือน เงินอยู่ไหน? เงินล่ะ?"

กลางวันแสก ๆ มาปล้นกันแบบนี้เลยเหรอ!

ลู่อวิ้นโกรธจัด เขารีบวิ่งไปคว้าคอเสื้อของชายหนุ่มในเสื้อลายดอก แล้วตะโกนว่า "เงินของคนแก่แกยังมาปล้นได้ แกยังเป็นคนอยู่ไหม? ไอ้เวรนี่!"

"อะแฮ่ม..."

เห็นได้ชัดว่าชายหนุ่มในเสื้อลายดอกไม่คิดว่าจะมีคนวิ่งเข้ามากะทันหัน ความตื่นตระหนกฉายชัดบนใบหน้าของเขา แต่เขารีบแสร้งทำเป็นสงบ

"แก... แกปล่อยฉันเดี๋ยวนี้นะ นี่คือเรื่องของครอบครัวฉัน... เกี่ยวอะไรกับแกด้วย?"

"เรื่องของครอบครัว?"

คราวนี้ถึงคราวของลู่อวิ้นที่จะต้องงงงวย และเขาหันไปมองคุณปู่หวู่

คุณปู่หวู่ดูเศร้า และถอนหายใจ "พ่อหนุ่ม เขาไม่ใช่โจรหรอก เขาชื่อหวางกัง และเขาเป็นลูกบุญธรรมของฉันเอง"

หวังกัง?

หวังกัง!

ลู่อวิ้นจ้องมองชายหนุ่มในเสื้อเชิ้ตลายดอกที่อยู่ตรงหน้าเขาอยู่พักหนึ่ง และในที่สุดก็จำเขาคนนี้ได้

ไม่น่าแปลกใจเลยที่จะมีความรู้สึกคุ้นเคย ที่แท้เป็นหวังกังที่มักจะรังแกตัวเองเมื่อตอนที่เขายังเป็นเด็กคนนั้นนี่เอง

ทำไมเขาถึงเป็นลูกบุญธรรมของคุณปู่หวู่ได้?

ลู่อวิ้นมึนงงไปชั่วขณะ

หวังกังใช้โอกาสนี้เพื่อปลดมือของเขาออก เขาไออย่างรุนแรง และใช้เวลานานกว่าจะฟื้นตัวและได้สติ

"ไอ้เวร เรื่องของครอบครัวฉันต้องให้แกมายุ่งเหรอ? รู้แล้วว่าเป็นเรื่องในครอบครัว แกก็ไสหัวออกไปซะ!"

หวังกังจ้องมองที่ลู่อวิ้นอย่างชั่วร้าย จากนั้นก็คำรามเสียงดังสนั่นใส่เขา

"ไอ้แก่ แกรับฉันมาเลี้ยงแล้ว แกก็ต้องให้ฉันกินดี ๆ ใส่เสื้อผ้าดี ๆ เที่ยวให้สนุก ๆ ให้สิ่งที่ดีที่สุดแก่ฉันไม่ได้ แล้วแกจะมาเลี้ยงฉันทำไม?"

"เงินที่ผู้หญิงพวกนั้นส่งมาให้แกอยู่ไหน? เอาออกมาเดี๋ยวนี้! จะเอาไปซ่อนไว้ทำไม จะเอาไปไว้ใช้ตอนอยู่ในโลงเหรอ?

"ฉันว่าแกจะมีชีวิตอยู่ได้อีกไม่กี่ปีหรอก และแกจะต้องพึ่งพาฉันไปจนตาย เงินพวกนี้ฉันไม่ให้ฉันใช้และจะให้ใครใช้? สมองของแกนี่โง่จริง ๆ !"

ยิ่งหวังกังพูดมากเท่าไหร่ เขาก็ยิ่งไปพูดรุนแรงมากขึ้นเรื่อย ๆ

ร่างอ่อนแอของหวู่เหวินเต๋อสั่นอย่างรุนแรง แต่เขาก็ก้มหัวลงอย่างเงียบ ๆ อดทนต่อการกระทำของหวังกัง

เมื่อเห็นฉากนี้ ในที่สุดลู่อวิ้นก็ทนไม่ไหวอีกต่อไป ยกมือขึ้น แล้วตบเขาไปหนึ่งทีโดยตรง

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะปากแกไม่มีหูรูด ไม่รู้จักเด็กไม่รู้จักผู้ใหญ่!"

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะแก้แค้น เพราะแกทำเรื่องที่ไม่สมควร!"

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะแกมันไม่มีตา และแกไม่รู้จักมังกรที่แท้จริง!"

👀👀👀
ชื่อหนังสือ👉"พี่สาวเจ็ดคนของผมงดงามดีเลิศ "👈ดาวน์โหลดเดี๋ยวนี้ #ReadMe-new อ่านฉบับเต็มของหนังสือเล่มนี้!✅

บทที่ 1 การกลับมา ของราชาเทียนซ่า!
ณ เมืองเจียงเฉิงในเดือนกรกฎาคม ดวงอาทิตย์แผดเผาเหมือนไฟ

ท่ามกลางฝูงชนที่พลุกพล่าน ชายหนุ่มร่างผอมคนหนึ่ง มองดูเมืองที่คุ้นเคยแต่ก็ไม่คุ้นเคยนี้อย่างเงียบ ๆ

"สิบห้าปีแล้ว ในที่สุดฉันก็กลับมาแล้ว พี่สาวทั้งเจ็ดของฉัน พวกพี่สบายดีไหม?"

ชายหนุ่มเอ่ยด้วยน้ำเสียงที่แผ่วเบา

ชื่อของเขาคือลู่อวิ้น เขาเป็นเด็กกำพร้า เติบโตในสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า เขามีพี่สาวที่ไม่ใช่สายเลือดของตัวเองเจ็ดคน ที่ปฏิบัติต่อเขาเหมือนญาติสนิท

เมื่อยังเด็กเกมโปรดของพวกเธอ คือการได้เล่นในบ้านกับลู่อวิ้น และพวกเธอสัญญาว่า เมื่อโตขึ้น พวกเธอทุกคนจะแต่งงานกับลู่อวิ้น

ในเวลานั้น ลู่อวิ้นอายุเพียงห้าขวบ และเสียงที่เหมือนเด็กพูดว่า เราไม่ใช่เด็กสามหรือสี่ขวบอีกต่อไป เราต้องรักษาคำพูดของเรา

ดังนั้นเหล่าพี่สาวจึงสัญญากับเขาไว้ ใครก็ตามที่ผิดสัญญาจะเป็นหมา

ด้วยวิธีนี้ ลู่อวิ้นตัวน้อยรอคอยที่จะเติบโตขึ้นทุกวัน จนกระทั่งเหตุการณ์ไฟไหม้ครั้งใหญ่ ได้ทำลายชีวิตของเขาจนหมดสิ้น

ในกองไฟนั้น พี่สาวอาจจะหนีออกไปได้ แต่เพื่อที่จะกลับไปหาเขา ในที่สุด พวกเธอก็ติดอยู่ในทะเลเพลิง

ลู่อวิ้นน้อยหวาดกลัว และร้องไห้เสียงดัง

แต่แม้ในสถานการณ์เช่นนี้ พี่สาวคนโตก็ยังกอดเขาไว้ในอ้อมอก ปลอบไม่ให้เขากลัว

กองเพลิงกำลังลุกโชน

เด็กทั้งแปดคนเกาะกลุ่มกันแน่น และสำลักควันออกมาในไม่ช้า

เมื่อลู่อวิ้นน้อยลืมตาขึ้นอีกครั้ง มันยังคงเป็นทะเลเพลิงไปทั่วทุกทิศ แต่สิ่งที่แตกต่างคือ นักพรตชราท่านหนึ่งได้ปรากฏตัวต่อหน้าเขาได้อย่างไรไม่รู้

นักพรตชรายืนอยู่บนเปลวไฟที่ลุกโชน เสื้อผ้าของเขาไม่บุบสลาย

ลู่อวิ้นน้อยตกตะลึง คิดว่าเขาเป็นภาพหลอน จนกระทั่งนักพรตชราเอ่ยว่า "ข้าสามารถช่วยเหล่าพี่สาวของเจ้าทั้งหมดออกไปได้ แต่เจ้าต้องรับข้าเป็นอาจารย์ของเจ้าเท่านั้น"

ประโยคนี้เป็นเหมือนฟางช่วยชีวิต ลู่อวิ้นน้อยเห็นด้วยโดยไม่ต้องคิดอะไรทั้งนั้น

ในเวลานั้นเขาไม่รู้ว่า ชีวิตของเขาจะถูกเขียนใหม่ทั้งหมดตั้งแต่นั้นเป็นต้นมา

หลังจากออกจากสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า นักพรตชราได้พาลู่อวิ้นไปที่สำนักแห่งหนึ่ง สอนทักษะทางการแพทย์ ศิลปะการต่อสู้ ทักษะทางจิตวิญญาณ และแม้แต่ให้เขาฝึกฝนทักษะเวทมนตร์ที่ไร้ชื่อขนานนาม

เขาอยู่ที่นั่นมาสิบปีนี้

ลู่อวิ้นอายุสิบห้าปี และคิดว่าในที่สุดเขาสามารถกลับไปที่เมืองเจียงเฉิงได้ แต่นักพรตกลับส่งเขาไปที่สนามรบชายแดนอีกครั้ง

อยู่อีกสักพักก็ห้าปีผ่านไปแล้ว

หลังจากห้าปีของการต่อสู้ และการสู้รบที่นองเลือด องค์กรชื่อ 'เทียนซ่า' ก็เติบโตขึ้นอย่างแข็งแกร่ง

สามสิบหกดวงดาวแห่งเทียนซ่า ล้วนเป็นทหารของพระเจ้า และพวกเขามีหน้าที่รับผิดชอบในสี่ภูมิภาค นับจากนั้นมาไม่มีใครกล้ารุกรานในอาณาจักรมังกรอีกเลย

และราชาของพวกเขา ราชาอวิ้นเทียน ได้กลับไปยังสถานที่แห่งความทรงจำในวัยเด็กอย่างเงียบ ๆ และนั่นคือ--เมืองเจียงเฉิง

...

ลู่อวิ้นระลึกถึงอดีต ราวกับความฝัน

แต่มันคือความจริง

ถ้ามันไม่ได้เกิดขึ้นกับเขาจริง ๆ เขาคงคิดว่ามันไร้สาระมาก ที่จะเล่าประสบการณ์แบบนี้ให้ใครฟัง

สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าหยางกวาง

ยังคงอยู่

แต่อารมณ์ของลู่อวิ้นนั้นกลับซับซ้อนมาก

เหตุไฟไหม้เมื่อสิบห้าปีที่แล้ว ทำให้สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าได้รับความสนใจอย่างกว้างขวาง และผู้คนที่ห่วงใยจากทุกสาขาอาชีพ ได้บริจาคเงินเพื่อสร้างสถานเลี้ยงเด็กกำพร้าแห่งนี้ขึ้นใหม่

บ้านอิฐและกระเบื้องสีเทาในอดีต ได้กลายเป็นอาคารสูงขนาดเล็กในปัจจุบัน สภาพของมันและสิ่งอำนวยความสะดวกในทุกด้านดีขึ้นกว่าแต่ก่อนมาก แต่สุดท้ายแล้ว มันก็ไม่ใช่สถานที่ที่ลู่อวิ้นคุ้นเคยอีกต่อไป

อย่างไรก็ตาม เมื่อลู่อวิ้นเห็นใบหน้ายิ้มแย้มของเด็ก ๆ ความประหลาดในใจของเขาก็หายไปทันที

เขาเหมือนเห็นตัวเองและเหล่าพี่สาวสาวของเขาตอนเด็ก ๆ

ความจริงแล้วไม่มีอะไรเปลี่ยนแปลงไป สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าก็ยังคงเป็นสถานที่ที่สวยงามอยู่เสมอ

ลู่อวิ้นเข้าไปหาเจ้าหน้าที่ของสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า และอธิบายจุดประสงค์ของเขา

ในไม่ช้า หญิงชราสวมแว่นตาสายตายาวก็มาหาลู่อวิ้น และมองเขาอย่างสงสัย

"ฉันเป็นผู้อำนวยการสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า คุณมาหาใครคะ?"

"คุณเป็นผู้อำนวยการเหรอ?"

ลู่อวิ้นผงะไปครู่หนึ่ง

ในความทรงจำของเขา นามสกุลขอผู้อำนวยการคือหวู่ เขาเป็นคุณปู่ที่ใจดี ไม่ใช่ผู้หญิงตรงหน้าเขาอย่างแน่นอน

หญิงชราพยักหน้า และพูดว่า "ฉันเป็นผู้อำนวยการมามากว่าสิบปีแล้ว คุณไม่ได้มาหาฉันเหรอ?"

"ผมมาหาาคุณปู่อู๋หวู่"

"มาหาผู้อำนวยการคนเก่านี่เอง เขาเกษียณไปนานแล้วล่ะ!"

เมื่อได้ยินว่าลู่อวิ้นมาหาผู้อำนวยการชายชราคนเก่า ผู้หญิงคนนั้นก็ขจัดความสงสัยเกี่ยวกับเขา และทัศนคติของเธอก็เป็นมิตร

แต่ลู่อวิ้นขมวดคิ้ว

คุณปู่หวู่เกษียณไปแล้วจริงเหรอ?

และตามที่ผู้หญิงคนนั้นบอก ดูเหมือนว่าคุณปู่อู๋จะลาออกจากตำแหน่งผู้อำนวยการเมื่อสิบกว่าปีที่แล้วแล้ว

เป็นเพราะเหตุการณ์ไฟไหม้ครั้งนั้นเหรอ?

ลู่อวิ้นรีบถาม "ขอโทษนะครับ คุณมีที่อยู่ของคุณปู่หวู่ไหม?"

"มี ๆ ๆ รอก่อนนะ ฉันจะจดที่อยู่ให้คุณ"

ผู้หญิงคนนั้นหันหลังกลับ และเข้าไปในห้อง และหลังจากนั้นไม่นาน เธอก็ออกมาพร้อมกับกระดาษโน้ตที่เขียนที่อยู่ไว้ และส่งให้ลู่อวิ้น

"ขอบคุณครับ!"

ตามที่ผู้หญิงคนนั้นเขียนที่อยู่แห่งหนึ่งให้ไว้ ลู่อวิ้นก็มาที่บ้านหลังหนึ่ง

ตัวเองเห็นชายชราผมขาวคนหนึ่งนั่งหลังค่อม และทำความสะอาดลานบ้าน ลู่อวิ้นจำได้ทันทีว่าเขาเป็นคุณปู่หวู่

ไม่ได้เจอคุณปู่มาสิบห้าปี คุณปู่หวู่แก่ไปมากขนาดนี้เลยเหรอ?

ลู่อวิ้นรู้สึกเศร้าอยู่ครู่หนึ่ง จากนั้นจึงเร่งความเร็วฝีเท้าของเขา แต่สิ่งที่เกิดขึ้นต่อไปทำให้ความโกรธในใจของเขาระเบิดออกมาทันที

ขณะที่คุณปู่หวู่กำลังทำความสะอาด จู่ ๆ ชายหนุ่มในชุดเสื้อลายดอกก็ผลักเขาอย่างแรง ด่าทอเขาและพูดว่า

"ไอ้แก่ ฉันรู้ว่าผู้หญิงพวกนั้นจะส่งเงินให้แกทุกเดือน เงินอยู่ไหน? เงินล่ะ?"

กลางวันแสก ๆ มาปล้นกันแบบนี้เลยเหรอ!

ลู่อวิ้นโกรธจัด เขารีบวิ่งไปคว้าคอเสื้อของชายหนุ่มในเสื้อลายดอก แล้วตะโกนว่า "เงินของคนแก่แกยังมาปล้นได้ แกยังเป็นคนอยู่ไหม? ไอ้เวรนี่!"

"อะแฮ่ม..."

เห็นได้ชัดว่าชายหนุ่มในเสื้อลายดอกไม่คิดว่าจะมีคนวิ่งเข้ามากะทันหัน ความตื่นตระหนกฉายชัดบนใบหน้าของเขา แต่เขารีบแสร้งทำเป็นสงบ

"แก... แกปล่อยฉันเดี๋ยวนี้นะ นี่คือเรื่องของครอบครัวฉัน... เกี่ยวอะไรกับแกด้วย?"

"เรื่องของครอบครัว?"

คราวนี้ถึงคราวของลู่อวิ้นที่จะต้องงงงวย และเขาหันไปมองคุณปู่หวู่

คุณปู่หวู่ดูเศร้า และถอนหายใจ "พ่อหนุ่ม เขาไม่ใช่โจรหรอก เขาชื่อหวางกัง และเขาเป็นลูกบุญธรรมของฉันเอง"

หวังกัง?

หวังกัง!

ลู่อวิ้นจ้องมองชายหนุ่มในเสื้อเชิ้ตลายดอกที่อยู่ตรงหน้าเขาอยู่พักหนึ่ง และในที่สุดก็จำเขาคนนี้ได้

ไม่น่าแปลกใจเลยที่จะมีความรู้สึกคุ้นเคย ที่แท้เป็นหวังกังที่มักจะรังแกตัวเองเมื่อตอนที่เขายังเป็นเด็กคนนั้นนี่เอง

ทำไมเขาถึงเป็นลูกบุญธรรมของคุณปู่หวู่ได้?

ลู่อวิ้นมึนงงไปชั่วขณะ

หวังกังใช้โอกาสนี้เพื่อปลดมือของเขาออก เขาไออย่างรุนแรง และใช้เวลานานกว่าจะฟื้นตัวและได้สติ

"ไอ้เวร เรื่องของครอบครัวฉันต้องให้แกมายุ่งเหรอ? รู้แล้วว่าเป็นเรื่องในครอบครัว แกก็ไสหัวออกไปซะ!"

หวังกังจ้องมองที่ลู่อวิ้นอย่างชั่วร้าย จากนั้นก็คำรามเสียงดังสนั่นใส่เขา

"ไอ้แก่ แกรับฉันมาเลี้ยงแล้ว แกก็ต้องให้ฉันกินดี ๆ ใส่เสื้อผ้าดี ๆ เที่ยวให้สนุก ๆ ให้สิ่งที่ดีที่สุดแก่ฉันไม่ได้ แล้วแกจะมาเลี้ยงฉันทำไม?"

"เงินที่ผู้หญิงพวกนั้นส่งมาให้แกอยู่ไหน? เอาออกมาเดี๋ยวนี้! จะเอาไปซ่อนไว้ทำไม จะเอาไปไว้ใช้ตอนอยู่ในโลงเหรอ?

"ฉันว่าแกจะมีชีวิตอยู่ได้อีกไม่กี่ปีหรอก และแกจะต้องพึ่งพาฉันไปจนตาย เงินพวกนี้ฉันไม่ให้ฉันใช้และจะให้ใครใช้? สมองของแกนี่โง่จริง ๆ !"

ยิ่งหวังกังพูดมากเท่าไหร่ เขาก็ยิ่งไปพูดรุนแรงมากขึ้นเรื่อย ๆ

ร่างอ่อนแอของหวู่เหวินเต๋อสั่นอย่างรุนแรง แต่เขาก็ก้มหัวลงอย่างเงียบ ๆ อดทนต่อการกระทำของหวังกัง

เมื่อเห็นฉากนี้ ในที่สุดลู่อวิ้นก็ทนไม่ไหวอีกต่อไป ยกมือขึ้น แล้วตบเขาไปหนึ่งทีโดยตรง

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะปากแกไม่มีหูรูด ไม่รู้จักเด็กไม่รู้จักผู้ใหญ่!"

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะแก้แค้น เพราะแกทำเรื่องที่ไม่สมควร!"

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะแกมันไม่มีตา และแกไม่รู้จักมังกรที่แท้จริง!"

👀👀👀
ชื่อหนังสือ👉"พี่สาวเจ็ดคนของผมงดงามดีเลิศ "👈ดาวน์โหลดเดี๋ยวนี้ #ReadMe-new อ่านฉบับเต็มของหนังสือเล่มนี้!✅

บทที่ 1 การกลับมา ของราชาเทียนซ่า!
ณ เมืองเจียงเฉิงในเดือนกรกฎาคม ดวงอาทิตย์แผดเผาเหมือนไฟ

ท่ามกลางฝูงชนที่พลุกพล่าน ชายหนุ่มร่างผอมคนหนึ่ง มองดูเมืองที่คุ้นเคยแต่ก็ไม่คุ้นเคยนี้อย่างเงียบ ๆ

"สิบห้าปีแล้ว ในที่สุดฉันก็กลับมาแล้ว พี่สาวทั้งเจ็ดของฉัน พวกพี่สบายดีไหม?"

ชายหนุ่มเอ่ยด้วยน้ำเสียงที่แผ่วเบา

ชื่อของเขาคือลู่อวิ้น เขาเป็นเด็กกำพร้า เติบโตในสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า เขามีพี่สาวที่ไม่ใช่สายเลือดของตัวเองเจ็ดคน ที่ปฏิบัติต่อเขาเหมือนญาติสนิท

เมื่อยังเด็กเกมโปรดของพวกเธอ คือการได้เล่นในบ้านกับลู่อวิ้น และพวกเธอสัญญาว่า เมื่อโตขึ้น พวกเธอทุกคนจะแต่งงานกับลู่อวิ้น

ในเวลานั้น ลู่อวิ้นอายุเพียงห้าขวบ และเสียงที่เหมือนเด็กพูดว่า เราไม่ใช่เด็กสามหรือสี่ขวบอีกต่อไป เราต้องรักษาคำพูดของเรา

ดังนั้นเหล่าพี่สาวจึงสัญญากับเขาไว้ ใครก็ตามที่ผิดสัญญาจะเป็นหมา

ด้วยวิธีนี้ ลู่อวิ้นตัวน้อยรอคอยที่จะเติบโตขึ้นทุกวัน จนกระทั่งเหตุการณ์ไฟไหม้ครั้งใหญ่ ได้ทำลายชีวิตของเขาจนหมดสิ้น

ในกองไฟนั้น พี่สาวอาจจะหนีออกไปได้ แต่เพื่อที่จะกลับไปหาเขา ในที่สุด พวกเธอก็ติดอยู่ในทะเลเพลิง

ลู่อวิ้นน้อยหวาดกลัว และร้องไห้เสียงดัง

แต่แม้ในสถานการณ์เช่นนี้ พี่สาวคนโตก็ยังกอดเขาไว้ในอ้อมอก ปลอบไม่ให้เขากลัว

กองเพลิงกำลังลุกโชน

เด็กทั้งแปดคนเกาะกลุ่มกันแน่น และสำลักควันออกมาในไม่ช้า

เมื่อลู่อวิ้นน้อยลืมตาขึ้นอีกครั้ง มันยังคงเป็นทะเลเพลิงไปทั่วทุกทิศ แต่สิ่งที่แตกต่างคือ นักพรตชราท่านหนึ่งได้ปรากฏตัวต่อหน้าเขาได้อย่างไรไม่รู้

นักพรตชรายืนอยู่บนเปลวไฟที่ลุกโชน เสื้อผ้าของเขาไม่บุบสลาย

ลู่อวิ้นน้อยตกตะลึง คิดว่าเขาเป็นภาพหลอน จนกระทั่งนักพรตชราเอ่ยว่า "ข้าสามารถช่วยเหล่าพี่สาวของเจ้าทั้งหมดออกไปได้ แต่เจ้าต้องรับข้าเป็นอาจารย์ของเจ้าเท่านั้น"

ประโยคนี้เป็นเหมือนฟางช่วยชีวิต ลู่อวิ้นน้อยเห็นด้วยโดยไม่ต้องคิดอะไรทั้งนั้น

ในเวลานั้นเขาไม่รู้ว่า ชีวิตของเขาจะถูกเขียนใหม่ทั้งหมดตั้งแต่นั้นเป็นต้นมา

หลังจากออกจากสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า นักพรตชราได้พาลู่อวิ้นไปที่สำนักแห่งหนึ่ง สอนทักษะทางการแพทย์ ศิลปะการต่อสู้ ทักษะทางจิตวิญญาณ และแม้แต่ให้เขาฝึกฝนทักษะเวทมนตร์ที่ไร้ชื่อขนานนาม

เขาอยู่ที่นั่นมาสิบปีนี้

ลู่อวิ้นอายุสิบห้าปี และคิดว่าในที่สุดเขาสามารถกลับไปที่เมืองเจียงเฉิงได้ แต่นักพรตกลับส่งเขาไปที่สนามรบชายแดนอีกครั้ง

อยู่อีกสักพักก็ห้าปีผ่านไปแล้ว

หลังจากห้าปีของการต่อสู้ และการสู้รบที่นองเลือด องค์กรชื่อ 'เทียนซ่า' ก็เติบโตขึ้นอย่างแข็งแกร่ง

สามสิบหกดวงดาวแห่งเทียนซ่า ล้วนเป็นทหารของพระเจ้า และพวกเขามีหน้าที่รับผิดชอบในสี่ภูมิภาค นับจากนั้นมาไม่มีใครกล้ารุกรานในอาณาจักรมังกรอีกเลย

และราชาของพวกเขา ราชาอวิ้นเทียน ได้กลับไปยังสถานที่แห่งความทรงจำในวัยเด็กอย่างเงียบ ๆ และนั่นคือ--เมืองเจียงเฉิง

...

ลู่อวิ้นระลึกถึงอดีต ราวกับความฝัน

แต่มันคือความจริง

ถ้ามันไม่ได้เกิดขึ้นกับเขาจริง ๆ เขาคงคิดว่ามันไร้สาระมาก ที่จะเล่าประสบการณ์แบบนี้ให้ใครฟัง

สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าหยางกวาง

ยังคงอยู่

แต่อารมณ์ของลู่อวิ้นนั้นกลับซับซ้อนมาก

เหตุไฟไหม้เมื่อสิบห้าปีที่แล้ว ทำให้สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าได้รับความสนใจอย่างกว้างขวาง และผู้คนที่ห่วงใยจากทุกสาขาอาชีพ ได้บริจาคเงินเพื่อสร้างสถานเลี้ยงเด็กกำพร้าแห่งนี้ขึ้นใหม่

บ้านอิฐและกระเบื้องสีเทาในอดีต ได้กลายเป็นอาคารสูงขนาดเล็กในปัจจุบัน สภาพของมันและสิ่งอำนวยความสะดวกในทุกด้านดีขึ้นกว่าแต่ก่อนมาก แต่สุดท้ายแล้ว มันก็ไม่ใช่สถานที่ที่ลู่อวิ้นคุ้นเคยอีกต่อไป

อย่างไรก็ตาม เมื่อลู่อวิ้นเห็นใบหน้ายิ้มแย้มของเด็ก ๆ ความประหลาดในใจของเขาก็หายไปทันที

เขาเหมือนเห็นตัวเองและเหล่าพี่สาวสาวของเขาตอนเด็ก ๆ

ความจริงแล้วไม่มีอะไรเปลี่ยนแปลงไป สถานเลี้ยงเด็กกำพร้าก็ยังคงเป็นสถานที่ที่สวยงามอยู่เสมอ

ลู่อวิ้นเข้าไปหาเจ้าหน้าที่ของสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า และอธิบายจุดประสงค์ของเขา

ในไม่ช้า หญิงชราสวมแว่นตาสายตายาวก็มาหาลู่อวิ้น และมองเขาอย่างสงสัย

"ฉันเป็นผู้อำนวยการสถานเลี้ยงเด็กกำพร้า คุณมาหาใครคะ?"

"คุณเป็นผู้อำนวยการเหรอ?"

ลู่อวิ้นผงะไปครู่หนึ่ง

ในความทรงจำของเขา นามสกุลขอผู้อำนวยการคือหวู่ เขาเป็นคุณปู่ที่ใจดี ไม่ใช่ผู้หญิงตรงหน้าเขาอย่างแน่นอน

หญิงชราพยักหน้า และพูดว่า "ฉันเป็นผู้อำนวยการมามากว่าสิบปีแล้ว คุณไม่ได้มาหาฉันเหรอ?"

"ผมมาหาาคุณปู่อู๋หวู่"

"มาหาผู้อำนวยการคนเก่านี่เอง เขาเกษียณไปนานแล้วล่ะ!"

เมื่อได้ยินว่าลู่อวิ้นมาหาผู้อำนวยการชายชราคนเก่า ผู้หญิงคนนั้นก็ขจัดความสงสัยเกี่ยวกับเขา และทัศนคติของเธอก็เป็นมิตร

แต่ลู่อวิ้นขมวดคิ้ว

คุณปู่หวู่เกษียณไปแล้วจริงเหรอ?

และตามที่ผู้หญิงคนนั้นบอก ดูเหมือนว่าคุณปู่อู๋จะลาออกจากตำแหน่งผู้อำนวยการเมื่อสิบกว่าปีที่แล้วแล้ว

เป็นเพราะเหตุการณ์ไฟไหม้ครั้งนั้นเหรอ?

ลู่อวิ้นรีบถาม "ขอโทษนะครับ คุณมีที่อยู่ของคุณปู่หวู่ไหม?"

"มี ๆ ๆ รอก่อนนะ ฉันจะจดที่อยู่ให้คุณ"

ผู้หญิงคนนั้นหันหลังกลับ และเข้าไปในห้อง และหลังจากนั้นไม่นาน เธอก็ออกมาพร้อมกับกระดาษโน้ตที่เขียนที่อยู่ไว้ และส่งให้ลู่อวิ้น

"ขอบคุณครับ!"

ตามที่ผู้หญิงคนนั้นเขียนที่อยู่แห่งหนึ่งให้ไว้ ลู่อวิ้นก็มาที่บ้านหลังหนึ่ง

ตัวเองเห็นชายชราผมขาวคนหนึ่งนั่งหลังค่อม และทำความสะอาดลานบ้าน ลู่อวิ้นจำได้ทันทีว่าเขาเป็นคุณปู่หวู่

ไม่ได้เจอคุณปู่มาสิบห้าปี คุณปู่หวู่แก่ไปมากขนาดนี้เลยเหรอ?

ลู่อวิ้นรู้สึกเศร้าอยู่ครู่หนึ่ง จากนั้นจึงเร่งความเร็วฝีเท้าของเขา แต่สิ่งที่เกิดขึ้นต่อไปทำให้ความโกรธในใจของเขาระเบิดออกมาทันที

ขณะที่คุณปู่หวู่กำลังทำความสะอาด จู่ ๆ ชายหนุ่มในชุดเสื้อลายดอกก็ผลักเขาอย่างแรง ด่าทอเขาและพูดว่า

"ไอ้แก่ ฉันรู้ว่าผู้หญิงพวกนั้นจะส่งเงินให้แกทุกเดือน เงินอยู่ไหน? เงินล่ะ?"

กลางวันแสก ๆ มาปล้นกันแบบนี้เลยเหรอ!

ลู่อวิ้นโกรธจัด เขารีบวิ่งไปคว้าคอเสื้อของชายหนุ่มในเสื้อลายดอก แล้วตะโกนว่า "เงินของคนแก่แกยังมาปล้นได้ แกยังเป็นคนอยู่ไหม? ไอ้เวรนี่!"

"อะแฮ่ม..."

เห็นได้ชัดว่าชายหนุ่มในเสื้อลายดอกไม่คิดว่าจะมีคนวิ่งเข้ามากะทันหัน ความตื่นตระหนกฉายชัดบนใบหน้าของเขา แต่เขารีบแสร้งทำเป็นสงบ

"แก... แกปล่อยฉันเดี๋ยวนี้นะ นี่คือเรื่องของครอบครัวฉัน... เกี่ยวอะไรกับแกด้วย?"

"เรื่องของครอบครัว?"

คราวนี้ถึงคราวของลู่อวิ้นที่จะต้องงงงวย และเขาหันไปมองคุณปู่หวู่

คุณปู่หวู่ดูเศร้า และถอนหายใจ "พ่อหนุ่ม เขาไม่ใช่โจรหรอก เขาชื่อหวางกัง และเขาเป็นลูกบุญธรรมของฉันเอง"

หวังกัง?

หวังกัง!

ลู่อวิ้นจ้องมองชายหนุ่มในเสื้อเชิ้ตลายดอกที่อยู่ตรงหน้าเขาอยู่พักหนึ่ง และในที่สุดก็จำเขาคนนี้ได้

ไม่น่าแปลกใจเลยที่จะมีความรู้สึกคุ้นเคย ที่แท้เป็นหวังกังที่มักจะรังแกตัวเองเมื่อตอนที่เขายังเป็นเด็กคนนั้นนี่เอง

ทำไมเขาถึงเป็นลูกบุญธรรมของคุณปู่หวู่ได้?

ลู่อวิ้นมึนงงไปชั่วขณะ

หวังกังใช้โอกาสนี้เพื่อปลดมือของเขาออก เขาไออย่างรุนแรง และใช้เวลานานกว่าจะฟื้นตัวและได้สติ

"ไอ้เวร เรื่องของครอบครัวฉันต้องให้แกมายุ่งเหรอ? รู้แล้วว่าเป็นเรื่องในครอบครัว แกก็ไสหัวออกไปซะ!"

หวังกังจ้องมองที่ลู่อวิ้นอย่างชั่วร้าย จากนั้นก็คำรามเสียงดังสนั่นใส่เขา

"ไอ้แก่ แกรับฉันมาเลี้ยงแล้ว แกก็ต้องให้ฉันกินดี ๆ ใส่เสื้อผ้าดี ๆ เที่ยวให้สนุก ๆ ให้สิ่งที่ดีที่สุดแก่ฉันไม่ได้ แล้วแกจะมาเลี้ยงฉันทำไม?"

"เงินที่ผู้หญิงพวกนั้นส่งมาให้แกอยู่ไหน? เอาออกมาเดี๋ยวนี้! จะเอาไปซ่อนไว้ทำไม จะเอาไปไว้ใช้ตอนอยู่ในโลงเหรอ?

"ฉันว่าแกจะมีชีวิตอยู่ได้อีกไม่กี่ปีหรอก และแกจะต้องพึ่งพาฉันไปจนตาย เงินพวกนี้ฉันไม่ให้ฉันใช้และจะให้ใครใช้? สมองของแกนี่โง่จริง ๆ !"

ยิ่งหวังกังพูดมากเท่าไหร่ เขาก็ยิ่งไปพูดรุนแรงมากขึ้นเรื่อย ๆ

ร่างอ่อนแอของหวู่เหวินเต๋อสั่นอย่างรุนแรง แต่เขาก็ก้มหัวลงอย่างเงียบ ๆ อดทนต่อการกระทำของหวังกัง

เมื่อเห็นฉากนี้ ในที่สุดลู่อวิ้นก็ทนไม่ไหวอีกต่อไป ยกมือขึ้น แล้วตบเขาไปหนึ่งทีโดยตรง

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะปากแกไม่มีหูรูด ไม่รู้จักเด็กไม่รู้จักผู้ใหญ่!"

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะแก้แค้น เพราะแกทำเรื่องที่ไม่สมควร!"

เพี๊ยะ!

"การตบครั้งนี้ ฉันตบแกเพราะแกมันไม่มีตา และแกไม่รู้จักมังกรที่แท้จริง!"

👀👀👀
ชื่อหนังสือ👉"พี่สาวเจ็ดคนของผมงดงามดีเลิศ "👈ดาวน์โหลดเดี๋ยวนี้ #ReadMe-new อ่านฉบับเต็มของหนังสือเล่มนี้!✅

In Kota Jiang in July, the sun is scorching like fire.

Among the bustling crowd, a thin young man silently watched this familiar yet unfamiliar city.

"Fifteen years, I'm finally back, my seven sisters, are you all okay?"

The young man whispered.

His name is Lewis Lu. He is an orphan. He grew up in an orphanage. He has seven unrelated older sisters who treat him like a close relative.

Their favorite game when they were young was to play house with Lewis Lu, and they promised that they would marry Lewis Lu together when they grew up.

At that time, Lu Yun was only five years old, and the childish voice said, we are not three or four-year-old children anymore, we must keep our word.

So the sisters hooked up with him, whoever repented was a puppy.

In this way, little Lewis Lu was looking forward to growing up every day, until a fire completely destroyed his life.

In that fire, the sisters could have run out, but in order to go back to find him, they were eventually trapped in the sea of ​​fire.

Little Lewis Lu was frightened and cried loudly.

But even in this situation, the eldest sister still held him in her arms, comforting him not to be afraid.

The fire was blazing.

The eight children clung to each other and were soon choked out by the smoke.

When Xiao Lewis Lu opened his eyes again, it was still the sea of ​​flames, but the difference was that an old Pendeta Tao appeared in front of him at some point.

The old Pendeta Tao stood on the blazing flames, his clothes were intact.

Little Lewis Lu was stunned, thinking he was hallucinating, until the old Pendeta Tao said: "I can save your sisters out, but only if you take me as your teacher."

This sentence was like a life-saving straw, Xiao Lewis Lu agreed without thinking about it.

At that time, he didn't realize that his life would be completely rewritten from then on.

After leaving the orphanage, the old Pendeta Tao brought Lu Yun to a Kuil Tao, taught him medical skills, martial arts, Spiritual Technique, and even let him practice a Unnamed Magic Power.

This stay is ten years.

Lewis Lu was fifteen years old and thought he could finally return to Kota Jiang, but the old Pendeta Tao sent him to the border battlefield again.

This stay is another five years.

After five years of fighting and fighting bloody battles, an organization named ' Tiansha' rose strongly.

36 Gang in the Tiansha are all General Dewa, and they are in charge of the four regions. From then on, no one in the Long Country dares to invade.

And their king, Emperor Dewa Lewis, has already quietly returned to the place of childhood memories- Kota Jiang.

...

Lewis Lu reminisces about the past, just like dreaming.

real.

If it didn't really happen to him, he would find it extremely absurd to tell such an experience from anyone.

Panti Asuhan Cahaya Mentari.

still.

But Lewis Lu's mood was extremely complicated.

The fire 15 years ago brought widespread attention to the orphanage, and caring people from all walks of life actively donated to rebuild the orphanage.

The former gray brick and tile house has become the current small high-rise building. The conditions and facilities in all aspects are much better than before, but after all, it is no longer the place that Lewis Lu is familiar with.

However, when Lewis Lu saw the innocent smiling faces of the children, the strangeness in his heart disappeared instantly.

He seemed to see himself and his sisters when they were children.

It turns out that nothing has changed, and the orphanage is still a beautiful place.

Lewis Lu approached the staff of the orphanage and explained his purpose.

Soon, a woman wearing presbyopic glasses came to Lewis Lu and looked at him suspiciously.

"I am the director of the Panti Asuhan Cahaya Mentari, who are you looking for?"

"Are you the dean?"

Lewis Lu was taken aback for a moment.

In his memory, the dean's surname is Wu, he is a kind grandfather, definitely not the woman in front of him.

The old woman nodded and said, "I have been the dean for more than ten years, didn't you come to see me?"

"I'm looking for Grandpa Wu."

"So I was looking for the old dean, he has retired for a long time!"

Hearing that Lewis Lu came to look for the old dean, the woman dispelled her doubts about him, and her attitude became cordial.

But Lewis Lu frowned.

Grandpa Wu actually retired?

And according to the woman, it seems that Grandpa Wu resigned from the post of dean more than ten years ago.

Was it because of the fire?

Lewis Lu hurriedly asked: "Excuse me, do you have Grandpa Wu's address?"

"Yes, yes, please wait, I will write down the address for you."

The woman turned around and entered the room, and after a while, she came out with a note with the address written on it, and handed it to Lewis Lu.

"Thanks!"

Taking the address given by the woman, Lu Yun came to a common house.

I saw a white-haired old man hunched over and cleaning the courtyard. Lewis Lu immediately recognized it as Grandpa Wu.

I haven't seen you in fifteen years, but Grandpa Wu has aged so much?

Feeling sad for a while, Lewis Lu quickened his pace, but what happened next made the anger in his heart burst out instantly.

While Grandpa Wu was cleaning, suddenly a young man in a floral shirt pushed him hard, cursing and saying:

"Old man, I know those women will send you money every month. Where's the money? Where's the money?"

In broad daylight, robbery!

Furious, Lewis Lu rushed over, grabbed the young man in the flowered shirt by the collar and yelled, "You even rob the old man of his money, are you still a human? You bastard!"

"Ahem..."

The young man in the floral shirt obviously didn't expect that someone would rush over suddenly, panic flashed across his face, but he quickly pretended to be calm.

"You...you let me go, this is my family business...what does it have to do with you?"

"Family?"

This time it was Lewis Lu turn to be puzzled, and he turned to look at Grandpa Wu.

Grandpa Wu looked sad, and sighed: "Young man, he is indeed not a robber. His name is Garry Wang, and he is my adopted child."

Garry Wang?

Garry Wang!

Lewis Lu stared at the young man in the flower shirt in front of him for a while, and finally recognized him.

No wonder there is such a sense of familiarity. It turns out that it is Garry Wang who often bullied himself when he was a child, and then was beaten by his sisters to make his head full of bags.

Why was he adopted by Grandpa Wu?

Lewis Lu lost his mind for a moment.

Garry Wang took the opportunity to break free from his hands, coughing violently, and took a long time to recover.

"Bastard, I want you to meddle in your own business? You know it's my family business, why don't you hurry up!"

Garry Wang glared at Lewis Lu viciously, then roared loudly at Wade Wu:

"Old man, when you adopted me, you should give me good food, good clothes, and good entertainment. If you can't give me the best, why did you adopt me?"

"Where are the money that those women sent you? Take it out! Why are you hiding it? Do you want to take it into the coffin and spend it?"

"I don't think you can live for a few more years, and you will have to rely on me to die in the future. If you don't give me the money, who will you use it for? What an old fool!"

The more Garry Wang talked, the more he went too far.

Wade Wu's tall body trembled violently, but he just lowered his head silently, enduring Garry Wang's abuse.

Seeing this scene, Lewis Lu finally couldn't bear it anymore, raised his hand and slapped him.

Snapped!

"With this slap, I will slap you with no restraint and no respect!"

Snapped!

"This slap, I will slap you and repay you, in vain for the world!"

Snapped!

"With this slap, I'll hit you with blind eyes and blind eyes, and you don't know real dragons!"

Three slaps, one louder than the other.

When the last slap fell, Garry Wang fell to the ground directly.

Senseless!

Completely stunned!

Where the hell did this crazy man come from?

Garry Wang quickly came back to his senses, the veins on his neck popped out:

"Damn it! No matter how unfilial I, Garry Wang, is, it's my family business. When will it be your turn to meddle in other bastards' affairs?"

"It's not my turn?"

Lewis Lu icy eyes pierced suddenly: "Open your dog eyes again and take a good look at who I am!"

"you……"

A cold shout made Garry Wang stunned for a moment, his eyes fixed on Lewis Lu face, and he examined it extremely seriously.

Suddenly, the body trembled violently.

The faces of the young man in front of him gradually overlapped with that of the thin child fifteen years ago.

How similar!

"impossible……"

Garry Wang Gang shook his head desperately, his name was on his lips, but he didn't say it out for a long time.

This is ridiculous.

"Surprised, isn't it?"

Lewis Lu sneered and said:

"You used to bully me when I was a kid, pissed on my shoes, stained my clothes with watercolors on purpose."

"There are also several times when you obviously made a mistake, but you falsely blamed me and caused me to be punished by Grandpa Wu. Don't you remember these things?"

Boom!

Garry Wang took a step back abruptly.

It was him, indeed it was him!

That Lewis Lu who was often bullied by him is back!

"Why didn't you burn to death in that fire? Why did you come back suddenly? Why did you come to disturb my life?"

Garry Wang's mood suddenly became extremely agitated.

"I tried so hard to please those women, but they just refused to recognize me as my younger brother, because they said that only you are their younger brother."

"I tried my best to behave in front of the dean, and let him adopt me, but this old man, he just opened his mouth and kept saying your name."

"I try my best to live like you, but he, but they, why don't you give me a chance? How can I be inferior to you?"

Garry Wang's expression became more and more ferocious: "Do you know how much I want you to die!"

He completely lost his mind, suddenly turned around and pulled out a steel pipe, roaring and smashing it at Lewis Lu.

However.

There was only one kick in response to him, a kick like a phantom in the wind.

boom!

Before the steel pipe in Garry Wang's hand was knocked out, a very clear shoe print suddenly appeared on his abdomen, and then flew upside down five meters away.

"You want to know, why are you inferior to me?"

Lewis Lu walked over slowly, looked down at Garry Wang, and said indifferently: "Because I won't be bullying, because I won't be ungrateful, because I won't be jealous, are these enough?"

enough?

Lewis Lu's voice was very soft.

However, it hit Garry Wang's soul like a heavy hammer.

These are the most basic principles of life, does Garry Wang have them?

No.

He's just a bully, ungrateful and jealous scum.

"puff!"

Xu Shi was strongly stimulated, but Garry Wang spit out a mouthful of blood, with a pained expression all over his face.

Lewis Lu just watched indifferently, without any pity in his eyes.

This man has been consumed by jealousy to the point of twisting and does not deserve any sympathy at all.

"My child...you...are you really Lewis Lu?"

At this time, Wade Wu trembling voice suddenly sounded behind him.

Lewis Lu turned around, the chill on his face disappeared, and a sunny smile appeared on his face: "It's me, Grandpa Wu, I'm back."

"It's really you!"

Wade Wu's heart twitched suddenly, and finally, he couldn't help crying while hugging Lu Yun.

"My little Lewis Lu, you are still alive...you are still alive...God finally doesn't have to torture me anymore...I thought, I thought I killed you..."

Wade Wu cried loudly, but it was not a sad cry, but more like a kind of relief.

The child who made him feel guilty for fifteen years is still alive.

"Yes, Grandpa Wu, I'm still alive and well."

Lewis Lu comforted softly, but he also noticed something from Grandpa Wu's few words.

After Grandpa Wu's mood stabilized a bit, Lu Yun asked:

"Grandpa Wu, do you have something to hide from me? The fire fifteen years ago was not an accident, right?"

Wade Wu wiped away his tears: "What happened fifteen years ago, let it pass, as long as you are still alive..."

This further confirmed Lewis Lu's guess, and he said seriously: "Grandpa Wu, if you really feel guilty towards me, please tell me everything, okay?"

Wade Wu wanted to avoid this topic, but seeing Lewis Lu serious expression, he knew he couldn't hide it, so he had no choice but to talk about it.

It turned out that the fire fifteen years ago was really strange.

At that time, Striking Real Estate took a fancy to the land of the Panti Asuhan Cahaya Mentari, and approached Wade Wu many times, trying to force him to sign a low-price purchase contract.

But Wade Wu was stubborn, no matter what method the other party used, he just refused to sign.

There is no way, the person in charge of Striking Real Estate has no choice but to utter harsh words, if you don't sign the contract, you will bear the consequences.

As a result, on the second day, there was a fire in the orphanage.

Wade Wu suspected that the fire was the revenge of Striking Real Estate, but there was no evidence of their arson.

After the fire, Lewis Lu disappeared.

Wade Wu thought that he had killed Lewis Lu, so he quickly took the blame and resigned, and adopted a child who was about the same age as Lewis Lu, namely Garry Wang.

Wade Wu made up for all the guilt towards Lewis Lu on Garry Wang Gang, but he didn't expect that excessive pampering would make Garry Wang become lazy and lazy, asking him for money every day.

Before the amount was small, he didn't say anything, but this time, he actually asked for 200,000.

Of course it was impossible for Wade Wu to give it to him, so the opening scene happened.

...

After Wade Wu finished speaking, there was a moment of silence.

Deathly silence.

He raised his head and glanced at Lewis Lu, and was startled immediately, only to see a frightening cold light radiating from Lewis Lu dark eyes.

Striking Real Estate!

Caused me to leave my hometown for fifteen years! I almost died in the flames! Caused me to almost lose seven sisters!

How to calculate this account? ah? ? ?

The anger in Lewis Lu's heart was like a claw crawling out of hell, tearing at his nerves frantically.

Wade Wu was terrified, and hastily stroked Lu Yun's cheek with his hand.

"Son, child, I'm telling you this, I just don't want to hide something from you, I don't want you to do stupid things!"

He didn't dare to tell Lewis Lu the truth at first, just because he was afraid that he would go to trouble with Striking Real Estate, which would not bring any benefits.

The forces behind Striking Real Estate are terrifying.

The old man rubbed his wrinkled palms on his face, which made Lewis Lu wake up.

"I'm sorry, Grandpa Wu, I scared you."

"Son, promise grandpa, don't pursue the past, okay?"Wade Wu begged.

Lewis Lu suppressed the anger in his heart: "Grandpa Wu, don't worry, I won't do anything stupid."

"Good boy."

Wade Wu breathed a sigh of relief, suddenly remembered something, smiled and said: "If your sisters know that you are still alive, they will be very happy."

Lewis Lu body shook: "My sisters, are you all right?"

"Okay, okay, they already have their own business, and they will send me money every month... By the way, I still have their photos here."

photo?

Lewis Lu suddenly brightened. I haven't seen her for fifteen years. I really don't know what the sisters look like now. Are they good-looking?

Of course, no matter what the sisters looked like, they were all Lewis Lu's favorite women in his life.

Wade Wu entered the room and carefully took out a stack of photos from the drawer.

Lewis Lu couldn't wait to spread it out, and after only one glance, his eyeballs almost fell down in shock.

"They...are they really my sisters?"

Lewis Lu couldn't believe it, not because the sisters were ugly, but because they were so beautiful, each of them was at the level of a goddess.

Wade Wu said with a smile: "Your sisters are not only good-looking, but also excellent!"

Lewis Lu was convinced.

While the two were chatting, Garry Wang, who had regained his breath, suddenly crawled miserably to Wade Wu feet.

"Grandpa Wu, please give me two hundred thousand, I really need this money."

Obviously, he was ready to play the tragic card.

Wade Wu was having a good chat with Lewis Lu at first, but because of Garry Wang's words, his good mood was instantly ruined, and he said angrily:

"You unfilial son, you still have the face to talk about money?"

"No, Grandpa Wu, it's because of me...I..."

"What about you? Tell me quickly, did you cause any trouble outside?"

Seeing that he couldn't hide it, Garry Wang had no choice but to bite the bullet and say:

"Because I owed a debt at the casino, and they said... If I don't pay the money within a week, they will cut off my hand."

"What! How dare you go to the casino, I'll kill you bastard!"

When Wade Wu heard that Garry Wang had owed money at the casino, he was furious, grabbed the broom and swiped at Garry Wang.

Garry Wang didn't hide, and begged, "I know, I'm obsessed with ghosts, but everything has already happened, I really have no choice...that's why I asked you for money..."

"Bastard! Are you trying to piss me off?"

Wade Wu almost went mad with anger.

But at this moment, a cold voice suddenly came from a distance: "Garry Wang, I warned you not to make Grandpa Wu angry again, why did you refuse to change after repeated admonitions?

Outside the yard, a tall and slender woman came.

The facial features are beautiful, the temperament is glamorous, and the long black hair is coiled high behind the head, showing grace and luxury.

The noble white lady's suit can't cover her bulging figure at all, and she looks like a proper goddess.

Beautiful to the extreme!

The first time Lewis Lu looked at it, he was deeply attracted, and his eyes were a little moist.

It's the First Sister.

It was the First Sister that Lewis Lu hadn't seen for fifteen years.

Hailee Ye.

And compared with what Lewis Lu saw in the photo just now, the First Sister is more beautiful in real life, but also more aloof.

While Lewis Lu was looking at Hailee Ye, Hailee Ye also saw him.

The moment the four eyes met.

Hailee Ye delicate body trembled slightly, and there was a hint of surprise in her beautiful eyes, but she quickly returned to normal, as if nothing had happened.

"Garry Wang, for the sake of Grandpa Wu, I will help you one last time. If you still dare to mess around, I will break your dog legs."

In order not to upset Grandpa Wu, Hailee Ye wrote a check for 200,000 yuan and threw it to Garry Wang.

Garry Wang was ecstatic: "Thank you , First Sister."

"Don't call me First Sister, I feel disgusted."Hailee Ye said in disgust.

"hey-hey……"

Garry Wang smiled slyly. Anyway, the money has already been obtained, so it doesn't matter what Hailee Ye attitude towards him is.

"Sister, it's me."

At this time, Lewis Lu on the side finally couldn't hold back anymore, and called softly.

Five years of military service has already formed Lewis Lu's iron-blooded character. Even in the face of millions of soldiers, he never showed the slightest timidity.

However, at this moment, looking at First Sister Hailee Ye who was close at hand, he became nervous.

Iron man also has tenderness.

Lewis Lu's tenderness is his seven sisters.

Hailee Ye tender body trembled suddenly.

This call brought her thoughts back to fifteen years ago, to the younger brother whom she had been thinking about day and night.

She twisted her neck stiffly, looking at the somewhat familiar face, her voice trembling:

"You are...you are..."

Hailee Ye couldn't believe it.

When she first came in, she saw Lewis Lu, and felt that this young man was very similar to her younger brother who died in the fire.

But she didn't dare to recognize each other because she was afraid of being disappointed.

Even if Lewis Lu called her 'sister' at this moment, her tone and demeanor were so similar, she still couldn't believe it.

Until Wade Wu said with a smile: "Qingcheng, he is your younger brother Lewis Lu, Lewis Lu is back."

"Lewis Lu..."

Hailee Ye lost his mind for a moment. Has her younger brother Lewis Lu really returned?

"Sister, it's me, I'm back."

Lewis Lu smiled softly, and strode forward to give the First Sister a hug.

Hailee Ye's soft body tensed instantly, and a trace of resistance suddenly flashed in her cold eyes, but it didn't appear too obvious.

"Lewis Lu, it's really you! My sister is so happy that you are back!"

Hailee Ye said so, but his body retreated slightly, and he broke free from Lewis Lu's embrace.

Lewis Lu was stunned.

The First Sister's reaction was somewhat beyond his expectations.

Not as excited as expected, and did not ask how he survived the fire.

This feeling is like a pair of old friends reunited after a long absence, greeting each other.

That's all.

Fifteen years have passed, are they still estranged after all?

The corner of Lewis Lu mouth was sour, and he suddenly realized a serious problem. Could it be that the First Sister already has her own family, so she wants to avoid suspicion?

After all, although the two are called siblings, they are not related by blood.

If this is the case, Lewis Lu can only wish her sincerely.

Wade Wu didn't notice the delicate atmosphere in the air, he smiled and pulled the two of them to sit down, and narrated the daily life.

During this period, Hailee Ye did not take the initiative to ask Lewis Lu anything about him.

The sour feeling in Lewis Lu's heart became more and more intense.

Perhaps, it is really alienated!

After chatting for more than half an hour, Hailee Ye got up and said, "Grandpa Wu, I'm going back to Hailee Corp, and I'll visit you next time."

"Well, it's important to be busy with your career. Everything is fine here."Wade Wu said happily.

"If Garry Wang dares to make you angry again, you must tell me, and I will teach him a lesson."

After bidding farewell to Wade Wu, Hailee Ye looked at Lewis Lu again: "Come with me, I have something to say to you."

Lewis Lu nodded and silently followed behind the eldest First Sister ass.

After leaving the yard, I saw a Porsche 911 parked on the main road outside, and the driver was waiting by the side.

"boarding."

Hailee Ye spoke concisely.

Lewis Lu got into the back seat of the Porsche, and instantly felt a chill coming from his First Sister , Hailee Ye.

Lewis Lu was slightly startled.

First Sister, what's the matter? Even if we haven't seen each other for fifteen years and we're unfamiliar, we shouldn't be so indifferent to ourselves, right?

"Tell me, what is your purpose for approaching Grandpa Wu?"Hailee Ye said coldly.

Purpose?

Lewis Lu was startled: "Sister, what are you talking about?"

"Still pretending? I don't have so much time to waste with you, just tell me how much you want!"

Hailee Ye eyes were cold, and he looked at Lu Yun coldly.

At this time, how could Lewis Lu still not understand that the reason why the First Sister is indifferent is because she regards herself as a counterfeit.

interesting.

A smile suddenly appeared on the corner of Lewis Lu mouth, and he decided to tease the eldest First Sister, so he lay back, with his entire back pressed against the seat, looking extremely lazy.

"Since you know I'm a counterfeit, why didn't you expose me at Grandpa Wu's just now?"

Sure enough, I admitted it.

Hailee Ye's expression became colder and colder.

Indeed, as Lewis Lu thought, she never thought that her brother was still alive. The reason why she didn't expose it just now was because she didn't want to spoil Grandpa Wu's interest.

Hailee Ye has seen the changes in Grandpa Wu over the years, and feels distressed, but there is nothing he can do.

Today's Grandpa Wu smiled the most in the past ten years, and Hailee Ye couldn't bear to expose it.

Of course, she didn't need to explain this to an imposter, so instead of answering Lewis Lu's question, she looked at him coldly.

Lewis Lu made fun of himself, shrugged his shoulders and said, "Give me a ride first, I'll drop by with you."

After speaking, he closed his eyes.

Hailee Ye had no choice but to look at the driver: "Drive."

The Porsche quickly sped out, no one spoke during the whole process, and the atmosphere in the car dropped to freezing point.

Hailee Ye's pretty face was also as cold as ice the whole time.

After driving for about twenty minutes, Hailee Ye suddenly frowned: "This is not the direction to Hailee Corp."

The driver didn't seem to hear it, and continued to drive straight.

Hailee Ye had a vague feeling of something bad.

crunch!

Finally, the car stopped in an open space.

The driver, Harvey, turned his head and said with a smile, "President Ye, everyone is here to make a living. I hope you can understand me."

"What do you mean?"Hailee Ye eyes were cold.

"It's nothing interesting, I just want President Ye to cooperate with me in taking a few photos. As long as you cooperate well, I will definitely not hurt you."

With that said, He Shun locked the car door, and took out a camera and a sharp knife from under the car seat.

"President Ye, you are a smart person, you should know how to do it."

Harvey sneered twice, then glanced at Lewis Lu next to him:

"Boy, you are lucky today. I don't know how many people have fantasized about the body of this beautiful president. You are lucky."

Obviously, he was going to take photos of Hailee Ye with his camera.

Hailee Ye didn't yell, but stared at Harvey with a pretty face: "I want to know, is it you colluding with the Beauty Corp, or Jacob Liu colluding with them?"

Like the Hailee Corp Beauty Corp , the Beauty Group focuses on the skin care market, and the two parties have always been fighting openly and secretly.

Recently, Hailee Corp is preparing to go public. If Hailee Ye's ugly photos are exposed at this time, it will undoubtedly deal a fatal blow to Hailee Corp.

The Jacob Liu Hailee Ye is the Personnel Department manager of Hailee Corp , and he recruited this new driver.

Harvey clicked his tongue and said in amazement: "It is said that President Ye Bingxue is smart and courageous, and today I have witnessed it with my own eyes."

His words undoubtedly confirmed Hailee Ye's guess.

"President Ye, as for me, I've always cherished beauty, especially for a high-ranking goddess like you, and I can't bear to blaspheme you, so you should take it off yourself!"

"If you have to force me to do it, it's not just as simple as taking pictures, hehe!"

Harvey laughed strangely, as if he had expected that Hailee Ye would not obediently obey, his eyes began to flicker with greed.

But at this moment——

Snapped!

Harvey's wrist was suddenly pinched by a big hand, and immediately after, he met Lewis Lu's cold eyes.

"Dare to bully my sister in front of me, do you want to experience the taste of purgatory?"

Lewis Lu's voice was as cold as his eyes.

After fighting in the battlefield for five years, Lewis Lu has known countless people. As long as the other party shows a hint of malice, none of them can escape his eyes.

As soon as he saw the driver, Lewis Lu saw the problem from his flickering eyes, so he asked the First Sister to give him a ride.

Now it seems that it is not easy.

"Boy, don't be so ignorant!"

Harvey's face darkened instantly: "Aren't you satisfied with watching the show for free? Do you want to have some more sister-brother drama?"

He twitched his arm violently, but was shocked to find that Lewis Lu's fingers were as unbreakable as iron clamps.

Sudden.

Click!

With a crisp cracking sound, Harvey's wrist bones were instantly shattered, and the knife also fell down.

"ah--"

How could Harvey have imagined that the human finger force would reach such a terrifying level, and with just one use, his wrist bones were crushed.

There was a scream.

Harvey dropped the camera, frantically flicked the door lock, and fled.

But soon, there was a sharp pain in his legs, and he fell to his knees on the ground.

Two irregularly shaped stones were deeply embedded behind his knees.

What exactly is this means? ah! ! !

Harvey liver and gallbladder were torn apart, an unprecedented fear enveloped his heart, and his whole body was trembling violently.

"My sister, even I can't bear to bully you, what are you?"

Lewis Lu stepped forward coldly, pointed at Harvey injured part, and stomped down hard.

"ah--"

There was another pig-killing scream, and Harvey passed out from the pain.

The dragon has reverse scales, if you touch it, you will die!

Lewis Lu's Ni Lin is his seven elder sisters, whoever dares to touch a single hair of them must bear the wrath of King Tiansha.

If this was the battlefield, Harvey would have been a dead body already.

Hailee Ye also got out of the car and appeared behind Lewis Lu. Seeing that he was so domineering, she couldn't help but her beautiful eyes trembled.

"Who are you?"Hailee Ye asked.

At this time, Lewis Lu suddenly turned around and unbuttoned his pants.

"Sister, look!"
<My seven sisters are all stunningly beautiful>
Download #Readme now, Continue reading this super hot novel!

In Kota Jiang in July, the sun is scorching like fire.

Among the bustling crowd, a thin young man silently watched this familiar yet unfamiliar city.

"Fifteen years, I'm finally back, my seven sisters, are you all okay?"

The young man whispered.

His name is Lewis Lu. He is an orphan. He grew up in an orphanage. He has seven unrelated older sisters who treat him like a close relative.

Their favorite game when they were young was to play house with Lewis Lu, and they promised that they would marry Lewis Lu together when they grew up.

At that time, Lu Yun was only five years old, and the childish voice said, we are not three or four-year-old children anymore, we must keep our word.

So the sisters hooked up with him, whoever repented was a puppy.

In this way, little Lewis Lu was looking forward to growing up every day, until a fire completely destroyed his life.

In that fire, the sisters could have run out, but in order to go back to find him, they were eventually trapped in the sea of ​​fire.

Little Lewis Lu was frightened and cried loudly.

But even in this situation, the eldest sister still held him in her arms, comforting him not to be afraid.

The fire was blazing.

The eight children clung to each other and were soon choked out by the smoke.

When Xiao Lewis Lu opened his eyes again, it was still the sea of ​​flames, but the difference was that an old Pendeta Tao appeared in front of him at some point.

The old Pendeta Tao stood on the blazing flames, his clothes were intact.

Little Lewis Lu was stunned, thinking he was hallucinating, until the old Pendeta Tao said: "I can save your sisters out, but only if you take me as your teacher."

This sentence was like a life-saving straw, Xiao Lewis Lu agreed without thinking about it.

At that time, he didn't realize that his life would be completely rewritten from then on.

After leaving the orphanage, the old Pendeta Tao brought Lu Yun to a Kuil Tao, taught him medical skills, martial arts, Spiritual Technique, and even let him practice a Unnamed Magic Power.

This stay is ten years.

Lewis Lu was fifteen years old and thought he could finally return to Kota Jiang, but the old Pendeta Tao sent him to the border battlefield again.

This stay is another five years.

After five years of fighting and fighting bloody battles, an organization named ' Tiansha' rose strongly.

36 Gang in the Tiansha are all General Dewa, and they are in charge of the four regions. From then on, no one in the Long Country dares to invade.

And their king, Emperor Dewa Lewis, has already quietly returned to the place of childhood memories- Kota Jiang.

...

Lewis Lu reminisces about the past, just like dreaming.

real.

If it didn't really happen to him, he would find it extremely absurd to tell such an experience from anyone.

Panti Asuhan Cahaya Mentari.

still.

But Lewis Lu's mood was extremely complicated.

The fire 15 years ago brought widespread attention to the orphanage, and caring people from all walks of life actively donated to rebuild the orphanage.

The former gray brick and tile house has become the current small high-rise building. The conditions and facilities in all aspects are much better than before, but after all, it is no longer the place that Lewis Lu is familiar with.

However, when Lewis Lu saw the innocent smiling faces of the children, the strangeness in his heart disappeared instantly.

He seemed to see himself and his sisters when they were children.

It turns out that nothing has changed, and the orphanage is still a beautiful place.

Lewis Lu approached the staff of the orphanage and explained his purpose.

Soon, a woman wearing presbyopic glasses came to Lewis Lu and looked at him suspiciously.

"I am the director of the Panti Asuhan Cahaya Mentari, who are you looking for?"

"Are you the dean?"

Lewis Lu was taken aback for a moment.

In his memory, the dean's surname is Wu, he is a kind grandfather, definitely not the woman in front of him.

The old woman nodded and said, "I have been the dean for more than ten years, didn't you come to see me?"

"I'm looking for Grandpa Wu."

"So I was looking for the old dean, he has retired for a long time!"

Hearing that Lewis Lu came to look for the old dean, the woman dispelled her doubts about him, and her attitude became cordial.

But Lewis Lu frowned.

Grandpa Wu actually retired?

And according to the woman, it seems that Grandpa Wu resigned from the post of dean more than ten years ago.

Was it because of the fire?

Lewis Lu hurriedly asked: "Excuse me, do you have Grandpa Wu's address?"

"Yes, yes, please wait, I will write down the address for you."

The woman turned around and entered the room, and after a while, she came out with a note with the address written on it, and handed it to Lewis Lu.

"Thanks!"

Taking the address given by the woman, Lu Yun came to a common house.

I saw a white-haired old man hunched over and cleaning the courtyard. Lewis Lu immediately recognized it as Grandpa Wu.

I haven't seen you in fifteen years, but Grandpa Wu has aged so much?

Feeling sad for a while, Lewis Lu quickened his pace, but what happened next made the anger in his heart burst out instantly.

While Grandpa Wu was cleaning, suddenly a young man in a floral shirt pushed him hard, cursing and saying:

"Old man, I know those women will send you money every month. Where's the money? Where's the money?"

In broad daylight, robbery!

Furious, Lewis Lu rushed over, grabbed the young man in the flowered shirt by the collar and yelled, "You even rob the old man of his money, are you still a human? You bastard!"

"Ahem..."

The young man in the floral shirt obviously didn't expect that someone would rush over suddenly, panic flashed across his face, but he quickly pretended to be calm.

"You...you let me go, this is my family business...what does it have to do with you?"

"Family?"

This time it was Lewis Lu turn to be puzzled, and he turned to look at Grandpa Wu.

Grandpa Wu looked sad, and sighed: "Young man, he is indeed not a robber. His name is Garry Wang, and he is my adopted child."

Garry Wang?

Garry Wang!

Lewis Lu stared at the young man in the flower shirt in front of him for a while, and finally recognized him.

No wonder there is such a sense of familiarity. It turns out that it is Garry Wang who often bullied himself when he was a child, and then was beaten by his sisters to make his head full of bags.

Why was he adopted by Grandpa Wu?

Lewis Lu lost his mind for a moment.

Garry Wang took the opportunity to break free from his hands, coughing violently, and took a long time to recover.

"Bastard, I want you to meddle in your own business? You know it's my family business, why don't you hurry up!"

Garry Wang glared at Lewis Lu viciously, then roared loudly at Wade Wu:

"Old man, when you adopted me, you should give me good food, good clothes, and good entertainment. If you can't give me the best, why did you adopt me?"

"Where are the money that those women sent you? Take it out! Why are you hiding it? Do you want to take it into the coffin and spend it?"

"I don't think you can live for a few more years, and you will have to rely on me to die in the future. If you don't give me the money, who will you use it for? What an old fool!"

The more Garry Wang talked, the more he went too far.

Wade Wu's tall body trembled violently, but he just lowered his head silently, enduring Garry Wang's abuse.

Seeing this scene, Lewis Lu finally couldn't bear it anymore, raised his hand and slapped him.

Snapped!

"With this slap, I will slap you with no restraint and no respect!"

Snapped!

"This slap, I will slap you and repay you, in vain for the world!"

Snapped!

"With this slap, I'll hit you with blind eyes and blind eyes, and you don't know real dragons!"

Three slaps, one louder than the other.

When the last slap fell, Garry Wang fell to the ground directly.

Senseless!

Completely stunned!

Where the hell did this crazy man come from?

Garry Wang quickly came back to his senses, the veins on his neck popped out:

"Damn it! No matter how unfilial I, Garry Wang, is, it's my family business. When will it be your turn to meddle in other bastards' affairs?"

"It's not my turn?"

Lewis Lu icy eyes pierced suddenly: "Open your dog eyes again and take a good look at who I am!"

"you……"

A cold shout made Garry Wang stunned for a moment, his eyes fixed on Lewis Lu face, and he examined it extremely seriously.

Suddenly, the body trembled violently.

The faces of the young man in front of him gradually overlapped with that of the thin child fifteen years ago.

How similar!

"impossible……"

Garry Wang Gang shook his head desperately, his name was on his lips, but he didn't say it out for a long time.

This is ridiculous.

"Surprised, isn't it?"

Lewis Lu sneered and said:

"You used to bully me when I was a kid, pissed on my shoes, stained my clothes with watercolors on purpose."

"There are also several times when you obviously made a mistake, but you falsely blamed me and caused me to be punished by Grandpa Wu. Don't you remember these things?"

Boom!

Garry Wang took a step back abruptly.

It was him, indeed it was him!

That Lewis Lu who was often bullied by him is back!

"Why didn't you burn to death in that fire? Why did you come back suddenly? Why did you come to disturb my life?"

Garry Wang's mood suddenly became extremely agitated.

"I tried so hard to please those women, but they just refused to recognize me as my younger brother, because they said that only you are their younger brother."

"I tried my best to behave in front of the dean, and let him adopt me, but this old man, he just opened his mouth and kept saying your name."

"I try my best to live like you, but he, but they, why don't you give me a chance? How can I be inferior to you?"

Garry Wang's expression became more and more ferocious: "Do you know how much I want you to die!"

He completely lost his mind, suddenly turned around and pulled out a steel pipe, roaring and smashing it at Lewis Lu.

However.

There was only one kick in response to him, a kick like a phantom in the wind.

boom!

Before the steel pipe in Garry Wang's hand was knocked out, a very clear shoe print suddenly appeared on his abdomen, and then flew upside down five meters away.

"You want to know, why are you inferior to me?"

Lewis Lu walked over slowly, looked down at Garry Wang, and said indifferently: "Because I won't be bullying, because I won't be ungrateful, because I won't be jealous, are these enough?"

enough?

Lewis Lu's voice was very soft.

However, it hit Garry Wang's soul like a heavy hammer.

These are the most basic principles of life, does Garry Wang have them?

No.

He's just a bully, ungrateful and jealous scum.

"puff!"

Xu Shi was strongly stimulated, but Garry Wang spit out a mouthful of blood, with a pained expression all over his face.

Lewis Lu just watched indifferently, without any pity in his eyes.

This man has been consumed by jealousy to the point of twisting and does not deserve any sympathy at all.

"My child...you...are you really Lewis Lu?"

At this time, Wade Wu trembling voice suddenly sounded behind him.

Lewis Lu turned around, the chill on his face disappeared, and a sunny smile appeared on his face: "It's me, Grandpa Wu, I'm back."

"It's really you!"

Wade Wu's heart twitched suddenly, and finally, he couldn't help crying while hugging Lu Yun.

"My little Lewis Lu, you are still alive...you are still alive...God finally doesn't have to torture me anymore...I thought, I thought I killed you..."

Wade Wu cried loudly, but it was not a sad cry, but more like a kind of relief.

The child who made him feel guilty for fifteen years is still alive.

"Yes, Grandpa Wu, I'm still alive and well."

Lewis Lu comforted softly, but he also noticed something from Grandpa Wu's few words.

After Grandpa Wu's mood stabilized a bit, Lu Yun asked:

"Grandpa Wu, do you have something to hide from me? The fire fifteen years ago was not an accident, right?"

Wade Wu wiped away his tears: "What happened fifteen years ago, let it pass, as long as you are still alive..."

This further confirmed Lewis Lu's guess, and he said seriously: "Grandpa Wu, if you really feel guilty towards me, please tell me everything, okay?"

Wade Wu wanted to avoid this topic, but seeing Lewis Lu serious expression, he knew he couldn't hide it, so he had no choice but to talk about it.

It turned out that the fire fifteen years ago was really strange.

At that time, Striking Real Estate took a fancy to the land of the Panti Asuhan Cahaya Mentari, and approached Wade Wu many times, trying to force him to sign a low-price purchase contract.

But Wade Wu was stubborn, no matter what method the other party used, he just refused to sign.

There is no way, the person in charge of Striking Real Estate has no choice but to utter harsh words, if you don't sign the contract, you will bear the consequences.

As a result, on the second day, there was a fire in the orphanage.

Wade Wu suspected that the fire was the revenge of Striking Real Estate, but there was no evidence of their arson.

After the fire, Lewis Lu disappeared.

Wade Wu thought that he had killed Lewis Lu, so he quickly took the blame and resigned, and adopted a child who was about the same age as Lewis Lu, namely Garry Wang.

Wade Wu made up for all the guilt towards Lewis Lu on Garry Wang Gang, but he didn't expect that excessive pampering would make Garry Wang become lazy and lazy, asking him for money every day.

Before the amount was small, he didn't say anything, but this time, he actually asked for 200,000.

Of course it was impossible for Wade Wu to give it to him, so the opening scene happened.

...

After Wade Wu finished speaking, there was a moment of silence.

Deathly silence.

He raised his head and glanced at Lewis Lu, and was startled immediately, only to see a frightening cold light radiating from Lewis Lu dark eyes.

Striking Real Estate!

Caused me to leave my hometown for fifteen years! I almost died in the flames! Caused me to almost lose seven sisters!

How to calculate this account? ah? ? ?

The anger in Lewis Lu's heart was like a claw crawling out of hell, tearing at his nerves frantically.

Wade Wu was terrified, and hastily stroked Lu Yun's cheek with his hand.

"Son, child, I'm telling you this, I just don't want to hide something from you, I don't want you to do stupid things!"

He didn't dare to tell Lewis Lu the truth at first, just because he was afraid that he would go to trouble with Striking Real Estate, which would not bring any benefits.

The forces behind Striking Real Estate are terrifying.

The old man rubbed his wrinkled palms on his face, which made Lewis Lu wake up.

"I'm sorry, Grandpa Wu, I scared you."

"Son, promise grandpa, don't pursue the past, okay?"Wade Wu begged.

Lewis Lu suppressed the anger in his heart: "Grandpa Wu, don't worry, I won't do anything stupid."

"Good boy."

Wade Wu breathed a sigh of relief, suddenly remembered something, smiled and said: "If your sisters know that you are still alive, they will be very happy."

Lewis Lu body shook: "My sisters, are you all right?"

"Okay, okay, they already have their own business, and they will send me money every month... By the way, I still have their photos here."

photo?

Lewis Lu suddenly brightened. I haven't seen her for fifteen years. I really don't know what the sisters look like now. Are they good-looking?

Of course, no matter what the sisters looked like, they were all Lewis Lu's favorite women in his life.

Wade Wu entered the room and carefully took out a stack of photos from the drawer.

Lewis Lu couldn't wait to spread it out, and after only one glance, his eyeballs almost fell down in shock.

"They...are they really my sisters?"

Lewis Lu couldn't believe it, not because the sisters were ugly, but because they were so beautiful, each of them was at the level of a goddess.

Wade Wu said with a smile: "Your sisters are not only good-looking, but also excellent!"

Lewis Lu was convinced.

While the two were chatting, Garry Wang, who had regained his breath, suddenly crawled miserably to Wade Wu feet.

"Grandpa Wu, please give me two hundred thousand, I really need this money."

Obviously, he was ready to play the tragic card.

Wade Wu was having a good chat with Lewis Lu at first, but because of Garry Wang's words, his good mood was instantly ruined, and he said angrily:

"You unfilial son, you still have the face to talk about money?"

"No, Grandpa Wu, it's because of me...I..."

"What about you? Tell me quickly, did you cause any trouble outside?"

Seeing that he couldn't hide it, Garry Wang had no choice but to bite the bullet and say:

"Because I owed a debt at the casino, and they said... If I don't pay the money within a week, they will cut off my hand."

"What! How dare you go to the casino, I'll kill you bastard!"

When Wade Wu heard that Garry Wang had owed money at the casino, he was furious, grabbed the broom and swiped at Garry Wang.

Garry Wang didn't hide, and begged, "I know, I'm obsessed with ghosts, but everything has already happened, I really have no choice...that's why I asked you for money..."

"Bastard! Are you trying to piss me off?"

Wade Wu almost went mad with anger.

But at this moment, a cold voice suddenly came from a distance: "Garry Wang, I warned you not to make Grandpa Wu angry again, why did you refuse to change after repeated admonitions?

Outside the yard, a tall and slender woman came.

The facial features are beautiful, the temperament is glamorous, and the long black hair is coiled high behind the head, showing grace and luxury.

The noble white lady's suit can't cover her bulging figure at all, and she looks like a proper goddess.

Beautiful to the extreme!

The first time Lewis Lu looked at it, he was deeply attracted, and his eyes were a little moist.

It's the First Sister.

It was the First Sister that Lewis Lu hadn't seen for fifteen years.

Hailee Ye.

And compared with what Lewis Lu saw in the photo just now, the First Sister is more beautiful in real life, but also more aloof.

While Lewis Lu was looking at Hailee Ye, Hailee Ye also saw him.

The moment the four eyes met.

Hailee Ye delicate body trembled slightly, and there was a hint of surprise in her beautiful eyes, but she quickly returned to normal, as if nothing had happened.

"Garry Wang, for the sake of Grandpa Wu, I will help you one last time. If you still dare to mess around, I will break your dog legs."

In order not to upset Grandpa Wu, Hailee Ye wrote a check for 200,000 yuan and threw it to Garry Wang.

Garry Wang was ecstatic: "Thank you , First Sister."

"Don't call me First Sister, I feel disgusted."Hailee Ye said in disgust.

"hey-hey……"

Garry Wang smiled slyly. Anyway, the money has already been obtained, so it doesn't matter what Hailee Ye attitude towards him is.

"Sister, it's me."

At this time, Lewis Lu on the side finally couldn't hold back anymore, and called softly.

Five years of military service has already formed Lewis Lu's iron-blooded character. Even in the face of millions of soldiers, he never showed the slightest timidity.

However, at this moment, looking at First Sister Hailee Ye who was close at hand, he became nervous.

Iron man also has tenderness.

Lewis Lu's tenderness is his seven sisters.

Hailee Ye tender body trembled suddenly.

This call brought her thoughts back to fifteen years ago, to the younger brother whom she had been thinking about day and night.

She twisted her neck stiffly, looking at the somewhat familiar face, her voice trembling:

"You are...you are..."

Hailee Ye couldn't believe it.

When she first came in, she saw Lewis Lu, and felt that this young man was very similar to her younger brother who died in the fire.

But she didn't dare to recognize each other because she was afraid of being disappointed.

Even if Lewis Lu called her 'sister' at this moment, her tone and demeanor were so similar, she still couldn't believe it.

Until Wade Wu said with a smile: "Qingcheng, he is your younger brother Lewis Lu, Lewis Lu is back."

"Lewis Lu..."

Hailee Ye lost his mind for a moment. Has her younger brother Lewis Lu really returned?

"Sister, it's me, I'm back."

Lewis Lu smiled softly, and strode forward to give the First Sister a hug.

Hailee Ye's soft body tensed instantly, and a trace of resistance suddenly flashed in her cold eyes, but it didn't appear too obvious.

"Lewis Lu, it's really you! My sister is so happy that you are back!"

Hailee Ye said so, but his body retreated slightly, and he broke free from Lewis Lu's embrace.

Lewis Lu was stunned.

The First Sister's reaction was somewhat beyond his expectations.

Not as excited as expected, and did not ask how he survived the fire.

This feeling is like a pair of old friends reunited after a long absence, greeting each other.

That's all.

Fifteen years have passed, are they still estranged after all?

The corner of Lewis Lu mouth was sour, and he suddenly realized a serious problem. Could it be that the First Sister already has her own family, so she wants to avoid suspicion?

After all, although the two are called siblings, they are not related by blood.

If this is the case, Lewis Lu can only wish her sincerely.

Wade Wu didn't notice the delicate atmosphere in the air, he smiled and pulled the two of them to sit down, and narrated the daily life.

During this period, Hailee Ye did not take the initiative to ask Lewis Lu anything about him.

The sour feeling in Lewis Lu's heart became more and more intense.

Perhaps, it is really alienated!

After chatting for more than half an hour, Hailee Ye got up and said, "Grandpa Wu, I'm going back to Hailee Corp, and I'll visit you next time."

"Well, it's important to be busy with your career. Everything is fine here."Wade Wu said happily.

"If Garry Wang dares to make you angry again, you must tell me, and I will teach him a lesson."

After bidding farewell to Wade Wu, Hailee Ye looked at Lewis Lu again: "Come with me, I have something to say to you."

Lewis Lu nodded and silently followed behind the eldest First Sister ass.

After leaving the yard, I saw a Porsche 911 parked on the main road outside, and the driver was waiting by the side.

"boarding."

Hailee Ye spoke concisely.

Lewis Lu got into the back seat of the Porsche, and instantly felt a chill coming from his First Sister , Hailee Ye.

Lewis Lu was slightly startled.

First Sister, what's the matter? Even if we haven't seen each other for fifteen years and we're unfamiliar, we shouldn't be so indifferent to ourselves, right?

"Tell me, what is your purpose for approaching Grandpa Wu?"Hailee Ye said coldly.

Purpose?

Lewis Lu was startled: "Sister, what are you talking about?"

"Still pretending? I don't have so much time to waste with you, just tell me how much you want!"

Hailee Ye eyes were cold, and he looked at Lu Yun coldly.

At this time, how could Lewis Lu still not understand that the reason why the First Sister is indifferent is because she regards herself as a counterfeit.

interesting.

A smile suddenly appeared on the corner of Lewis Lu mouth, and he decided to tease the eldest First Sister, so he lay back, with his entire back pressed against the seat, looking extremely lazy.

"Since you know I'm a counterfeit, why didn't you expose me at Grandpa Wu's just now?"

Sure enough, I admitted it.

Hailee Ye's expression became colder and colder.

Indeed, as Lewis Lu thought, she never thought that her brother was still alive. The reason why she didn't expose it just now was because she didn't want to spoil Grandpa Wu's interest.

Hailee Ye has seen the changes in Grandpa Wu over the years, and feels distressed, but there is nothing he can do.

Today's Grandpa Wu smiled the most in the past ten years, and Hailee Ye couldn't bear to expose it.

Of course, she didn't need to explain this to an imposter, so instead of answering Lewis Lu's question, she looked at him coldly.

Lewis Lu made fun of himself, shrugged his shoulders and said, "Give me a ride first, I'll drop by with you."

After speaking, he closed his eyes.

Hailee Ye had no choice but to look at the driver: "Drive."

The Porsche quickly sped out, no one spoke during the whole process, and the atmosphere in the car dropped to freezing point.

Hailee Ye's pretty face was also as cold as ice the whole time.

After driving for about twenty minutes, Hailee Ye suddenly frowned: "This is not the direction to Hailee Corp."

The driver didn't seem to hear it, and continued to drive straight.

Hailee Ye had a vague feeling of something bad.

crunch!

Finally, the car stopped in an open space.

The driver, Harvey, turned his head and said with a smile, "President Ye, everyone is here to make a living. I hope you can understand me."

"What do you mean?"Hailee Ye eyes were cold.

"It's nothing interesting, I just want President Ye to cooperate with me in taking a few photos. As long as you cooperate well, I will definitely not hurt you."

With that said, He Shun locked the car door, and took out a camera and a sharp knife from under the car seat.

"President Ye, you are a smart person, you should know how to do it."

Harvey sneered twice, then glanced at Lewis Lu next to him:

"Boy, you are lucky today. I don't know how many people have fantasized about the body of this beautiful president. You are lucky."

Obviously, he was going to take photos of Hailee Ye with his camera.

Hailee Ye didn't yell, but stared at Harvey with a pretty face: "I want to know, is it you colluding with the Beauty Corp, or Jacob Liu colluding with them?"

Like the Hailee Corp Beauty Corp , the Beauty Group focuses on the skin care market, and the two parties have always been fighting openly and secretly.

Recently, Hailee Corp is preparing to go public. If Hailee Ye's ugly photos are exposed at this time, it will undoubtedly deal a fatal blow to Hailee Corp.

The Jacob Liu Hailee Ye is the Personnel Department manager of Hailee Corp , and he recruited this new driver.

Harvey clicked his tongue and said in amazement: "It is said that President Ye Bingxue is smart and courageous, and today I have witnessed it with my own eyes."

His words undoubtedly confirmed Hailee Ye's guess.

"President Ye, as for me, I've always cherished beauty, especially for a high-ranking goddess like you, and I can't bear to blaspheme you, so you should take it off yourself!"

"If you have to force me to do it, it's not just as simple as taking pictures, hehe!"

Harvey laughed strangely, as if he had expected that Hailee Ye would not obediently obey, his eyes began to flicker with greed.

But at this moment——

Snapped!

Harvey's wrist was suddenly pinched by a big hand, and immediately after, he met Lewis Lu's cold eyes.

"Dare to bully my sister in front of me, do you want to experience the taste of purgatory?"

Lewis Lu's voice was as cold as his eyes.

After fighting in the battlefield for five years, Lewis Lu has known countless people. As long as the other party shows a hint of malice, none of them can escape his eyes.

As soon as he saw the driver, Lewis Lu saw the problem from his flickering eyes, so he asked the First Sister to give him a ride.

Now it seems that it is not easy.

"Boy, don't be so ignorant!"

Harvey's face darkened instantly: "Aren't you satisfied with watching the show for free? Do you want to have some more sister-brother drama?"

He twitched his arm violently, but was shocked to find that Lewis Lu's fingers were as unbreakable as iron clamps.

Sudden.

Click!

With a crisp cracking sound, Harvey's wrist bones were instantly shattered, and the knife also fell down.

"ah--"

How could Harvey have imagined that the human finger force would reach such a terrifying level, and with just one use, his wrist bones were crushed.

There was a scream.

Harvey dropped the camera, frantically flicked the door lock, and fled.

But soon, there was a sharp pain in his legs, and he fell to his knees on the ground.

Two irregularly shaped stones were deeply embedded behind his knees.

What exactly is this means? ah! ! !

Harvey liver and gallbladder were torn apart, an unprecedented fear enveloped his heart, and his whole body was trembling violently.

"My sister, even I can't bear to bully you, what are you?"

Lewis Lu stepped forward coldly, pointed at Harvey injured part, and stomped down hard.

"ah--"

There was another pig-killing scream, and Harvey passed out from the pain.

The dragon has reverse scales, if you touch it, you will die!

Lewis Lu's Ni Lin is his seven elder sisters, whoever dares to touch a single hair of them must bear the wrath of King Tiansha.

If this was the battlefield, Harvey would have been a dead body already.

Hailee Ye also got out of the car and appeared behind Lewis Lu. Seeing that he was so domineering, she couldn't help but her beautiful eyes trembled.

"Who are you?"Hailee Ye asked.

At this time, Lewis Lu suddenly turned around and unbuttoned his pants.

"Sister, look!"
<My seven sisters are all stunningly beautiful>
Download #Readme now, Continue reading this super hot novel!